You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah,
air laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan
membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan
kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisika dan kimianya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan kation dan anion ?
2. Bagaimana cara menganalisis kation?
3. Bagaimana cara menganalisis anion?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui mengetahui pengertian kation dan anion
2. Memahami dan dapat menganalisis kation secara tepat.
3. Memahami dan dapat menganalisis anion secara tepat.

1.4 Manfaat Penulisan


Hasil penulisan ini diharapkan bermanfaat bagi pembaca dalam bidang kimia analitik
kualitatif mengenai analisis kation dan anion sehingga dapat menganalisis atau
mengidentifikasi kation dan anion dengan tepat sesuai metode yang disajikan.

Kimia Analisa II Kation dan Anion 1


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kation dan Anion

Anion adalah senyawa ion yang punya muatan negatif atau bisa disebut ion negatif.
Demikian juga dengan kation, kation adalah senyawa ion yang bermuatan positif. Anion dan
kation bisa terbentuk dari unsur (monoatomik) maupun dari senyawa (poliatomik). Anion dan
Kation terbentuk dari reaksi ionisasi. Contohnya Anion dan Kation sobat, misalnya, atom
Kalium melepaskan satu elektron menjadi ion Ka+ (persamaan reaksinya, Ka → Ka+ + e-).
Anion terjadi apabila atom unsur menangkap satu atau lebih elektron, misalnya, atom klor
menangkap satu elektron menjadi ion Cl- (persamaan reaksinya, Cl + e- → Cl-).

2.2 Perbedaan Kation dan Anion

Jika atom kehilangan satu atau lebih elektron, maka atom tersebut akan bermuatan
positif dan dinamakan kation. Sedangkan jika atom mempunyai satu atau lebih elektron
ekstra maka akan bermuatan negatif dan disebut sebagai anion.

Contoh pembentukan kation :

Litium mempnyai 3 proton dan 3 elektron. Ketika kehilangan salah satu elektronnya,
maka litium hanya mempunyai 2 elektron dan 3 proton. Maka litium akan membentuk kation
(bermuatan positif).

Kimia Analisa II Kation dan Anion 2


Contoh pembentukan anion.

Klor mempunyai 17 proton dan 17 elektron. Ketika bereaksi, klor mendapat 1


elektron dari atom unsur lainnya. Maka dari itu, sekarang klorin mempunyai 17 proton dan 18
elektron. Maka dari itu klorin membentuk anion (bermuatan negatif).

Anion yang bermuatan negatif mempunyai ukuran yang lebih besar daripada atom
asalnya. Karena anion kelebihan elektron, maka elektron tesebut saling tolak menolak satu
sama lain dan maka dari itu menambah ukuran fisik dari ion. Ukuran ion ditentukan oleh
awan elektron. Dan pada umumnya kation berukuran lebih kecil daripada atom asal
dikarenakan kecilnya ukuran awan elektron. Kation hidrogen (H+ / hidronium) tidak
mempunyai elektron, maka dari itu kation hidrogen jauh lebih kecil dari atom unsur hydrogen

2.3 Analisis Kation

1. Klasifikasi Kation
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis
kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk
klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk
bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.

Ciri-ciri khas kelima golongan ini adalah:


a. Golongan I
Kation golongan I membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-ion
golongan ini adalah timbel, merkurium (I) (raksa), dan perak.
b. Golongan II

Kimia Analisa II Kation dan Anion 3


Kation golongan II tidak dapat bereaksi dengan asam klorida, namun dapat
membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.
Ion-ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, kadmium, arsenik
(III), arsenik (V), stibium (III), stibium (V), timah (II), dan timah (III)(IV).
c. Golongan III
Kation golongan III tidak bereaksi dengan asam klorida encer atau dengan
hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Kation golongan ini
membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam suasana netral atau
amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel (II), besi (II), besi
(III), kromium (III), aluminium, zink, dan mangan (II).
d. Golongan IV
Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II, dan III.
Kation-kation pada golongan IV membentuk endapan dengan amonium karbonat
dengan adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation-
kation golongan ini adalah: kalsium, strontium, dan barium.
e. Golongan V
Kation-kation pada golongan V adalah kation yang umum yang tidak bereaksi
dengan reagensia-reagensia pada golongan sebelumnya. Kation ini merupakan
golongan kation yang terakhir yaitu ion-ion magnesium, natrium, kalium,
amonium, litium, dan hidrogen.

2. Golongan Kation I: Timbel (II), Merkurium (I), dan Perak (I)


Kation pada golongan pertama membentuk klorida-klorida yang tidak larut. Tetapi
timbel klorida sedikit larut dalam air sehingga tidak pernah mengendap dengan
sempurna bila ditambahkan asam klorida encer pada suatu cuplikan; ion timbel yang
tersisa itu, diendapkan secara kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam
bersama kation golongan kedua.
a. Timbel (Pb)
Timbel merupakan logam berwarna abu-abu kebiruan dengan rapatan sebesar
11,48 g/ml pada suhu kamar. Timbel mudah larut dalam asam nitrat dengan
tingkat kepekatan sedang (8M), dan terbentuk nitrogen oksida:
3Pb + 8HNO3 3Pb2 + 6NO3- + 2NO + 4H2O

Kimia Analisa II Kation dan Anion 4


Gas nitrogen (II) oksida yang tidak berwarna bila tercampur dengan udara akan
teroksidasi menjadi nitrogen dioksida berwarna merah:
2NO (tidak berwarna) + O2  2NO2 (merah)

Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat
pada permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut.

