Bab 4 Andal

You might also like

You are on page 1of 50

BAB IV

EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK


LINGKUNGAN
Bab ini merupakan evaluasi terhadap dampak yang diprakirakan sebagai
dampak penting dari kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon
sebagaimana diuraikan pada bab III.
Tujuan bab ini adalah mengevaluasi secara holistik semua dampak penting
tersebut, sehingga pengelolaan lingkungan pada kegiatan ini bisa lebih diarahkan
dan difokuskan pada dampak penting hipotetik yang harus ditanggulangi.
Evaluasi dampak dilakukan dengan cara menilai secara mendalam masing-
masing dampak penting hipotetik yang telah diuraikan pada bab III. Mengingat
tujuan dari evaluasi dampak ini adalah untuk lebih memfokuskan penanganan
lingkungan.
Berdasarkan penapisan dampak penting pada prakiraan dampak, maka
diperoleh resume dampak penting yang harus dikelola. Dalam evaluasi secara
holistik, maka dampak yang dikategorikan bersumber dari kegiatan yang sama
diulas dan dievaluasi secara bersama-sama yang disajikan dalam bentuk
deskriptif, bagan alir dan matrik evaluasi dampak penting.

IV-1
Tahap Pra Tahap Konstruksi Tahap Operasional
Konstruksi

Pembebasan Lahan Penerimaan Tenaga Mobilisasi Alat dan Pekerjaan Tanah Pekerjaan Pengoprasian Jalan Pemeliharaan Jalan
Rencan Kerja Material Konstruksi
a
Kegiata
n

Primer Kesempatan Penurunan


Peningkatan
Penurunan Peningkatan
Gangguan Kerusakan
Kerja dan Kualitas Kualitas Air Air Larian
Kebisingan (Run Off) Lalu Lintas Jalan
Berusaha Udara Permukaan

Peningkatan
Terganggunya Penurunan
Sekund Kesehatan Teganggunya
Kualitas Air
er Pendapatan Masyarakat Biota Air
Permukaan

Tersier Teganggunya
Habitat Biota
Air

Keresahan Masyarakat

Gambar 4.1. Bagan Alir Evaluasi Dampak

IV-2
Tabel 4.1 Evaluasi Dampak Penting
Jenis Kegiatan Tahap Tahap Tahap
Pra-Konstruksi Konstruksi Operasional
No Survei,
Komponen/Parameter Lingkungan Penerimaan Mobilisasi
Perizinan Pembebasan Pekerjaan Pekerjaan Pemeliharaan
Tenaga Alat dan Pengoperasional Jalan
dan lahan Tanah Konstruksi Jalan
Kerja Material
Perencanaan
I Komponen Fisik – Kimia
Kualitas Udara :
1
Partikulat/debu - - - -P -P -P -P -
2 Kebisingan - - - -P -P -P -P -
4 Penurunan Kualitas Air Permukaan - - - - - -P -P -
5 Air Larian (Run Off) - - - - - - -P -
6 Kerusakan Jalan - - - -P - - - -
8 Gangguan Lalu Lintas - - - -P - - - -P
II Komponen Biologi
12 Terganggunya Biota Air - - - - - -P - -
III Komponen Sosekbud
15 Peningkatan Pendapatan - - +P - - - - -
16 Kesempatan Kerja dan Berusaha - - +P - - - - -
17 Keresahan Masyarakat - -P - -P -P - -P -
IV Kesehatan Masyarakat - - - -P -P -P -P -
Sumber: Hasil Analisis, 2017
Keterangan :- P =Negatif Penting
+P = Positif Penting
- = Tidak ada

IV-3
4.1 Telaah Terhadap Dampak Penting
4.1.1 Tahap Pra Konstruksi
A. Pembebasan Lahan
A.1 Keresahan Masyarakat
Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon ini diperkirakan akan
menimbulkan keresehan masyarakat dengan adanya kegiatan pembebasan lahan
yang menyebabkan hilangnya lahan pertanian masyarakat dan hilangnya mata
pencaharian masyarakat. Intensitas dampak yang terjadi dapat berupa konflik
sosial akibat dari negosiasi harga lahan kekhawatiran masyarakat dapat
berlangsung pada masa waktu yang melewati pada Tahap Pra konstruksi
mengingat kondisi lahan yang ada merupakan lahan pertanian.

4.1.2 Tahap Konstruksi


A. Penerimaan Tenaga Kerja
A.1 Peningkatan Pendapatan dan Kesempatan Kerja dan Berusaha
Kegiatan perekrutan tenaga kerja tahap konstruksi pembangunan Jalan
Lingkar Utara Kota Cilegon ini dapat memberikan dampak positif terciptanya
kesempatan kerja dan usaha bagi masyarakat di lokasi studi yang memiliki
keahlian di bidang konstruksi.
Tenaga kerja tahap konstruksi berjumlah ± 150 orang, dimana 38 orang
(25 %)diprioritaskan menggunakan penduduk di sekitar lokasi kegiatan sesuai
dengan kebutuhan dan keahlian yang dimiliki.
Kesempatan kerja dan berusaha serta peningkatan pendapatan berlangsung
selama kegiatan penerimaan tenaga kerja, kegiatan penerimaan tenaga kerja
terjadi pada ruang dan waktu yang sama.

B. Mobilisasi Alat Berat dan Material


B.1 Penurunan Kualitas Udara
Pada tahap konstruksi terutama pada kegiatan mobilisasi alat dan material
akan menimbulkan gas polutan, debu, baik dari operasional kendaraan maupun
operasional peralatan, hal ini dapat menyebabkan terganggunya kesehatandan
Keresahan Masyarakat baik yang positif maupun yang negatif, baik kepada

IV-4
masyarakat sekitar lokasi kegiatan maupun para pekerja yang terlibat kegiatan
tersebut. Perubahan kualitas udara saat kegiatan pengangkutan alat dan material
akan menimbulkanpeningkatan gas polutan berupa SO2, NO2 sebagai akibat
adanya sistem pembakaran kendaraan bermotor (kegiatan mobilisasi kendaraan)
yang tidak sempurna, sedangkan peningkatan kadar debu disebabkan adanya
pengangkutan material terutama pasir, semen, serta debu jalan/tanah. Dampak
tergolong kecil, peningkatan kualitas udara diantaranya partikulat 90,04487g/m3,
NO2 30,01422g/m3,SO236,8313g/m3. Ketiga parameter tersebut masih
memenuhi baku mutu lingkungan yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara dan dampak berlangsung selama
kegiatan mobilisasi alat dan material.
B.2 Peningkatan Kebisingan
Pada saat pelaksanaan pengangkutan alat Bulldozer, Motor Grader Min
100 PK,Dump Truck, Wheel Loader, Excavator, Stone Crusher, Vibro
Compactor, Concrete Mixer, Water Pump, Jack Hammer dan AMP serta material
(kayu, batu kali, besi, semen, pasir beton, pasir urugan, beton K-45, beton K-80,
dan paving block untuk trotoar) dengan menggunakan truk diperkirakan
menimbulkan peningkatan kebisingan yang dapat menyebabkan terganggunya
kesehatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan terutama masyarakat yang tinggal
di pinggir jalan, jalan yang dilalui pengangkut alat berat dan material yaitu jalan
Kaligandu dan jalan Bojonegara. Dampak tergolong besar, peningkatan
kebisingan saat mobilisasi alat dan material sebesar 66 dBA dan dampak
berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan material
B.3 Gangguan Lalu Lintas
Pengangkutan alat dan material dengan menggunakan truk diperkirakan
menimbulkan kemacetan lalu lintas, terutama pada akses masuk dan keluar lokasi
kegiatan, jalan yang dilalui pengangkut alat berat dan material yaitu jalan
Kaligandu dan jalan Bojonegara. Dampak tergolong besar, pada jalan-jalan yang
disurvey, volume lalu-lintas bervariasi dari 246 s.d 2519 smp/jam selama
pengamatan. Jam puncak pagi terjadi pada jam 09.00 s.d 10.00 dengan volume
lalu-lintas sebanyak 246 s.d 2519 smp/jam. Sedangkan jam puncak sore terjadi

IV-5
pada pukul 17.00 s.d 18.00 dengan volume lalu-lintas sebanyak 413 s.d 2412
smp/jam. dan dampak berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan material.
Gangguan lalu lintas dampaknya berlangsung selama kegiatan mobilisasi
alat dan material.
B.4 Kerusakan Jalan
Pengangkutan alat dan material dengan menggunakan truk diperkirakan
menimbulkan kerusakan jalan, pengangkutan alat dan material yang melebihi
beban jalan dapat menimbulkan kerusakan jalan berupa jalan berlubang.
Kerusakan jalan dampaknya berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat
dan material.
B.5 Keresahan Masyarakat
Kegiatan mobilisasi alat dan material berdampak lanjutan terhadap
Keresahan Masyarakat baik dari penurunan kualitas udara dan peningkatan
kebisingan, gangguan lalu lintas, kerusakan jalan dan terganggunya kesehatan
masyarakat. Dampak tergolong kecil dan dampak berlangsung selama kegiatan
mobilisasi alat dan material.
B.6Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Pengangkutan alat dan material akan berdampak terhadap kesehatan
masyarakat, hal ini terjadi akibat adanya penurunan kualitas udara dan
peningkatan kebisingan, Berdasarkan data Kota Cilegon Dalam Angka tahun
2016, tercatat penyakit yang sering diderita masyarakat Kota Cilegon didominasi
oleh penyakit ISPA sebanyak 71.808 orang, lalu dilanjut dengna penyakit Commented [L1]: typo

Dermatik 25.847 orang dan Hipertensi 22.784 orang, sehingga pada saat
operasional pengangkutan alat berat diperkirakan pada penyakit ISPA akan
meningkat hal ini disebabkan adanya resuspensi debu terhadap permukiman
penduduk yang dilewati. Dampak tergolong kecil, peningkatan kualitas udara
diantaranya partikulat 90,04487g/m3, NO2 30,01422g/m3,SO236,8313g/m3.
Ketiga parameter tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan dan dampak
berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan material.

