Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Metode ekstraksi yang digunakan yaitu ekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut etanol
70%. Setelah didapat ekstrak kemudian dilakukan pembuatan serbuk ekstrak daun bayam (
Amaranthus hybridus L.). Untuk membuat formulasi dan optimasi bahan tambahan menggunakan
Vivapur 101 dalam formulasi sediaan kapsul ekstrak daun bayam ( Amaranthus hybridus L.). Setelah
didapat serbuk ekstrak kering dibuat granul dengan cara granulasi basah. Setelah granul kering
kemudian formula dimasukkan ke dalam cangkang kapsul. Sediaan kapsul ekstrak daun bayam (
Amaranthus hybridus L.) di evaluasi meliputi ; uji keseragaman bobot dan uji waktu hancur. Tujuan
dilakukan evaluasi adalah untuk mengetahui sediaan kapsul yang sesuai dengan persyaratan yang ada
di farmakope Indonesia edisi III. Dari hasil evaluasi uji keseragaman bobot diperoleh rata – rata berat
tiap isi kapsul 267,07 mg. Pada hasil uji waktu hancur untuk kontrol replikasi I rata – rata 9 menit,
replikasi II rata – rata 10 menit 33 detik, replikasi III rata – rata 10 menit 51 detik. Sedangakan
untuk kapsul replikasi I rata – rata 4 menit 56 detik, kapsul replikasi II rata – rata 9 menit 27 detik,
kapsul replikasi III rata – rata 4 menit 14 detik. Dari hasil evaluasi formulasi kapsul dengan uji
keseragaman bobot dan waktu hancur telah memenuhi persyaratan.
Kata Kunci : ekstrak daun bayam (Amaranthus hybridus L.), formulasi kapsul
ABSTRACT
Extraction method used is the extraction of maceration by using 70% ethanol solvent. After extract
obtained then made the powder of spinach leaf extract (Amaranthus hybridus L.). To prepare the formulation and
optimization of additives using Vivapur 101 in a formulation of spinach leaf extract capsules (Amaranthus
hybridus L.). After obtained powder extract of dried granules made by granulation wet. After the granules are dry
then the formula is put into the capsule shell. Spinach leaf extract capsules (Amaranthus hybridus L.) in the
evaluation include; weight uniformity test and time test destroyed. The purpose of the evaluation is to find out the
capsule preparations in accordance with the requirements in pharmacopoeia Indonesia edition III. From the
evaluation result of weight uniformity test, the average weight of each capsule content is 267,07 mg. In the crushed
timing test for replication control I average 9 minutes, replication II averaged 10 minutes 33 seconds, replication
III averaged 10 minutes 51 seconds. While for replication capsule I average 4 minutes 56 second, capsule
replication II average 9 minute 27 second, replication cap III average 4 minute 14 second. From the evaluation
of capsule formulation with weight uniformity test and crushed time have fulfilled the requirement.
METODOLOGI PENELITIAN
Alat : dipilih daun bayam yang masih segar
dan berwarna hijau muda. Setelah
Timbangan Analitik, disortir cuci bersih 50 kg daun bayam
Desintegrator tester, Beker gelas, yang masih segar dikeringkan dengan
Stopwatch, Lemari Pengering, cara dioven dalam suhu 50ºC selama 1
Waterbath, Kompor Listrik, Pipet jam hingga mendapatkan simplisia
Tetes, Ayakan, Loyang, Batang kering sebanyak 1 kg. Setelah itu di
Pengaduk, Spatel, Mortir dan stamper. blender hingga menjadi serbuk.
Bahan : 2. Ekstraksi
Vivapur 101, Amillum Jagung, Proses ektraksi dengan menggunakan
Aerosil, Talk, Magnesium Stearat, etanol 70% dengan perendaman
Simplisia Daun Bayam, Etanol 70%, sebanyak 1000 gr serbuk dengan 10
Aquadest, kertas perkamen, Kertas Liter etanol 70% selama 3 x 24 jam
Saring. dengan beberapa kali pengadukan,
Prosedur Penelitian simpan dalam suhu kamar. Selama
melakukan perendaman pelarut diganti
1. Pembuatan Serbuk Simplisia untuk mendapatkan zat yang masih
Daun Bayam (Amaranthus hybridus tertinggal diperendaman sebelumnya.
