Professional Documents
Culture Documents
aintis ISSN:410-7783
Volume 14 Nomor 1, April 2014, 23-41
Harmiyati
Program Studi Teknik Sipil Universitas Islam Riau
Jl.Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284
mimipur@gmail.com
Abstrak
Seiring pertumbuhan penduduk kota Pekanbaru yang semakin meningkat pertahunnya, secara
tidak langsung meningkatkan pertumbuhan kebutuhan akan air dan juga menambah kebutuhan akan
bangunan hunian (tempat tinggal/rumah) yang mengakibatkan bertambah luasnya lapisan kedap air.
Perubahan daerah yang dulunya sebagai resapan menjadi daerah yang kedap air seperti rumah, jalan,
dan sebagainya mengakibatkan berkurangnya daerah resapan air hujan. Hal–hal tersebut tentunya
sangat berlawanan dengan pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri akan sumber daya air, oleh sebab
itu permasalahan mengenai air, baik air hujan, maupun air buangan (limbah rumah tangga) harus
mendapatkan penanganan yang serius dari kita.Dalam penelitian ini dianalisis curah hujan rencana
untuk 10 tahun yang akan datang dengan menggunakan analisa distribusi Log Person Type III,
Intensitas curah hujan menggunakan metode Mononobe, debit limbah rumah tangga, debit akibat
aliran curah hujan, debit aliran total, laju infiltrasi dengan metode Horton, dimensi saluran drainase
dengan metode Manning, dan merencanakan dimensi sesuai ketentuan SNI-03-2459-1991.Dari hasil
analisa perhitungan didapatkan dimensi saluran drainase sebagai berikut; DKM Kr1 (b=25cm,
H=16cm), DKM Kn1 (b=33cm, H=21cm), DKM Kr2 (b=53cm, H=33cm), DKM Kn2 (b=55cm,
H=35cm), DKM Kr3 (b=26cm, H=17cm), DKM Kn3 (b=36cm, H=22cm), DKM 4 (b=61cm,
H=38cm), DKM 5 (D=20cm), dan untuk dimensi sumur resapan adalah D=1.4 m dan H=4m dengan
jumlah sumur 12 sumur resapan.Jumlah tersebut dapat menampung 97,50% debit aliran yang ada.
Abstract
As Pekanbaru city population growth increasing annually, indirectly increasing the growing
demand for water and also increase the need for residential buildings (residence / home) which
resulted in increased breadth waterproof coating. Changes as a catchment area that used to be water-
resistant areas such as houses, roads, and so lead to a reduction of rain water catchment areas. Those
things are certainly strongly opposed to the fulfillment of human needs itself to be a source of water
power, and therefore the problems concerning water, rain water well, and wastewater (domestic
waste) must get serious treatment of this study were analyzed bulk kita.Dalam rain for the 10-year
plan that will come with the use of analysis of log Person Type III distribution, intensity of rainfall
using Mononobe, household waste discharge, the discharge flow due to rainfall, the total flow rate,
the rate of infiltration by the method of Horton, the dimensions of the drainage channel with the
method Manning, and plan dimensions in accordance with ISO-03-2459-1991.Dari calculation
analysis results obtained drainage channel dimensions as follows; DKM Kr1 (b = 25cm, H = 16cm),
DKM KN1 (b = 33cm, H = 21cm), DKM Kr2 (b = 53cm, H = 33cm), DKM KN2 (b = 55cm, H =
35cm), DKM Kr3 (b = 26cm, H = 17cm), DKM Kn3 (b = 36cm, H = 22cm), DKM 4 (b = 61cm, H =
38cm), DKM 5 (D = 20cm), and for the recharge wells dimension is D = 1.4 m and H = 4m with 12
wells resapan.Jumlah number of wells that can hold 97.50% of existing flow.