Reaksi-reaksi dari ion timbel (II)


1. Asam klorida encer
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam timbel
sulfida
3. Larutan amonia
4. Natrium hidroksida
b. Merkurium atau Raksa (Hg)
Merkurium adalah logam cair berwarna putih keperakan pada suhu biasa dengan
rapatan 13,534 g/ml pada 25oC. Merkurium mudah bereaksi dengan asam nitrat,
namun tidak dipengaruhi oleh asam klorida atau asam sulfat encer (2M).
Reaksi-reaksi dari ion merkurium (I)
1. Asam klorida encer atau klorida-klorida yang larut: endapan putih merkurium
(I) klorida (kalomel)
2. Hidrogen sulfida dalam suasana netral atau asam encer: endapan hitam, yang
merupakan campuran dari merkurium (II) sulfida dan logam merkurium
3. Larutan amonia: endapan hitam yang merupakan campuran logam merkurium
dan merkurium (II) amidonitrat basa.
4. Natrium hidroksida: endapan hitam merkurium (I) oksida
c. Perak, Ag
Perak adalah logam berwarna yang putih, dapat ditempa, liat dengan rapatan 10,5
g/ml dan melebur pada 960,5oC. Perak tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat
encer (1M) atau asam nitrat encer (2M). Dalam larutan asam nitrat yang lebih
pekat (8M) atau dalam asam pekat panas, perak melarut:
6Ag + 8 HNO3  6Ag+ + 2NO + 6NO3- +4H2O
2Ag + 2H2SO4  2Ag+ + SO42- + SO2 + 2H2O
Reaksi-reaksi ion perak (I):

Kimia Analisa II Kation dan Anion 5


1. Asam klorida encer (atau klorida-klorida yang larut): endapan putih perak
klorida
2. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh) dalam suasana netral atau asam:
endapan hitam perak sulfida
3. Larutan amonia: endapan coklat perak oksida
4. Natrium hidroksida: endapan coklat perak oksida

Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan I

Pereaksi Pb2+ Hg+ Ag+

HCl Putih, PbCl2 ↓ Putih, Hg2Cl2 ↓ Putih, AgCl2 ↓


+ NH3 Tdk ada prubahan Hitam, Hg ↓ + Larut, [ Ag(NH3)2]2+
+ air panas Larut HgNH2 ↓ Tdk ada prubahan
Tdk ada perubahan

H2S (+ HCl) Hitam, PbS ↓ Hitam, Hg ↓ + HgS ↓ Hitam, Ag2S ↓


+cc. NHO3 Putih, PbSO4 Putih, Hg2(NO3)2S ↓ Larut, Ag +
Didihkan Putih, Pb(OH)2 ↓ Hitam, Hg+HgO, Coklat, Ag2O ↓
NH3 sedikit Tdk ada perubahan HgNH2NO3 ↓ Larut, [ Ag(NH3)2]+
+ berlebihan Tdk ada perubahan

NaOH, sedikit ↓putih, Pb(OH)2 Hitam, Hg+HgO2, ↓ coklat, Ag2O


berlebih Larut, [Pb(OH4)]2- ↓ HgNH2NO3 Tdk ada perubahan
Tdk ada perubahan

KI sedikit ↓ kuning PbI2 ↓ hijau HgI ↓ kuning HgI


+ berlebihan Tdk ada perubahan ↓ abu-abu Tdk ada perubahan
Hg+[HgI4]2-

K2CrO4 ↓ kuning PbCrO4 ↓ merah Hg2CrO4 ↓ merah Ag2CrO4


+ NH3 Tdk ada perubahan ↓ hitam Larut,[Ag(NH3)]+
Hg+HgNH2NO3↓

KCN, sedikit ↓ Putih Pb(CN)2 ↓ Hitam Hg + ↓ Putih AgCN


+ berlebihan Tdk ada perubahan Hg(CN)2 Larut, [Ag(CN)2]-
Tdk ada perubahan

Kimia Analisa II Kation dan Anion 6


Na2CO3 ↓ Putih PbO, PbCO3 ↓ Putih kekuningan ↓ Putih kekuningan
+ mendidih Tdk ada perubahan Hg2CO3 Ag2CO3
↓ Hitam Hg + ↓ HgO ↓ Coklat Ag2O

