Professional Documents
Culture Documents
Ka 2
Ka 2
PENDAHULUAN
Di sekitar kita dapat ditemukan banyak ion-ion terlarut seperti pada sungai, limbah,
air laut, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk. Unsur logam dalam
larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan unsur nonlogam akan
membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan untuk menentukan keberadaan
kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut analisis kualitatif. Banyak pendekatan
yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi
berdasarkan sifat fisika dan kimianya.
PEMBAHASAN
Anion adalah senyawa ion yang punya muatan negatif atau bisa disebut ion negatif.
Demikian juga dengan kation, kation adalah senyawa ion yang bermuatan positif. Anion dan
kation bisa terbentuk dari unsur (monoatomik) maupun dari senyawa (poliatomik). Anion dan
Kation terbentuk dari reaksi ionisasi. Contohnya Anion dan Kation sobat, misalnya, atom
Kalium melepaskan satu elektron menjadi ion Ka+ (persamaan reaksinya, Ka → Ka+ + e-).
Anion terjadi apabila atom unsur menangkap satu atau lebih elektron, misalnya, atom klor
menangkap satu elektron menjadi ion Cl- (persamaan reaksinya, Cl + e- → Cl-).
Jika atom kehilangan satu atau lebih elektron, maka atom tersebut akan bermuatan
positif dan dinamakan kation. Sedangkan jika atom mempunyai satu atau lebih elektron
ekstra maka akan bermuatan negatif dan disebut sebagai anion.
Litium mempnyai 3 proton dan 3 elektron. Ketika kehilangan salah satu elektronnya,
maka litium hanya mempunyai 2 elektron dan 3 proton. Maka litium akan membentuk kation
(bermuatan positif).
Anion yang bermuatan negatif mempunyai ukuran yang lebih besar daripada atom
asalnya. Karena anion kelebihan elektron, maka elektron tesebut saling tolak menolak satu
sama lain dan maka dari itu menambah ukuran fisik dari ion. Ukuran ion ditentukan oleh
awan elektron. Dan pada umumnya kation berukuran lebih kecil daripada atom asal
dikarenakan kecilnya ukuran awan elektron. Kation hidrogen (H+ / hidronium) tidak
mempunyai elektron, maka dari itu kation hidrogen jauh lebih kecil dari atom unsur hydrogen
1. Klasifikasi Kation
Kation-kation dikelompokkan dalam lima golongan yang bertujuan untuk analisis
kualitatif sistematik. Kation-kation digolongkan berdasarkan sifat-sifat kation
terhadap beberapa reagensia. Reagensia golongan yang biasanya digunakan untuk
klasifikasi kation adalah asam klorida, hidrogen sulfida, amonium sulfida, dan
amonium karbonat. Klasifikasi ini didasarkan pada kemampuan suatu kation untuk
bereaksi dengan reagensia-reagensia dengan membentuk endapan atau tidak.
Dengan asam nitrat pekat dapat terbentuk lapisan pelindung berupa timbel nitrat
pada permukaan logam yang mencegah pelarutan lebih lanjut.
3. Golongan kation II: Merkurium (II), Timbel (II), Bismut (III), Tembaga (II),
Kadmium (II), Arsenik (III) dan (V), Stibium (III) dan (V), dan Timah (II) dan
(IV).
a. Merkurium (Raksa), Hg- Merkurium (II)
Rekasi-reaksi ion merkurium (II):
1. Hidrogen Sulfida (gas atau larutan air jenuh): endapan putih merkurium (II)
klorosulfida terbentuk karena adanya asam klorida encer. Bila ditambahkan
hidrogen sulfida lebih lanjut akan terbentuk endapan hitam merkurium (II)
sulfida.
2. Larutan amonia: endapan putih dengan komposisi tercampur, pada dasarnya
dari merkurium (II) oksida dan merkurium (II) amidonitrat:
2Hg2+ + NO3- + 4NH3 + H2O HgO.Hg(NH2)NO3 + 3NH4+
3. Natrium hidroksida bila ditambahkan dalam jumlah sedikit: endapan merah-
kecoklatan dengan komposisi berbeda-beda, jika ditambahkan dalam jumlah
stoikiometris endapan berubah menjadi kuning ketika terbentuk merkurium
(II) oksida:
Hg2+ + 2OH- HgO + H2O
4. Kalium sianida (RACUN): tidak terdapat perubahan apapun dalam larutan
encer (perbedaan dari ion-ion lain dari sub-golongan tembaga)
5. Lembaran atau mata uang tembaga mereduksi ion merkurium (II) menjadi
logamnya:
Cu + Hg2+ Cu2+ + Hg
Air ↓ Putih
BrO(NO)2
Reaksi Uji kobalt (II) Kalium Asam tionat Dinitro-P
spesifik Tiosianat → iodida → hitam depensi ↓
biru tua → warbadida
endapan (0,1%) →
merah dari coklat
jingga berubah
menjadi
kehijauan
Uji nyala Biru Hijau
abu-abu kebiran
4. Golongan kation III: Besi (II) dan (III), Aluminium, Kromium (III) dan (VI),
Nikel, Kobalt, Mangan (II) dan (VII), dan Zink.