IV-6
C. Pekerjaan Tanah
C.1 Penurunan Kualitas Udara
Pada tahap konstruksi terutama pada kegiatan pekerjaan tanah akan
menimbulkan partikulat debu, baik dari galian maupun timbunan tanah, dan
pembersihan tanaman hal ini dapat menyebabkan terganggunya kesehatandan
adanya sikap dan Keresahan Masyarakat baik yang positif maupun yang negatif,
baik kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan maupun para pekerja yang terlibat
kegiatan tersebut. Peningkatan kadar debu disebabkan adanya galian maupun
timbunan tanah. Dampak tergolong kecil, diantaranya partikulat debu0,30 g/m3,
parameter tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan. dan dampak
berlangsung selama kegiatan pekerjaan tanah.
C.2 Peningkatan Kebisingan
Pada saat galian tanah dan pembersihan tanaman dengan menggunakan
alat berat seperti alat Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Molen, Bor Pile dan
Back Hoe diperkirakan dapat menimbulkan peningkatan kebisingan yang dapat
menyebabkan terganggunya kesehatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan.
Dampak tergolong besar, peningkatan kebisingan saat pekerjaan tanah sebesar 66
dBA dan dampak berlangsung selama kegiatan pekerjaan tanah.
C.3 Keresahan Masyarakat
Kegiatan pekerjaan tanahberdampak lanjutan terhadap Keresahan
Masyarakat baik dari peningkatan kebisingan, partikulat debu,getaran, dan
terganggunya kesehatan masyarakat. Dampak tergolong kecil dan dampak
berlangsung selama kegiatan pekerjaan tanah.
C.4Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Pekerjaan tanahakan berdampak terhadap kesehatan masyarakat, hal ini
terjadi akibat adanya partikulat debu, getaran dan peningkatan kebisingan,
Berdasarkan data rona awal jenis penyakit yang pernah dialami penduduk
diantaranya diantaranya penyakit hipertensi sebanyak 22.784 kasus penyakit
dermatik 25.847 kasus dan ISPA 71.808 orang, sehingga pada saat operasional
pengangkutan alat berat diperkirakan pada penyakit ISPA akan meningkat hal ini
disebabkan adanya resuspensi debu terhadap permukiman penduduk yang
dilewati. Dampak tergolong kecil, diantaranya partikulat 10,30g/m3, parameter

IV-7
tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan. dan dampak berlangsung selama
kegiatan pekerjaan tanah.

D. Pekerjaan Konstruksi
D.1 Penurunan Kualitas Udara
Pekerjaan Konstruksi yang dapat menyebabkan penurunan kuliatas udara
dan masalah kesehatan, baik kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan maupun
para pekerja yang terlibat kegiatan tersebut. Dampak tergolong kecil, debu saat
rona awal sebesar partikulat 0,04487 µg/m3, NO2 0,1422 µg/m3 dan SO20,1613
µg/m3 dan terjadi peningkatan sebesar partikulat partikulat 90,04487g/m3, NO2
30,01422g/m3,SO236,8313g/m3, dan dampak berlangsung selama pelaksanaan
konstruksi dengan kegiatan lebih dari satu jenis.
D.2 Peningkatan Kebisingan
Pekerjaan konstruksi yang dapat menyebabkan peningkatan kebisingan
serta masalah kesehatan, baik kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan maupun
para pekerja yang terlibat kegiatan tersebut. Dampak tergolong kecil, kebisingan
saat rona awal sebesar 65,33 dBA dan setelah ada kegiatan pekerjaan konstruksi
menjadi 66 dBA dan dampak berlangsung selamakegiatan konstruksi dengan
kegiatan lebih dari satu jenis.
D.3Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Terganggunya Habitat Biota
Air
Pada waktu yang bersamaan agregat tanah yang terbawa air larian
menyebabkan kekeruhan pada air permukaan yang dapat menyebabkan penurunan
kualitas dan berdampak lanjutan terhdap biota air. dampak berlangsung selama
kegiatan konstruksi sehingga penurunan kualitas air permukaan, peningkatan air
larian (run off), serta terganggunya habitat biota airdari kegiatan pekerjaan
konstruksi dilakukan pada ruang dan waktu yang sama.
D.4Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Kegiatan pengangkutan alat dan material, pekerjaan tanah, pekerjaan badan
jalan, pekerjaan jembatan, saluran drainase, dan pengoperasian jalan akan
berdampak terhadap kesehatan masyarakat, hal ini terjadi akibat adanya
penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan. Berdasarkan data Kota

IV-8
Cilegon Dalam Angka tahun 2016, tercatat penyakit yang sering diderita
masyarakat kota cilegon didominasi oleh penyakit ISPA sebanyak 71.808 orang,
lalu dilanjut dengna penyakit Dermatik 25.847 orang dan Hipertensi 22.784
orang, lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel4.2. berikut.

Tabel 4.2. Jenis Penyakit


No Jenis Penyakit Jumlah Kasus
1 ISPA 71.808
2 Dermatik 25.847
3 Hipertensi 22.784
4 Batuk 19.268
5 Sakit Kepala 17.884
6 Demam 16.885
7 Ceastritis dan Duodenitis 15.042
8 Penyakit Saluran Nafas 12.790
Lainnya
9 Mialgia 9.907
10 Penyakit Pulpa 9.723
Sumber : Kota Cilegon dalam Angka, 2016
Sehingga pada saat operasional pengangkutan alat berat diperkirakan pada
penyakit ISPA akan meningkat hal ini disebabkan adanya resuspensi debu
terhadap permukiman penduduk yang dilewati. Dampak tergolong kecil,
peningkatan kualitas udara dapat dilihat di Tabel 4.2. untuk titik sampel di KM-0
Samandaran, Tabel 4.2. untuk titik sampel di KM-6 Purwakarta, dan Tabel 4.2.
untuk titik sampel di KM-12 Gerem. Parameter yang diuji masih memenuhi baku
mutu lingkungan. Dampak berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan
material, pengangkutan alat dan material, pekerjaan tanah, pekerjaan badan jalan,
pekerjaan jembatan, saluran drainase, dan pengoperasian jalan.

Tabel 4.3. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien Pada KM-0 Samandaran

Sumber : Laboratorium Lingkungan PT. KehatiLab Indonesia

IV-9
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambien Pada KM-6Purwakarta

Sumber : Laboratorium Lingkungan PT. KehatiLab Indonesia

4.1.3 Tahap Operasional


A. Pengoprasian Jalan
A.1 Penurunan Kualitas Udara
Pengoperasian jalan akan menurunkan kualitas udara dari adanya debu
(TSP) dan emisi kendaraan bermotor (CO, SO2, NOx, dan hidrokarbon). Hasil
analisa kualitas udara saat rona awal semua parameter masih berada di bawah
baku mutu beradasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Pengendalian Pencemaran Udara. Berdasarkan perhitungan konsentrasi pencemar
yang diakibatkan oleh kegiatan transportasi (sumber garis) adalah partikulat
108,0000041 g/m3, NO2 32,0000176g/m3, SO2 38,0000011 g/m3. Ketiga
parameter tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan.. Dampak tergolong
kecil, dan dampak berlangsung selama pengoperasian jalan.
A.2 Peningkatan Kebisingan
Pengoperasian jalan diperkirakan akan menimbulkan peningkatan
kebisingan dari kendaraan yang melintas. Berdasarkan hasil pengukuran
kebisingan, kebisingan saat rona awal semua titik pengambilan sampel sudah
melebihi baku mutu. Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan diperoleh hasil
sebesar 71 dBA pada jarak 20 meter dari permukiman penduduk. Hal ini telah
melebihi baku mutu sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk
kawasan perumahan dan permukiman sebesar 55 dBA Dampak tergolong besar,

IV-10
peningkatan kebisingan saat pengoperasian jalan sebesar 71 dBA dan dampak
berlangsung selama pengoperasian jalan.
A.3 Peningkatan Air Larian (Run Off) dan Penurunan Kualitas Air
Permukaan
Pada waktu yang bersamaan peningkatan air larian (run off) dan
penurunan kualitas air permukaan terjadi pada ruang dan waktu yang sama. Hasil
perhitungan berdasarkan rona awal jumlah air larian (run off) di lokasi kegiatan
sebesar 0,038 m3/detik dan setelah ada kegiatan menjadi 0,057 m3/detik, sehingga
terjadi peningkatan air larian sebesar 0,019 m3/detik. Dampak tergolong besar dan
dampak berlangsung pada saat hujan dengan intesitas besar.
A.4 Penurunan Kesehatan Masyarakat
Pengoperasian jalan akan berdampak terhadap kesehatan masyarakat di
sekitar jalan dan sepanjang jalan, hal ini karena adanya penurunan kualitas udara
(debu, CO, SO2, NOx, dan hidrokarbon) dan peningkatan kebisingan. Berdasarkan
rona awal hasil wawancara dan observasi terhadap 100 responden diperoleh data
bahwa jenis polusi yang dialami sebagian besar responden (71,7%) adalah polusi
debu/udara terutama responden yang bertempat tinggal di pinggir jalan, hal ini
dapat menimbulkan penyakit ISPA. Dampak tergolong kecil, dan luas wilayah
penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis dan sosial.
A.5 Keresahan Masyarakat
Pengoperasian jalan berdampak lanjutan terhadap keresahan masyarakat
baik dari penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan dan terganggunya
kesehatan masyarakat serta yang berdampak positif. Dampak tergolong kecil dan
berlangsung selama kegitan pengoperasian jalan dan berlangsung terus menerus.

B. Pemeliharaan Jalan
B.1 Gangguan Lalu Lintas
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan Jalan selama pengoperasian Jalan
lingkar utara kota cilegon yang dilakukan secara berkala, rutin, maupun sesuai
dengan waktunya dengan menggunakan alat berat, maka akan terjadi penurunan
kapasitas Jalan lingkar utara dan gangguan lalu lintas terutama di titik-titik
pemeliharaan dilaksanakan.

IV-11
4.2 Pemilihan Alternatif Terbaik
Dari analisis prakiraan dan evaluasi dampak penting, kegiatanoperasional
Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon difokuskan pada kegiatan yang
dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan hidup (dampak negatif).
Kegiatan tersebut dilakukan pada daerah yang tertutup dan bagi pekerja
dilengkapi dengan peralatan perlindungan sesuai SOP yang berlaku menurut
peraturan perundangan yang berlaku, sehingga dapat meminimalkan terjadinya
dampak negatif, misalnya terhadap kualitas udara (debu) dan kebisingan yang
mana dilakukan setiap saat dan tidak mengganggu kenyamanan masyarakat
sekitar. Kegiatan yang potensial menimbulkan dampak penting tersebut dikelola
sesuai stándar, maka kondisi kegiatan tersebut masih dalam batas-batas yang
diperkenankan sehingga layak ditinjau dari segi lingkungan hidup.

4.3 Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup


Berdasarkan uraian sebelumnya, kegiatanPembangunan Jalan Lingkar
Utara Kota Cilegonmulai dari tahap pra konstruksi, konstruksi, hingga operasional
akan menimbulkan dampak positif dan negatif terhadap lingkungan, yaitu
peningkatan pendapatan,kesempatan kerja dan berusaha, keresahan masyarakat,
penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, penurunan kualitas air
permukaan, penurunan kuantitas air tanah, peningkatan run off, terganggunya
biota air, gangguan lalu lintas dan terganggunya kesehatan masyarakat.
Kegiatan yang direncanakan pada prinsipnya mempunyai dampak penting
baik negatif maupun positif terhadap beberapa komponen lingkungan hidup yang
harus dikelola secara tepat. Pengelolaan dampak negatif bertujuan agar dampak
tersebut dapat ditekan seminimal mungkin bahkan jika memungkinkan
dihilangkan. Pengelolaan dampak positif bertujuan untuk mempertahankan sifat
dampaknya, bahkan jika memungkinkan dikembangkan atau ditingkatkan
semaksimal mungkin. Arahan pengelolaan dan pemantauan dampak penting akan
diuraikan secara umum berikut ini dan uraian detailnya akan dibahas di dokumen
Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).