Na2HPO4 ↓ Putih Pb3(PO4)2 ↓ Putih Hg2HPO4 ↓ Kuning Ag3PO4

Reaksi spesifik Benzidina (+Br2) Difenil karbazida p-dimetilamino-


Warna biru Warna ungu benzilidena rodamina
(+HNO3)
Warna lembayung

3. Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).
a. Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium (II)
Rekasi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II)
klorosulfida terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan
hidrogen sulfida lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II)
sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya
dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat:
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O  HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-
kecoklatan dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah
stoikiometris endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium
(II) oksida:
Hg2+ + 2OH-  HgO + H2O
4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan
encer (perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)
5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi
logamnya:
Cu + Hg2+  Cu2+ + Hg

Kimia Analisa II Kation dan Anion 7


b. Bismut, Bi
Bismut adalah logam yang putih-kemerahan, kristalin, getas, dan mempunyai titik
lebur 271,5oC. Bismut tidak larut dalam asam klorida namun dapat larut dalam
asam pengoksid seperti asam nitrat pekat, air raja, atau asam sulfat pekat.
Reaksi-reaksi ion bismut (III)
1. Hidrogen sulfida (gas larutan air jenuh): endapan hitam bismut sulfida
2. Larutan amonia: garam basa putih dengan berbagai komposisi.
3. Natrium hidroksida: endapan putih bismut (III) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih, bismut hidroksida. Reaksi ini
adalah suatu hidrolisis:
Bi3+ + 3H2O + 3CN-  Bi(OH)3 + 3HCN
c. Tembaga, Cu
Tembaga adalah logam berwarna merah muda, lunak, dapat ditempa, dan liat.
Tembaga mempunyai titik lebur 1038oC. Tembaga tidak larut dalam asam klorida
dan asam sulfat encer, namun dapat sedikit larut dengan adanya oksigen.
Reaksi-reaksi ion tembaga (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan-air jenuh): endapan hitam, tembaga(II)
sulfida
2. Larutan amonia bila ditambahkan dalam jumlah yang sangat sedikit: endapan
biru suatu garam basa (tembaga sulfat basa).
3. Natrium hidroksida dalam larutan dingin: endapan biru tembaga (II)
hidroksida.
4. Kalium iodida: mengendapkan tembaga (I) iodida yang putih, tetapi
larutannya berwarna coklat tua karena terbentuknya ion-ion tri-iodida (iod).
5. Kalium sianida (RACUN): terbentuk endapan kuning tembaga(II) sianida
apabila ditambahkan dengan sedikit sekali.
d. Kadmium, Cd
Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Kadmium
mempunyai titik lebut pada 321oC dan melarut dengan lambat dalam asam encer
dengan melepaskan hidrogen.
Cd + 2H+  Cd2+ + H2
Rekasi-reaksi ion kadmium (II):
1. Hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan kuning kadmium sulfida

Kimia Analisa II Kation dan Anion 8


2. Larutan amonia bila ditambahkan tetes demi tetes: endapan putih kadmium
(II) hidroksida
3. Natrium hidroksida: endapan putih kadmium(II) hidroksida
4. Kalium sianida (RACUN): endapan putih kadmium sianida
5. Kalium tiosianat: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
6. Kalium iodida: tidak membentuk endapan (perbedaan dari tembaga)
e. Arsenik, As-Arsenik (III)
Arsenik merupakan zat padat berwarna abu-abu seperti baja, getas, dan berkilap
seperti logam. Arsenik bersublimasi dan timbul bau seperti bawang putih apabila
dipanaskan.
Reaksi-reaksi ion arsenik (III)
1. Hidrogen sulfida: endapan kuning arsenik(III) sulfida
2. Perak nitrat: endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral (perbedaan
dari arsenat)
3. Larutan tembaga sulfat: endapan hijau tembaga arsenit (hijau Scheele)
4. Kalium tri-iodida (larutan iod dalam kalium iodida): mengoksidasikan ion
arsenit sambil kehilangan warna
f. Arsenik, As-Arsenik (V)
Reaksi-reaksi ion arsenat:
1. Hidrogen sulfida: tidak terjadi endapan segera dengan adanya asam klorida
encer.
2. Larutan perak nitrat: endapan merah kecoklatan, perak arsenat Ag3AsO4 dari
larutan netral. Endapan larut dalam asam dan dalam larutan amonia tetapi
tidak larut dalam asam asetat.
g. Uji-uji Khusus untuk Arsenik yang Berjumlah Sedikit
1. Uji Marsh
2. Uji Gutzeit
3. Uji Fleitzmann
4. Uji Reinsch
5. Uji Kering
h. Stibium, Sb-Stibium (III)
Stibium adalah logam putih keperakan mengkilap yang memiliki titik lebur
630oC. Stibium tidak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer. Senyawa-

Kimia Analisa II Kation dan Anion 9


senyawa stibium (V) mengandung ion antimonat, SbO43-. Ciri-ciri khasnya serupa
dengan senyawa-senyawa arsenik padanannya.
i. Timah, Sn-Timah (II)