Reagensia golongan: hidrogen sulfida (gas atau larutan air jenuh) dengan adanya
amonia dan amonium klorida, atau larutan amonium sulfida.
Reaksi golongan: endapan-endapan dengan berbagai warna: besi (II) sulfida(hitam),
aluminium hidroksida (putih), kromium (III) hidroksida (hijau), nikel sulfida (hitam),
kobalt sulfida (hitam), mangan (II) sulfida (merah jambu), dan zink sulfida (putih).
a. Besi, Fe-Besi (II)
NH3 tidak ada perubahan tidak ada endapan tidak ada endapan
+berlebih Keruh
Anion merupakan ion yang muatan totalnya negatif akibat adanya kenaikan jumlah
electron. Pengujian anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda
dengan analisis kation. Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan-
gangguan dari ion-ion lain yang ada dalam larutan minimal (dapat diabaikan). Analisis anion
tidak sesistematis analisis kation. Uji pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan
pada sifat fisika seperti warna, bau, terbentuknya gas, dan kelarutannya.
Analisis anion dapat dilakukan dengan tiga cara: Bunsen, Gilreath dan Vogel.
Bunsen dengan cara menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam
bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath
menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam-garam Ca, Ba, Cd, dan garam
perak. Cara vogel yaitu menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakan
a. Golongan Sulfat : SO42-, SO32- , PO43- , Cr2O42- , BO2- , CO32- , C2O42- , AsO4-
b. Golongan Halida : Cl- , Br- , I- , S2-
c. Golongan Nitrat : NO3- , NO2- , C2H3O2-
1. Uji Sulfat
Uji regensia mangan(II)klorida, Zat ini dalam asam klorida pekat akan diubah oleh zat
zat pengoksidasi yang lemah sekalipun menjadi garam(III)mangan yang berwarna
coklat tua. Memungkinkan adanya ion ion kompleks
Jika larutan sampel diasamkan dengan asam nitrat dan ditambahkan perak nitrat maka
hanya golongan anion halida yang akan mengendap sebagai garam perak, yaitu: AgCl
(putih), AgBr(kuning), AgI(kuning muda), Ag2S (hitam).
7. Uji Kromat
Perhatikan filltrat pada uji sulfat, jika berwarna kuning maka anion kromat ada.
Tambahkan pada filtrat Pbnitrat, jika terbentuk endapan kuning maka kromat ada.
8. Uji Asetat
Ambil beberapa tetes sampel, tambahkan etanol, perhatikan bau yang terbentuk, jika
tercium bau buah maka asetat ada.
a. Kalsium klorida
b. Kalium diklorida
c. Kalium klorida
d. Kalium hidroksida
e. Kalsium diklorida
Jawab : C
Senyawa biner yang terdiri atas unsur logam dan non logam mempunyai aturan
penamaan :
1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut.
2. Unsur yang berada di belakang (nonlogam) diberi nama sesuai dengan nama unsure
tersebut dengan mengganti akghiran unsur menjadi –ida.
Logam K diberi nama kalium. Non logam Cl diberi nama klorida. Dengan demikian nama
kimia KCl adalah kalium klorida.
a. Natrium iodat
b. Natrium iodit
c. Natrium hipoiodit
d. Natrium periodat
e. Natrium iodida
Jawab : E
Senyawa biner yang terdiri atas unsur logam dan non logam mempunyai aturan
penamaan :
1. Unsur yang berada di depan (logam) diberi nama sesuai dengan nama unsur tersebut.
a. NO3
b. N2O
c. N2O3
d. N3O2
e. N3O4
Jawab : C
Karena bilangan oksidasi Nitrogen dalam senyawa N2O3 sama dengan +3, sesuai
dengan nama rumus molekul nitrogen (III) oksida yang diberi angka romawi III.