IV-12
4.3.1 Arahan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Dasar arahan pengelolaan lingkungan hidup untuk menangani dampak
penting dalam RKL adalah sebagai berikut:
4.3.1.1 Tahap Pra Konstruksi
A. Pembebasan Lahan
A.1 Keresahan Masyarakat
- Melakukan sosialisasi kegiatan pembebasan lahan kepada masyarakat
Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta dan
Kecamatan Grogol yang diperkirakan terkena dampak.
- Membentuk Unit Pengaduan Keluhan yang dapat dihubungi masyarakat
setiap hari selama tahapan kegiatan.

4.3.1.2 Tahap Konstruksi


A. Penerimaan Tenaga Kerja
A.1 Peningkatan Pendapatan dan Kesempatan Kerja dan Berusaha
- Rekruitmen tenaga kerja non skill diprioritaskan tenaga kerja lokal, di daerah
tapak proyek dan daerah sekitarnya.
- Melakukan musyawarah antar tenaga kerja lokal tentang besarnya upah
tenaga kerja.
- Musyawarah dlakukan dengan penduduk serta dengan instansi terkait sebagai
fasilitator.
- Hubungan kerja antara tenaga kerja dengan pemberi kerja akan mengacu pada
peraturan dan kebijakan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota
Cilegon yang menyangkut pengupahan, jaminan kesehatan, jaminan
keselamatan kerja dan sebagainya.
- Mensyaratkan pada kontraktor untuk memanfaatkan tenaga kerja
berpengalaman lokal, sebagai bagian dari pengalihan keahlian; dan
memanfaatkan pekerja non skill secara maksimal sesuai dengan kebutuhan.

IV-13
B. Mobilisasi Alat Berat dan Material
B.1 Penurunan Kualitas Udara
- Menutup alat transportasi/truk dengan plastik pada saat akan melakukan
pengangkutan, agar material tidak tercecer ke jalan.
- Membersihkan ban-ban kendaraan pengangkut alat dan material terlebih
dahulu sebelum digunakan.
- Melakukan uji emisi kendaraan pengangkut alat dan material secara berkala
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material, agar debu
yang ada disepanjang jalan yang dilewati tidak beterbangan.
- Mengatur jadwal pengangkutan alat dan material, agar kualitas udara dapat
dikontrol.
B.2 Peningkatan Kebisingan
- Pemeliharaan mesin kendaraan pengangkut alat dan material secara teratur,
sehingga meminimalkan kebisingan.
- Kendaraan pengangkut alat dan material tidak menggunakan knalpot yang
bising.
- Melakukan uji emisi kendaraan pengangkut alat dan material secara berkala
sesuai dengan peraturan yang berlaku.
- Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material, agar
meminimalkan kebisingan.
B.3 Gangguan Lalu Lintas
- Penyediaan petugas pengatur lalu lintas terutama pada akses masuk dan
keluar kendaraaan.
- Mengatur jadwal keberangkatan kendaraan pengangkutan alat berat dan
material.
- Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Cilegon atau dengan Polsek Setempat.
B.4 Kerusakan Jalan
- Mengatur jadwal keberangkatan kendaraan pengangkutan alat berat dan
material. Commented [L2]: seberapa besar pengaruh pengelolaan ini ?

IV-14
- Sedapat mungkin menggunakan kendaraan berdimensi kecil karena kondisi
jalan banyak yang rusak.
B.5 Keresahan Masyarakat
Pendekatan atau sosialisasi kepada masyarakat melalui tokoh masyarakat
dan pemerintah setempat terhadap masalah yang diakibatkan oleh kegiatan
mobilisasi alat dan material.
B.6Terganggunya Kesehatan Masyarakat
- Menutup alat transportasi/truk dengan plastik, agar material tidak tercecer ke
jalan
- Membersihkan ban-ban kendaraan pengangkut alat dan material terlebih
dahulu sebelum digunakan
- Kendaraan pengangkut alat dan material tidak menggunakan knalpot yang
bising
- Pemeliharaan mesin kendaraan pengangkut alat dan material secara teratur,
sehingga meminimalkan kebisingan
- Melakukan uji emisi kendaraan pengangkut alat dan material secara berkala
sesuai dengan peraturan yang berlaku
- Mengurangi kecepatan kendaraan pengangkut alat dan material, agar
meminimalkan kebisingan dan kualitas udara.

C. Pekerjaan Tanah
C.1 Penurunan Kualitas Udara
 Melakukan penyiraman secara berkala di lokasi kegiatan untuk mengurangi
hamburan debu.
 Para pekerja menggunakan penutup hidung (masker).
C.2 Peningkatan Kebisingan
 Pemeliharaan mesin alat berat secara teratur, sehingga meminimalkan
kebisingan.
 Para pekerja menggunakan earplug untuk menghindari ketuliaan sesaat..
 Mengoperasikan peralatan yang menimbulkan kebisingan jauh dari
pemukiman dan fasilitas umum

IV-15
C.3 Keresahan Masyarakat
Pendekatan kepada masyarakat melalui tokoh masyarakat dan pemerintah
setempat terhadap masalah yang diakibatkan oleh kegiatan pekerjaaan tanah.
C.4Terganggunya Kesehatan Masyarakat
 Melakukan penyiraman secara berkala di lokasi kegiatan untuk mengurangi
hamburan debu yang menjadi penyebab utama penyakit ISPA.
 Para pekerja menggunakan penutup hidung (masker) untuk mencegah
masuknya debu ke saluran pernapasan.

D. Pekerjaan Konstruksi
D.1 Penurunan Kualitas Udara
- Pemakaian masker bagi pekerja yang berhubungan dengan sumber pencemar
udara dan debu.
- Penyiraman dengan air secara berkala pada lahan di lokasi kegiatan, terutama
saat musim kemarau dan pada saat kondisi debu meningkat, untuk menghindari
debu yang berterbangan.
- Melakukan penghijauan/RTH.
- Mengatur jam pekerjaan konstruksi, yang mana sebaiknya pekerjaan dilakukan
pada siang hari.
D.2 Peningkatan Kebisingan
- Pemakaian ear plug bagi pekerja yang berhubungan dengan sumber kebisingan
- Melakukan penghijauan/RTH.
D.3 Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Terganggunya Habitat Biota
Air
- Membuat jebakan lumpur sementara agar agregat tanah tidak terbawa air
menuju ke badan air penerima dilakukan sebelum kegiatan pekerjaan
konstruksi.
- Pembuatan buffer zone pada sekitar aliran sungai.
- Pembuatan sumur resapan dan biopori pada lahan RTH, taman dan saluran
drainase (yang hanya berfungsi untuk pengaliran air hujan saja).
- pengerukan endapan sedimen pada saluaran drainase.

IV-16
D.4Terganggunya Kesehatan Masyarakat
- Pemakaian masker bagi pekerja yang berhubungan dengan sumber pencemar
udara dan debu;
- Penyiraman dengan air secara berkala pada lahan di lokasi kegiatan, terutama
saat musim kemarau dan pada saat kondisi debu meningkat, untuk
menghindari debu yang berterbangan;
- Pemakaian ear plug bagi pekerja yang berhubungan dengan sumber
kebisingan;
- Melakukan penghijauan/RTH;
- Kepada para pekerja diikutsertakan jamsostek atau astek;
- Memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

4.3.1.3 Tahap Operasional


A. Pengoprasian Jalan
A.1 Penurunan Kualitas Udara
- Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas
- Melakukan perawatan jalan secara berkala
- Melakukan penghijauan/RTH
- Melakukan uji emisi kendaraan bermotor sesuai dengan peraturan yang
berlaku
A.2 Peningkatan Kebisingan
- Melakukan perawatan jalan secara berkala Commented [L3]: maksudnya ?

- Pengaturan kecepatan kendaraan yang melintas


A.3 Peningkatan Air Larian (Run Off) dan Penurunan Kualitas Air
Permukaan
- Melakukan perawatan saluran drainase secara berkala
- Memaksimalkan ruang terbuka hijau
- Pembuatan sumur resapan dan biopori pada lahan RTH, taman dan saluran
drainase (yang hanya berfungsi untuk pengaliran air hujan saja)
A.4 Penurunan Kesehatan Masyarakat
- Penyiraman dengan air secara berkala pada jalan, terutama saat musim
kemarau dan pada saat kondisi debu meningkat, untuk menghindari debu
yang berterbangan.

IV-17
- Melakukan penghijauan/RTH

A.5 Keresahan Masyarakat


- Melakukan sosialisasi tentang pengoperasian jalan dari kepada warga
masyarakat.

B. Pemeliharaan Jalan
B.1 Gangguan Lalu Lintas
- Menyediakan petugas lalu lintas di pintu masuk dan keluar lokasi kegiatan
- Penyediaan rambu pembatas kecepatan, lampu peringatan (warning light) dan
marka lalu lintas tertutama 100 meter pada titik pemeliharaan
- Berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kota
Cilegon dan Polsek setempat.
- Melakukan evaluasi pelaksanaan manajemen lalu lintas secara berkelanjutan
sekurang-kurangnya setahun sekali

4.3.2 Arahan Pemantauan Lingkungan Hidup


Dasar arahan pemantauan lingkungan hidup untuk menangani dampak
penting dalam RKL adalah sebagai berikut:
4.3.2.1 Tahap Pra Konstruksi
A. Pembebasan Lahan
A.1 Keresahan Masyarakat
Pemantauan Keresahan Masyarakat saat kegiatan pembebasan lahan
dilakukan dengan cara pengamatan langsung (observasi) di lapangan dan dialog
dengan informan kunci, seperti dengan tokoh masyarakat di sekitar lokasi
kegiatan di Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta dan
Kecamatan Grogol.

4.3.2.2 Tahap Konstruksi


A. Penerimaan Tenaga Kerja
A.1 Peningkatan Pendapatan dan Kesempatan Kerja dan Berusaha

IV-18
- Pemantauan terhadap upaya yang telah dilakukan oleh kontraktor dalam
merekrut tenaga lokal. Pemantauan akan dilaksanakan dengan wawancara
juga pemantauan terhadap petugas rekrutmen tenaga kerja dan
instansi/lembaga terkait yaitu Pemerintah Kelurahan Kedaleman, Kelurahan
Panggungrawi , Gedong Dalem, Kelurahan Purwakarta, Kota Bumi,
Kelurahan Grogol, Rawa Arum dan Gerem, RT/RW, LPM dan tokoh
masyarakat.
- Pemantauan jumlah penduduk lokal yang direkrut dalam pekerjaan kegiatan
operasional diperoleh dari catatan manajemen Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi mengenai jumlah penduduk yang menganggur di 8 kelurahan.
- Pemantauan pengukuran motivasi/keinginan dan upaya penduduk lokal untuk
memanfaatkan peluang kerja dan berusaha serta hambatan yang dihadapi
dalam memanfaatkan peluang tersebut diperoleh dari wawancara terhadap
responden melalui kuestioner yang telah dipersiapkan sebelumnya.
- Informasi dan data yang perlu digali lebih dalam, akan dilakukan wawancara
mendalam dengan informan kunci, seperti dengan tokoh masyarakat.
- Jumlah responden untuk memantau parameter peluang kerja dan peluang
usaha dilaksanakan, dengan jumlah minimal 50% dari jumlah penduduk lokal
yang bekerja pada kegiatan konstruksi.