Tabulasi reaksi-reaksi kation Golongan IIA

Pereaksi Hg2+ Sn2+ Bi3+ Cu2+ Cd2+


H2S ↓ Putih Coklat ↓ Hitam ↓ Hitam CuS ↓ Kuning
Hg3S2Cl2 Bi2Sr3 CdS
↓ Hitam HgS ↓ SnS
larut
NH3, ↓ Putih ↓Bi(OH)2NO ↓ Biru ↓ Putih
sedikit HgO.Hg(NH)2N 3 Cu(OH)2CuSO Cd(OH)2
O3 4
NaOH, ↓ Merah Putih ↓ Putih ↓ Biru Cu(OH)2 ↓ Putih
sedikit kecoklatan Bi(OH)3 Cd(OH)2
+ ↓ Sedikit larut Tidak larut Tidak larut
berlebih Larut Sn(OH)2
KI ↓ Merah HgI2 ↓ Putih Putih, CuI2
+
Berlebih Larut Larut, (BrI)2-
KCN Tdk ada ↓ Putih Kuning, ↓ Putih
perubahan Bi(OH)3 Cu(CN)2 Cd(CN)2
+
Berlebih Tdk ada Tdk larut Larut Larut
perubahan [Cd(CN)4]2
-
SnCl2 ↓ Putih ↓ HgCl2
+

Kimia Analisa II Kation dan Anion 10


Berlebih ↓ Hitam Hg

Air ↓ Putih
BrO(NO)2
Reaksi Uji kobalt (II) Kalium Asam tionat Dinitro-P
spesifik Tiosianat → iodida → hitam depensi ↓
biru tua → warbadida
endapan (0,1%) →
merah dari coklat
jingga berubah
menjadi
kehijauan
Uji nyala Biru Hijau
abu-abu kebiran

Tabulasi Kation-kation golongan II B

Pereaksi As3+ As5+ Sb3+ Sb5+ Sn4+


H2S Suasana Kuning Merah Coklat Kuning
asam kuning As2S5 jingga Sb5S2 SnS2
(As2S3) Sb2S3
+ HCl pelarut, Tidak larut Tidak larut Larut Larut Larut, SnS2
dididihkan
AgNO3 + Kuning Merah
HNO3/NH4OH Ag3AsO3 coklat
Larut, AgAsO4
[Ag(NH3)2]+ Larut
SnCl2 + 2 mL HCl
pekat
0,5 mL
SnCl2↓
Coklat tua

Kimia Analisa II Kation dan Anion 11


NH4-molibolat Kristalin
putih
MgNH4SO4
KI + HCl pekat, Merah
ungu, I2 ↓ (SbI)3-
+CCl4
Gelatin,
kuning muda
Air Putih, Putih SbO4
SbOCl
NaOH/NH4OH Putih, Putih Putih,
SbO3 Sb(OH)2 Sn(OH)4
Zink ↓ Hitam, Sb ↓ Hitam Sb Mereduksi
ion Sn4+
menjadi
Sn2+
HgCl2, sedikit Putih, Tdk ada
berlebih HgCl2 endapan
Abu-abu
Hg
Reaksi spesifik ↓ kuning Barutan Reagensia Reagensia
muda utanil rodamin-B Rodamin-B
asetat:↓ Warna
kuning muda biru

4. Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),
Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.
Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam),
aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam),
kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
a. Besi, Fe-Besi (II)

Kimia Analisa II Kation dan Anion 12


Besi murni adalah logam berwarna putih perak yang kukuh dan liat. Besi memiliki
titik lebur pada 1535oC. Biasanya besi mengandung sejumlah kecil karbida,
silisida, fosfida, dan sulfida dari besi, serta sedikit grafit.
b. Besi, Fe-Besi (III)
c. Aluminium – Al
Aluminium adalah logam berwarna putih yang liat dan dapat ditempa. Aluminium
melebur pada suhu 659oC. Aluminium dapat teroksidasi pada permukaannya
apabila terkena udara. Oksida dari aluminium melindungi objek oksida lebih
lanjut. Asam klorida encer dapat melarutkan logam ini dengan mudah.
d. Kromium, Cr – Kromium (II)
Kromium adalah logam kristalin berwarna putih, tidak begitu liat, dan tidak dapat
ditempa. Logam kromium memiliki titik lebur 1765oC.logam ini larut dalam asam
klorida encer maupun pekat.
e. Oksoanion Logam-Logam Golongan III: Kromat dan Permanganat
Oksoanion logam-logam golongan III seperti kromat (CrO42-) dan dikromat
(Cr2O72-), dan permanganat (MnO4-) direduksi oleh hidrogen sulfida dalam
suasana asam klorida menjadi masing-masing ion-ion kromium (III) dan mangan
(II). Dalam pengerjaan analisis, suatu cuplikan yang tidak diketahui, anion-anion
ini sudah diubah menjadi kation-kation Golongan III ketika proses pemisahan
mencapai tahap ini.
f. Kobalt, Co
Kobalt adalah logam berwarna abu-abu seperti baja yang bersifat sedikit magnetis.
Kobalt melebur pada 1490oC dan dapat melarut dalam asam-asam mineral encer.
g. Nikel
Nikel adalah logam berwarna putih perak dengan sifat material yang keras, kukuh,
bersifat liat, dan dapat ditempa. Logam nikel memiliki titik lebur pada 1455oC dan
sedikit magnetis.
h. Mangan, Mn- Mangan (II)
Mangan adalah logam berwarna putih abu-abu seperti besi tuang. Mangan
melebur pada suhu 1250oC. Mangan bereaksi dengan air hangat membentuk
mangan (II) hidroksida dan hidrogen.
i. Zink, Zn

Kimia Analisa II Kation dan Anion 13


Zink adalah logam yang berwarna putih kebiruan, mudah ditempa dan liat pada
suhu 110-150oC. Zink mempunyai titik lebur pada 410oC dan titik didih pada
906oC.

