You are on page 1of 19

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

(LPK)
KULIAH KERJA NYATA TIM II

DESA : DONGOS
KECAMATAN : KEDUNG
KABUPATEN : JEPARA
PROVINSI : JAWA TENGAH

Disusun Oleh
NAMA : WIDYA PRATIWI
NIM : 22020116183009
JURUSAN : KEPERAWATAN
FAKULTAS : KEDOKTERAN

PUSAT PELAYANAN KULIAH KERJA NYATA (P2KKN)


LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG 2017
A. Program Monodisiplin
1. Lansia Sehat Bugar dengan Senam Lansia
a. Latar Belakang Kegiatan
Sesuai dengan UU.23 tahun 1992 (pasal 19) dijelaskan bahwa
manusia lansia adalah seseorang yang karena usianya mengalami
perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial, perubahan ini akan
memberikan pengaruh pada seluruh aspek kehidupan, termasuk
kesehatannya. Lansia (lanjut usia) merupakan orang yang berusia
lebih dari 60 tahun. Dengan umur tersebut mereka mengalami
perubahan dari segi biologi yang meliputi menurunnya pendengaran,
dan berkurangnya ketajaman penglihatan. Segi psikologis meliputi
depresi, dan harga diri rendah. Segi sosial meliputi gangguan
interaksi seperti halnya menarik diri. Semakin meningkatnya usia
seseorang maka semakin berkurang juga fungsi organ tubuh. Hal ini
akan tejadi pada usia lansia.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan bidan desa ketika
mengikuti posyandu lansia di desa Dongos beliau mengatakan bahwa
para lansia jarang mengikuti kegiatan posyandu karena jarak tempat
posyandu yang jauh dan malas mengikutinya dan kebanyakan
memiliki beberapa penyakit diantaranya yaitu diabetes, osteoporosis,
penyakit jantung, katarak, stroke, tuli dan depresi tetapi yang paling
banyak yaitu hipertensi.
Masalah lansia diatas dapat ditangani salah satunya dengan
program posyandu lansia yang merupakan suatu bentuk usaha
pelayanan pemantauan kesehatan khusus untuk lansia yang bersumber
daya dari masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan itu sendiri khususnya pada
penduduk usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati.
Beberapa kegiatan posyandu lansia yaitu pemeriksaan umum,
pembagian obat, pemberian PMT, olahraga atau olahtubuh lansia,
kegiatan konseling kesehatan, dan sebagainya. Bila kegiatan
posyandu lansia dapat dilaksanakan secara rutin dan terarah maka
masalah-masalah pada lansia yang sering timbul tadi dapat
diminimalisir secara merata diseluruh daerah. Pada kenyataannya
masalah kompleks muncul yaitu kurang optimalnya tenaga kesehatan
dalam bekerja, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan yang
masih rendah, letak geografis yang sulit, kurangnya kader kesehatan
pada suatu daerah, dan sebagainya. Masalah yang muncul di desa
Dongos yaitu jarak tempat posyandu yang jauh dan kesadaran mereka
yang masih kurang, sehingga lansia yang berada ditempat tersebut
ketika mengalami masalah kesehatan sulit teridentifikasi dan dicegah.
Maka salah satu penanganan permasalahan tersebut yaitu dengan
mensosialisasikan kegiatan senam lansia sambil melakukan
pemeriksaan umum pada lansia.
Kegiatan ini dapat dikatakan sukses dan berjalan lancar
dengan tingginya antusias lansia untuk mengikuti senam lansia.
Jumlah lansia yang pertama kali ditargetkan hanya 20 orang
bertambah menjadi 30 orang. Kendala yang dihadapi dalam kegiatan
ini kurang kondusifnya keberlangsungan acara secara teknis karena
persepsi lansia terkait kegiatan yang harus disepahamkan.

b. Rekapitulasi Kegiatan Monodisplin


No. Aspek Keterangan
1. Pelaksana Pelaksanaan Program Monodisiplin melibatkan
Anggota KKN TIM II UNDIP, yang sebelumnya telah
dilakukan briefing tentang pelaksanaan program ini.
Penanggung Jawab : Widya Pratiwi (FK)
Dibantu oleh :
1. Intan Maharani (FISIP) Bagian Sosialisasi
2. Aditia Estiawan (FIB) Bagian Perlengkapan
3. Destina Verika (FPIK) Bagian Dokumentasi

2. Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan


pengetahuan mengenai senam pada lansia.
3. Manfaat Manfaat dari kegiatan ini adalah lansia menjadi lebih
paham mengenai pentingnya menjaga kesehatan
dengan berolahraga dan diharapkan nantinya para lansia
dapat melakukan gerakan senam ringan secara teratur
saat di rumah.
4. Tolak Ukur Lansia dapat mengikuti semua gerakan selama kegiatan
Keberhasilan senam lansia berlangsung. Lansia juga diharapkan
antusias dan dapat mengikuti sosialisasi mengenai cara
melakukan senam lansia.
Selain itu para lansia menjadi lebih giat dalam
mengikuti gerakan senam lansia guna mengurangi
berbagai keluhan pada lansia.
5. Sarana Kegiatan ini berupa sosialisasi pentingnya melakukan
kegiatan olahraga pada lansia.
6. Sasaran Sasarannya yaitu para lansia di desa Dongos.
Kegiatan
7. Waktu dan Hari, Tanggal : Selasa, 25 Juli 2017
Tempat Waktu : 09.00-11.00
Pelaksanaan Tempat : Balai Desa Dongos

8. Anggaran Program ini sesuai dengan Kartu Kontrol Pelaksanaan


Dana Program Keilmuan (K-1) telah menghabiskan dana
sebanyak Rp. 175.000 yang bersumber dari mahasiswa
untuk penyediaan konsumsi dan leafleat.
9. Metode a) Tanya jawab
b) Pemeriksaan tekanan darah
c) Diskusi
d) Penyampaian materi dengan leafleat

c. Uraian Kegiatan
Kegiatan monodisiplin ini diawali dengan perizinan kepada
Kepala Desa Dongos. Setelah mendapatkan izin untuk melakukan
kegiatan, kami menemui Bidan Desa Dongos untuk pemaparan uraian
kegiatan serta latar belakang mengapa dilakukan kegiatan tersebut.
Selanjutnya, kami membahas waktu pelaksanaan. Atas kesepakatan
bersama kegiatan dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 25 Juli 2017.
Lima hari menjelang kegiatan, kami menyiapkan segala
keperluan monodisiplin agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
Saat hari H, kegiatan dimulai dengan acara pembukaan oleh Bidan
Desa Dongos, disambung dengan pemaparan materi dan praktik
mengenai senam lansia.

d. Analisis Kegiatan
1. Program ini terlaksana oleh mahasiswa-mahasiswi tim KKN
UNDIP yang bekerja sama dengan bidan desa dan warga desa
Dongos yang telah menginjak usia lansia. Kegiatan ini bertempat
di balai desa Dongos.
2. Program terlaksana dengan sukses dan lancar yang ditandai
dengan antusiasnya warga yang mengikuti dan memperagakan
cara melakukan senam lansia serta pemeriksaan umum.
3. Penggunaan dana pada program ini pada dasarnya sesuai dengan
anggaran pendanaan yang direncanakan sebelumnya yakni
sebagai berikut :
Konsumsi : Rp. 150. 000,-
Leaflet : Rp. 25. 000,-
_________________________________________
Jumlah : Rp. 175. 000,-
Dana yang digunakan bersumber dari mahasiswa.
4. Metodologi
Metode yang dilakukan adalah dengan wawancara bidan desa,
melakukan pemeriksaan tekanan darah pada lansia, dan mencari
informasi data lansia di desa beserta masalah kesehatan yang
mereka alami, kemudian ditemukan informasi mengenai
berbagai masalah dan hambatan. Setelah itu dilakukan kegiatan
diskusi dengan bidan dan kader posyandu lansia setempat untuk
menindaklanjuti terkait masalah. Akhirnya muncul solusi
bersama yang berupa suatu kegiatan yang dilaksanakan secara
bersama.

KEKUATAN KELEMAHAN
o Para lansia menjadi lebih sadar o Lansia mengalami penurunan
untuk mengubah menjadi fungsi salah satunya daya ingat
perilaku hidup sehat. sehingga menyebabkan lansia
o Kegiatan senam lansia dapat terkadang lupa akan jadwal
menjadi suatu sarana lansia kegiatan posyandu dan lainnya.
dalam menjaga kebugaran dan Butuh media atau fasilitator
kesehatan tubuhnya. Selain itu untuk mengingatkan lansia
senam lansia menjadi suatu kepada banyak hal, salah satunya
hiburan tersendiri bagi masing- yaitu dengan melakukan kegiatan
masing lansia yang pada kebugaran tubuh dan menjaga
umumnya mudah mengalami kesehatan melalui senam lansia
depresi.
ANCAMAN KESEMPATAN
o Kurangnya perhatian o Kesempatan untuk memberikan
masyarakat terutama keluarga pembelajaran mengenai menjaga
terhadap kesehatan lansia. kesehatan lansia melalui senam
lansia, mengikuti posyandu, dan
lainnya sangat besar dan terbuka.
Mengajak keluarga, masyarakat,
dan yang lainnya mungkin
menjadi hal yang efektif untuk
mengatasi masalah yang sering
muncul pada lansia.

