You are on page 1of 10

Pengolahan Air Limbah (Nurhasanah)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN


TEKNOLOGI VERMIBIOFILTER

WASTE WATER TREATMENT TECHNOLOGY VERMIBIOFILTER

Nurhasanah Sutjahjo1) dan Ida Medawaty2)


1,2)
Pusat Litbang Permukiman Balitbang PU,
Jalan Panyaungan, Rancaekek Kabupaten Bandung,
Email: 1)nurbudi2004@yahoo.com; 2) dede_meda@yahoo.com

Diterima November 2014, diterima setelah perbaikan Januari 2014


Disetujui untuk diterbitkan Maret 2015

Abstrak: Sekitar 70 juta orang masih terkontaminasi secara langsung oleh kotoran dan bahan buangan sebagai
limbah rumah tangga , antara lain berupa 14 ribu ton tinja per hari dan 176 ribu urin per hari yang belum
dikelola dengan baik. Seluruh limbah asal manusia tersebut secara langsung mencemari 75 persen sungai yang
ada. Bahaya limbah bisa menimbulkan kontaminasi fisik, kimia dan mikrobiologi bagi orang-orang di
sekitarnya, selain itu juga menyebabkan kualitas lingkungan mengalami degradasi. Tingkat sanitasi yang buruk
secara langsung menempatkan Indonesia pada urutan ke-41 dari 102 negara berkembang di dunia dalam nilai
Human Development Index (HDI). Sehingga atas dasar tersebut perlu adanya teknologi tepat guna yang
berbiaya murah dan mempunyai nilai tambah, salah satu teknologi tersebut antara lain adalah vermibiofilter.
Tujuan penelitian pengolahan air limbah yang memanfaatkan cacing yang ada di Indonesia dapat menurunkan
bahan pencemar serta mendapatkan nilai tambah dengan memproduksi cacing. Metode penelitian dengan
eksperimental skala laboratorium, dimana data dikumpulkan dan dianalisis dengan metode penilaian teknologi
berdasarkan efisiensi . Dengan cara bekerja cacing tanah sebagai biofilter pada reaktor yang berisi beberapa
lapisan dari kerikil, dan tanah tempat keberadaannya cacing yang dapat menghapus BOD baru mencapai 50
%, TSS 91 %, lemak 74 % dari air limbah. Cacing tanah juga menggiling lumpur dan partikel pasir,
peningkatan total luas permukaan, yang meningkatkan kemampuan untuk 'menyerap' organik dan anorganik
dari air limbah. Padatan tersuspensi terjebak di atas vermibiofilter dan diproses oleh cacing tanah dan
diumpankan ke mikroba tanah bergerak di vermibiofilter tersebut. sehingga tidak ada pembentukan lumpur

Kata kunci: Air limbah, teknologi, cacing, bahan pencemar, dan sanitasi.

Abstrak: Approximately 70 million people still live contaminated by dirt and waste material as household
waste, which include 14 thousand tons of feces per day and 176 thousand urine per day which is not managed
properly. The human origin of the waste directly pollute 75 percent of the existing river. Waste can cause
contamination danger of physical, chemical and microbiological for the people around him, but it also causes
the degradation of environmental quality experience. Poor sanitation levels are directly placed Indonesia on
the order of 41 of the 102 developing countries in the world in the value of the Human Development Index
(HDI). Thus, on the basis of the need for appropriate technologies are low cost and have added value, one of
these technologies include is vermibiofilter. The purpose of wastewater treatment research that utilizes worms
in Indonesia can reduce pollutants and gain added value by producing worms. Research methods with
experimental laboratory scale, where data is collected and analyzed by the method of technology assessment
based on efficiency. Earthworms by working as a biofilter reactor containing several layers of gravel, and the
land where the existence of worms that can remove only 50% of BOD, TSS 91%, fat 74% of the waste water.
Earthworms also grind mud and sand particles, increasing the total surface area, which increases the ability
to ' absorb ' the organic and inorganic waste from water. Suspended solids trapped on Vermibiofilter and
processed by earthworms and soil microbes are fed to the vermibiofilter move, so no sludge formation.

Keywords: Wastewater, technology, worms, pollutants, and sanitation.