B. Mobilisasi Alat Berat dan Material


B.1 Penurunan Kualitas Udara
Pemantauan penurunan kualitas udarasaat mobilisasi alat dan material di
sepanjang jalan yang dilewati kendaraan pengangkutan material dan peralatan.
Pengambilan sampel kualitas udara, kemudian, dianalisis di laboratorium, lalu
dibandingkan dengan baku mutu yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
B.2 Peningkatan Kebisingan
Pemantauan peningkatan kebisingan saat mobilisasi alat dan material di
sepanjang jalan yang dilewati angkutan material dan peralatan Pengukuran
kebisingan kemudian dibandingkan dengan baku mutu yaitu Keputusan Menteri

IV-19
Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku
Tingkat Kebisingan.
B.3 Gangguan Lalu Lintas
Pemantauangangguan lalu lintas saat mobilisasi alat dan material di lokasi
kegiatan dan di sepanjang jalan yang dilewati kendaraan pengangkutan material
dan peralatan yaitu di jalan Kaligandu dan jalan Bojonegara, terutama pada pintu
keluar masuk lokasi kegiatan.
B.4 Kerusakan Jalan
Pemantauan kerusakan jalan saat mobilisasi alat dan material di lokasi Commented [L4]: tambahkan “secara visual”

kegiatan dan di sepanjang jalan yang dilewati kendaraan pengangkutan material


dan peralatan yaitu di jalan Kaligandu dan jalan Bojonegara, terutama pada pintu
keluar masuk lokasi kegiatan.
B.5 Keresahan Masyarakat
PemantauanKeresahan Masyarakat baik yang positif maupun yang negatif
saat mobilisasi alat dan material di sekitar lokasi kegiatan, Metode pemantauan
dengan cara observasi dan dialog dengan tokoh masyarakatdan pemerintahan
setempat terutama di jalan yang dilalui kendaraan pengangkut material dan
peralatan yaitu di jalan Kaligandu dan jalan Bojonegara.
B.6Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Pemantauan penurunan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan,
Pengamatan secara visual di lapangan dan pengumpulan data sekunder di fasilitas
kesehatan di tapak proyek Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon,
kemudian dibandingkan dengan kondisi rona awaldi lokasi kegiatan.

C. Pekerjaan Tanah
C.1 Penurunan Kualitas Udara
Kualitas udara (debu) saat pekerjaan tanah akibat pembersihan tanamandi
lokasi kegiatan. Pengambilan sampel kualitas udara (debu), kemudian, dianalisis
di laboratorium, kemudian dibandingkan dengan baku mutu di lokasi kegiatan.
C.2 Peningkatan Kebisingan

IV-20
Pemantauan peningkatan kebisingan saat pekerjaan tanahdengan
menggunakan alat berat.Pengukuran kebisingan kemudian dibandingkan dengan
baku mutu di lokasi kegiatan.
C.3 Keresahan Masyarakat
PemantauanKeresahan Masyarakat baik yang positif maupun yang negatif
saat pekerjaan tanah di sekitar lokasi kegiatan, Metode pemantauan dengan cara
observasi dan dialog dengan tokoh masyarakatdan pemerintahan setempat
terutama masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan.
C.4Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Pemantauan penurunan kesehatan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan,
Pengamatan secara visual di lapangan dan pengumpulan data sekunder di
puskesmas terdekat, kemudian dibandingkan dengan kondisi rona awal terutama
masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan.

D. Pekerjaan Konstruksi
D.1 Penurunan Kualitas Udara
Pemantauanpenurunan kualitas udaradengan cara pengambilan sampel
kualitas udara pada 3 (tiga) titik sampling, kemudian dianalisis di laboratorium,
kemudian dibandingkan dengan baku mutu yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41
Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara saat pekerjaan konstruksi di
lokasi kegiatan.
D.2 Peningkatan Kebisingan
Pemantauan peningkatan kebisingan dengan cara pengukuran kebisingan
pada 3 (tiga) titik sampling, kemudian dibandingkan dengan baku mutu yaitu
Kep.MenLH No. 48/MenLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingansaat
pekerjaan konstruksi di lokasi kegiatan.

D.3 Penurunan Kualitas Air Permukaan dan Terganggunya Habitat Biota


Air
- Pemantauan penurunan kualitas air permukaan dan terganggunya biota air
saat pekerjaan konstruksi di lokasi kegiatan Commented [L5]: berupa apa pemantauannya ?

- Pemantauanpeningkatan air larian (run off) saat pekerjaan konstruksi di


saluran drainase sementara dan RTH.

IV-21
- Pengambilan sampel air permukaan, dianalisis di laboratorium kemudian
dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Perundangan
Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air
- Pengambilan sampel air permukaan, dianalisis di laboratorium kemudian
dilakukan pengukuran biota air untuk mengetahui jumlah Plankton dan
Benthos.
D.4Terganggunya Kesehatan Masyarakat
Pemantauan terganggunyakesehatan masyarakat saat pekerjaan konstruksi
di lokasi kegiatan.

4.3.2.3 Tahap Operasional


A. Pengoprasian Jalan
A.1 Penurunan Kualitas Udara
Pemantauan penurunan kualitas udara di sepanjang jalan terutama yang
melewati permukiman. Pengambilan sampel kualitas udara, dianalisis di
laboratorium, kemudian dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
A.2 Peningkatan Kebisingan
Pemantauan peningkatan kebisingan di sepanjang jalan terutama yang
melewati permukiman. Pengukuran kebisingan kemudian dibandingkan dengan
baku mutu berdasarkan dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk
kawasan perumahan dan permukiman.
A.3 Peningkatan Air Larian (Run Off) dan Penurunan Kualitas Air
Permukaan
- Pemantauan peningkatan air larian (run off) setelah jalan dioperasikan,
terutama di saluran drainase, dan terjadi genangan atau tidak.
- Pemantauan kualitas air pemukaan setelah adanya jalan. Commented [L6]: berupa apa jenis pemantauannya ?

- Pengambilan sampel air permukaan, dianalisis di laboratorium kemudian


dibandingkan dengan baku mutu berdasarkan Peraturan Perundangan
Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.

IV-22
A.4 Penurunan Kesehatan Masyarakat
Pemantauan kesehatan masyarakat di sepanjang jalan. Pemantauan
dilakukan dengan pengamatan terhadap masyarakat sekitar yang mengalami
gangguan kesehatan seperti ISPA atau data sekunder dari tempat pelayanan
kesehatan terutama daerah yang berada disekitar dan dilalui jalan, meliputi
Kelurahan Gerem, Rawa Arum, Grogol, Kota Bumi, Purwakarta, Gedong Dalem,
Panggung Rawi, dan Kedaleman.

A.5 Keresahan Masyarakat


Pemantauan keresahan masyarakat baik positif maupun negatif saat
pengoperasian jalan. Metode pemantauan dengan cara observasi dan dialog
dengan tokoh masyarakat dan pemerintah setempat terutama daerah yang dilalui
jalan, meliputi Kelurahan Gerem, Rawa Arum, Grogol, Kota Bumi, Purwakarta,
Gedong Dalem, Panggung Rawi, dan Kedaleman.

B. Pemeliharaan Jalan
B.1 Gangguan Lalu Lintas
Pengamatan dan pencatatan langsung (primer) data lalu lintas

4.4 Pertimbangan Kriteria Kelayakan Lingkungan


Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak
lingkungan/dampak penting hipotetik, alternatif terbaik, arahan penglolaan dan
pemantauan lingkungan, maka dapat disimpulkan kelayakan lingkungan hidup atas
rencana kegiatan yang dikaji, dengan mempertimbangkan kriteria kelayakan antara
lain sebagai berikut:
a. Rencana Tata Ruang
Sejalan dengan adanya arahan kebijaksanaan pengembangan tata ruang
wilayah (Review RTRW Kota Cilegon Tahun 2009-2029) dan adanya
beberapa kebijaksanaan pembangunan strategis serta mendukung Visi dan
Misi yang tertuang dalam RPJM Kota Cilegon Tahun 2011-2015 yang salah
satunya mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan Kota Cilegon
ke arah wilayah utara sebagai akses alternatif guna menampung arus lalu
lintas menuju kegiatan primer (Terminal Terpadu dan Pelabuhan

IV-23
Penyebrangan Merak) danmenciptakan pola sistem jaringan jalan (Sirip Ikan)
yang terintegrasi yang didukung dengan (Pemanfaatan Ruang) RTRW yang
berlaku. maka diperlukan adanya revisi Trase Jalan Lingkar Luar Utara
(yang sebelumnya telah dilakukan studi tahun 2002) yang secara garis
besar Rencana Jalan Lingkar Utara berada pada kawasan budidaya
(RTH dan Hutan Lindung) sehingga apabila dilaksanakan akan sulit
dalam pengendalian ruang terutama perubahan kawasan budidaya.
(RTRW 2009-2029).

b. Kebijakan di Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
sebagaimana tercantum dalam Undang-undang RI Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dinas Pekerjaan
Umum Kota Cilegon dalam hal ini tidak lepas dari kewajiban untuk
melakukan tindakan pengamanan dan pelestarian lingkungan hidup.

Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegonberkomitmen untuk terus melaksanakan


peraturan perundangan di bidang lingkungan yang relevan serta komitmen
untuk melakukan penyempurnaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
secara berkelanjutan dalam bentuk mencegah, menanggulangi, dan
mengendalikan dampak lingkungan yang disebabkan oleh kegiatan
Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon.
c. Kepentingan Pertahanan Keamanan
Rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon oleh
Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegondi Kecamatan Cibeber, Kecamatan
Jombang, Kecamatan Purwakarta, dan Kecamatan Grogol, Kota Cilegon,
Provinsi Bantentidak terkait dengan kepentingan pertahanan kemanan.
d. Prakiraan secara Cermat Mengenai Besaran dan Sifat Penting Dampak
Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak dari
rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon oleh Dinas
Pekerjaan Umum Kota Cilegondi Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang,
Kecamatan Purwakarta, dan Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi
Bantentelah dilakukan dan ditampilkan pada BAB III Prakiraan Dampak
Penting.