e. Evaluasi
Dalam menyampaikan materi terkadang masih menggunakan
bahasa yang kurang dipahami oleh lansia sehingga terkadang para
lansia tampak kebingungan dan meminta materi tersebut untuk
diulang. Selain itu ketika dilakukan pemeriksaan tekanan darah para
lansia saling berebutan untuk minta diperiksa tekanan darahnya.
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
2. Penyuluham Kesehatan ASI Eksklusif di Kelas Ibu Hamil
a. Latar Belakang Kegiatan
Setiap anak memiliki hak untuk hidup dan tumbuh
berkembang secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI
eksklusif akan lebih terjamin ketahanan dan kelangsungan
hidupnya karena dalam ASI banyak manfaat yang didapatkan
baik untuk bayi dan ibunya. Untuk mendukung hal itu, setiap
perempuan juga memiliki hak memperoleh pengetahuan dan
dukungan yang mereka butuhkan dalam memberikan ASI
eksklusif, yaitu pemberian ASI saja pada bayi hingga usia 6
bulan.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan bidan desa
ketika mengikuti posyandu balita di desa Dongos beliau
mengatakan bahwa para bayi sebagian masih ada yang tidak
mendapatkan ASI eksklusif, hal ini disebabkan karena sosialisasi
yang kurang untuk memotivasi ibu untuk memberikan ASI dan
pengetahuan yang kurang terhadap pentingnya memberikan ASI
terhadap bayinya.

b. Rekapitulasi Kegiatan Monodisiplin


No. Aspek Keterangan
1. Pelaksana Pelaksanaan Program Monodisiplin melibatkan
Anggota KKN TIM II UNDIP, yang sebelumnya
telah dilakukan briefing tentang pelaksanaan
program ini.
Penanggung Jawab : Widya Pratiwi (FK)
Dibantu oleh :
1. Kiki Wahyu Nilamsari (FPIK) Bagian
Sosialisasi
2. Imanuel Restu Esa (FISIF) Bagian
Perlengkapan
3. Mery Meilani (FIB) Bagian Dokumentasi
2. Tujuan Tujuan umum dari program ini adalah untuk
memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk
memberikan ASI eksklusif saat bayinya lahir kelak.
3. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini adalah
para ibu hamil paham mengenai pentingnya
memberikan ASI eksklusif pada bayi dan posisi ibu
yang baik saat menyusui.
4. Tolak Ukur Dalam penilaian keberhasilan program ini
Keberhasilan dilapangan dapat dilihat dari :
a) Banyaknya ibu hamil yang mengajukan
pertanyaan.
b) Banyaknya ibu hamil yang termotivasi untuk
memberikan ASI saat bayinya lahir kelak.
Dalam kenyataannya kegiatan ini dapat dikatakan
berhasil dan sukses yaitu kehadiran ibu hamil
mencapai target yang diinginkan selama kegiatan
penyampaian materi.
5. Sarana kegiatan Kegiatan ini berupa sosialisasi pentingnya
memberikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia
mencapai 6 bulan.

6. Sasaran Sasarannya yaitu para ibu hamil di desa Dongos.


Kegiatan
7. Waktu dan Hari, Tanggal : Rabu, 2 Agustus 2017
Tempat Waktu : 09.00-11.00
Pelaksanaan Tempat : Balai Desa Dongos

