Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Bab I
BAB I
PEMERIKSAAN ASPAL KERAS
1.1.2 Peralatan
a. Alat penetrasi
b. Cawan perendam
c. Beban 50 gram
d. Jarum penetrasi
e. Tin box
f. Bak perendam (water bath)
g. Stopwatch
h. Senter
i. Kompor listrik
j. Panci dan penutup
k. Pengaduk bambu
l. Kapas + bensin
m. Gliserin
Penetrasi I II III
Pengamatan 1 175–120 =55 166-115=51 178-120=58
Pengamatan 2 176-120=56 175-124=51 186-140=46
Pengamatan 3 179-130=49 169-110=59 196-150=46
Pengamatan 4 180-128 = 52 176-128=48 203-146=57
Pengamatan 5 181-127 =54 165-110=55 199-144=55
53,2 52,8 52,4
Rata – rata
52,8
1.1.7 Kesimpulan
Dari hasil percobaan pemeriksaan penetrasi aspal, diperoleh total
rata–rata 52,8. Jadi, aspal tersebut memenuhi syarat aspal jenis PEN.40
dengan syarat minimum 40 dan maksimum 59.
1.2.2 Peralatan
a. Loss On Heating Oven
b. Plat logam (tergantung vertikal dalam oven dan dapat diputar 5 – 6 ppm)
c. Tin box
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
e. Kompor listrik
f. Panci dan penutup
g. Pengaduk bambu
h. Gliserin
x100%
g. Bila digunakan 2 buah benda uji dan hasilnya sama, maka tidak dilakukan
pemeriksaan ulang. Bila tidak sama, perlu diulang.
1.2.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan kehilangan berat aspal, diperoleh persen
kehilangan berat aspal sebesar 1,6502%, sedangkan syarat kehilangan berat
maksimum yang ditetapkan adalah 0,4 %, maka aspal tersebut tidak
memenuhi syarat dan tidak dapat digunakan untuk bahan perkerasan jalan.
1.3.2 Peralatan
a. Alat penetrasi
b. Cawan perendam
c. Beban 50 gram
d. Jarum penetrasi
e. Tin box
f. Bak perendam (water bath)
g. Stopwatch
h. Senter
i. Kompor listrik
j. Panci dan penutup
k. Pengaduk bambu
l. Kapas + bensin
m. Gliserin
Penetrasi I II III
Pengamatan 1 155-100=45 170-130=40 164-120=40
Pengamatan 2 156-113=43 172-125=47 160-104=56
Pengamatan 3 159-100=59 170-127=43 170-130=40
Pengamatan 4 158-115=43 159-112=47 154-114=40
Pengamatan 5 155-111=44 171-124=46 160-114=49
46,8 44,6 45
Rata – rata
45,46
1.3.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan penetrasi aspal setelah kehilangan berat diperoleh
rata-rata penetrasi 45,46 sehingga benda uji termasuk dalam jenis aspal PEN
40 karena memenuhi persyaratan minimal 40 dan maksimal 59.
Persentase Penetrasi =
Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat
x 100 %
Penetrasi Aspal Awal
45,46
= x100%
52,8
= 86,0984%
1.4.2 Peralatan
a. Cawan Gooch crucible
b. Filter dari serat asbes
c. Labu Erlenmeyer
d. Gliserin
e. Oven
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
g. Gelas beaker
h. Kompor listrik
i. Tin box
j. Pengaduk bambu
k. Panci dan tutup
l. Statif
m. Bensin
Pemeriksaan Hasil
A. Berat tabung Erlenmeyer kosong 219,721 gram
B. Berat tabung Erlenmeyer kosong + aspal 220,721gram
C. Berat aspal (B - A) 1 gram
D. Berat kertas serat filter 0,869 gram
E. Berat kertas serat filter + endapan 0,881 gram
F. Berat endapan (E - D) 0,012 gram
(F)
G. Persen endapan = x100% 0,3992 %
(B)
H. Rata-rata 0,3992 %
I. Kelarutan Aspal 100 – (H) 99,601 %
1.4.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan kelarutan aspal keras dalam CCl4, diperoleh
kelarutan aspal sebesar 99,601 %, sedangkan syarat kelarutan aspal keras
minimal sebesar 99%, maka benda uji tersebut memenuhi syarat kelarutan
dan dapat digunakan untuk bahan perkerasan jalan.
1.5 Daktilitas
1.5.2 Peralatan
a. Cetakan daktilitas
b. Mesin daktilitas
c. Gliserin dan talc
d. Akuades
e. Kompor listrik
f. Pengaduk bambu
g. Panci + penutup
h. Meteran
Rata-rata >100 cm
1.5.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan daktilitas didapat panjang aspal yang ternyata
aspal tidak putussetelah lebih dari 100 cm, sehingga aspal tersebut memenuhi
syarat minimal daktilitas untuk PEN 40 yaitu 100 cm. Sehingga aspal dapat
digunakan untuk bahan perkerasan jalan.
1.6.2 Peralatan
a. Termometer 420° C
b. Cawan kuningan (Cleveland open cup)
c. Sumber pemanas tabung gas
d. Batang nyala bunsen
e. Kompor listrik
f. Panci dan penutup
g. Pengaduk bambu
h. Statif
i. Korek api
j. Stopwatch
k. Batang nyala penguji
Temperatur °C
Titik Nyala
302
Temperatur °C
Titik Bakar
320
1.6.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan titik nyala dan titik bakar aspal keras PEN 40
diperoleh titik nyala 310° C dan titik bakar 315° C, dengan syarat minimal
titik nyala dan titik bakar untuk PEN 40 yaitu minimal sebesar 2000 C maka
aspal yang diuji memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk perkerasan
jalan.
1.7.2 Peralatan
a. Termometer 110°C
b. Cincin kuningan
c. Bola baja diameter 9,5 mm; berat 3,45– 3,55 gram.
d. Alat pengarah bola baja
e. Gelas beaker
f. Dudukan benda uji
g. Penjepit
h. Statif
i. Plat pemanas
j. Kompor listrik
k. Panci dan tutup
l. Pengaduk bambu
m. Stopwatch
n. Batang nyala Bunsen
o. Gliserin dan talc
p. Korek api
q. Tabung gas
1.7.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan titik lembek aspal PEN 40 diperoleh rata-rata
temperatur titik lembek sebesar 45,5oC, sedangkan persyaratan PEN 40
adalah 51oC-63oC, maka aspal PEN 40 tersebut tidak memenuhi syarat dan
tidak dapat digunakan untuk perkerasan jalan.
1.8.2 Peralatan
a. Piknometer.
b. Kompor listrik
c. Panci dan tutup
d. Pengaduk bambu
e. Timbangan ketelitian 0,01 gram
f. Tin box
g. Gliserin
h. Akuades
CA
BJ
(B Α) (D C)
1.8.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan berat jenis aspal keras diperoleh berat jenis
aspal keras sebesar 1,0718 gr/cm3 sedangkan syarat berat jenis aspal pada
suhu 25 C minimal sebesar 1 gr/cm3, maka aspal tersebut memenuhi syarat
dan dapat digunakan untuk perkerasan jalan.