IV-24
e. Hasil Evaluasi secara Holistik
Evaluasi terhadap penting dampak dari rencana kegiatan Pembangunan Jalan
Lingkar Utara Kota Cilegon oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegondi
Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta, dan
Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi Bantentelah dilakukan dan
ditampilkan pada BAB IV. Hasil evaluasi tersebut menunjukan dampak
negatif dan dampak positif, akan tetapi dengan pengelolaan yang akan
dilakukan dampak negatif tersebut dapat diminimalisasi dan ditingkatkan
dampak positifnya.
f. Kemampuan Pemrakarsa dan/atau Pihak Terkait yang Bertanggung
Jawab dalam Menanggulangi Dampak Negatif Penting.
Berdasarkan arahan pengelolaan lingkungan dan dampak-dampak yang
ditimbulkan oleh rencana kegiatan Pembangunan Lingkar Utara Kota
Cilegonoleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Cilegondi Kecamatan Cibeber,
Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta, dan Kecamatan Grogol, Kota
Cilegon, Provinsi Banten. Pemrakarsa dan/atau pihak terkait mampu
mengelola dampak-dampak yang timbul dari rencana kegiatan dengan
pendekatan-pendekatan dalam menanggulangi dampak penting, pendekatan
tersebut adalah:
1. Pendekatan Teknologi
Pendekatan ini adalah cara-cara atau teknologi yang digunakan untuk
mengelola dampak penting lingkungan hidup. Pada rencana
Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon tidak terdapat
pendekatan teknologi
2. Pendekatan Sosial Ekonomi
Pendekatan ini adalah langkah-langkah yang ditempuh Dinas Pekerjaan
Umum Kota Cilegon dalam menanggulangi dampak penting melalui
berbagai tindakan dengan memperhatikan masalah sosial, ekonomi, dan
budaya sebagai berikut:
a. Memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan
keahlian dan keterampilan yang dimiliki.

IV-25
b. Ikut serta dalam kegiatan pembangunan lingkungan sekitar, sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cilegon memprioritaskan kesempatan kerja dan berusaha kepada
masyarakat sekitar rencana kegiatan.
c. Menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar
melalui lembaga RT setempat, serta melakukan koordinasi, dengan
lembaga maupun aparat setempat.

3. Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan ini dilakukan dengan memperhatikan mekanisme
kelembagaan dalam menanggulangi berbagai dampak penting lingkungan
hidup, melalui :
a. Kerjasama dengan instansi-instansi yang berkepentingan dan
berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, antara lain KLH
Kota Cilegon, kecamatan, desa, dll.
b. Pengawasan terhadap hasil unjuk kerja pengelolaan lingkungan
kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Cilegon oleh
instansi yang berwenang.
c. Pelaporan hasil pengelolaan lingkungan secara berkala kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
g. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Tidak Mengganggu Nilai-Nilai Sosial
atau Pandangan Masyarakat.
Hasil pelibatan masyarakat dalam proses Amdal dari rencana kegiatan
Pembangunan Lingkar Utara Kota Cilegonoleh Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cilegondi Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta,
dan Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi Bantenmenunjukan bahwa
rencana kegiatan tidak mengganggu nilai-nilai sosial atau pangangan
masyarakat, hanya dari hasil pelibatan masyarakat di Kelurahan Purwakarta,
Kelurahan Arumrawa Dan Kelurahan Gedong Dalem masyarakat
mengharapkan adanya biaya pengganti dalam rencana kegiatan yang
mempengaruhi aktivitas mereka.

IV-26
h. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Tidak Mempengaruhi dan/atau
Mengganggu Entitas Ekologis.
Berdasarkan pengamatan di lokasi rencana kegiatan menunjukan bahwa di
lokasi rencana kegiatan tidak terdapat spesies kunci, spesies yang memiliki
nilai penting secara ekologis, spesies yang memiliki nilai penting secara
ekonomi maupun spesies yang memiliki nilai penting secara ilmiah (BAB II
Rona Lingkungan Hidup) sehingga rencana usaha dan/atau kegiatan tidak
akan mempengaruhi dan/atau mengganggu entitas ekologis.
i. Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Tidak Menimbulkan Gangguan
Terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berada Di Sekitar
Rencana Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan.
Berdasarkan peta kegiatan sekitar menunjukan bahwa terdapat kegiatan lain
di sekitar lokasi kegiatan antara lain: permukiman penduduk, perkebunan dan
sawah. Pelaksanaan rencana usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan dengan
pengelolaan sesuai dengan arahan kajian lingkungan sebelumnya
diprakirakan tidak menimbulkan gangguan terhadap kegiatan sekitar tersebut.
j. Tidak Dilampauinya Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan
Hidup dari Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan.
Dampak dari rencana kegiatan Pembangunan Dinas Pekerjaan Umum Kota
Cilegondi Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan Purwakarta,
dan Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi Banten tidak melampaui
dayang dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
1. Dalam penggunaan air permukaan untuk kebutuhan air saat konstruksi
dan operasional masih tercukupi,
2. Dampak air larian tergolong kecil, karena sebagian besar luas lahan
merupakan Ruang Terbuka Hijau serta adanya pembuatan sumur resapan.

4.5 Rekomendasi Penilaian Kelayakan Lingkungan


Berdasarkan telaahan evaluasi dampak diatas dan pertimbangan 10 kriteria
kelayakan lingkungan, maka rencana kegiatan Pembangunan Dinas Pekerjaan
Umum Kota Cilegondi Kecamatan Cibeber, Kecamatan Jombang, Kecamatan

IV-27
Purwakarta, dan Kecamatan Grogol, Kota Cilegon, Provinsi Banten, dari segi
kelayakan lingkungan layak untuk dilaksanakan.
Dampak negatif yang timbul pada setiap tahapan kegiatan mulai dari tahap
pra konstruksi, konstruksi dan operasional dapat diminimalisasi sesuai dengan
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Dampak positif dari kegiatan terhadap beberapa komponen lingkungan
juga harus dapat dikembangkan dan dimaksimalkan dengan cara mengikuti
ketentuan – ketentuan yang disusun dalam Dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

IV-28
Tabel 4.5 Ringkasan Analisis Dampak
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Tahap Pra Konstruksi

Pembebasan Lahan

1. Keresahan Masyarakat Kekhawatiran penduduk dapat direpresentasikan Besarnya Dampak Keresahan Masyarakat,
oleh kelompok responden yang tidak setuju terhadap hasil analisis ini menjadi
kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu Penduduk yang merasa khawatir dampak penting.
Cilegon sebesar 10 %. terhadap pembangunan sebanyak 100 KK.

Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas administrasi yaitu seluas
Kecamatan Jombang, Kecamatan Cibeber, Kecamatan Purwakarta dan Kecamatan
Grogol, sehingga dampaknya penting. (P)

Intensitas dampak yang terjadi berupa keresahan masyarakat, lamanya dampak


berlangsung selama Tahap Prakonstruksi dan dapat berlanjut pada masa berikutnya,
sehingga dampaknya penting. (P)

Banyaknya komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu persepsi
negatif masyarakat. Penting (P).

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap keresahan masyarakat saat pelaksanaan pembebasan
lahan dikategorikan Negatif Penting (-P).

Tahap Konstruksi

Penerimaan Tenaga Kerja

1. Peningkatan Pendapatan Berdasarkan uraian rona lingkungan awal dijelaskan Besarnya Dampak Peningkatan
bahwa kesempatan kerja ini terbuka bagi penduduk Pendapatan, hasil
lokal, mengingat terdapat penduduk di lokasi studi Meninjau besarnya peningkatan dengan tingkat pendapatan khususnya bagi analisis ini menjadi
bermata pencaharian sebagai buruh konstruksi dan kelompok pengangguran terbuka yang diasumsikan tidak mempunyai penghasilan,

IV-29
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

buruh serabutan. sedangkan adanya kegiatan konstruksi Pembangunan Jalan Lingkar Utar Kota Cilegon dampak penting
dengan perkiraan pendapatan pekerja (lokal dan pendatang) dengan kisaran Rp.
3.325.000,00/bulan s/d Rp. 3.375.000,00/bulan, sehingga akan ada peningkatan
pendapatan bagi penduduk lokal sebesar Rp. 3.325.000,00/bulan s/d Rp. Rp.
3.375.000,00/bulan., maka dampak dapat disimpulkan menjadi dampak positif
penting.

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar Utar
Kota Cilegon serta Penunjang perkembangan dan pertumbuhan Kota Cilegon terhadap
peningkatan pendapatan saat penerimaan tenaga kerja dikategorikan Positif Penting
(+P).

2. Kesempatan Kerja dan Berdasarkan uraian rona lingkungan awal dijelaskan Besarnya Dampak Kesempatan Kerja dan
Berusaha bahwa kesempatan kerja ini terbuka bagi penduduk Berusaha, hasil analisis
lokal, mengingat terdapat penduduk di lokasi studi Sekitar 38 orang tenaga lokal dari kelurahan Kedaleman, Panggungrawi, Gedong ini menjadi dampak
bermata pencaharian sebagai buruh konstruksi dan Dalem, Purwakarta, Kota Bumi, Grogol, Rawa Arum, Gerem kelompok pencari kerja penting
buruh serabutan. penduduk berpartisipasi dalam kegiatan konstruksi.

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon serta serta Penunjang perkembangan dan pertumbuhan Kota
Cilegon terhadap peningkatan pendapatan saat penerimaan tenaga kerja dikategorikan
Positif Penting (+P).

Mobilisasi Alat dan Material

1. Penurunan Kualitas Udara Berdasarkan hasil analisis kualitas udara semua Besarnya Dampak Penurunan Kualitas
parameter masih dibawah baku mutu berdasarkan Udara, hasil analisis ini
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kecepatan angin diketahui dari data rona awal 1,183 m/s dan stabilitas Atmosfir = B menjadi dampak
Pengendalian Pencemaran Udara (tidak stabil) dan nilai parameter dispersi vertikal (z ) = 3,38 meter penting.

IV-30
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Konsumsi BBM Solar = 39.000 liter/bulan untuk 38 kendaraan

= 1.026 liter/kendaraan/bulan

= 34 liter/hari

= 1,4 liter/jam

Konsumsi solar/kend./detik = 1,4 liter/jam x 1 jam/60 det. = 0,0238


Lt/kend./det.

Asumsi kecepatan rata-rata kendaraan = 40 km/jam = 40.000 m/jam

Kendaraan/meter = (38 kend./hari) x 1 hari/24 jam / (40.000 m/jam) = 3,96


x 10-5 kend.m

Kebutuhan bahan bakar solar/meter detik

= 3,96 x10-5 kend.m x 0,0238 Lt/kend./det. = 9,4248 x 10-7 Lt/m.det.

Partikulat

Q sumber emisi solar

= (9,4248 x 10-7 Lt/m.det.) x (2,010 kg/103 Lt)

= 1,89 g/m.det

Konsentrasi (C)

= 0,04487g/m3

SO2

IV-31
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Q sumber emisi solar

= (9,4248 x 10-7 Lt/m.det.) x (6,364 kg/103 Lt)

= 5,99 g/m.det

Konsentrasi (C)

= 0,1422 g/m3

NO2

Q sumber emisi solar

= (9,4248 x 10-7 Lt/m.det.) x (7,210 kg/103 Lt)

= 6,795 g/m.det

Konsentrasi (C)

= 0,1613 g/m3

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi pencemar yang
diakibatkan oleh kegiatan transportasi (sumber garis) dari kegiatan mobilisasi alat dan
material adalah partikulat 90,04487g/m3, NO2 30,01422 g/m3, SO2 36,8313
g/m3. Ketiga parameter tersebut masih memenuhi baku mutu lingkungan.

