You are on page 1of 84

DIABETES

dan
METABOLISME KARBOHIDRAT
Pendahuluan
Terjadinya Diabetes
Klasifikasi Diabetes
Pemeriksaan Laboratorium Skrining,
Diagnosis, Monitoring
Pengendalian Diabetes
Komplikasi-komplikasi
Diabetes
Kesimpulan
Melitus =
Diabetes = pancuran madu atau gula
GULA DARAH
S

“Penyakit menahun yang


S S

400
S S
S S S
S S

GLUKOSA
S
S S S

ditandai dengan kadar


S
S S

Aliran Darah
S
S S S

300
S
S S S

glukosa darah melebihi


S S S
S S
S S
S S S
S S S
S
S S

nilai normal
S
S S
S
S S
S
S
S

S S
S S 200
S S

(hiperglikemia) akibat
S S S
S S S S
S
S S
S S S S
S S S

kekurangan hormon
S

S
S 100
S
S S S S S S S

insulin atau kerja hormon


S S S
S S
S S S
S S S S S S
S
S S

insulin terganggu”
S
S
S
S

S S
S S S
S
S S
S
S
S

SEL
S

Sel
S

S S

S S
S

Sel Lemak SEL


SEL
Se l Otot
H a ti
METABOLISME
• Karbohidrat merupakan sumber KARBOHIDRAT
energi utama selain lemak
Polisakarida
konsumsi 1 gr karbohidrat ≈ 4 kkal
energi Karbohidrat

• Karbohidrat ada dalam bentuk Disakarida


polisakarida Maltosa, Laktosa, Sukrosa

• Glukosa merupakan bentuk Monosakarida


monosakarida yang diserap oleh
Glukosa, Galaktosa, Fruktosa
tubuh
Organ penting yang berperan dalam metabolisme karbohidrat,
lemak dan protein

Terdiri dari 2 bagian :


1. Bagian Eksokrin
yang mengeluarkan enzim-enzim
pencernaan.
Contoh : Amilase, Lipase, dll.
2. Bagian Endokrin
yang mengeluarkan hormon-hormon
Contoh : Insulin, glukagon
Hormon yang dikeluarkan oleh sel  pankreas yang berperan
dalam metabolisme karbohidrat

Fungsi insulin : menormalkan kadar


glukosa dalam tubuh melalui proses :
• Glikogenesis (hati dan otot)
• Up take glukosa oleh jaringan
perifer dan oksidasi glukosa
S S
A chain

Gly Ile Val Glu Gln Cys Cys Thr Ser Ile Cys Ser Leu Tyr Gln Leu Glu Asn Tyr Cys Asn

1 5 10 15 21
S S

B chain S
S

Phe Val Asn Gln His Leu Cys Gly Ser His Leu Val Glu Ala Leu Tyr Leu Val Cys Gly Glu Arg
Gly
1 5 10 15 20 Phe

Phe
25

Tyr
B30 A8 A10
Thr
Human Thr Thr Ile
30 Pro
Porcine Ala Thr Ile Lys
Thr
Bovine Ala Ala Val
Hormon yang dikeluarkan oleh sel  pankreas yang berperan
pada metabolisme karbohidrat

Fungsi glukagon adalah meningkatkan kadar glukosa dalam tubuh bila


tubuh kekurangan glukosa melalui proses :
• Glikogenolisis (glikogen menjadi glukosa)
• Gluconeogenesis (pembentukan glukosa dari senyawa organik lain
yang bukan karbohidrat)
• Up take glukosa oleh jaringan perifer diturunkan
Kita mewaspadai kondisi diabetes ini
karena setiap 24 jam terjadi hal berikut ini
:
 3600 kasus baru diabetes terdiagnosa
 580 individu meninggal karena
komplikasi diabetes
 225 individu mengalami amputasi
terkait diabetes
 120 individu mengalami gagal ginjal
tahap akhir
 55 individu diabetik mengalami
kebutaan
Disebabkan destruksi sel islet pankreatik/sel β, sehingga terjadi defisiensi
DM Tipe 1 insulin absolut. Ada 2 tipe utama : autoimun (± 90%, terjadi destruksi sel
β oleh antibodi terhadap sel β) dan idiopathic (apabila tidak ada
autoimunitas)