Tabulasi Kation Golongan IIIA

No Pereaksi Fe2+ Fe3+ Al3+ Cr3+ / Cr4+

1. NaOH, tanpa Endapan putih, Endapan Endapan Endpn abu2


O2 Fe(OH)2 coklat putih, hijau biru
+ berlebih Tak larut kmerahan, Al(OH)3 gelatin,
+H2O2 Coklat keemasan, Fe(OH)2 Larut Cr(OH)2
Fe(OH)3 Tak larut ———- Larut
———- Endapan
kuning

2. NH3 Endapan putih, Endapan Endapan Endapan


+ berlebih Fe(OH)2 coklat merah, putih, abu2 hijau
Tak larut Fe(OH)2 Al(OH)3 biru gelatin,
Tak larut Sedikit larut Cr(OH)2
———

3. H2 S Tak ada perubahan Endapan ———– ———


+CH3OONa Endapan hitam, FeS putih susu, S ———– ———
————

4. (NH4)2S Endapan hitam, FeS Endapan Endapan Endpn abu2


+ O2 Endapan coklat, hitam, FeS putih, hijau biru
+ HCl Fe2O(SO4)2 ———— Al(OH)3 gelatin,
————– Endapan ———- Cr(OH)2
larut, warna ———- ———
putih ———

5. KCN Endapan coklat Endapan ———- ———


+ berlebih kekuningan, Fe(CN)2 coklat ———- ———
larut kemerahan,

Kimia Analisa II Kation dan Anion 14


Fe(CN)3
larut

6. K4[Fe(CN)6]2 Endapan putih, Endapan ———- ———


tanpa O2 K2Fe[Fe(CN)6] coklat ———– ———
+ O2 Endapan biru muda kemerahan,
Fe3[Fe(CN)6]3
+NaOH
endapan
merah

7. K3[Fe(CN)6] Endapan biru tua Warna coklat, ———– ———


+ H2O2 ————- Fe3[Fe(CN)6] ———– ———
Endapan biru
prusia

8. (NH4)2CNS Tak ada perubahan Warna merah ———– ———


tua

9. Na2HPO4 ————- Endapan Endapan Endapan


+ NaOH ————- putih putih, AlPO4 hijau, CrPO4
kekuningan, Endapan larut ———
FePO4
————

10. CH3COONa ————- Warna coklat Tak ada Tak ada


+ encerkan & ————- kemerahan, perubahan perubahan
panaskan Endapan ———– Tak ada
+ berlebih & coklat perubahan
panaskan kemerahan,

11. Na2CO3 ————- ———— Endapan Endapan


+ berlebih ————- ———— putih, abu2 hijau
Al(OH)3 biru gelatin,
larut Cr(OH)2
——–

Kimia Analisa II Kation dan Anion 15


Tabulasi kation golongan III B

No Pereaksi Co2+ Ni2+ Mn2+ ,Mn7+ Zn2+

1. NaOH Endapan basa Endapan Endapan putih, Endapan putih


+berlebih biru, hijau, Mn(OH)2 gelatin, Zn(OH)2
+H2O2 Co(OH)NO3 NI(OH)2 Larut larut
Tak larut Tak larut Endapan ———
Endapan hitam ———– coklat,
kecoklatan, Mn(OH)2
Co(OH)3

2. NH3 Endapan basa Endapan Endapan putih, Endapan putih,


+berlebih biru, hijau, Mn(OH)2 Zn(OH)2
Co(OH)NO3 NI(OH)2 larut larut
larut larut

3. (NH4)2S Endapan hitam, Endapan Endapan merah Endapan putih,


+ HNO3 CoS hitam, jambu, MnS ZnS
+ HCl Larut NiS ——— ———
+ berlebih Endapan putih, S ———- ——— ———
+ CHOOH ——— ———- ———larut Tak larut
——— Lar.Koloid ———
coklat tua
———

4. KCN Endapan coklat Endapan —————— ———


+ berlebih kemerahan, hijau, ———
Co(CN2) Ni(CN2)
larut larut

5. K4[Fe(CN)6]2 —————— ——— ——— Endapan putih,


+NaOH ——— ——— K2Zn3[Fe(CN)6]2
larut

6. Na2HPO4 ——— ——— Endapan merah Endapan putih,

Kimia Analisa II Kation dan Anion 16


+NH4 ——— ——– jambu, Zn(PO4)2
Mn(NH4)PO4
——— larut

7. KNO Endapan kuning, ——– ——— ———


K3[Co(NO2)6]

5. Golongan kation IV: Barium, Strontium, dan Kalsium


Reagensia golongan adalah larutan amonium karbonat 1M. Reagensia tidak berwarna
dan memperlihatkan reaksi basa karena hidrolisis.
a. Barium, Ba
Barium adalah logam putih perak yang dapat ditempa, liat, dan stabil dalam udara
kering.
b. Strontium, Sr
Strontium adalah logam berwarna putih perak yang dapat ditempa dan liat.
Strontium memiliki titik lebur 771oC. Strontium memiliki sifat-sifat seperti
barium.
c. Kalsium, Ca
Kalsium adalah logam putih perak dengan struktur sedikit lunak dan mempunyai
titik lebur 845oC.