8. Anggaran Dana Program ini sesuai dengan Kartu Kontrol


Pelaksanaan Program Keilmuan (K-1) telah
menghabiskan dana sebanyak Rp. 100.000 yang
bersumber dari mahasiswa untuk penyediaan
konsumsi dan leafleat.
9. Metode a. Tanya jawab
b. Pemeriksaan tekanan darah
c. Diskusi
d. Penyampaian materi dengan leafleat
c. Uraian Kegiatan
Kegiatan monodisiplin ini diawali dengan perizinan
kepada Kepala Desa Dongos. Setelah mendapatkan izin untuk
melakukan kegiatan, kami menemui Bidan Desa Dongos untuk
pemaparan uraian kegiatan serta latar belakang mengapa
dilakukan kegiatan tersebut. Selanjutnya, kami membahas waktu
pelaksanaan. Atas kesepakatan bersama kegiatan dilaksanakan
pada hari Selasa tanggal 2 Agustus 2017.
Empat hari menjelang kegiatan, kami menyiapkan segala
keperluan monodisiplin agar kegiatan dapat berjalan dengan
lancar. Saat hari H, kegiatan dimulai dengan acara pembukaan
oleh Bidan Desa Dongos, disambung dengan pemaparan materi
dan praktik mengenai pentingnya pemberian ASI eksklusif.

d. Analisis Kegiatan
1. Program ini terlaksana oleh mahasiswa-mahasiswi tim KKN
UNDIP yang bekerja sama dengan bidan desa dan ibu hamil
warga desa Dongos . Kegiatan ini bertempat di balai desa
Dongos.
2. Program terlaksana dengan sukses dan lancar yang ditandai
dengan antusiasnya warga yang mengikuti dan
memperagakan cara melakukan posisi yang baik untuk
memberikan ASI.
3. Penggunaan dana pada program ini pada dasarnya sesuai
dengan anggaran pendanaan yang direncanakan sebelumnya
yakni sebagai berikut :
Konsumsi : Rp. 80. 000,-
Leaflet : Rp. 20. 000,-
_________________________________________
Jumlah : Rp. 100. 000,-
Dana yang digunakan bersumber dari mahasiswa.
4. Metodologi
Metode yang dilakukan adalah dengan wawancara bidan
desa, melakukan pemeriksaan tekanan darah pada ibu hamil,
dan mencari informasi data ibu hamil di desa beserta masalah
kesehatan yang mereka alami, kemudian ditemukan
informasi mengenai berbagai masalah dan hambatan. Setelah
itu dilakukan kegiatan diskusi dengan bidan dan kader
posyandu balita setempat untuk menindaklanjuti terkait
masalah. Akhirnya muncul solusi bersama yang berupa suatu
kegiatan yang dilaksanakan secara bersama.

KEKUATAN KELEMAHAN
o Para ibu hamil menjadi lebih o Ibu hamil yang mengalami
termotivasi untuk memberikan kehamilan pertama, masih sangat
ASI eksklusif saat bayinya lahir sedikit pengetahuan yang ia
kelak. miliki, sehingga menyebabkan
ketakutan saat menyusui. Selain
itu ibu hamil sebagian besar
masih belum percaya diri akan
kemampuannya kalau mereka
bisa memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya kelak.
ANCAMAN KESEMPATAN
o Kurangnya perhatian o Kesempatan untuk memberikan
masyarakat terutama keluarga pembelajaran mengenai
terhadap kesehatan ibu hamil. pentingnya memberikan ASI
eksklusif pada bayi sampai usia 6
bulan saat mengikuti kelas ibu
hamil sangat besar dan terbuka.
Mengajak keluarga, masyarakat,
dan yang lainnya mungkin
menjadi hal yang efektif untuk
mengatasi masalah yang sering
muncul pada ibu hamil.
e. Evaluasi
Dalam diskusi terkadang ibu hamil masih merasa malu
untuk menanyakan permasalahan yang dialaminya selama proses
kehamilan. Selain itu saat praktik posisi ibu yang benar dalam
menyusui bayinya, ibu hamil masih terlihat canggung untuk
melakukannya.
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan
B. PROGRAM MULTIDISIPLIN
1. Pembuatan Keripik Daun Singkong “GO-KONG”
a. Latar Belakang Kegiatan
Beberapa kesempatan kunjungan di rumah warga Desa
Dongos, hampir semua warga memiliki usaha membuat keripik
singkong dan warga menyebutnya dengan keripik singkong
markonah. Untuk menambah keuntungan peluang usaha yang dapat
dilakukan dengan memanfaatkan bagian lain dari singkong, yaitu
memanfaatkan daun singkongnya.