Disebabkan karena resistensi insulin dan gangguan sekresi


DM Tipe 2 insulin oleh sel beta

DM
diabetes yang terjadi pada saat kehamilan
Gestasional
Diabetes tipe lain : disebabkan oleh kerusakan sel
beta secara genetik (maturity onset diabetes of the
young/MODY), gangguan kerja insulin secara genetik
(rabson-mendenhall syndrome), penyakit-penyakit
Diabetes eksokrin (pankreatitis, cystic fibrosis), endokrinopati
Tipe Lain (cushing‟s syndrome, hipertiroidisme,
aldosteronoma), penggunaan obat (glukokortikoid,
pentamidine), infeksi (rubella congenital, „stiff man‟
syndrome), sindrom genetik lain yang terkait dengan
diabetes (down‟s syndrome, prader-willi syndrome)
• DM Tipe 1
Ciri-ciri : kurus, usia muda, mutlak
membutuhkan insulin
• DM Tipe 2
Ciri-ciri : gemuk, dewasa, tidak
mutlak membutuhkan insulin
• DM pada kehamilan
• DM Tipe lain
• Merupakan jenis DM yang paling banyak dijumpai
(90 - 95% kasus)
• Pada tahap dini sering tidak bergejala dan tidak
terdiagnosis hingga bertahun-tahun
Uji saring (Screening)
→ memiliki faktor risiko
Diagnosis (memiliki gejala)
Pemantauan Terapi
Deteksi dini komplikasi
Pemeriksaan penyaring ditujukan pada mereka yang memiliki risiko DM tetapi
tidak menunjukkan gejala DM.

Berikut beberapa faktor risiko DM :


Usia > 45 thn, bila normal diulang kembali dengan interval 3 tahun
Kegemukan (BMI ≥ 23 kg/m2)
Hipertensi (TD > 140 / 90 mm Hg)
Riwayat keluarga DM
Riwayat melahirkan bayi dengan BB > 4 kg atau riwayat DM pada
kehamilan ( DM gestasional)
Kurang aktivitas fisik
Riwayat TGT atau GDPT atau penyakit kardiovaskular
Penderita PJK, Hipertiroidisme
Kadar Lipid abnormal (HDL < 35 mg/dl,Trigliserida  250 mg/dl)
Komplikasi DM sudah dimulai sejak dini sebelum
diagnosis ditegakkan …!!!
 50% ketika didiagnosis telah menyandang satu
komplikasi kronik
21% : mengalami retinopati
18% : gambaran EKG yang abnormal
14% : gangguan aliran darah ke tungkai
Glukosa puasa terganggu (GPT) apabila :
• Kadar glukosa puasa 100-125 mg/dl (5.6 – 6.9 mmol/L)
• Kadar glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa < 140 mg/dl

Toleransi glukosa terganggu (TGT) apabila :


• Kadar glukosa puasa < 100 mg/dl
• Kadar glukosa puasa 2 jam paska beban glukosa 75 gram, 140-
199 mg/dl

Sindroma metabolik (kriteria IDF)

Catatan : Prediabetes, jika terdapat GPT dan atau TGT


Kriteria Prediabetes

(ADA, Preventing Diabetes)


• TGT dan GPT menunjukkan adanya mekanisme patofisiologi
yang berbeda

• Meskipun TGT maupun GPT didasari ada oleh resistensi insulin,


tetapi keduanya menunjukkan perbedaan tempat di mana
resistensi insulin terjadi

• Penderita GPT : resistensi insulin terutama terjadi pada jaringan


hati, sedangkan sensitivitas insulin pada jaringan otot masih
normal

• Penderita TGT : sensitivitas insulin di jaringan hati tetap normal


atau sedikit menurun, sedangkan pada jaringan otot telah terjadi
resistensi insulin
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan
konsentrasi glukosa darah. Diagnosis tidak dapat
ditegakkan atas dasar adanya glukosuria.
Guna penentuan diagnosis DM, pemeriksaan
glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan
glukosa secara enzimatik dgn bahan darah plasma
vena.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan klasik (poliuri, polidipsi, polifagia
1. Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl
(11.1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperhatikan waktu makan terakhir
Atau
2. Gejala klasik DM
+
glukosa plasma puasa > 126 mg/dl (7.0 mmol/L)
Puasa diartikan pasien tak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
3. Kadar glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dl
(11.1 mmol/L)
TTGO dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang dilarutkan ke dalam air
Bukan DM Belum Pasti DM DM