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap kualitas udara saat mobilisasi alat dan material
dikategorikan Negatif Penting (-P).

IV-32
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

2. Peningkatan Kebisingan Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan masih Besarnya Dampak Peningkatan
dibawah baku mutu berdasarkan Kep- Kebisingan, hasil
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Dampak terhadap peningkatan kebisingan dapat dihitung dengan rumus analisis ini menjadi
Kebisingan sebagai berikut : dampak penting.
𝑟2
𝐿𝑃2 = 𝐿𝑃1 − 10 𝐿𝑜𝑔
𝑟1
20
= 79 − 10 𝐿𝑜𝑔
1
= 66 dBA

Dimana :
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2

Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan di atas sebesar 66 dBA pada jarak 20 m dari
permukiman penduduk. Hal tersebut masih sesuai dengan baku mutu Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku
Tingkat Kebisingan untuk kawasan perumahan dan permukiman sebesar 60 dBA.

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap kebisingan saat mobilisasi alat dan material
dikategorikan Negatif Penting (-P).

3. Gangguan Lalu Lintas dan - Pengangkutan alat dan material dengan Besarnya Dampak Gangguan Lalu Lintas
Kerusakan Jalan menggunakan truk diperkirakan menimbulkan dan Kerusakan Jalan
kemacetan lalu lintas, terutama pada akses masuk Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk yang tinggal di pinggir dilakukan secara
dan keluar lokasi kegiatan, jalan yang dilalui jalan yang dilalui kendaraan pengangkut alat dan material yaitu jalan Kaligandu dan bersamaan, maka hasil

IV-33
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

pengangkut alat berat dan material yaitu jalan jalan Bojonegara, sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P) Luas wilayah analisis ini menjadi
Kaligandu dan jalan Bojonegara. Volume lalu- penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya penting. (P) dampak penting
lintas diamati pada beberapa titik yang berada
pada koridor jalan yang cukup sejajar dengan Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
rencana Jalan Lingkar Utara (JLU) Kota Cilegon. penting. (P)
Pada jalan-jalan yang disurvey, volume lalu-lintas
bervariasi dari 246 s.d 2519 smp/jam selama Dampak tergolong besar, pada saat jam puncak pagi volume lalu-lintas sebanyak 246
pengamatan. Jam puncak pagi terjadi pada jam s.d 2519 smp/jam. Sedangkan jam puncak sore volume lalu-lintas sebanyak 413 s.d
09.00 s.d 10.00 dengan volume lalu-lintas 2412 smp/jam dan dampak berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan material,
sebanyak 246 s.d 2519 smp/jam. Sedangkan jam sehingga dampaknya penting. (P)
puncak sore terjadi pada pukul 17.00 s.d 18.00
dengan volume lalu-lintas sebanyak 413 s.d 2412 Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
smp/jam. ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat. Penting (P).

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap gangguan lalu lintas saat mobilisasi alat dan material
dikategorikan Negatif Penting (-P).

4. Keresahan Masyarakat Kekhawatiran penduduk dapat direpresentasikan Besarnya Dampak Keresahan Masyarakat,
oleh kelompok responden yang tidak setuju terhadap hasil analisis ini menjadi
kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk yang tinggal di pinggir dampak penting.
Cilegon sebesar 10 %. jalan yang dilalui kendaraan pengangkut alat dan material yaitu jalan Kaligandu dan
jalan Bojonegara, sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P)

Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas sosial dan administrasi,
sehingga dampaknya penting. (P)

Dampak tergolong kecil dan dampak berlangsung selama kegiatan mobilisasi alat dan
material, sehingga dampaknya penting. (P)

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat. Penting (P).

IV-34
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap keresahan masyarakat saat mobilisasi alat dan material
dikategorikan Negatif Penting (-P).

5. Terganggunya Kesehatan Pengangkutan alat dan material akan berdampak Besarnya Dampak Terganggunya
Masyarakat terhadap kesehatan masyarakat, hal ini terjadi akibat Kesehatan Masyarakat,
adanya penurunan kualitas udara dan peningkatan Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk yang tinggal di pinggir hasil analisis ini menjadi
kebisingan, Berdasarkan data Kota Cilegon Dalam jalan yang dilalui kendaraan pengangkut alat dan material yaitu jalan Kaligandu dan dampak penting.
Angka tahun 2016, tercatat penyakit yang sering jalan Bojonegara, sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P)
diderita masyarakat Kota Cilegon didominasi oleh
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
penyakit ISPA sebanyak 71.808 orang, lalu dilanjut
penting. (P)
dengna penyakit Dermatik 25.847 orang dan
Hipertensi 22.784 orang, Dampak tergolong kecil, peningkatan kualitas udara diantaranya partikulat 90,04487
g/m3, NO2 30,01422 g/m3, SO2 36,8313 g/m3. Ketiga parameter tersebut masih
memenuhi baku mutu lingkungan. dan dampak berlangsung selama kegiatan
mobilisasi alat dan material, sehingga dampaknya tidak penting. (TP)

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat. Penting (P).

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap terganggunya kesehatan masyarakat saat mobilisasi alat
dan material dikategorikan Negatif Penting (-P).

Pekerjaan Tanah

1. Penurunan Kualitas Udara Hasil analisa kualitas udara (debu) saat rona awal di Besarnya Dampak Penurunan Kualitas
lokasi kegiatan desa Gerem sebesar 82 µg/m3 dan Udara, hasil analisis ini

IV-35
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

akan meningkat saat pekerjaan tanah. Rumus yang Rumus yang digunakan untuk menghitung kualitas udara (debu) pada pekerjaan tanah menjadi dampak
digunakan untuk menghitung kualitas udara (debu) adalah sebagai berikut: penting.
pada saat pekerjaan tanah dengan rumus empirik dari
eu = 5,9 (s/12) (S/30) (W/3)0,7 (w/4)0,5 (d/365)
Midwest Research Institute (MRI, 1979)
Dimana :

eu = Jumlah debu per kecepatan (lb/mile)


s = Silt content (%)
S = Kecepatan kendaraan (mil/jam)
W = Berat kendaraan (ton)
w = Jumlah roda kendaraan
d = Jumlah hari tidak hujan

eu = 5,9 (0,6/12) (20/30) (10/3)0,7 (10/4)0,5 (115/365)


= 5,9 (0,05) (0,66) (2,23) (1,58) (0,31)
= 0,30 µg/m3

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pekerjaan tanah terhadap kualitas udara yang terjadi di lokasi kegiatan,
jika ditinjau dari tingkat kepentingan dampakdikategorikan negatifpenting (-P)

2. Peningkatan Kebisingan Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan sebesar 66 Besarnya Dampak Peningkatan
dBA pada jarak 20 meter dari permukiman Kebisingan, hasil
penduduk. Hal ini telah melebihi baku mutu sesuai Dampak terhadap peningkatan kebisingan dapat dihitung dengan rumus analisis ini menjadi
dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan sebagai berikut : dampak penting.
Hidup Nomor: KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang 𝑟2
Baku Tingkat Kebisingan untuk kawasan perumahan 𝐿𝑃2 = 𝐿𝑃1 − 10 𝐿𝑜𝑔
𝑟1

IV-36
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

dan permukiman sebesar 60 dBA. 20


= 79 − 10 𝐿𝑜𝑔
1
= 66 dBA

Dimana :
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2

Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan di atas sebesar 66 dBA pada jarak 20 m dari
permukiman penduduk. Hal tersebut masih sesuai dengan baku mutu Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996 Tentang Baku
Tingkat Kebisingan untuk kawasan perumahan dan permukiman sebesar 60 dBA.

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian di atas dampak rencana kegiatan Jalan Lingkar Utara Kota
Cilegon terhadap peningkatan kebisingan saat pekerjaan tanah dikategorikan Negatif
Penting (-P).

3. Keresahan Masyarakat Kekhawatiran penduduk dapat direpresentasikan Besarnya Dampak Keresahan Masyarakat,
oleh kelompok responden yang tidak setuju terhadap hasil analisis ini menjadi
kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk Desa Rawa Arum dampak penting.
Cilegon sebesar 10 %. sebanyak 150 KK dan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi kegiatan sehingga
dampaknya dikategorikan penting. (P)

Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas sosial dan administrasi,
sehingga dampaknya penting. (P)

Dampak tergolong kecil dan dampak berlangsung selama kegiatan pekerjaan tanah,
sehingga dampaknya penting. (P)

IV-37
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat. Penting (P).

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian diatas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap keresahan masyarakat saat pekerjaan tanah dikategorikan
Negatif Penting (-P).
4. Terganggunya Kesehatan Pekerjaan tanah akan berdampak terhadap kesehatan Besarnya Dampak Terganggunya
Masyarakat masyarakat, hal ini terjadi akibat adanya partikulat Kesehatan Masyarakat,
debu, dan peningkatan kebisingan, Berdasarkan data Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk Desa Rawa Arum hasil analisis ini menjadi
rona awal jenis penyakit yang pernah dialami sebanyak 150 dan penduduk yang tinggal sekitar lokasi kegiatan, sehingga dampaknya dampak penting.
penduduk diantaranya penyakit hipertensi sebanyak dikategorikan penting. (P)
22.784 kasus, penyakit dermatik 25.847 kasus, dan
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
ISPA sebanyak 71.808 orang, sehingga pada saat
penting. (P)
konstruksi pekerjaan tanah diperkirakan pada
penyakit ISPA akan meningkat hal ini disebabkan Dampak tergolong kecil, diantaranya partikulat debu 0,30 g/m3. Parameter tersebut
adanya resuspensi debu terhadap permukiman masih memenuhi baku mutu lingkungan. dan dampak berlangsung selama kegiatan
penduduk yang dilewati. pekerjaan tanah, sehingga dampaknya tidak penting. (TP)

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak komponen sosial, ekonomi
dan budaya berupa keresahan masyarakat. Penting (P)

Dampak terjadi secara terus menerus dan terakumulasi dengan kegiatan lain di sekitar
lokasi kegiatan, sehingga dampak terhadap terganggunya kesehatan masyarakat
dikategorikan penting. (P)

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian diatas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar

IV-38
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Utara Kota Cilegon terhadap terganggunya kesehatan masyarakat saat pekerjaan tanah
dikategorikan Negatif Penting (-P).

Pekerjaan Konstruksi

1. Penurunan Kualitas Udara Kegiatan konstruksi dapat menyebabkan penurunan Besarnya Dampak Penurunan Kualitas
kuliatas udara dan masalah kesehatan, baik kepada Udara, hasil analisis ini
masyarakat sekitar lokasi kegiatan maupun para Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu pekerja sebanyak 150 orang dan menjadi dampak
pekerja yang terlibat kegiatan tersebut. Hasil analisa warga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, sehingga dampak dikategorikan penting. penting.
kualitas udara parameter partikulat, NO2 dan SO2 (P)
saat rona awal berturut di lokasi kegiatan yaitu 90
Luas wilayah penyebaran dampak terjadi pada luasan wilayah pelaksanaan konstruksi,
µg/m3, 30 µg/m3 dan 36,67µg/m3.
sehingga dampaknya penting. (P)

Dampak tergolong kecil, partikulat, NO2 dan SO2 saat rona awal masih dibawah baku
mutu dan terjadi peningkatan sebesar partikulat 90,04487 µg/m3, NO2 30,01422
µg/m3 dan SO2 36,8313 µg/m3, dan dampak berlangsung selama pelaksanaan
konstruksi dengan kegiatan lebih dari satu jenis, sehingga dampaknya tidak penting
(TP).