Tabulasi Kation Golongan IV

Pereaksi Ba2+ Sr2+ Ca2+

NH3 tidak ada perubahan tidak ada endapan tidak ada endapan
+berlebih Keruh

(NH4)2CO3 endapan putih endapan putih endapan amorf putih


+di didihkan BaCO3 SrCO3 CaCO3
+CH3COOH sedikit larut sedikit larut
endapan larut

(NH4)2C2O4 endapan putih endapan putih endapan putih


+CH3COOH Ba2C2SO4 Sr2C2SO4 Ca2C2SO4

Kimia Analisa II Kation dan Anion 17


endapan larut

H2SO4 endapan putih endapan putih endapan putih CaSO4


+H2SO4 pekat BaSO4 SrSO4 endapan larut
panas

CaSO4 endapan putih endapan putih tidak ada endapan


BaSO4 SrCO4

K4[Fe(CN)6]2 endapan putih


K2Ca[Fe(CN6]

K2CrO4 endapan kuning Endapan kuning tidak ada endapan


+CH3COOH BaCrO4 SrCrO4
endapan jingga endapan larut
kemerahan

6. Golongan kation V: Magnesium, Natrium, Kalium, dan Amonium.


Pada golongan ini tidak terdapat reagensia golongan umum untuk kation-kation.
Kation-kation golongan V tidak bereaksi dengan asam klorida, hidrogen sulfida,
amonium sulfida atau dengan amonium karbonat. Hal yang dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi ion-ion ini adalah dengan uji nyala atau reaksi khusus.
a. Magnesium, Mg
Magnesium adalah logam putih yang dapat ditempa, liat, memiliki titik lebur pada
650oC. Logam magnesium dapat terbakar dalam oksigen dengan mudah,
mengeluarkan cahaya putih dan membentuk oksida MgO dan nitrida Mg3N2.
b. Kalium, K
Kalium adalah logam berwarna putih perak, lunak, memiliki titik lebur pada
63,5oC. Kalium tidak berubah pada udara kering namun dapat teroksidasi dengan
cepat pada udara lembab. Logam kalium menguraikan air dengan dahsyat
menghasilkan hidrogen dan terbakar dengan nyala lembayung.
c. Natrium, Na
Natrium adalah logam berwarna putih perak berteskstur lunak dan memiliki titik
lebur 97,5oC. Dalam udara lembab, natrium dapat teroksidasi dengan cepat

Kimia Analisa II Kation dan Anion 18


sehingga harus disimpan dalam pelarut nafta atau silena. Logam natrium dapat
bereaksi hebat dengan air membentuk natrium oksida dan hidrogen.
d. Ion Amonium, NH4+
Ciri-ciri khas ion amonium serupa dengan ciri-ciri khas ion logam-logam alkali.
Garam-garam amonium umumnya adalah senyawa-senyawa yang larut dalam air
dengan membentuk larutan yang tidak berwarna.

Tabulasi Kation Golongan V

Pereaksi Mg2+ Na2+ K+ NH4+


NaOH ↓ putih gelatin
+ air Larut sedikit
NaOH ↓ putih ↑ NH3, bau uap
+ berlebih Putih
NH4CO3 ↓ putih
Na2CO3 ↓ putih
+ asam Larut
Na2HPO4 ↓ kristalin putih
+ CH3COOH Larut
Kuning titan ↓ merah tua
Na3CO(NO2)6 ↓ kuning ↓ kuning
+CH3COOH
H2C4H4O6
+ Na-asetat
HClO4 ↓ kristal
putih
Uji nyala Meah tua Kuning lembayung
intensif
Nessler ↓ coklat tua, kuning
Pemijaran Menguap, tidak ada
sisa

Kimia Analisa II Kation dan Anion 19


2.4 Analisis Anion

Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-
gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion
tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.

Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam
perak. Cara vogel yaitu menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan

Kimia Analisa II Kation dan Anion 20


dalam identifikasi anion yang menguap bila diolah dengan asam dan identifikasi anion
berdasarkan reaksinya dalam larutan. Analisis anion umumnya menggunakan cara vogel.

Umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu:

a. Golongan Sulfat : SO42-, SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO2- , CO32- , C2O42- , AsO4-
b. Golongan Halida : Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2-

Uji anion dalam larutan

1. Uji Sulfat

Garam BaSO4, BaSO3, Ba2(PO4)3, BaCr2O4, Ba(BO2)2, BaCO3, BaC2O4,


Ba3(AsO4)2 tidak larut dalam air kondisi basa, sedangkan garam barium anion
lainnya mudah larut. Berdasarkan sifat tersebut maka pemisahan dan identifikasi
untuk golongan sulfat dapat dilakukan dengan penambahan pereaksi BaCl2. Kecuali
barium kromat yang berwarna kuning, garam barium lainnya berwarna putih.

2. Uji untuk zat pereduksi

3. Uji untuk zat pengoksid

Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat
zat pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang berwarna
coklat tua. Memungkinkan adanya ion ion kompleks

4. Uji dengan larutan perak nitrat

Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka
hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl
(putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).

5. Uji dengan larutan kalsium klorida

Kimia Analisa II Kation dan Anion 21


Dalam uji ini dibutuhkan ekstrak soda yang bersifat netral, ambil 10ml ekstrak soda
dan jadikan sedikit asam dengan asam nitrat lalu didihkan. Tambah ammonia encer
sampai basa, tambahkan CaCl2 dan diamkan, endapan putih menunjukan fluoride,
oksalat, fosfat, arsenat dan tartrat

6. Uji dengan larutan besi(III) klorida

Endapan kuning sampai coklat Benzoat,suksinat


Endapan biru Heksasianoferat(II)
Coklat kemerahan Asetat,Format
Merah-darah dihilangkan oleh HgCl2 Tiosianat
Ungu-kemerahan Tiosulfat
Coklatdan Endapan Biru Heksasianoferat(III)
Lembayung Salisilat
Hitam-kehijauan Galat
Hitam-kebiruan Tanat

7. Uji Kromat

Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada.
Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.

8. Uji Asetat

Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika
tercium bau buah maka asetat ada.

Kimia Analisa II Kation dan Anion 22


Soal Anion Kation

1.Nama senyawa KCl adalah . . . .

a. Kalsium klorida
b. Kalium diklorida
c. Kalium klorida
d. Kalium hidroksida
e. Kalsium diklorida

Jawab : C

Senyawa biner yang terdiri atas unsur logam dan non logam mempunyai aturan
penamaan :

1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut.

2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsure
tersebut dengan mengganti akghiran unsur menjadi –ida.

Logam K diberi nama kalium. Non logam Cl diberi nama klorida. Dengan demikian nama
kimia KCl adalah kalium klorida.

2. Nama senyawa biner, NaI yang tepat adalah . . . .

a. Natrium iodat
b. Natrium iodit
c. Natrium hipoiodit
d. Natrium periodat
e. Natrium iodida

Jawab : E

Senyawa biner yang terdiri atas unsur logam dan non logam mempunyai aturan
penamaan :

1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut.

Kimia Analisa II Kation dan Anion 23


2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsure
tersebut dengan mengganti akghiran unsur menjadi –ida.Logam Na diberi nama Natrium.
Nonlogam I diberi nama iodide. Dengaqn demikian nama kimia NaI adalah Natrium Iodida.

3.Rumus molekul nitrogen (III) oksida yang benar adalah . . . .

a. NO3
b. N2O
c. N2O3
d. N3O2
e. N3O4

Jawab : C

Karena bilangan oksidasi Nitrogen dalam senyawa N2O3 sama dengan +3, sesuai
dengan nama rumus molekul nitrogen (III) oksida yang diberi angka romawi III.

4.Nama senyawa poliatom NH4Cl adalah. . . .

a. Amonium klorida
b. Kalium sianida
c. Seng hidroksida
d. Besi (III) sulfat
e. Magnesium sulfat

Jawab : A

NH4 = ammonium, Cl = klorida.

5. Nama kimia dari senyawa MnO2 adalah . . . .

a. Mangan (II) oksida


b. Mangan (III) oksida
c. Mangan (VI) oksida
d. Dimangan trioksida
e. Mangan oksida

Kimia Analisa II Kation dan Anion 24


Jawab : C

Bilangan oksidasi Mn dalam MnO2 adalah +4. Nama unsur yang di depan disebutkan
terlebih dahulu, yaitu Mangan. Kemudian bilangan oksidasi Mn dituliskan dalam angka
romawi, setelah itu disebutkan unsur yang dibelakang. Jadi Nama senyawa MnO2 adalah
Mangan (VI) oksida.

6.Nama senyawa Al2O3 adalah . . . .

a. Aluminium oksida
b. Dialuminium oksida
c. Aluminium trioksida
d. Dialuminium trioksida
e. Aluminium dioksida

Jawab : A

Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksida
hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang
kemudian dibubuhi kata oksida.Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya
mempunyai bilangan oksidasi +3 sehingga dinamai senyawa aluminium oksida.

7. Nama senyawa Na2O adalah . . . .

a. Dinatrium oksida
b. Natrium trioksida
c. Natrium pentaoksida
d. Natrium oksida
e. Natrium tetraoksida

Jawab : D

Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksida
hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang

Kimia Analisa II Kation dan Anion 25


kemudian dibubuhi kata oksida. Senyawa Na2O yang tersusun atas unsur Na yang hanya
mempunyai bilangan oksidasi +1 sehingga dinamai senyawa Natrium oksida.