31
Lingkungan Tropis, vol 9 no. 1, Maret 2015: 31-40

PENDAHULUAN

Pencemaran yang mengakibatkan operasional pengolahan air limbah dengan


kerusakan lingkungan diakibatkan oleh kegiatan pemanfaatan cacing.
manusia baik di hulu mapun di hilir sungai. Sekitar 4.500 spesies cacing di dunia,
Pencemaran ini mengakibatkan turunnya kualitas sekitar 2.700 di antaranya adalah spesies cacing
air sungai, atau meningkatnya kadar parameter tanah. Ada dua tipe spesies cacing tanah
pencemar seperti Biological Oxygen Demand berdasarkan perilaku hidupnya, yaitu
(BOD), Chemical Oksigen Demand (COD), earthmovers dan composters (pembuat kompos).
Total Suspended Solid (TSS) dan bakteri coli. Earthmovers adalah spesies soliter (penyendiri)
Hampir 80% dari pasokan air yang digunakan yang hidup di dalam tanah dengan membuat
oleh masyarakat kembali sebagai air limbah terowongan berongga di dalam tanah (rongga-
dalam sistem saluran pembuangan limbah. rongga ini akan terisi udara dan oksigen yang
Sekitar 70 juta orang masih terkontaminasi baik untuk akar tanaman). Mereka hidup dari
secara langsung oleh kotoran dan bahan buangan, memakan bakteri, fungi, dan algae pada tanah
antara lain berupa 14 ribu ton tinja per hari dan dan memberikan nutrisi melalui kotoran mereka
176 ribu urin per hari yang belum dikelola ke tanah pada level akar yang sangat dibutuhkan
dengan baik. Seluruh limbah asal manusia oleh tanaman. Sedangkan cacing Composters
tersebut secara langsung mencemari 75 persen adalah spesies yang hidup secara massal dalam
sungai yang ada. tumpukan organik di permukaan tanah. Mereka
Pencemaran sungai menyebabkan mengkonsumsi bakteri, fungi, dan algae yang ada
sumber daya air menjadi rusak. Akibat sanitasi pada dedaunan mati dan bahan organik lainnya
yang buruk terungkap, dari setiap 1.000 bayi dan mengubahnya menjadi humus. Cacing
yang lahir, hampir 50 orang di antaranya harimau (Eisenia foetida) dan cacing merah
meninggal karena diare sebelum usia 5 tahun. (Lumbricus rubellus) merupakan cacing tanah
Ternyata 94 persen kasus diare disumbang oleh jenis Composters, (Arisandi, 2012). Cacing
faktor lingkungan terkait dengan konsumsi air menghasilkan limbah bersih dan juga kascing
yang tidak sehat dan buruknya sanitasi. Selain kaya nutrisi, (Bajsa et al. 2003).
diare, sanitasi yang buruk menyebabkan penyakit Untuk melakukan budidaya atau
kulit dan infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). pengaplikasian teknologi dengan menggunakan
Demikian menurut Menteri Kesehatan pada agen hayati berupa cacing tanah, ada beberapa
Konferensi Sanitasi Nasional 2009, Selasa, 8 faktor lingkungan yang harus diperhatikan untuk
Desember 2009 di Jakarta dapat mengoptimalkan pertumbuhan cacing
(http://www.pantonanews.com). tersebut, antara lain:
Bahaya limbah dan bahan buangan 1.Kadar air media
berbahaya, bisa menimbulkan kontaminasi fisik, Sebanyak 75-90% bobot cacing tanah
kimia dan mikrobiologi bagi orang-orang di adalah air, maka kehilangan air dari tubuh cacing
sekitarnya. Selain itu juga menyebabkan kualitas tanah merupakan persoalan utama dari kehidupan
lingkungan mengalami degradasi. Tingkat cacing tanah. Namun, cacing tanah mempunyai
sanitasi yang buruk secara langsung kemampuan untuk bertahan hidup dengan
menempatkan Indonesia pada urutan ke-41 dari bergerak ke daerah yang lebih cocok ataupun
102 negara berkembang di dunia dalam nilai dengan diam apabila kehilangan air. Bila tidak
Human Development Index (HDI) menghindari tanah yang kering, cacing tetap bisa
(http://www.pantonanews.com). Sehingga atas hidup saat kehilangan 50% dari tubuhnya.
dasar tersebut perlu adanya teknologi tepat guna Kekeringan yang lama dan berkelanjutan akan
yang berbiaya murah. Salah satu teknologi menurunkan populasi cacing pada suatu lahan.
tersebut antara lain adalah teknologi Kadar air yang optimum bagi pertumbuhan
vermibiofilter. Tujuan dari penelitian ini adalah cacing tanah adalah 12-30%, (Anas, 1990 dalam
untuk memberikan modifikasi tambahan Juhastantie, 2000)
teknologi pengolahan air limbah dengan inovasi 2.Temperatur
pemanfaatan cacing yang ada di Indonesia serta Temperatur merupakan salah satu faktor
meningkatkan optimasi kualitas penurunan bahan penting terhadap kesuburan cacing dalam
pencemar serta meningkatnya kinerja dalam pertumbuhannya. Temperatur optimumnya