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak sekunder atau tersier
adalah terganggunya kesehatan masyarakat, maka dampaknya dapat dikategorikan
penting. (P)

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pekerjaan konstruksi terhadap kualitas udara yang terjadi di lokasi
kegiatan, jika ditinjau dari tingkat kepentingan dampakdikategorikan negatifpenting (-
P).

2. Peningkatan Kebisingan Kegiatan konstruksi dapat menyebabkan Besarnya Dampak Peningkatan


peningkatan kebisingan serta masalah kesehatan, Kebisingan, hasil
baik kepada masyarakat sekitar lokasi kegiatan Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu pekerja sebanyak 150 orang dan analisis ini menjadi

IV-39
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

maupun para pekerja yang terlibat kegiatan tersebut. warga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan, maka dampak dikategorikan penting. (P) dampak penting.
Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan,
kebisingan saat rona awal sudah melebihi baku mutu Luas wilayah penyebaran dampak terjadi pada luasan wilayah pekerjaan konstruksi,
yaitu 65,33 dBA berdasarkan Kep- sehingga dampaknya penting. (P)
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
Dampak tergolong kecil, kebisingan saat rona awal sudah melebihi baku mutu namun
Kebisingan yaitu sebesar 60 dBA..
setelah ada kegiatan pekerjaan konstruksi dengan jarak 20 m kebisingan berada di
Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan sebesar 66 bawah baku mutu. dampak berlangsung selama pelaksanaan konstruksi dengan
dBA pada jarak 20 m, hal ini menyatakan bahwa kegiatan lebih dari satu jenis, sehingga dampaknya tidak penting (TP).
kebisingan tidak melebihi baku mutu sesuai dengan
Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak sekunder atau tersier
Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat
adalah terganggunya kesehatan masyarakat, maka dampaknya dapat dikategorikan
Kebisingan yaitu sebesar 60 dBA..
penting. (P)

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pekerjaan konstruksi terhadap peningkatan kebisingan yang terjadi di


lokasi kegiatan, jika ditinjau dari tingkat kepentingan dampakdikategorikan
negatifpenting (-P).

3. Penurunan Kualitas Air Kegiatan konstruksi menimbulkan penurunan Besarnya Dampak Penurunan Kualitas Air
Permukaan (Sungai) kualitas air permukaan dalam kasus ini air sungai, Permukaan (Sungai),
dimana dari adanya air larian (run off) dapat Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk Kecamatan Purwakarta hasil analisis ini menjadi
membawa agregat tanah menuju ke badan air yang terdapat kawasan industri, sehingga dampak dikategorikan penting. (P) dampak penting.
penerima serta dari kemungkinan bahan-bahan
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
material yang jatuh/masuk ke sungai. Berdasarkan
penting. (P)
hasil analisis laboratorium pada baku mutu Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Dampak tergolong kecil air larian (run off) dapat membawa agregat tanah dan bahan-
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian bahan material menuju ke sungai dan dampak berlangsung selama kegiatan
Pencemaran Air semua parameter tidak ada yang konstruksi, sehingga dampaknya tidak penting. (TP)
melebihi baku mutu, hanya parameter BOD yang
sama dengan baku mutunya. Berikut hasil analisa Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak terganggunya/hilangnya
Lab kualitas air permukaan. biota air. Penting (P).

IV-40
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian kriteria dampak penting tersebut, maka dampak kegiatan kontruksi
terhadap penurunan debit air permukaan (sungai) dikategorikan negatif penting. (-P)

4. Terganggunya Biota Air Kegiatan pekerjaan konstruksi berpotensi Besarnya Dampak Terganggunya Biota
menimbulkan penurunan kualitas air permukaan Air, hasil analisis ini
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Biota Air (Benthos)
berupa peningkatan kekeruhan pada air. Sumber menjadi dampak
pencemar berasal dari agregat tanah yang terbawa air Stasiun penting.
No Organisme
menuju ke badan air terutama di saat hujan. I II
Penurunan kualitas air permukaan dapat
Benthos
menyebabkan terganggunya habitat biota air seperti
plankton & benthos. 1 Tabrebra sp. 5 -

2 Melanoides sp. 3 -

3 lymnaea sp. 3 -

4 Physastra sp. 3 -

Total Makrozoobenthos 14 0

ID Shannon & Wienner 0,000


Sumber : Hasil pengujian biota air

Tabel 3.9 Perhitungan Biota Air

No Organisme Jumlah Pi ID Simpsons

IV-41
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

St 1 St 2 Jumlah

1 Plankton 1620 8100 9720 0.9985617


0,997
2 Benthos 14 0 14 0.0014383
Total 1634 8100 9734

Sumber : Hasil Perhitungan, 2017

Berdasarkan hasil sampling plankton & benthos, dapat diketahui bahwa pada kondisi
air permukaan eksisting, pada bagian upstream diperoleh Indeks Simpson untuk
plankton dan benthos sebesar 0,997. Sedangkan untuk benthos, jumlah individu
terbanyak diperoleh pada pengambilan ulangan ke 2 pada stasiun 1, dimana ditemukan
14 individu yang berasal dari 4 spesies

Apabila terjadi penurunan kualitas air permukaan yang disebabkan oleh agregat tanah
yang terbawa air menuju ke badan air, maka diprakirakaan akan terjadi perubahan
pada kondisi habitat plankton benthos yang berpengaruh pada jumlah populasinya,
namun berdasarkan uraian faktor tingkat kepentingan dampak diatas, maka dampak
terganggunya habitat biota air pada tahap pekerjaan konstruksi, sebagai dampak
turunan dari penurunan kualitas air permukaan dikategorikan Negatif Penting (-P).

5. Terganggunya Kesehatan Kegiatan pengangkutan alat dan material, pekerjaan Besarnya Dampak Terganggunya
Masyarakat tanah, pekerjaan badan jalan, pekerjaan jembatan, Kesehatan Masyarakat,
saluran drainase, dan pengoperasian jalan akan Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu sebanyak 32 KK yang berada di hasil analisis ini menjadi
berdampak terhadap kesehatan masyarakat, hal ini kelurahan Kedaleman, Panggungrawi, Gedong Dalem, Purwakarta, Kota Bumi, dampak penting.
terjadi akibat adanya penurunan kualitas udara dan Grogol, RawaArum, dan Gerem penduduk yang tinggal di pinggir jalan yang dilalui
peningkatan kebisingan. Berdasarkan data Kota kendaraan pengangkut alat dan materiil, sehingga dampaknya dikategorikan penting.
Cilegon Dalam Angka tahun 2016, tercatat penyakit (P)
yang sering diderita masyarakat Kota Cilegon
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
didominasi oleh penyakit ISPA sebanyak 71.808
penting. (P)
orang, lalu dilanjut dengna penyakit Dermatik

IV-42
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

25.847 orang dan Hipertensi 22.784 orang Dampak tergolong kecil, peningkatan kualitas udara dapat dilihat di Tabel 3.10. untuk
titik sampel di KM-0 Samandaran, Tabel 3.10. untuk titik sampel di KM-6
Purwakarta, dan Tabel 3.10. untuk titik sampel di KM-12 Gerem. Parameter yang
diuji masih memenuhi baku mutu lingkungan. Dampak berlangsung selama kegiatan
mobilisasi alat dan material, pengangkutan alat dan material, pekerjaan tanah,
pekerjaan badan jalan, pekerjaan jembatan, saluran drainase, dan pengoperasian jalan,
sehingga dampaknya tidak penting. (TP)

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat dikategorikan Penting (P

Sifat Dampak Penting

Berdasarkan uraian diatas dampak rencana kegiatan Pembangunan Jalan Lingkar


Utara Kota Cilegon terhadap terganggunya kesehatan masyarakat saat mobilisasi alat
dan material dikategorikan Negatif Penting (-P).

Tahap Operasional

Pengoprasian Jalan

1. Penurunan Kualitas Udara Pengoperasian jalan akan menurunkan kualitas udara Besarnya Dampak Penurunan Kualitas
dari adanya debu (TSP) dan emisi kendaraan Udara, hasil analisis ini
bermotor (CO, SO2, NOx, dan hidrokarbon). Hasil Kecepatan angin diketahui dari data rona awal 15,94 m/s dan stabilitas Atmosfir menjadi dampak
analisa kualitas udara saat rona awal semua = B (tidak stabil) dan nilai parameter dispersi vertikal (z ) = 3,38 meter penting.
parameter masih berada di bawah baku mutu
beradasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun  Konsumsi BBM = 0,1 Lt/kend. X 2.519 kend./jam = 251,9
1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Lt/jam
 Konsumsi BBM/kend./detik = 0,1 / (2.519 x 3.600) = 3,10 x 10-8
Lt/kend./det.
Asumsi kecepatan rata-rata kendaraan = 50 km/jam = 50.000 m/jam
 Kendaraan/meter = (2.519 kend/jam) / (50.000 m/jam) = 0,05 kend.

IV-43
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

m
 Kebutuhan bahan bakar bensin/meter detik
= 0,05 kend. m x 3,10 x 10-8 Lt/kend./det. = 1,55 x 10-9 Lt/m.det.
Partikulat
Q sumber emisi bensin
= (1,55 x 10-9 Lt/m.det.) x (1,492 kg/103 Lt)
= 2,31 x 10-3g/m.det

Konsentrasi (C)
2 × 2,31 × 10−3 1 1 2
𝐶𝑏𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛 = . 𝐸𝑥𝑝 [− ( ) ]
(2 × 3,14)0,5 × 3,38 × 15,94 2 3,38
= 4,07 x 10-06 g/m3
SO2
Q sumber emisi bensin
= (1,55 x 10-9 Lt/m.det)x (0,403 kg/103 Lt)
= 6,25 x 10-4g/m.det
Konsentrasi (C)
2 × 6,25 × 10−4 1 1 2
𝐶𝑏𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛 = . 𝐸𝑥𝑝 [− ( ) ]
(2 × 3,14)0,5 × 3,38 × 15,94 2 3,38
= 1,10 x 10-06 g/m3
NO2
Q sumber emisi bensin
= (1,55 x 10-9 Lt/m.det.) x (7,685 kg/103 Lt)

IV-44
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

= 0,01g/m.det
Konsentrasi (C)
2 × 0,01 1 1 2
𝐶𝑏𝑒𝑛𝑠𝑖𝑛 = 0,5
. 𝐸𝑥𝑝 [− ( ) ]
(2 × 3,14) × 3,38 × 15,94 2 3,38
= 1,76 x 10-05g/m3
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi pencemar yang
diakibatkan oleh kegiatan transportasi (sumber garis) adalah partikulat 108,0000041
g/m3, NO2 32,0000176 g/m3, SO2 38,0000011 g/m3. Ketiga parameter tersebut
masih memenuhi baku mutu lingkungan.