Glukosa Puasa (mg/dL)


Plasma vena < 100 100 – 125 > 126
Darah kapiler < 90 90 – 99 > 100
Glukosa sewaktu
(mg/dL)
Plasma vena < 100 100 – 199 > 200
Darah kapiler < 90 90 – 199 > 200
Berat badan menurun
Poliuri

Cepat lelah & mengantuk

Penglihatan kabur (sering berganti-


Mudah lapar dan haus ganti kacamata)
Aduh
gatal ??!!!

Luka sulit sembuh

Gatal-gatal terutama di sekitar


kemaluan
Kesemutan

Melahirkan bayi > 4 kg


• Untuk tujuan pemantauan hasil pengobatan, dapat
dilakukan menggunakan pemeriksaan glukosa darah
kapiler.

Diabetes merupakan penyakit


yang tidak berbahaya bila bisa
dikendalikan. Apabila
dibiarkan tidak terkendali,
penyakit ini akan menimbulkan
berbagai macam penyulit
seperti PJK, gagal ginjal,
kebutaan dan amputasi
Impotent

Kerusakan ginjal
(cuci darah)
Infeksi (gangrene) kaki
amputasi
Buta

Penyakit jantung

Stroke Gigi goyang


(mudah tanggal)
• Akibat gula darah yang terlalu tinggi dapat pingsan karena
mengalami ketoasidosis. Keadaan ini sangat berbahaya
karena dapat menyebabkan kematian
• Koma ketoasidosis diabetic : komplikasi serius, merupakan
keadaan darurat pada diabetes ; harus segera diatasi
karena dapat menyebabkan kematian.
• Keadaan ini timbul karena : Kadar gula darah terlalu tinggi
dan kurangnya hormon insulin, sehingga tubuh
menggunakan lemak sebagai sumber energi yang
menghasilkan benda KETON di darah dan urin
Benda Keton

 Benda Keton dihasilkan dari NEFA di hati


Benda Keton merupakan bahan bakar

alternatif untuk ‘brain metabolism’

Pada keadaan kelaparan banyak organ


 yang memanfaatkan keton, untuk
menghemat glukosa
Diabetic Ketoacidosis

 Diabetic ketoacidosis (DKA) merupakan


Keadaan yang ‘emergency’

 Pasien DKA mengalami dehidrasi,


menghabiskan Sodium dan asidotik

 Kadar Kalium Plasma harus dipantau


selama pengobatan
• Gejala Ketoasidosis :
– Kadar gula darah tinggi (> 240 mg/dl)
– Terdapat keton di urin
– Nafas berbau aseton
– Makin banyak kencing sehingga timbul kekurangan cairan tubuh
– Mual, muntah dan sakit perut
– Sesak nafas (nafas cepat dan dalam)
– Badan lemas, akhirnya pingsan

• Pencetus timbulnya ketoasidosis :


– Infeksi, stress atau trauma
– Penghentian insulin
– Dosis insulin yang kurang
- Pemeriksaan glukosa dapat dilakukan baik untuk
skrining, diagnosis DM ataupun pemantauan perjalanan
penyakit.

- Pemeriksaan glukosa puasa hanya mencerminkan kadar


glukosa pada saat periksa

- Tujuan pemeriksaan glukosa darah : mengetahui apakah


sasaran terapi telah tercapai, dan melakukan
penyesuaian dosis obat (apabila belum tercapai sasaran
terapi)
Karena pada saat kita makan,
insulin akan bekerja dan
kadarnya meningkat
kemudian akan kembali
normal dalam waktu 2 jam.
Asupan Karbohidrat yang kurang A
memadai

B
Penggunaan Obat-Obatan

C
Kecepatan Pengosongan Lambung

D
Produksi Insulin yang Berlebihan

E
Olahraga Setelah Makan
Setelah pengambilan darah
pertama, pasien diberi
glukosa 75 gram (untuk
orang dewasa) atau 1,75 g/kg
BB (untuk anak-anak) yang
dilarutkan dalam 250 ml air
dan diminum dalam waktu 5
menit
- Disebut juga dengan hemoglobin terglikasi/hemoglobin terglikosilasi,
glikohemoglobin