8.Nama senyawa NaOH adalah . . . .

a. Natrium Hidroksida
b. Dinatrium Hidroksida
c. Natrium Oksida
d. Natrium tetraoksida
e. Natrium

Jawab : A

Natrium Hidroksida.Na = Natrium, OH = Hidroksida. Basa ditandai dengan adanya


ion hidroksida (OH–). Penamaan basa selalu diakhiri dengan anion hidroksida.

9. Rumus kimia dari senyawa hidrat kalsium sulfat dihidrat adalah . . . .

a. CuSO4.5H2O
b. NaCl.10 H2O
c. HBr. 4H2O
d. Na2CO3.10H2O
e. CaSO4.2H2O

Jawab : E

Senyawa Hidrat diberi nama dengan menambahkan angka yunani yang menyatakan
banyaknya air Kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.

CaSO4 = kalsium sulfat, karena terdapat 2 H2O jadi namanya dihidrat. Sehingga
CaSO4.2H2O = kalsium sulfat dihidrat.

Kimia Analisa II Kation dan Anion 26


10.Rumus besi(II) oksida dan tembaga(I) oksida berturut-turut yaitu . . . .

a. FeO dan CuO


b. FeO dan Cu2O
c. Fe2O dan Cu2O
d. Fe2O3 dan CuO
e. Fe2O3 dan Cu2O

Jawab : B

Bilangan Oksidasi Fe dalam FeO adalah +2 sehingga namanaya besi(II) oksida dan
Bilangan oksidasi Cu dalam Cu2O adalah +1 sehingga namanya tembaga(I) oksida.

11.Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa oksidasi.
Tentukan jenis oksida dari senyawa-senyawa berikut ini dan definisikanlah macam
oksidanya!

a. H2O2 dan Na2O2


b. H2O, NO, dan MnO2
c. Al2O3, PbO dan ZnO
d. CO2, SO3 dan P2O5
e. Na2O, BaO dan Al2O3

Jawaban :

a. H2O2 dan Na2O2 adalah contoh senyawa peroksida, yaitu oksida logam atau oksida
nonlogam yang di dalam senyawanya kelebihan atom oksigen.

b. H2O, NO, dan MnO2 adalah contoh senyawa oksida indefferen yaitu oksida logam atau
oksida nonlogam yang tidak bersifat sebagai oksida asam ataupun sebagai oksida asam
ataupun sebagai oksida basa.

c. Al2O3, PbO dan ZnO termasuk senyawa oksida amfoter, yaitu oksida logam atau oksida
nonlogam yang dapat bersifat sebagai oksida asam atau sebagai oksida basa.

d. CO2, SO3 dan P2O5 termasuk dalam senyawa oksida asam, yaitu oksida nonlogam yang
jika direaksikan dengan air akan menghasilkan asam.

e. Na2O, BaO dan Al2O3 adalah contoh senyawa oksida basa, yaitu oksida logam yang jika
direaksikan dengan air akan menghasilkan basa atau hidroksida.

Kimia Analisa II Kation dan Anion 27


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anion adalah senyawa ion yang mempunyai muatan negatif atau bisa disebut ion
negatif. Demikian juga dengan kation, kation adalah senyawa ion yang bermuatan
positif. Anion dan Kation bisa terbentuk dari unsur (monoatomik) maupun dari
senyawa (poliatomik). Jika atom kehilangan satu atau lebih elektron, maka atom
tersebut akan bermuatan positif dan dinamakan kation. Sedangkan jika atom
bermuatan negatif disebut anion.

Jika dilihat dari atom atau unsur yang menyusunnya dibedakan menjadi
dibedakan menjadi 2 yaitu :

1.Anion dan kation monoatomik, yaitu ionnya terbentuk dari satu unsur saja misalnya
kation Ka+ atau anion Cl-

2.Anion dan Kation Poliatomik, yaitu ionnya terbentuk dari beberapa unsur atau
atom. Misalnya anion SO42- atau kation NH4+

3.2 Saran
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kation dan anion,
menejelaskan perbedaan kation dan anion, serta mampu menyebutkan
klasifikasi kation dan anion, reaksi reaksi kation dan anion, serta ciri khas
antara kation dan anion. Sehingga dapat memberikan pengetahuaan kepada
mahasiswa tentang Kation dan Anion.

Kimia Analisa II Kation dan Anion 28


3.3 Daftar Pustaka
 Svehla, G. (Setiono & Pudjaatmaka, alih bahasa). 1985. Vogel Analsis Anorganik
Kualitatif Makro dan Semimikro, Edisi 5 Bagian I dan Bagian II. Jakarta: Kalman
Media Pusaka
 http://wanibesak.files.com/2011/06/analisis-kation-dan-anion.pdf
 https://docs.google.com/file/d/0B_7lFpil7ZYOZWRBdy1RMEZwdFU/edit?pli=1

Kimia Analisa II Kation dan Anion 29

You might also like