32
Pengolahan Air Limbah (Nurhasanah)

adalah 15-18 derajat Celcius (Anas, 1990 dalam merupakan komponen utama sebanyak 99% dan
Juhastantie, 2000) jumlah padatan tersuspensinya hanya 1%. Nilai
3. Aerasi dan CO2 BOD, COD, TSS pada limbah tersebut sangat
Distribusi cacing tidak dipengaruhi oleh tinggi. Kadar nitrogen dan fosfor juga sangat
kadar karbondioksida dalam tanah, tetapi untuk tinggi, terdapat logam berat seperti Cd juga
mengoptimalkan pertumbuhan cacing perlu sejumlah bakteri sehingga nilai TSS menjadi
dilakukan aerasi seperti membalik media agar sangat tinggi, (Sinha, 2008).
sirkulasi udara dalam media tetap terjaga Vermibiofilter pertama kali diujicobakan
(Rukmana, 1999). oleh Profesor Jose Toha di Universitas Chile
4. Bahan organik pada tahun 1992, dimana merupakan teknologi
Bahan organik dalam tanah berbiaya murah dibanding teknologi
mempengaruhi distribusi cacing, dimana cacing konvensional yang berpotensi digunakan di
akan terkonsentrasi pada daerah yang banyak pedesaan (Taylor et al., 2003: Sinha et al., 2008).
mengandung sumber bahan organik. Pertama kali digunakan untuk mengolah polutan
5. Suplai makanan organik menggunakan cacing (Li et al., 2008).
Cacing dapat menjadikan bahan organik Penggunaan cacing tergolong inovasi baru
sebagai sumber makanannya. Jenis dan jumlah dibidang biofilter konvensional dan membuat
makanan yang tersedia mempengaruhi populasi metode baru dalam pengolahan biologis melalui
dan kecepatan pertumbuhan cacing. perpanjangan rantai makanan, transfer energi dan
Pertumbuhan yang tercepat adalah jika cacing transfer massa melalui biofilm cacing tersebut.
diberi kotoran ternak. Intensitas pemberian suplai Teknologi vermibiofilter ini adalah
makanan pada cacing bergantung pada jumlah teknologi yang menggabungkan teknologi
cacing. Saat suplai makanan tidak tersedia, vermikompos dan teknologi biofilter. Teknologi
cacing akan kelaparan dan mati. Umumnya, vermibiofilter ini berfungsi untuk menurunkan
cacing memakan makanan dengan ukuran yang pencemar dalam buangan manusia ini. Lumpur
sebanding bobot tubuhnya per hari. tinja yang berasal dari tangki septik harus diolah,
6. Cahaya karena mengandung polutan-polutan yang
Cacing tanah sensitif terhadap cahaya berbahaya bagi lingkungan. Pengolahan lumpur
dan akan mati jika diberi paparan cahaya dalam tinja ini mempunyai 2 tujuan, yaitu untuk
waktu 1 menit. Maka harus ditempat yang teduh menurunkan kandungan zat organik dari lumpur
dan terhindar dari paparan sinar matahari tinja dan untuk menurunkan bakteri-bakteri
langsung. patogen (organisme penyebab penyakit).
7. Keasaman (pH) Pengolahan lumpur tinja pada negara-negara
pH yang optimal untuk pertumbuhan berkembang harus mempertimbangkan hal-hal
cacing adalah 7-8. Sistem pencernaan cacing sebagai berikut: efektif, murah dan simpel dalam
yang kurang sempurna tidak dapat merombak konstruksi dan pengoperasiannya. Pada
karbohidrat dan protein. Untuk merombak prinsipnya, pengolahan septage ini adalah untuk
karbohidrat dan protein dibutuhkan bakteri yang menurunkan kandungan BOD, COD dan bakteri
menguraikannya terlebih dahulu. coli serta zat tersuspensi (SS), agar tidak
8. Kepadatan populasi membahayakan lingkungan.
Populasi yang terlalu padat akan Selain diintegrasikan dengan tangki
menyebabkan pertumbuhan cacing menjadi septik, Vermibiofilter juga dapat digunakan
terhambat dan ada kemungkinan keracunan langsung untuk mengolah air limbah.
protein (Gaddie dan Douglas, 1977 dalam Vermibiofilter telah diketahui baik untuk
Juhastantie, 2000) kepadatan populasi cacing mengolah air limbah (Li et al., 2008). Air limbah
dalam reaktor yang dapat ditoleransi adalah 8000 memiliki hubungan dengan populasi cacing yang
ekor cacing/m2 (Xing dalam Sinha, 2008). dinamis dan aktivitas enzimnya, karena
Ukuran lahan dapat disesuaikan dengan keadaan kontaminant memiliki campuran yang kompleks
di lapangan dimana harus diperhatikan bahwa meliputi nutrient, pathogen, senyawa kimia dan
distribusi cacing di tiap titik bisa merata dan senyawa pengganggu endocrine, (Hughes et al.,
populasinya tidak terlalu banyak. 2007).
Limbah yang berasal dari kotoran Unit-unit pengolahan di dalam
manusia dan urin mengandung banyak sekali vermibiofilter terbagi menjadi beberapa jenis;
mineral terlarut dan senyawa organik. Air pre-treatment, pengolahan primer, pengolahan