- Digunakan untuk menggambarkan sebagian komponen stabil


hemoglobin yang terbentuk dari reaksi non enzimatik lambat (glukosa
dengan hemoglobin yaitu AA valin pada NH2 terminal rantai )
-
- Setiap penurunan 1% HbA1c terkait dengan penurunan 37% komplikasi
mikrovaskular, 14% infark miokardial, 16% gagal jantung dan 43%
amputasi atau kematian yang disebabkan peripheral vascular disease
HbA1c = Memori Glukosa
Glukosa Darah = Kadar Glukosa Sewaktu

Glukosa

Normal

HbA1c
1 2 3 4 5 6 7 8 9 minggu
kontrol
• Pemeriksaan A1c direkomendasikan bagi semua tipe diabetes
• Pemeriksaan A1c dianjurkan dilakukan sebanyak 4 kali setahun
• Kriteria pengendalian DM : baik apabila A1c < 6,5%, sedang apabila
A1c 6,5-8% dan buruk apabila A1c > 8%

Kriteria Kadar A1C


Pengendalian (%)

Baik < 6,5


Sedang 6,5 – 8
Buruk >8
• Banyak pasien mengartikan diabetes sebagai penyakit tingginya
kadar gula dalam darah dan tidak mengerti kaitannya dengan
hemoglobin. Karenanya, para klinisi memfasilitasinya dengan
“menginterpretasikan” nilai HbA1c ke dalam average plasma
glucose.

• Formula nilai HbA1c dengan perkiraan rata-rata glukosa darah


/ estimated average plasma glucose (eAG) dibuat berdasarkan
hasil studi multinational ADAG (A1c Derived Average Glucose)
• Berikut ini adalah konversi formula nilai HbA1c dengan perkiraan rata-
rata glukosa darah / estimated average plasma glucose (eAG)
berdasarkan hasil studi multinational ADAG (A1c Derived Average
Glucose) yang didukung oleh American Diabetes Association (ADA),
European Association for the Study of Diabetes (EASD) dan
International Diabetes Federation (IDF) :

Average plasma glucose mg/dl = 28.7 x HbA1c – 46.7


Average plasma glucose mmol/L = 1.59 x HbA1c – 2.59
A1c (%) eAG (mg/dl) eAG (mmol/L)

6 126 7.0
6.5 140 7.8
7 154 8.6
7.5 169 9.4
8 183 10.1
8.5 197 10.9
9 212 11.8
9.5 226 12.6
10 240 13.4
11 269 14.9
12 298 16.5

Keterangan : Hitungan kalkulator untuk konversi A1c menjadi eAG, baik dalam mg/dl maupun
mmol/l dapat dilihat pada alamat website : http://professional.diabetes.org/eAG
 International Expert Committee menyatakan
bahwa individu dengan nilai HbA1c rendah
bukan berarti tidak berisiko diabetes, namun
lebih tepat disebut berisiko rendah.

 International Expert Committee menyatakan


bahwa tidak ada pemeriksaan tunggal
hiperglikemik yang dapat dijadikan gold
standard.
Kriteria Pengendalian Kadar A1c %)
Bayi, balita, prasekolah (0-6 tahun) <8.5 (tapi > 7,5)
Usia Sekolah (6-12 tahun) <8
Remaja < 7,5
• HbA1c tidak perlu puasa dan dapat diperiksa kapan saja.
Berbeda dengan pemeriksaan glukosa puasa dan TTGO yang perlu puasa
sedikitnya 8 jam dan konfirmasi diagnosis menggunakan pemeriksaan
glukosa puasa perlu diulang setidaknya 2 kali.
• HbA1c dapat memperkirakan keadaan glukosa darah dalam jangka waktu
yang lebih lama (menggambarkan rata-rata kadar glukosa darah selama 2-
3 bulan) dan tidak dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup jangka pendek
• Metode laboratorium HbA1c yang digunakan ini telah terstandarisasi
dengan baik dan keakuratannya dapat dipercaya
• Variabilitas biologisnya dan Instabilitas preanalitiknya lebih rendah
dibanding glukosa plasma puasa
• Sifat HbA1c lebih stabil dalam suhu kamar dibanding glukosa plasma puasa
• Memiliki keterulangan pemeriksaan yang jauh lebih baik dibanding
glukosa puasa
• Merupakan produk yang dihasilkan dari reaksi antara glukosa
dengan protein albumin
• Fruktosamin digunakan untuk menunjukkan protein yang telah
terglikasi dengan glukosa (pada umumnya adalah ikatan antara
glukosa dan albumin)
• Pemeriksaan fruktosamin digunakan untuk memantau kontrol
diabetik selama 2-3 minggu (sesuai dengan usia albumin) dan
bermanfaat pada kasus kehamilan pada diabetes dan pasien dengan
gangguan pada hemoglobin
• Nilai fruktosamin pada umumnya berkorelasi baik dengan HbA1c
atau secara simultan saling melengkapi satu sama lain
 Kadar fruktosamin akan dipengaruhi oleh
penyakit hati & penyakit sistemik akut
 Gangguan fungsi glomerulus akan
menghasilkan nilai fruktosamin yang
rendah palsu
DIABETES & PJK

