Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena berkat limpahan
rahmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Kurikulum dan
Pembelajaran. Selain itu juga sebagai bahan diskusi untuk
memperdalamnbnzpemahaman tentang “komponen-komponen dan desain
kurikulum”.
Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca, sangat kami
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Demikian makalah ini,
semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………2
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………8
DAFTAR PUSTAKA
i
BAB 1
PENDAHULUAN
i
BAB II
PEMBAHASAN
a. Tujuan
Tujuan kurikulum dirumuskan berdasarkan dua hal. Pertama,
perkembangan tuntunan, kebutuhan dan kondisi masyarakat. Kedua, didasari
oleh pemikiran-pemikiran dan terarah pada pencapaian nilai-nilai
filosofis,terutama filsafah negara.
Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah 1975/1976 dikenal
kategori tujuan sebagai berikut: tujuan pendidikan nasional, tujuan
institusional, tujuan kurikuler, tujuan instruksional
Perumusan tujuan mengajar yang berbentuk tujuan khusus
memberikan beberapa keuntungan :
Tujuan khusus memudahkan dalam mengkomunikasikan
maksud kegiatan mengajar-belajar kepada siswa
Membantu memudahkan guru-guru memilih dan tujuan
menyusun bahan ajar
Memudahkan guru menentukan kegiatan belajar dan media
belajar
Memudahkan guru mengadakan penilaian
i
Sekuens kausal. Dengan mempelajari sesuatu yang menjadi
sebab atau pendahuluparasiswa menemukan akibatny, sekuens
kausl cocok untuk menyusun bahan ajar dalam bidang
meteorologi dan geomorfologi
Sekuens struktural. Bagian-bagian bahan ajar suatu bidang
studi telah mempunyai struktur tertentu
Sekuens logis dan psikologis. Sekuens logis bahan ajar dimulai
dari sederhana ke kompleks sedangkan sekuens psikologis
bahan ajar disusun dari yang kompleks ke sederhana.
Sekuens spiral, dikembangkan oleh Bruner(1960). Bahan ajar
dipusatkan pada topik pkok bahan tertentu
Rangkaian kebelakang. Mengajar dimulai dengan langkah
terakhir dan mundur kebelakang.
Sekuens berdasarkan hierarki belajar. Model ini dikembangkan
oleh Gagne(1965) dengan prosedur sebagai berikut: tujuan-
tujuan khusus utama pembelajaran dianalisis, kemudian dicari
suatu hierarki urutan bahan ajar untuk mencapai tujuan-tujuan
tersebut. Hierarki tersebut menggambarkan urutan perilaku apa
yang mula harus dikuasai oleh siswa, berturut-turut sampai
dengan perilaku terakhir.
c. Strategi mengajar
Reception/exposition learning – Discovery Learning
Reception learning dilihat dari siswa sedangkan exposition
dilihat dari sisi siswa sedangkan exposion dilihat dari sisi guru. Dalam
exposion atau reception learning keseluruhan bahan ajar disampaikan
kepada siswa dalam bentuk akhir atau bentuk jadi, baik secara lisan
maupun secara tertulis. Siswa tidak dituntut untuk mengolah atau
melakukan aktivitas lain kecuali menguasainy. Dalam discovery
learning bahan ajar tidak disajikan dalm bentuk akhir, siswa dituntut.
Rote Learning – meaning Learning
Rote learning bahan ajar disampaikan kepada siswa tanpa
memperhatikan arti atau maknanya bagi siswa. Siswa menguasai
bahan ajar dengan menghafalkannya.
i
Group Learning – Individual Learning
Pelaksanaan discovery learning menuntut aktivitas belajar yang
bersifat individual atau dalm kelompok-kelompok kecil
d. Media Mengajar
i
f. Penyempurnaan pengajaran
Hasil-hasil evaluasi, baik evaluasi hasil belajar maupun evaluasi
pelaksanaan mengajar secara keseluruhan merupakan umpan balik bagi
penyempuranaan-penyempurnaan lebih lanjut. Penyempurnaan menyangkut
kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi.
i
Para pengembang kurikulum dari aliran ini berpegang
teguh pada disiplin-disiplin ilmu ilmu seperti: fisika, biologi,
psikologi, sosiologi dan sebagainya. Para peserta didik
didorong untuk memahami logika atau struktur dasar suatu
disiplin, memahami konsep-konsep, ide-ide dan prinsip-prinsip.
iii. The broad fields design
Dalam model ini mereka menyatukan beberapa mata pelajaran
yang berdekatan atau berhubungan satu bidang studi, seperti:
sejarah, geografi dan ekonomi digabung menjadi Ilmu
pengetahuan sosial.
Learner-centered design. Suatu desain kurikulum yang mengutamakan
peranan siswa.
i. The activity atau experience design
Ciri utamanya struktur kurikulum ditentukan oleh kebutuhan dan
minat peserta didik, karena struktur kurikulum didasarkan minat
dan kebutuhan peserta didik, maka kurikulum tidak dapat
disusun jadi sebelumnya tetapi disusun bersama oleh guru
dengan para siswa.
Problem centered design, desain kurikulum yang berpusat pada
masalah-masalh yang dihadapi dalm masayarakat.
i. The areas living design. Menggunakan pengalaman dan
situasi-situasi nyata dari peserta didik sebagai pembuka jalan
dalam mempelajari bidang-bidang kehidupan.
ii. The core design. Dalam mengintegrasinya bahan ajar, mereka
memilih mata-mata pelajaran tertentu sebagai inti(core).
Menurut konsep ini inti-inti bahan ajar dipusatkan pada
kebutuhan individual dan sosial. Mayoritas core curriculum
sebagai suatu model pendidikan atau program pendidikan yang
memberikan pendidikan umum.
i
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komponen-kompenen kurikulum atau anatomi kurikulum yaitu tujuan,
bahan ajar, strategi mengajar, media mengajar, evaluasi mengajar,
penyempurnaan mengajar. Sedamgkan desain kurikulum terdiri dari subject
centereddesign, learner centered design, problems centered design.
i
DAFTAR PUSTAKA