33
Lingkungan Tropis, vol 9 no. 1, Maret 2015: 31-40

sekunder, dan pengolahan tersier. Pada berupa penyisihan nitrogen, fosfor, serta
umumnya, sebelum buangan manusia diolah di penyisihan mikroorganisme berbahaya melalui
unit pengolahan, harus ada pemisahan antara air proses desinfeksi.
limbah dan lumpur feces melalui pre-treatment. Cacing tanah memiliki lebih dari 600
Air limbah kemudian diolah pada pengolahan juta tahun pengalaman limbah dan pengelolaan
primer untuk mengurangi padatan dan bahan lingkungan. Tidak heran kemudian, Charles
organik melalui proses fisik. Pada pengolahan Darwin menyebut mereka sebagai tentara tak
sekunder, air limbah diolah melalui proses terdeteksi dari manusia, dan filsuf Yunani
biologis untuk penyisihkan bahan organik yang Aristoteles menyebut mereka sebagai usus bumi,
terkandung didalamnya. Sedangkan pengolahan berarti mencerna berbagai bahan organik
tersier dapat diterapkan untuk meningkatkan termasuk organik limbah, (Darwin dan Seward
kualitas air hasil pengolahan yang dihasilkan 1903, Martin 1976).

METODE

Pelaksanaan penelitian baru dengan 90%, total padatan terlarut (TDS) 90-92%, dan
skala laboratorium dan dibagi dalam tiga jumlah padatan tersuspensi (TSS) dengan 90-
kegiatan, pengumpulan data sekunder (kajian 95% dari air limbah dengan mekanisme umum
pustaka), perencanaan model dan ujicoba alat 'konsumsi' dan biodegradasi limbah organik,
/eksperimental, pengolahan data serta analisis. berat logam, dan padatan dari air limbah dan juga
Pengumpulan data dilakukan dengan: dengan mereka 'Penyerapan' melalui dinding
1. Studi pustaka dan studi banding teknologi tubuh. Cacing tanah meningkatkan konduktivitas
yang ada dilapangan hidrolik dan aerasi alami oleh granulasi partikel
2. Rancangan teknis model tanah liat. Mereka juga menggiling lumpur dan
3. Bahan-bahan yang dapat menunjang partikel pasir, peningkatan total luas permukaan
pembuatan model . spesifik, yang meningkatkan kemampuan untuk
4. Pengumpulan data kualitas air dari hasil 'menyerap' yang organik dan anorganik dari air
eksperimental, data kuantitatif kualitas air limbah. Intensifikasi proses tanah dan aerasi oleh
limbah influen dan efluen cacing tanah memungkinkan stabilisasi tanah dan
5. Tabulasi data hasil analisa air menggunakan sistem filtrasi untuk menjadi efektif dan lebih
program Excel kecil dalam ukuran.
Dalam melakukan analisis data serta Padatan tersuspensi terjebak di atas
perumusan hasil, dengan analisis kuantitatif Vermibiofilter dan diproses oleh cacing tanah
terhadap kualitas air (influen dan efluen) , dan diumpankan ke mikroba tanah bergerak di
analisis kesesuaian dan efektifitas dari teknologi Vermibiofilter tersebut. Tidak ada pembentukan
vermibiofilter yang telah diujicoba serta lumpur, dalam proses yang memerlukan
permasalahan/kendala yang dihadapi; pengeluaran tambahan pada pembuangan TPA.
Ini juga merupakan proses bebas bau dan yang
Rancangan Teknis Model Vermibiofilter dihasilkan air Vermibiofilter bersih dan
Cacing tanah bekerja sebagai' biofilter didesinfeksi cukup dapat digunakan kembali
'dan mereka telah ditemukan untuk menghapus untuk irigasi pertanian dan di taman-taman.
'BOD 5 hari (BOD5) lebih dari 90%, COD 80-

34
Pengolahan Air Limbah (Nurhasanah)

Gambar 1. Reaktor Vermibiofilter Tipe 1.

Proses aerasi pada media cacing tidak akan dilakukan proses aerasi diganti menjadi
diperlukan dikarenakan cacing dapat bertahan pembuatan reaktor dengan menggunakan baffle /
hidup dengan baik walaupun dalam kondisi tanah lapisan kedap pada bagian lapisan pasir
yang lembab dan terendam air selama beberapa sebagaimana ditunjukkan pada gambar . Dimana
detik pada saat pengumpanan air limbah pada reaktor ini diketahui bahwa air bergerak
domestik. Penggunaan aerasi tentu saja akan lebih lambat dan membutuhkan waktu 45-60
menambah biaya investasi dan operasional menit untuk bergerak dari lapisan atas hingga
sehingga dapat dihilangkan pada bagian ini. outlet effluent. Tujuan dibentuknya baffle adalah
Proses aerasi masih berpotensi dilakukan apabila meningkatkan waktu detensi pada lapisan pasir
pada bagian bawah dilakukan pembuatan reaktor sehingga diharapkan biofilm dapat terbentuk
biofilter aerob. dengan baik.
Atas dasar tersebut reaktor 2 yang semua

Gambar 2. Vermibiofilter tipe 2 (Baffle).