 PKV merupakan penyebab utama morbiditas


dan mortalitas pada DM tipe 2
 Dislipidemia pada DM tipe 2:

- Hipertrigliseridemia
- Kolesterol-HDL 
- small-dense LDL
(LDL direct/Apo B < 1,2)
Albuminuria
Albumin adalah protein yang ditemukan dalam
darah. Umumnya, albumin tidak ditemukan dalam
urin, kecuali bila terjadi kerusakan pada ginjal.
Nefropati Diabetik
Pentingnya deteksi dini mikroalbuminuria
pada penyandang diabetes
• Diabetes: penyebab utama terjadinya Penyakit Ginjal Tahap
Akhir (PGTA) di Eropa dan US

• Sekitar 20-30% penyandang diabetes mengalami nefropati.


Pada penyandang T1DM dengan nefropati:
kasus PGTA sebanyak 50%, terjadi dalam 10 th
dan >75% kasus terjadi dalam kurun waktu 20 th

• Tanda klinis paling dini dari nefropati adalah


mikroalbuminuria

American Diabetes Association (ADA), 2004


Beberapa kondisi yang dapat
mengganggu pemeriksaan MAU

- Aktivitas fisik yang berat


- Infeksi saluran kemih
- Gagal jantung
- Hipertensi berat
- Demam tinggi

Hasil Positif Palsu MAU


Skrining Mikroalbuminuria
Apakah saya mengalami mikroalbuminuria?
 Kondisi mikroalbuminuria dapat diketahui
dengan mengukur Rasio Albumin terhadap
Kreatinin Urin/ Urine Albumin-Creatinine
Ratio (uACR) dengan sampel urin sewaktu
(spot urine sample).
 uACR mengestimasi ekskresi albumin urin
selama 24 jam.
 Tidak diperlukan pengumpulan urin selama
24 jam atau dalam waktu tertentu.
Kategori Sewaktu (mg/g kreatinin)
Normoalbuminuria <30
Mikroalbuminuria 30-300
Makroalbuminuria >300

www.kidney.org
skrining mikroalbuminuria
pada pasien diabetes

kapan dilakukan?
Skrining pertama kali:
• Diabetes tipe 1: 5 tahun setelah
didiagnosis, selanjutnya tiap tahun
• Diabetes tipe 2: Pada saat
didiagnosis, selanjutnya tiap tahun

www.kidney.org
• Produk yang dihasilkan dari reaksi glikasi antara
gugus amin dari protein albumin dengan gugus
karboksil dari glukosa

Kim KJ, Lee BW, Diabetes Metab J 2012


Ahmed N. Diabetes Res Clin Pract. 2005
• Glukosa akan berikatan pada gugus amin pada asam amino Lys
(Lysine)
• Terdapat banyak tempat ikatan antara glukosa dan asam amino Lys
di dalam albumin
Lucica  GA-L
• GA merupakan marker yang dapat digunakan untuk
pengelolaan penyakit diabetes melalui pemantauan
kadar glukosa jangka pendek & konfirmasi awal untuk
keberhasilan terapi dari satu awal pengobatan
• Albumin memiliki waktu paruh yang lebih pendek
dibandingkan hemoglobin yaitu 2-3 minggu
• Nilai rujukan GA adalah 11% - 16%
• Target albumin terglikasi awal harus kurang dari 20%.