a. Amonium klorida
b. Kalium sianida
c. Seng hidroksida
d. Besi (III) sulfat
e. Magnesium sulfat
Jawab : A
Bilangan oksidasi Mn dalam MnO2 adalah +4. Nama unsur yang di depan disebutkan
terlebih dahulu, yaitu Mangan. Kemudian bilangan oksidasi Mn dituliskan dalam angka
romawi, setelah itu disebutkan unsur yang dibelakang. Jadi Nama senyawa MnO2 adalah
Mangan (VI) oksida.
a. Aluminium oksida
b. Dialuminium oksida
c. Aluminium trioksida
d. Dialuminium trioksida
e. Aluminium dioksida
Jawab : A
Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksida
hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang
kemudian dibubuhi kata oksida.Senyawa Al2O3 tersusun atas unsur Al yang hanya
mempunyai bilangan oksidasi +3 sehingga dinamai senyawa aluminium oksida.
a. Dinatrium oksida
b. Natrium trioksida
c. Natrium pentaoksida
d. Natrium oksida
e. Natrium tetraoksida
Jawab : D
Untuk senyawa oksida yang tersusun atas unsur yang mempunyai bilangan oksida
hanya satu macam, pemberian nama dilakukan dengan menyebutkan nama unsurnya yang
a. Natrium Hidroksida
b. Dinatrium Hidroksida
c. Natrium Oksida
d. Natrium tetraoksida
e. Natrium
Jawab : A
a. CuSO4.5H2O
b. NaCl.10 H2O
c. HBr. 4H2O
d. Na2CO3.10H2O
e. CaSO4.2H2O
Jawab : E
Senyawa Hidrat diberi nama dengan menambahkan angka yunani yang menyatakan
banyaknya air Kristal hidrat di akhir nama senyawa tersebut.
CaSO4 = kalsium sulfat, karena terdapat 2 H2O jadi namanya dihidrat. Sehingga
CaSO4.2H2O = kalsium sulfat dihidrat.
Jawab : B
Bilangan Oksidasi Fe dalam FeO adalah +2 sehingga namanaya besi(II) oksida dan
Bilangan oksidasi Cu dalam Cu2O adalah +1 sehingga namanya tembaga(I) oksida.
11.Oksida adalah senyawa berupa unsur dan oksigen yang terbentuk pada peristiwa oksidasi.
Tentukan jenis oksida dari senyawa-senyawa berikut ini dan definisikanlah macam
oksidanya!
Jawaban :
a. H2O2 dan Na2O2 adalah contoh senyawa peroksida, yaitu oksida logam atau oksida
nonlogam yang di dalam senyawanya kelebihan atom oksigen.
b. H2O, NO, dan MnO2 adalah contoh senyawa oksida indefferen yaitu oksida logam atau
oksida nonlogam yang tidak bersifat sebagai oksida asam ataupun sebagai oksida asam
ataupun sebagai oksida basa.
c. Al2O3, PbO dan ZnO termasuk senyawa oksida amfoter, yaitu oksida logam atau oksida
nonlogam yang dapat bersifat sebagai oksida asam atau sebagai oksida basa.
d. CO2, SO3 dan P2O5 termasuk dalam senyawa oksida asam, yaitu oksida nonlogam yang
jika direaksikan dengan air akan menghasilkan asam.
e. Na2O, BaO dan Al2O3 adalah contoh senyawa oksida basa, yaitu oksida logam yang jika
direaksikan dengan air akan menghasilkan basa atau hidroksida.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anion adalah senyawa ion yang mempunyai muatan negatif atau bisa disebut ion
negatif. Demikian juga dengan kation, kation adalah senyawa ion yang bermuatan
positif. Anion dan Kation bisa terbentuk dari unsur (monoatomik) maupun dari
senyawa (poliatomik). Jika atom kehilangan satu atau lebih elektron, maka atom
tersebut akan bermuatan positif dan dinamakan kation. Sedangkan jika atom
bermuatan negatif disebut anion.
Jika dilihat dari atom atau unsur yang menyusunnya dibedakan menjadi
dibedakan menjadi 2 yaitu :
1.Anion dan kation monoatomik, yaitu ionnya terbentuk dari satu unsur saja misalnya
kation Ka+ atau anion Cl-
2.Anion dan Kation Poliatomik, yaitu ionnya terbentuk dari beberapa unsur atau
atom. Misalnya anion SO42- atau kation NH4+
3.2 Saran
Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari kation dan anion,
menejelaskan perbedaan kation dan anion, serta mampu menyebutkan
klasifikasi kation dan anion, reaksi reaksi kation dan anion, serta ciri khas
antara kation dan anion. Sehingga dapat memberikan pengetahuaan kepada
mahasiswa tentang Kation dan Anion.