Bahan dan metode excavatus, Eudrilus euginae, dan Lumbricus


Spesies cacing tanah yang digunakan rubellus . Dari spesies tersebut, ada spesies lokal
Telah ada berbagai penelitian tentang Indonesia yang sangat komersil dan mudah untuk
vermiculture terhadap berbagai spesies cacing di budidayakan untuk diterapkan pada
seperti Eisenia fetida, Eisenia andrei, Perionyx vermifiltrasi ini, yaitu spesies Lumbricus

35
Lingkungan Tropis, vol 9 no. 1, Maret 2015: 31-40

rubellus. Karena spesies ini merupakan spesies telah di olah adalah 1-15 mg/L , COD 60-70
lokal, kondisi optimum yang dibutuhkan tidak mg/L , TSS 20-30 mg/L, dan pH sekitar 7,0.
terlalu sulit dan cacing dapat diberikan variasi Parameter dipelajari dalam limbah
pada perlakuannya tanpa menurunkan kinerja vermifiltration
sebagai biofilter. Maka dari itu dipilihkan spesies Limbah awal yang diumpankan ke kit
Lumbricus rubellus. Vermibiofilter dan limbah diperlakukan yang
dikumpulkan di bagian bawah kit di ruang yang
Bahan Baku dianalisis untuk ditentukan nilai BOD, COD,
Bahan baku limbah diperoleh dari salah TSS, turbiditas, dan nilai pH.
satu rumah warga sekitar Cileunyi, Bandung.
Limbah yang berasal dari kotoran manusia dan Prosedur eksperimental
urin mengandung banyak sekali mineral terlarut Sekitar 10-15 Liter air limbah dari rumah
dan senyawa organik. Air merupakan komponen penduduk setempat ditampung dalam PVC Drum
utama sebanyak 99% dan jumlah padatan berkapasitas 20 liter yang telah dikalibrasi. Isi
tersuspensinya hanya 1%. Nilai BOD, COD, dan dalam drum tersebut dituang ke dalam wadah
OC pada limbah tersebut sangat tinggi. Kadar yang berukuran lebih kecil dan disiram secara
nitrogen dan fosfor juga sangat tinggi, terdapat merata ke permukaan kolom Vermibiofilter yang
logam berat seperti Cd juga sejumlah bakteri telah berisi unit filtrasi dan media tumbuh
sehingga nilai TSS menjadi sangat tinggi. (Sinha, cacing. Sistem yang digunakan pada prototype
2008). ini adalah sistem batch yang secara rutin
Nilai rata-rata BOD dari limbah mentah diaplikasikan pada Vermibiofilter tersebut.
berkisar antara 200 - 400 mg/L, COD berkisar Setelah melewati sistem filtrasi, air akan
antara 116 - 285 mg/L, TSS berkisar antara 300 - dikeluarkan melalui selang sedangkan
350 mg/L, dan pH berkisar antara 6,9 dan 7,3. padatannya akan tertinggal di bagian medium
Ada fluktuasi yang besar dalam nilai-nilai berisi cacing dan menjadi makanan bagi cacing.
tergantung pada daerah resapan air, aliran Limbah yang bertindak sebagai intlet
tingkat, dan musim. Limbah dari daerah industri ditampung untuk diuji BOD, COD, TSS serta pH
dapat memiliki nilai COD tinggi, sangat rendah nya sebagai patokan awal. Kemudian outlet
atau pH tinggi, karena adanya proses berupa filtrat ditampung juga untuk diuji hal
pencampuran limbah industri. Normal nilai yang serupa untuk mengetahui nilai yang tereduksi
dapat diterima untuk BOD dalam air limbah yang dari semulanya.

PEMBAHASAN

Spesies cacing lokal Indonesia yang sedangkan padatannya akan tertinggal di bagian
sangat komersil dan mudah di budidayakan medium berisi cacing dan menjadi makanan bagi
cocok diterapkan pada vermibiofilter ini yaitu cacing.
spesies Lumbricus rubellus. Kondisi optimum Inlet air limbah diuji BOD, COD, TSS
yang dibutuhkan tidak terlalu sulit dan cacing serta pH nya, kemudian outlet berupa filtrat
dapat diberikan variasi pada perlakuannya tanpa ditampung dan diuji seperti inlet sehingga
menurunkan kinerja sebagai biofilter. diketahui berapa besar penurunannya. Dalam
Sekitar 10-15 Liter air limbah dari tangki ini diketahui bahwa air bergerak lebih
rumah penduduk setempat ditampung dalam lambat dan membutuhkan waktu 45-60 menit
PVC drum berkapasitas 20 Liter. Isi dalam drum untuk bergerak dari lapisan atas hingga outlet
tersebut dituang ke dalam wadah yang berukuran effluent, Tujuan adalah meningkatkan waktu
lebih kecil dan disiram secara merata ke detensi pada lapisan pasir sehingga diharapkan
permukaan kolom Vermibiofilter yang telah biofilm dapat terbentuk dengan baik.
berisi unit filtrasi dan media tumbuh cacing.
Sistem yang digunakan pada prototipe ini adalah Hasil Pengujian Laboratorium
sistem batch yang secara rutin diaplikasikan pada Pengujian laboratorium dilakukan di
Vermibiofilter tersebut. Setelah melewati sistem Laboratorium Pengujian Pusat Litbang
filtrasi, air akan dikeluarkan melalui selang Permukiman. Sampel air diambil dan

36
Pengolahan Air Limbah (Nurhasanah)

dimasukkan pada jerigen ukuran 2 liter kemudian Berdasarkan hasil laboratorium air olahan dan air
diuji keesokan harinya di laboratorum pengujian. baku, dapat dilihat pada tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Hasil Pengujian Laboratorium Reaktor Model 1.