Ma XJ, Clin Exp Pharmacol Physiol.


2010
Kim KJ, Wan B. Diabetes Metab J. 2012
Lucica  GA-L
• Konfirmasi awal dari keberhasilan terapi pada saat
akan dimulai pengobatan dan saat perubahan
pengobatan diabetes mellitus
• Ketika dibutuhkan pengendalian glukosa darah yang
ketat (pada saat kehamilan)
• Ketika perubahan glukosa darah yang sangat besar
yaitu pada Diabetes mellitus tipe 1, dengan terapi
insulin & hiperglikemia postprandial
Ma XJ, Clin Exp Pharmacol Physiol.
2010
Kim KJ, Wan B. Diabetes Metab J. 2012
• Ketika pemeriksaan HbA1c tidak dapat digunakan, yaitu
pada kondisi :
– Anemia
– Abnormal Hemoglobin
– Diabetik nefropati
• GA untuk diagnosis diabetes?
• Penelitian oleh Ma XJ et al GA >17.1% memiliki sensitivity
76.82% dan specificity 76.89% untuk diagnosis of diabetes.
• Penelitian lainnya GA>15.5% memiliki sensitivity dan specificity
83.3%
Ma XJ, Clin Exp Pharmacol Physiol.
2010
Kim KJ, Wan B. Diabetes Metab J. 2012
• Nilai GA rendah palsu
– Sindrom Nefrotik (proteinuria > 3,5 g/hari)
– Hipertiroid
– Pengobatan steroid
– Obesitas severe (berat)
– Emaciation – penurunan BB akibat kehilangan lemak
subkutan (malnutrisi berat)
• Nilai GA tinggi palsu
– Hipotiroid Ma XJ, Clin Exp Pharmacol Physiol.
2010
– Sirosis Kim KJ, Wan B. Diabetes Metab J. 2012
• Kondisi yang menyebabkan hasil tinggi palsu
– Kondisi yang memperpendek masa hidup sel darah merah
(anemia hemolitik, pendarahan yang masif,
sirosis, gagal ginjal kronis (anemia ginjal),
dan terapi erythropoietin)
– Hemoglobin varian
– Hiperbilirubinemia
• Kondisi yang menyebabkan hasil rendah palsu
– Kondisi Kekurangan zat besi
– Akhir kehamilan

Freedman BI, et al Perit Dial Int. 2010


HbA1c GA Fructosamin 1,5 Anhidro
Glucitol

Mencerminkan Nilai rata2 glukosa Nilai rata2 glukosa Nilai rata2 glukosa Eksresi glukosa
Periode 2-3 bln yang lalu 2 minggu yang lalu 2 minggu yang lalu urin dlm beberapa
hari terakhir

Perbedaan antar Kecil Kecil Besar Besar


individu

Aplikasi Klinik Evaluasi kontrol Konfirmasi utk efek Konfirmasi utk efek Evaluasi kontrol
glukosa jangka terapi jangka terapi jangka glukosa pada DM
panjang pendek, saat pendek ringan, ketika
perubahan glukosa perubahan glukosa
sangat besar & sangat besar
A1c belum berubah

Hasil dipengaruhi Kehamilan, anemia, Nephrotic synd, Hypoproteinemi High HbA1c (7%),
oleh hemoglobinopati Thyroid, cirrhosis, (undernutrition, kehamilan, renal
Gagal ginjal, terapi nephrotic synd, glycosuria, chronic
cirrhosis Obat steroid, cirrhosis), renal failure, terapi
obesity severe kehamilan, acarbose,
Dehydration
• Rentang nilai GA selama masa kehamilan pada ibu hamil yang sehat
11.5-15.7% (HbA1c (NGSP) : 4.5%-5,7%)
• Risiko komplikasi Neonatal meningkat secara signifikan pada nilai GA >
15,8%.
• Pada akhir kehamilan (2ndTrimester - 3rd Trimester) terjadi defisiensi besi.
• HbA1c meningkat seiring dengan kondisi defisiensi besi sementara GA
tidak terpengaruh