L.) diambil dari UD Juragan Jamu Setelah 3 x 24 jam saring filtrat dengan
Yogyakarta. Prosedur pembuatan kertas saring, kemudian filtrat
simplisia telah terstandarisasi dan dipekatkan dengan waterbath. Ekstrak
memiliki sertifikat. Pada proses sortir hasil maserasi dikentalkan
menggunakan waterbath kemudia
hingga 125% yang tertera pada etiket menyimpang lebih dari persyaratan.
dan simpangan baku relative dari 10 Untuk makna dari adalah untuk
satuan sediaan kurang dari atau sama mengetahui nilai rata – rata dari hasil
dengan 6%. evaluasi uji keseragaman bobot
Berdasarkan persyaratan kapsul yang dibuat. Sedangkan
Farmakope Indonesia Edisi IV bahwa makna dari SD adalah untuk
kapsul dengan bobot rata – rata 120 menggambarkan tingkat penyebaran
mg tidak boleh memiliki perbedaan data dari nilai rata – rata.
dalam persen bobot isi tiap kapsul
terhadap bobot rata – rata isi kapsul Berdasarkan sediaan kapsul yang
lebih dari 85% – 115%. Berdasarkan dibuat telah memenuhi persyaratan
penimbangan kapsul pada formula evaluasi waktu hancur. Karena
untuk uji keseragaman bobot keseluruhan kapsul yang di uji
menunjukkan tidak ada yang mempunyai rentang waktu 15 menit.
hancur sediaan tablet atau kapsul. 2. Berdasarkan hasil uji
Untuk memberikan efek terapi, tablet keseragaman bobot dan uji
harus hancur terlebih dahulu hancur waktu hancur telah memenuhi
menjadi partikel yang lebih kecil, persyaratan Farmakope
begitu pula untuk kapsul agar isi Indonesia Edisi IV. Perbedaan
kapsul dapat terabsorpsi pada saluran dalam persen bobot isi tiap
cerna menggambarkan tingkat kapsul terhadap bobot rata-rata
penyebaran data dari nilai rata – rata. tiap isi kapsul tidak lebih dari
85% hingga 115%. Waktu
2.uji waktu hancur hancur kapsul tidak lebih dari
Uji waktu hancur penting 15 menit.
dilakukan untuk mengetahui waktu
Sediaan dinyatakan hancur sempurna Saran
bila sisa sediaan, yang tertinggal pada Hasil penelitian yang telah
kasa alat uji merupakan masa lunak dilakukan, perlu dilakukan
yang tidak mempunyai inti yang jelas, pengembangan metode evaluasi
kecuali bagian dari penyalut atau sediaan kapsul meliputi evaluasi
cangkang kapsul yang tidak larut. terhadap massa kapsul dan evaluasi
Kecuali dinyatakan lain, waktu yang terhadap sediaan jadi serta uji
diperlukan untuk menghancurkan higroskopitas
kelima kapsul tidak boleh lebih dari 15
menit. DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan sediaan kapsul yang
dibuat telah memenuhi persyaratan Arief, A., (1990), Hortikultura.
evaluasi waktu hancur. Karena Yogyakarta : Penerbit Andi
keseluruhan kapsul yang di uji Offset.
mempunyai rentang waktu 15 menit.
Agoes, G., (2007), Teknologi Bahan
KESIMPULAN DAN SARAN Alam. Bandung : Penerbit ITB.
Kesimpulan
1. Formulasi yang dibuat telah Agoes, G., (2008), Pengembangan
memenuhi persyaratan sediaan Sediaan Farmasi. Bandung :
kapsul. Penerbit ITB.