No Kode Jenis sampel Waktu Parameter


pengukuran temperatur TSS pH BOD Minyak
& lemak
1 346 Air olahan Hari ke-3 25,3 104 7,26 1369,93 22,5
2 347 Air baku Hari ke-3 25,4 445 7,27 1553,75 52,0
3 353 Air olahan Hari ke-5 25,3 92 7,64 823,89 11,5
4 352 Air baku Hari ke-5 25,3 445 7,31 1425,51 71,5
5 354 Air olahan Hari ke-8 25,0 22 7,83 404,75 26,0
6 355 Air baku Hari ke-8 25,0 269 7,41 622,70 72,5
7 358 Air olahan Hari ke-14 25,1 32 7,58 380,40 48,0
8 359 Air baku Hari ke-14 25,1 312 7,32 564,22 48,0

Keterangan:: Air olahan (vermibiofilter)


Air baku (air tinja manusia)

Tabel 2. Hasil Pengujian Laboratorium Reaktor Model 2.

No Kode Jenis sampel Waktu Parameter


pengukuran temperatur TSS pH BOD Minyak
& lemak
1 356 Air olahan Hari ke-3 25,4 23 7,94 388,97 19,0
2 357 Air baku Hari ke-3 25,4 241 7,30 824,96 80,0
3 362 Air olahan Hari ke-7 25,2 18 7,38 242,78 21,0
4 363 Air baku Hari ke-7 25,2 205 7,30 460,57 74,0

Keterangan::Air olahan (vermibiofilter)


Air baku (air tinja manusia

Hasil pengujian dilaboratorium didapat adalah separuh dari nilai penyisihan TSS, yaitu
bahwa TSS untuk reaktor 1 dapat menyisihkan 42%. Nilai laboratorium yang lebih kecil ini
rata-rata penyisihan 84%, BOD 30% dan Lemak diperkirakan akibat penggunaan aci kawung
68%. Hal ini menunjukkan reaktor dapat (media cacing) yang digunakan pada reaktor. Aci
mengolah suspended soli dengan baik, BOD kawung memiliki tinggi sekali kandungan warna
yang biasa berkorelasi dengan TSS, yaitu dan BOD sehingga diperkirakan ikut
separuh BOD terkandung pada TSS pada air menyumbangkan BOD pada reaktor.
limbah domestik terkurangi hingga 30%. Pada
reaktor satu BOD yang tersisihkan diperkirakan
Tabel 3. Efisiensi Penyisihan Pencemar oleh Vermibiofilter Tipe 1.

Hari Efisiensi Penyisihan


TSS BOD Lemak
3 77% 12% 576%
5 79% 42% 84%
8 92% 35% 64%
14 90% 35% error
Rata-rata 84% 30% 68%
.

37
Lingkungan Tropis, vol 9 no. 1, Maret 2015: 31-40

Gambar 3. Kinerja Vermibiofilter Tipe 1.

