You are on page 1of 10

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran. Selain itu juga sebagai bahan diskusi untuk
memperdalamnbnzpemahaman tentang “komponen-komponen dan desain
kurikulum”.

Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca, sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Demikian makalah ini,
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Bengkulu, 1 Maret 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………1

DAFTAR ISI………………………………………………………2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………3


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………3
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………3

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Komponen-Komponen Kurikulum

2.2 Desain Kurikulum

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………………………8

DAFTAR PUSTAKA

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada yang mengemukakan bahwa terdapat variasi dalam


mendefinisikan kurikulum. Ada yang memandannya secara sempit, yaitu
kurikulum sebagai kumpulan mata pelajaran atau bahan ajar. Ada yang
mengartikannya secara las, meliputi semua pengalaman yang diperolehsiswa
karena pengarahan bimbingan dan tanggung jawabsekolah. Kurikulum juga
diartikan sebgai dokumen tertulis dari suatu rencana atau program pendidikan
dan juga sebagai pelaksanaan dari rencana diatas. Tidak semua yang ada
dalam kurikulum tertulis, kemungkinan dilaksanakan dikelas.

Kurikulum dapat mencakup lingkup yang sangat luas yaitu sebagai


program pengajaran pada suatu jenjang pendidikan dan dapat pula
menyangkut lingkup yang sempit, seperti program pengajaran suatu
matapelajaran untuk bebrapa jam pelajaran. Apakah dalam lingkupyang luas
atau sempit, kurikulum membentuk desain yang menggambarkan pola
organisasi dari komponen-komponen kurikulum dengan perlengkapan
penunjangannya. Maka dari itu, makalah ini menjelaskan “Anatomi dan
Desain Kurikulum”

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana komponen-komponen kurikulum ?


2. Bagaimana desain kurikulum?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk menjelaskan komponen-komponen kurikulum


2. Untuk menjelaskan desain kurikulum
.

i
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Komponen-komponen Kurikulum

a. Tujuan
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama,
perkembangan tuntunan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari
oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai
filosofis,terutama filsafah negara.
Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dikenal
kategori tujuan sebagai berikut: tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional
Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus
memberikan beberapa keuntungan :
 Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan mengajar-belajar kepada siswa
 Membantu memudahkan guru-guru memilih dan tujuan
menyusun bahan ajar
 Memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
belajar
 Memudahkan guru mengadakan penilaian

Kelemahan tujuan khusus:

 Sukar menyusun tujuan-tujan khusus untuk domain afektif


 Sukar menyusun tujuan-tujan khusus pada tingkat tinggi
b. Bahan Ajar
1. Sekuens bahan ajar
Ada beberapa cara untuk menyusun sekuens bahan aja, yaitu:
 Sekuens kronologi. Untuk menyusun bahan ajar yang
mengandung urutan waktu, dapat digunakan sekuens
kronologis

i
 Sekuens kausal. Dengan mempelajari sesuatu yang menjadi
sebab atau pendahuluparasiswa menemukan akibatny, sekuens
kausl cocok untuk menyusun bahan ajar dalam bidang
meteorologi dan geomorfologi
 Sekuens struktural. Bagian-bagian bahan ajar suatu bidang
studi telah mempunyai struktur tertentu
 Sekuens logis dan psikologis. Sekuens logis bahan ajar dimulai
dari sederhana ke kompleks sedangkan sekuens psikologis
bahan ajar disusun dari yang kompleks ke sederhana.
 Sekuens spiral, dikembangkan oleh Bruner(1960). Bahan ajar
dipusatkan pada topik pkok bahan tertentu
 Rangkaian kebelakang. Mengajar dimulai dengan langkah
terakhir dan mundur kebelakang.
 Sekuens berdasarkan hierarki belajar. Model ini dikembangkan
oleh Gagne(1965) dengan prosedur sebagai berikut: tujuan-
tujuan khusus utama pembelajaran dianalisis, kemudian dicari
suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa
yang mula harus dikuasai oleh siswa, berturut-turut sampai
dengan perilaku terakhir.
c. Strategi mengajar
 Reception/exposition learning – Discovery Learning
Reception learning dilihat dari siswa sedangkan exposition
dilihat dari sisi siswa sedangkan exposion dilihat dari sisi guru. Dalam
exposion atau reception learning keseluruhan bahan ajar disampaikan
kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan
maupun secara tertulis. Siswa tidak dituntut untuk mengolah atau
melakukan aktivitas lain kecuali menguasainy. Dalam discovery
learning bahan ajar tidak disajikan dalm bentuk akhir, siswa dituntut.
 Rote Learning – meaning Learning
Rote learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa
memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. Siswa menguasai
bahan ajar dengan menghafalkannya.

i
 Group Learning – Individual Learning
Pelaksanaan discovery learning menuntut aktivitas belajar yang
bersifat individual atau dalm kelompok-kelompok kecil
d. Media Mengajar