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pematangan lahan terhadap kualitas udara yang terjadi di lokasi
kegiatan, jika ditinjau dari tingkat kepentingan dampakdikategorikan negatifpenting (-
P)

2. Peningkatan Kebisingan Pengoperasian jalan akan menimbulkan peningkatan Besarnya Dampak Peningkatan
kebisingan dari kendaraan yang melintas. Kebisingan, hasil
𝑟2
Berdasarkan hasil pengukuran kebisingan, 𝐿𝑃2 = 𝐿𝑃1 − 10 𝐿𝑜𝑔 analisis ini menjadi
kebisingan saat rona awal semua titik pengambilan 𝑟1 dampak penting.
sampel sudah melebihi baku mutu. titik Km 0- 20
𝐿𝑃2 = 84 − 10 𝐿𝑜𝑔
Samandaran sebesar 66 dBA, titik Km 6-Purwakarta 1
sebesar 63 dBA, dan titik Km 12-Gerem sebesar 67 = 71 dBA
dBA, berdasarkan Kep-48/MENLH/11/1996 tentang Dimana :
Baku Tingkat Kebisingan yaitu sebesar 60 dBA
LP1 = Tingkat kebisingan pada jarak r1, dBA
LP2 = Tingkat kebisingan pada jarak r2, dBA
r1 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 1
r2 = Jarak pengukuran kebisingan dan sumber kebisingan 2

IV-45
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Berdasarkan hasil perhitungan kebisingan di atas sebesar 71 dBA pada jarak 10 meter
dari permukiman penduduk. Hal ini telah melebihi baku mutu sesuai dengan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : KEP-48/MENLH/11/1996
Tentang Baku Tingkat Kebisingan untuk kawasan perumahan dan permukiman
sebesar 55 dBA.
.

Sifat Dampak Penting

ampak akibat pengoperasian jalan terhadap peningkatan kebisingan, jika ditinjau dari
tingkat kepentingan dampak dikategorikan negatif penting (-P).

3. Peningkatan Air Larian Adanya jalan dapat meningkatkan air larian (run off). Besarnya Dampak Peningkatan Air Larian
(Run Off) (Run Off), hasil analisis
Berdasarkan Otto Sumarwoto 1994, angka koefisien
Tabel 3.15 Besarnya Air Larian ini menjadi dampak
air larian (run off) menurut keadaan lahan penting.
(I)
penutupnya adalah sebagai berikut : Intensitas (Q)
Penggunaan Faktor (C) (A)
Curah Air Larian
Tanah Berpasir : 0,05 - 0,10 Lahan Koreksi Koefisien Luas (Ha) 3
Hujan (m /detik)
(mm/jam)
Tanah Berat : 0,13 - 0,17
A. Kondisi Sebelum Ada Kegiatan
Lahan Kosong :0,10 – 0,30 Lahan 0,0028 0,30 0,63 35,87 0,013
Terbuka
Taman, Kuburan :0,10 – 0,25 Lahan tertutup 0,0028 1,00 0,63 14,44 0,025
Pemukiman : 0,30 - 0,50 Jumlah A 50,31 0,038
B. Kondisi Setelah Ada Kegiatan
Aspal :0,75 – 0,95 Lahan 0,0028 0,30 0,63 25,15 0,013
Terbuka
Beton :0,80 – 0,95 Lahan tertutup 0,0028 1,00 0,63 25,15 0,044
Bangunan yang bersifat kedap: 1,00 Jumlah B 50,31 0,057
Jumlah B – A 0,019
Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Sumber : Perhitungan Konsultan, 2016
Klimatologi dan Geofisika tahun 2016, curah hujan Berdasarkan perhitungan di atas jumlah air larian (run off) di lokasi kegiatan sebesar

IV-46
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

bulanan tertinggi sebesar424,0 mm dengan hari 0,038 m3/dtk. Dan setelah ada kegiatan menjadi 0,057 m 3/dtk, sehingga terjadi
hujan 28 hari maka intensitas hujan (I) = 0,63 peningkatan air larian sebesar 0,019 m 3/dtk.
mm/jam

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pengoperasian jalan terhadap air larian (run off), jika ditinjau dari
tingkat kepentingan dampak dikategorikan negatif penting (-P).

4. Penurunan Kualitas Air Adanya pengoperasian jalan dapat meningkatkan Besarnya Dampak Penurunan Kualitas Air
Permukaan kuantitas air larian (run off) yang diperkirakan dapat Permukaan, hasil
Jumlah manusia yang terkena dampak yaitu penduduk yang bermatapencaharian analisis ini menjadi
mempengaruhi kualitas air permukaan. Berdasarkan
sebagai petani sebesar 4% dari 160 orang responden, sehingga dampak dikategorikan dampak penting
rona awal, pengambilan sampel air dilakukan pada
tidak penting. (TP)
lokasi air permukaan yang menjadi badan air
penerima yaitu di Saluran Samandaran. Hasil Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
analisis laboratorium, tidak ada parameter yang penting. (P)
melebihi baku mutu yang dipersyaratkan
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Dampak tergolong kecil, dampak berlangsung pada saat hujan, sehingga dampaknya
tidak penting. (TP)
Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemar Air kelas II. Tidak ada komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak, maka
dikategorikan tidak penting. (TP)

Dampak hanya terjadi saat hujan dan terakumulasi dari kegiatan lain disekitar lokasi,
sehingga dampaknya tidak penting. (TP)

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pengoperasian jalan terhadap penurunan kualitas air permukaan jika
ditinjau dari tingkat kepentingan dampak dikategorikan negatif penting (-P).

IV-47
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

5. Penurunan Kesehatan Pengoperasian jalan akan berdampak terhadap Besarnya Dampak Penurunan Kesehatan
Masyarakat kesehatan masyarakat di sekitar jalan dan sepanjang Masyarakat, hasil
jalan, hal ini karena adanya penurunan kualitas udara Jumlah manusia yang terkena dampak yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di analisis ini menjadi
(debu, CO, SO2, NOx, dan hidrokarbon) dan pinggir jalan sepanjang jalan, meliputi Kelurahan Gerem, Rawa Arum, Grogol, Kota dampak penting.
peningkatan kebisingan. Berdasarkan rona awal hasil Bumi, Purwakarta, Gedong Dalem, Panggung Rawi, dan Kedaleman dengan total 32
wawancara dan observasi terhadap 100 responden KK, sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P)
diperoleh data bahwa jenis polusi yang dialami
Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis dan sosial, sehingga
sebagian besar responden (71,7%) adalah polusi
dampaknya penting. (P)
debu/udara terutama responden yang bertempat
tinggal di pinggir jalan, hal ini dapat menimbulkan Dampak tergolong kecil, berlangsung jika jumlah kendaraan yang melalui trase jalan
penyakit ISPA. padat, sehingga dampak dikategorikan tidak penting. (TP)

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat, maka dikategorikan penting. (P)

Dampak terjadi terus menerus dan terakumulasi dengan kegaiatan lain di sekitar lokasi
kegiatan, sehingga dampaknya dapat terganggunya kesehatan masyarakat, sehingga
dikategorikan penting. (P)

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pengoperasian jalan terhadap kesehatan masyarakat, jika ditinjau dari
tingkat kepentingan dampak dikategorikan negatif penting (-P).

6. Keresahan Masyarakat Kekhawatiran penduduk dapat direpresentasikan Besarnya Dampak Keresahan Masyarakat,
oleh kelompok responden yang tidak setuju terhadap hasil analisis ini menjadi
kegiatan pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Jumlah manusia yang terkena dampak yaitu masyarakat yang bertempat tinggal di dampak penting.
Cilegon sebesar 10 %. pinggir jalan, meliputi Kelurahan Gerem, Rawa Arum, Grogol, Kota Bumi,
Purwakarta, Gedong Dalem, Panggung Rawi, dan Kedaleman dengan total 32 KK,
sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P)

Luas wilayah persebaran dampak sampai dengan batas ekologis dan sosial, sehingga
dampaknya penting. (P)

IV-48
Dampak Lingkungan Hasil Evaluasi
NO Rona Lingkungan Hidup Awal Hasil Prakiraan Dampak
yang dikelola Dampak

Dampak tergolong kecil dan berlangsung selama kegitan pengoperasian jalan,


sehingga dampaknya penting. (P)

Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat, sehingga dampaknya penting. (P)

Sifat Dampak Penting

Dampak akibat pengoperasian jalan terhadap keresahan masyarakat, jika ditinjau dari
tingkat kepentingan dampak dikategorikan negatif penting (-P).

Pemeliharaan Jalan

1 Gangguan Lalu Lintas - Pengangkutan alat dan material dengan Besarnya Dampak Terganggunya
menggunakan truk diperkirakan menimbulkan Kesehatan Masyarakat,
kemacetan lalu lintas, terutama pada akses masuk Jumlah manusia yang akan terkena dampak yaitu penduduk yang tinggal di sepanjang hasil analisis ini menjadi
dan keluar lokasi kegiatan, jalan yang dilalui Jalan lingkar utara Cilegon, sehingga dampaknya dikategorikan penting. (P dampak penting.
pengangkut alat berat dan material yaitu jalan
Kaligandu dan jalan Bojonegara. Volume lalu- Luas wilayah penyebaran dampak sampai dengan batas ekologis, sehingga dampaknya
lintas diamati pada beberapa titik yang berada penting. (P)
pada koridor jalan yang cukup sejajar dengan
rencana Jalan Lingkar Utara (JLU) Kota Cilegon. Dampak tergolong besar, saat eksisting volume lalu lintas sebesar diperkirakan
Pada jalan-jalan yang disurvey, volume lalu-lintas 1.157,70 smp/jam dan terjadi peningkatan volume lalu lintas sebesar 1.396,70
bervariasi dari 246 s.d 2519 smp/jam selama smp/jam dan dampak berlangsung selama kegiatan operasional, sehingga dampaknya
pengamatan. Jam puncak pagi terjadi pada jam penting. (P)
09.00 s.d 10.00 dengan volume lalu-lintas
sebanyak 246 s.d 2519 smp/jam. Sedangkan jam Komponen lingkungan hidup lainnya yang terkena dampak yaitu komponen sosial,
puncak sore terjadi pada pukul 17.00 s.d 18.00 ekonomi dan budaya berupa keresahan masyarakat. Penting (P).
dengan volume lalu-lintas sebanyak 413 s.d 2412
smp/jam. Sifat Dampak Penting
Berdasarkan uraian diatas dampak rencana kegiatanPembangunan Lingkar Utara kota Cilgeon
terhadap gangguan lalu lintassaat mobilisasi alat dan materialdikategorikanNegatif Penting (-P).

Sumber: Hasil Analisis, 2017

IV-49
IV-50

You might also like