You are on page 1of 3

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

NOONGAN DENGAN PUSKESMAS RATAHAN

Pada hari ini jumat tanggal enam oktober tahun dua ribu tujuh belas, yang bertanda tangan di bawah
ini:
1. Dr. Enrico Rawung MARS, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Noongan yang
berkedudukan dan berkantor di Jalan Jl. Raya Noongan Langowan Barat, dalam hal ini
bertindak selaku Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Noongan dalam jabatannya tersebut
yang untuk selanjutnya disebut sebagai “ PIHAK PERTAMA “
2. Dr. Steven Tulandi, Kepala UPT Puskesmas Ratahan yang berkedudukan di Jalan Puskesmas
Kelurahan Tosuraya Barat , dalam hal ini bertindak selaku Kepala UPT Puskesmas Ratahan
dalam jabatannya tersebut yang selanjutnya disebut sebagai ‘PIHAK KEDUA’’
Bahwa PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama di sebut “ PARA PIHAK “
dan secara sendiri-sendiri disebut “ PIHAK “
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA mengadakan perjanjian kerja sama (selanjutnya disebut “
Perjanjian “) dengan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur lebih lanjut dalam perjanjian ini.

PASAL I
PENUNJUKAN
PIHAK PERTAMA menunjuk PIHAK KEDUA bahwa untuk menjamin perbaikan mutu,
peningkatan kinerja dan penerapan manajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan di
puskesmas, maka perlu dilakukan penilaian dengan menggunakan standar yang ditetapkan yaitu
melalui akreditasi UPT Puskesmas Ratahan, maka dipandang perlu penunjukan puskesmas
pelaksana akreditasi.
Menetapkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Tenggara No 440/DINKES-
MT/SK/ tentang pengusulan Puskesmas akreditasi dan PIHAK KEDUA
menerima pengusulan tersebut.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Maksud dari perjanjian ini adalah sebagai dasar pelaksanaan bersama PARA PIHAK dalam
memberikan pelayanan pasien.
2. Tujuan perjanjian ini adalah untuk menjamin perbaikan mutu, peningkatan kinerja dan
penerapan manajemen resiko dilaksanakan secara berkesinambungan di puskesmas.

PASAL 3
RUANG LINGKUP PELAYANAN AKREDITASI PUSKESMAS
1. Pelayanan program puskesmas dalam gedung.
2. Pelayanan program puskesmas luar gedung.

PASAL 4
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA
1. PIHAK PERTAMA berhak :
a. Memberi pelayanan rujukan.
b. Meneruskan rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi.
c. Mengembalikan rujukan bila persyaratan belum memenuhi standar yang berlaku.
2. PIHAK PERTAMA berkewajiban :
a. Menerima rujukan dari puskesmas.
b. Memberikan rujukan balik ke puskesmas

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA
1. PIHAK KEDUA berhak :
a. Mengembangkan koordinasi kegiatan-kegiatan peningkatan mutu.
b. Menyusun kerangka kerja mutu berdasarkan rencana strategis puskesmas.
c. Menyediakan forum diskusi peningkatan mutu.
d. Menyediakan bahan-bahan bagi tim kerja mutu dalam upaya peningkatan mutu.
e. Menyediakan informasi tentang tersedianya keterbatasan anggaran untuk peningkatan mutu.
f. Sebagai penghubung antar tim, tim kerja dengan manajemen, antar unit kerja, antara tim
akreditasi puskesmas dengan tim mutu Kabupaten dan tim mutu Provinsi.
g. Mengidentifikasikan prodak/jasa dan proses pelayanan yang perlu ditingkatkan.
h. Membentuk dan mengembangkan tim-tim kerja yang kompeten dengan produk/proses yang
akan ditingkatkan.
i. Melaksanakan monitoring dan evaluasi secara berkala sampai pada unit pelayanan kesehatan
terkecil ( pustu, PKD )
2. PIHAK KEDUA berkewajiban :
Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Minahasa Tenggara.

PASAL 6
JANGKA WAKTU BERLAKU
Kesepakatan Kerja Sama ini berlaku untuk jangka waktu selama peraturan undang-undang menteri
keshatan masih berlaku.

PASAL 7
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )
Yang disebut dengan keadaan memaksa adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kemampuan,
kesalahan atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang mengalaminya tidak
dapat melaksanakan atau terpaksa menunda pelaksanaan kewajibannya dalam kesepakatan ini.
Force Majeure tersebut meliputi bencana alam, banjir, wabah, perang ( yang dinyatakan maupun
yang tidak dinyatakan ), pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, kebakaran dan
kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan Kesepakatan
ini.
Dalam hal terjadinya Force Majeure, maka pihak yang terhalang untuk melaksanakan kewajibannya
tidak dapat dituntut oleh PIHAK lain. PIHAK yang terkaena Force Majeure wajib memberitahukan
adany peristiwa Force Majeure tersebut kepada PIHAK lain yang secara tertulis paling lambat 7
( tujuh ) hari kalender sejak saat terjadinya peristiwa Force Majeure, yang dikuatkan oleh surat
keterangan dari pejabat yang berwenang yang menerangkan adanya peristiwa Force Majeure
tersebut. PIHAK yang terkena Force Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk
tetap melaksanakan kewajibannyasebagaimana datur dalam Kesepakatan ini segera setelah
peristiwa Force Majeure berakhir.
Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi atau diduga oleh
PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi jangka waktu 30 ( tiga puluh )hari kalender,
maka PARA PIHAK sepakat untuk meninjau kembali Jangka Waktu Kesepakatan ini.
Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai akibat terjadinya Force
Majeure bukan merupakan tanggung jawab PIHAK yang lain.

PASAL 8
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanaan Kesepakatan Bersama ini PARA PIHAK merasa perlu melakukan
perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan atas kesepakatan PARA PIHAK yang
dituangkan dalam Addendum Perjanjian ini yang merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari Perjanijan ini.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Dr. Steven Tulandi Dr. Enrico Rawung MARS


NIP: 197609232008031002 NIP 197203052001121006

You might also like