Media mengajarmerupakan segala macam bentuk perangsang dan


alat yang disediakan guru untuk mendorong siswa belajar.
Pengelompokan media mengajar menjadi

 Interaksi insan. Media ini merupakan komunikasi langsung antara dua


orang atau lebih. Interaksi insani dapat berlangsung melalui
komunikasi verbal atau nonverbal. Komunikasi yang bersifat verbal
memegang peranan penting, terutama dalam perkembangan segi
kognitif siswa. Bentuk-bentuk komunikasi nonverbal seperti:perilaku,
penampilan fisik, roman muka, gerak-gerik, sikap dan lain-lain.
 Realita. Realita merupakan bentuk perangsang nyata seperti orang-
orag, binatang, benda-benda, eristiwa, dan sebagainya yang diamati
siswa.
 Pictorial. Media ini menunjukkan penyajian berbagai bentuk variasi
gambar dan diagram nyata ataupun simbol, bergerak atau tidak, dibuat
diatas kertas, fil, kaset, dan media lainnya.
 Simbol tertulis. Simbol tertulis merupakan media peyajian informasi
yang paling umum, tetapi tetap efektif. Bentuk simbol tertulis seperti
buku teks,buku paket, paket program belajar, modul dan majalah-
majalah.
 Rekaman suara. Berbagai bentuk informasi dapat disampaikan kepada
anak dalam bentuk rekaman suara.
e. Evaluasi pengajaran
 Evaluasi hasil belajar-mengajar. Evaluasi ini disusun butir-butir soal
untuk mengukur pencapaian tujuan khusus yang telah ditentukan.
Evaluasi ini ada dua yaitu formatif dan sumatif.
 Evaluasi pelaksanaan mengajar. Meliputi evaluasi komponen tujuan
mengajar, bahan pengajaran, startegi dan media pengajaran serta
komponen evaluasi mengajar sendiri.

i
f. Penyempurnaan pengajaran
Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi
pelaksanaan mengajar secara keseluruhan merupakan umpan balik bagi
penyempuranaan-penyempurnaan lebih lanjut. Penyempurnaan menyangkut
kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.

2.2 Desain Kurikulum

Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur-unsur atau


komponen kurikulum. Penyusunan desain dilihat dari dua dimensi yaitu horisontal
dan vertikal. Dimensi horisontal berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi
kurikulum. Vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan urutan
tingkat kesukaran.

Berdasarkan apa yang menjadi fokus pengajaran ada 3 pola desain


kurikulum:

 Subject centered design, suatu desain kurikulum yang berpusat pada


bahan ajar
i. the subject design
kelebihan:
 karena materi pelajaran diambil dari ilmu yang sudah
tersusan secara sistematis logis, maka penyusunannya
cukup mudah
 bentuk memudahkan para peserta didik untuk mengikuti
pendidikan diperguruan tinggi dan dapat dilaksanakan
secara efisien
 sebagai alat untuk melestarikan dan mewariskan budaya
masa lalu
kelemahan:
 memberikan pengetahuan terpisah-pisah
 kurikulum lebih mengutamakan isi dan kurang
memperhatikan cara penyampaian
ii. The Disipline Design

i
Para pengembang kurikulum dari aliran ini berpegang
teguh pada disiplin-disiplin ilmu ilmu seperti: fisika, biologi,
psikologi, sosiologi dan sebagainya. Para peserta didik
didorong untuk memahami logika atau struktur dasar suatu
disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip.
iii. The broad fields design
Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran
yang berdekatan atau berhubungan satu bidang studi, seperti:
sejarah, geografi dan ekonomi digabung menjadi Ilmu
pengetahuan sosial.
 Learner-centered design. Suatu desain kurikulum yang mengutamakan
peranan siswa.
i. The activity atau experience design
Ciri utamanya struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan
minat peserta didik, karena struktur kurikulum didasarkan minat
dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat
disusun jadi sebelumnya tetapi disusun bersama oleh guru
dengan para siswa.
 Problem centered design, desain kurikulum yang berpusat pada
masalah-masalh yang dihadapi dalm masayarakat.
i. The areas living design. Menggunakan pengalaman dan
situasi-situasi nyata dari peserta didik sebagai pembuka jalan
dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.
ii. The core design. Dalam mengintegrasinya bahan ajar, mereka
memilih mata-mata pelajaran tertentu sebagai inti(core).
Menurut konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada
kebutuhan individual dan sosial. Mayoritas core curriculum
sebagai suatu model pendidikan atau program pendidikan yang
memberikan pendidikan umum.

i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen-kompenen kurikulum atau anatomi kurikulum yaitu tujuan,
bahan ajar, strategi mengajar, media mengajar, evaluasi mengajar,
penyempurnaan mengajar. Sedamgkan desain kurikulum terdiri dari subject
centereddesign, learner centered design, problems centered design.

i
DAFTAR PUSTAKA

Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

You might also like