Tim KKN Undip mencoba ide-ide baru yang dapat ditawarkan


kepada warga sebagai peluang usaha baru. Bahasa Jawa dari daun
yaitu ‘godong’ diaplikasikan menjadi nama produk Godong
Singkong. Inovasi terbaru membutuhkan nama yang menarik menjadi
Go-Kong, kemudian dengan kemampuan mahasiswa untuk
mendesign maka dibuatlah label dengan tampilan menarik.
Harapannya dengan nama dan tampilan yang unik dapat
meningkatkan pemasaran produk terbaru di Desa Dongos. Selain itu,
bahan yang mudah didapatkan dan peralatan sederhana diharapkan
dapat menambah minat warga mengembangkan usaha baru.

b. Rekapitulasi Kegiatan Multidisiplin


No. Aspek Keterangan
1. Pelaksana Dalam menjalankan program multidisiplin ini,
telah dibentuk susunan pelaksana kegiatan untuk
membantu dalam kelancaran program. Berikut
susunan pelaksana dari program ini adalah sebagai
berikut :
Penanggung Jawab : Imanuel Restu Esa (FISIP)
Dibantu oleh :
1) Intan Maharani A (FISIP)  Bagian
Kemasan
2) Widya Pratiwi (FK)  Bagian Analisa Gizi
3) Merry Meilani S (FIB)  Bagian Pengolahan
4) Destina Verika (FPIK)  Bagian Publikasi
2. Tujuan Tujuan umum dari program ini adalah:
1. Membuka peluang usaha baru:
2. Memanfaatkan bahan baku yang sudah ada
sebelumnya;
3. Menambah keuntungan dari usaha
sebelumnya;
3. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari sosialisasi pembuatan
keripik daun singkong kepada ibu-ibu PKK adalah
dapat menambah peluang usaha dan untuk
mendapatkan keuntungan dari usaha yang baru
tanpa mencari bahan baku yang baru, karena
memanfaatkan bahan baku yang berasal dari usaha
sebelumnya.

4. Tolak Ukur Dalam penilaian keberhasilan program ini


Keberhasilan dilapangan dapat dilihat dari:
a) Ibu-ibu yang sudah paham mengenai
pembuatan keripik daun singkong
b) Ibu-ibu aktif bertanya dalam sesi tanya jawab
c) Ide inovasi baru ini diterima dengan baik oleh
masyarakat
Dalam kenyataannya kegiatan ini dapat dikatakan
berhasil dan sukses mencapai target yang
diinginkan yaitu ketika inovasi baru ini dapat
diaplikasikan oleh masyarakat untuk membuka
peluang usaha baru.
5. Sarana kegiatan Sarana yang digunakan dalam pembuatan keripik
singkong ini adalah bahan dan alat membuat
keripik, kemudian disosialisasikan di rumah ketua
paguyuban ibu-ibu di Desa Dongos dengan media
yang digunakan yaitu penjelasan cara pembuatan
keripik daun singkong

6. Sasaran Kegiatan Sasaran dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu PKK di


Desa Dongos.
7. Waktu dan Tempat Hari, Tanggal : Jumat, 11 Agustus 2017
Pelaksanaan Waktu : 14.00-16.00
Tempat : Desa Dongos
8. Anggaran Dana Program ini sesuai dengan yang terdapat pada
kartu kontrol pelaksanaan program multidisiplin
(K-2) menggunakan biaya sebanyak Rp 135.500,-
.Biaya tersebut merupakan biaya dari mahasiswa
yang digunakan untuk keperluan kegiatan.

c. Uraian Kegiatan
Koordinasi dengan Tim KKN mengenai program multidisplin
yang akan dilakukan. Survei UMKM di Desa Dongos sekaligus
diskusi dengan pembuat keripik singkong, kemudian mengumpulkan
sisa daun singkong dari keripik singkong. Persiapann bahan untuk
pembuatan keripik daun singkong dibeli di pasar kemudian dimasak
sesuai resep untuk diuji coba rasa dan tekstur. Selanjutnya, pembuatan
keripik daun singkong secara massal untuk dikemas menjadi kotak
keripik daun singkong. Persiapan sosialisasi seperti bahan dan materi
penjelasan kepada ibu-ibu PKK yang dilaksanakan di rumah Ibu
Ketua Paguyuban kemudian evaluasi kegiatan.
d. Analisis Kegiatan
Berdasarkan kegiatan yang dilaksanakan, dapat dikatakan 90 %
telah berhasil. Keberhasilan yang masih tertunda ini dikarenakan
masih kurangnya situasi yang kondisional sehingga perlu dilakukan.
Serta dalam peningkatan kemampuan untuk dapat menarik perhatian
partisipan karena beberapa ibu-ibu PKK masih berhalangan untuk
hadir.
Dokumentasi Pelaksanaan Kegiatan

You might also like