GA tidak terpengaruh oleh kekurangan zat besi dan mencerminkan


kontrol status glikemik status jangka pendek , sehingga GA dapat
digunakan untuk kontrol glikemik selama kehamilan.
• Pada pasien diabetes yang menjalani dialisis, nilai GA
mencerminkan nilai glukosa darah dibandingkan dengan HbA1c.
• Risiko PKV bila nilai GA >20%.
• Pada kondisi nefropati dengan dialysis, tidak dapat
menggunakan HbA1c untuk kontrol glikemik, karena
– Usia eritrosit lebih pendek
– Kekurangan erythropoietin
– Kehilangan darah melalui sirkuit dialyzer
– Dibutuhkan transfusi darah
• Konsentrasi protein urin yang dapat mengganggu pemeriksaan
GA > 3.5 g/hari

Okada T, et al. Intern Med 2011


Freedman BI, et al. Clin J Am Soc Nephol 2011
Tujuan pengelolaan secara umum
meningkatkan kualitas hidup pasien
penyandang diabetes

Tujuan jangka pendek


hilangnya keluhan & tanda DM serta
mempertahankan rasa nyaman dan sehat

Tujuan jangka panjang


mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit, mikroangiopati, makroangiopati
dan neuropati dengan tujuan akhir
turunnya morbiditas dan mortalitas dini
DM (pengendalian hiperglikemia, tekanan
darah, BB dan lipid)
Panel Pengelolaaan Diabetes
Glukosa Puasa dan Untuk melihat konsentrasi glukosa individu pada saat
Glukosa 2 jam PP diperiksa
Untuk melihat konsentrasi rata-rata glukosa selama 3
bulan terakhir, menilai kepatuhan individu dalam
HbA1c
mengikuti regimen terapi diabetes (keberhasilan terapi)
serta berguna untuk manajemen DM yang optimal
Abumin Urin Kuantitatif,
Untuk menilai fungsi ginjal karena pada penyandang
Kreatinin
diabetes banyak komplikasi yang mengarah pada ginjal
Urin Rutin
Albumin / Globulin
Untuk melihat ada tidaknya gangguan hati
SGPT
Kolesterol Total
Untuk melihat ada tidaknya gangguan lemak, yang
Kolesterol LDL Direk
umum terjadi pada diabetes, dan dapat meningkatkan
Kolesterol HDL
risiko penyakit jantung koroner
Trigliserida
1. Bagi yang tidak DM

Teruskan gaya hidup sehat Skrining berkala


(Diet, olah raga, hindari stress)
2. Bagi yang berisiko tinggi DM
atau PRE-DIABETES
Konsultasi dokter untuk
menentukan program
pencegahan DM yang sesuai

Periksa laboratorium untuk


menentukan risiko komplikasi &
mencari faktor risiko lain yang
dapat memicu perkembangan DM
(American Diabetes Association)

• Menurunkan berat badan 5%


• Mengatur diet
- asupan lemak < 30% kalori
- asupan lemak jenuh < 10% kalori
- serat > 15 g/1000 kkal
• Olahraga (> 150 menit/minggu)
3. Bila diduga/didiagnosis DM
2. Segera konsultasi dokter :
• Memastikan diagnosis DM
• Evaluasi awal
• Menentukan pengelolaan
yang tepat

1. Jangan panik !!
Mengendalikan Kadar Glukosa Darah
1. Perubahan Gaya Hidup

Menjaga berat
Diet badan normal
Olah raga
Mengendalikan Kadar Glukosa Darah

2. Minum obat
sesuai petunjuk dokter 3. Periksa ke dokter
secara berkala
4. Periksa
laboratorium
secara berkala
 Komplikasi akut dapat berakibat fatal
 Komplikasi kronik mengakibatkan cacat
dan menyulitkan

Karena itu,
• GA dapat digunakan sebagai marker untuk melihat kadar
glukosa rata2 2-3 minggu yang lalu
• GA dapat digunakan untuk kondisi2 dimana pemeriksaan
HbA1c tidak dapat digunakan
• Pada kondisi tertentu dimana dibutuhkan pengelolaan
glukosa yang lebih ketat dapat digunakan GA, seperti pada
kondisi kehamilan
• GA dapat digunakan untuk melihat keberhasilan terapi
jangka pendek & dapat digunakan untuk pemantauan
kadar glukosa saat dilakukan perubahan pengobatan.

You might also like