Penyisihan TSS pada awalnya adalah yang dalam bentuk TSS sedangkan BOD yang
secara fisika, suspended solid yang berukuran terlarut dalam air belum terolah dengan baik.
lebih besar dari pori pasir silika akan tertahan Biofilm yang ada pada lapisan pasir belum
diatas lapisan pasir. Suspended solid yang terbentuk dan air terlalu cepat melintas, waktu
tertahan ini kemudian akan dimakan oleh cacing retensi air dalam pasir hanya berkisar 5-10 menit
tanah untuk proses metabolisme. Penyisihan TSS sehingga pengolahan secara biologis oleh
pada reaktor satu ini berkisar antara 77-92% mikroba belum terjadi.
dengan nilai rata-rata 84%. Besarnya TSS yang Pada reaktor kedua ujicoba dilakukan
dihasilkan bergantung pada ukuran diameter dengan penambahan sekat secara horizontal,
padatan air buangan yang diumpankan. tujuan penambahan sekat ini adalah untuk
Pengumpanan pada reaktor dilakukan meningkatkan waktu retensi air dalam media
menyerupai perilaku masyarakat yaitu pasir yang diketahui berubah menjadi 45-75
diumpankan 1041 mg/L BOD setiap liternya. menit. Semakin banyak sekat maka akan semakin
Jumlah air yang diumpankan setiap hari adalah lama air mengalir. Media aci kawung diganti
10 Liter pada pagi hari dan 10 L pada sore hari menjadi campuran tanah lembang dan kompos
sehingga BOD yang dikonsumsi oleh cacing dengan harapan tidak ada penambahan BOD
adalah 20.820 mg. Menurut literatur pada Tabel yang besar dari media yang digunakan. Media
1. didapat bahwa setiap orang perhari pasir yang semula menggunakan degradasi dari 3
menghasilkan grey water sebanyak 27 gram. 22 buah media pasir yang berbeda ukuran diganti
gram disumbangkan dari feces dan 5 gram dari menjadi menggunakan 2 buah media. Media
urin. Sehingga besarnya air yang diumpankan pasir silica bulir besar pada lapisan atas yang
adalah air buangan domestik equivalen dari 1 berguna untuk mengeringkan media pasir pada
orang. Hal ini kemungkinan disebabkan rata-rata bagian atas dan pasir silica bulir kecil pada
pemakaian air untuk sekali flushing adalah 20 L bagian bawahnya yang berfungsi untuk
sehingga limbah terencerkan menjadi 104 l mg/L menyaring padatan yang lewat. Berdasarkan
Berdasarkan data didapat nilai TSS lebih hasil ujicoba pada reaktor pertama diketahui
kecil dibandingkan BOD. Menurut literatur pada cacing masih dapat bergerak melewati pasir
feces padat nilai TSS seharusnya lebih banyak silica butir besar (0,7-1 mm) dan tidak mampu
dari BOD, hal ini diperkirakan disebabkan feces menembus lapisan silica butir kecil (0,2-0,4mm).
yang sudah tercampur dengan air sehinga banyak Hasil pengujian menunjukkan adanya
padatannya yang larut kedalam air. Tingginya peningkatan nilai TSS dan BOD yang dihasilkan
BOD dibanding TSS juga dapat disebabkan dibandingkan reaktor 1. Rata-rata pengolahan
warna dan zat organik dari aci kawung. TSS meningkat dari 84% menjadi 91 % pada
Berdasarkan hasil laboratorium, penyisihan TSS reaktor 2 dan BOD meningkat dari 30% menjadi
pada reaktor tipe 1 hanya berkisar 30%, 50%, pengolahan lemak meningkat dari 68%
rendahnya nilai BOD disebabkan pada unit menjadi 74%.
pengolahan hanya terjadi pengolahan organik

38
Pengolahan Air Limbah (Nurhasanah)

Tabel 4. Efisiensi Penyisihan Reaktor 2.

Hari Efisiensi Penyisihan


TSS BOD Lemak
3 90% 53% 76%
7 91% 47% 72%
Rata-rata 91% 50% 74%

Gambar 4. Kinerja Reaktor Vermibiofilter Tipe 2.

Berdasarkan studi literatur dan dilanjutkan untuk penelitian skala lapangan.


perbandingan dengan tanki biofil, diketahui Cacing dapat tumbuh dengan baik hanya dengan
bahwa lapisan pasir dapat berfungsi sebagai unit asupan tinja sehingga pengolahan tinja dan
pengolahan biologis dalam bentuk biofilm lumpur tinja menggunakan cacing dapat
melekat, dimana mikroba akan melekat pada dilakukan. Hasil pembongkaran pada reaktor
lapisan pasir dan sekat unit pengolahan. Waktu secara visual menunjukkan tinja yang ada
retensi biofil berkisar 6-10 jam sedangkan waktu dikonsumsi dengan baik oleh cacing, tampak sisa
retensi reaktor 2 hanya berkisar 1 jam sehingga dedaunan dan biji yang tidak terolah oleh
pengolahannya biologis didalamnya tidak lambung manusia juga tidak dapat dikonsumsi
berjalan dengan optimal. Salah satu kondisi yang cacing. Beberapa kajian lanjutan mengenai
baik agar terbentuknya biofilm adalah adanya beberapa lama reproduksi cacing pada
continues flow dalam kecepatan yang relatif vermibiofilter, dampak dari adanya biofilm pada
lambat. Hal ini bertujuan agar suplai makanan lapisan pasir dan kelayakannya untuk digunakan
kepada bakteri tetap terjaga dan dilain pihak di masyarakat membutuhkan pengujian skala
kecepatan yang lambat akan mencegah bakteri lapangan yang diperkirakan membutuhkan waktu
untuk terlepas dari medianya. Atas dasar tersebut 2-3 bulan. Hal ini dikarenakan reproduksi cacing
maka diusulkan modifikasi reaktor 2 dimana yang berdasarkan literatur membutuhkan waktu
baffle dibuat miring sehingga bentuknya seperti minimal 2-3 minggu dalam kondisi ideal dan
kompartemen-kompartemen dalam kondisi pembentukan biofilm yang membutuhkan waktu
aerob. minimal 1 bulan dengan kondisi yang ideal.
Hasil dari percobaan menggunakan
reaktor 1 dan 2, vermibiofilter sudah dapat

KESIMPULAN
Uji coba yang berlangsung dapat waktu detensi terlalu sebentar, kecuali dibentuk
berjalan lancar dan tidak terjadi gangguan berarti pengaliran yang kontinu .
pada sistem. Vermibiofilter dapat dengan baik Konstruksi vermibiofilter hanya efektif
menyisihkan TSS, pengembangan reaktor 1 untuk menyisihkan TSS dan Separuh BOD.
menjadi reaktor 2 dapat meningkatkan efisiensi Dimana dari 100% BOD biasanya 50 % itu
penyisihan TSS, BOD dan lemak. Pada reaktor bersumber dari TSS sedangkan 50% sisanya dari
pertama biofilm tidak akan terbentuk karena TDS dan warna, ini disebabkan untuk skala

39
Lingkungan Tropis, vol 9 no. 1, Maret 2015: 31-40

laboratorium aliran tidak kontinyu yang salahsatu pengolahan air limbah rumah tangga
diterapkan sistem batch. Berikut ini hasil yang tepat untuk masyarakat Indonesia.
pengujian yang menunjukkan adanya Beberapa kajian lanjutan mengenai
peningkatan nilai TSS dan BOD yang dihasilkan beberapa lama reproduksi cacing pada
dibandingkan reaktor 1. Rata-rata pengolahan vermibiofilter, dampak dari adanya biofilm pada
TSS meningkat dari 84% menjadi 91 % pada lapisan pasir dan kelayakannya untuk digunakan
reaktor 2 dan BOD meningkat dari 30% menjadi di masyarakat membutuhkan pengujian skala
50%, pengolahan lemak meningkat dari 68% lapangan yang diperkirakan membutuhkan waktu
menjadi 74%. 2-3 bulan. Karena reproduksi membutuhkan
Teknologi vermibiofilter memiliki waktu minimal 2-3 minggu dalam kondisi ideal
banyak keunggulan dibandingkan tangkiseptik dan pembentukan biofilm membutuhkan waktu
kconventional yang masih memerlukan sistem minimal 1 bulan dengan kondisi yang ideal.
resapan seeing, berpotensi digunakan sebagai

Saran

Rekomendasi perbaikan disarankan yang memiliki waktu detensi 1 hari sehingga


menggunakan vermibiofilter dan dibawahnya ada diharapkan BOD, TDS dan warna dapat
lapisan sekat biofilter aerobik dan anaerobik berkurang cukup tinggi

Ucapan terima kasih

Terimakasih kepada Kapus Litbang atau dalam penelitian dan pengembangan


Permukiman, teman-teman sejawat dan pihak- pengolahan air limbah dengan teknologi
pihak yang terlibat dalam penyusunan Jurnal ini vermibiofilter.

DAFTAR PUSTAKA
Anas, I. 1990. Penuntun Praktikum Metoda Penelitian Sinha RK, Bharambe G. 2007. Removal of high BOD
Cacing Tanah dan Nematoda. Departemen and COD Loadings of Primary Liquid Waste
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Products from Dairy Industry by
Pendidikan Tinggi PAU Bioteknologi, IPB Vermifiltration Technology Using
Arisandi, ade. 2012. Cacing tanah: Indonesian Animal Earthworms; Ind J Enviro Prot (IJEP)
Channel. Indonesia 27(6):486–501; ISSN 0253-7141; Regd. No.
Edwards, C.A. 1977. Biology of Earthworms. John R.N. 40280/83; Indian Institute of Technology,
Wiley and Sons. New York BHU, India
Håkan Jönsson, Andras Baky, Ulf Jeppsson, Daniel Taylor 2003. The treatment of domestic wastewater
Hellström and Erik Kärrman. 2005. using small-scale vermicompost filter beds.
Composition of urine, faeces, greywater and Ecol Eng 21:197–203
biowaste for utilisation in the URWARE Tischer, Sabine. 2009. Earthworms (Lumbricidae) as
model. Dept. of Industrial Electrical Bioindicators: The Relationship Between In-
Engineering and Automation. Lund University Soil and In-Tissue Heavy Metal Content.
Juhastantie, Ardyana. 2000. Laju Pertumbuhan Regular research paper. Martin Luther
Cacing Tanah dari Tiga Spesies yang Berbeda University, Halle Wittenberg, Germany.
(Lumbricus rubellus, Eisenia foetida, Perionyx Menteri Kesehatan pada Konferensi Sanitasi Nasional
exavatus). Skripsi. Institut Pertanian Bogor: 2009, Selasa, 8 Desember 2009 di Jakarta
Indonesia (http://www.pantonanews.com).
Rukmana, R. 1999. Budidaya Cacing Tanah. Penerbit
Kanisius, Yogyakarta
Sinha, Rajiv K. 2008. Sewage treatment by
vermifiltration with synchronous treatment of
sludge by earthworms: a low-cost sustainable
technology over conventional systems with
potential for decentralization. Journal of water
treatment. Springer Science + Business Media.

40

You might also like