PENDAHULUAN
Seiring pertumbuhan penduduk kota Pekanbaru yang semakin meningkat pertahunnya,
secara tidak langsung meningkatkan pertumbuhan kebutuhan akan air dan juga menambah
kebutuhan akan bangunan hunian (tempat tinggal/rumah) yang mengakibatkan bertambah
luasnya lapisan kedap air. Perubahan daerah yang dulunya sebagai resapan menjadi daerah
yang kedap air seperti rumah, jalan, dan sebagainya mengakibatkan berkurangnya daerah
resapan air hujan. Hal–hal tersebut tentunya sangat berlawanan dengan pemenuhan kebutuhan
manusia itu sendiri akan sumber daya air, oleh sebab itu permasalahan mengenai air, baik air
hujan, maupun air buangan (limbah rumah tangga) harus mendapatkan penanganan yang
serius dari kita.
Begitu hal nya yang terjadi di Perumahan Villa Kartama Mas. Perumahan yang
memiliki luasan ± 10000 m2 ini pada awalnya adalah lahan pertanian /vegetasi yang mampu
menjadi daerah resapan air. Namun kini berubah fungsi menjadi lahan hunian yang
merupakan daerah kedap air. Daerah kedap air adalah daerah yang mana air hujan yang jatuh
di daerah tersebut tidak dapat masuk/meresap ke dalam tanah. Hal ini akan mengakibatkan
menurunnya tinggi muka air tanah (mengurangi ketersediaan air tanah).
Salah satu solusi yang dapat dan mudah diterapkan dalam permasalahan ini adalah
dengan membuat sumur resapan di lingkungan yang berubah fungsi tersebut. Pembuatan
sumur resapan merupakan salah satu implementasi dari konsep Drainase Ramah Lingkungan
(Drainase Modern). Konsep drainase ramah lingkungan adalah mengurangi jumlah aliran
permukaan (surface run off) dengan cara memaksimalkan penyerapan air ke dalam tanah.
Drainase secara umum diartikan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi
kelebihan air, baik berasal dari air hujan, rembesan maupun kelebihan air irigasi dari suatu
kawasan/lahan, sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu (Suripin,2004).
Sistem drainase dapat didefenisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi
untuk mengurangi dan / membuang kelebihan air dari suatu kawasan / lahan, sehingga lahan
dapat difungsikan secara optimal (Suripin,2004).
Rumus:
1. Koefisien kemencengan
Cs
N Xi X
3
.........................................................(1)
N 1N 2S 3
2. Koefisien kepuncakan
Ck
N 2 Xi X
4
..............................................(2)
N 1N 2N 3S 4
Analisis Perencanaan Saluran Drainase (Harmiyati)
24
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Dimana:
N = Jumlah data
X = Curah hujan
S = Standar deviasi
log X
n 2
1 log X
S i 1
..........................................................(5)
n 1
4. Hitung Koefisien Kepencengan dengan rumus:
n 3
n log X 1 log X
Cs i 1
.................................................(6)
n 1n 2S 3
5. Hitung logaritma curah hujan rencana dengan periode ulang tertentu:
log X T log X K S ......................................................(7)
Dengan,
Log X = Logaritma hujan harian maksimum (mm/24jam)
Log X = Rata-rata logaritma data
n = Banyak data
S = Standard devisiasi data
Cs = Koefisien kepencengan
K = Skew Curve Factor
Intensitas Curah Hujan.
Intensitas curah hujan adalah tinggi atau kedalaman air hujan per satuan waktu.
Dengan kata lain bahwa intensitas curah hujan menyatakan besarnya curah hujan dalam
jangka pendek yang memberikan gambaran derasnya hujan perjam. Dengan
25
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
menggunakan data pengamatan stasiun otomatis maka untuk mencari intensitas curah
hujan dapat dihitung dengan rumus Mononobe (Putra,2008):
2
R 24 3
I 24 .....................................................................(8)
24 tc
Dimana;
I = Intensitas curah hujan selama konsentrasi (mm/jam)
tc = Lama waktu konsentrasi (jam)
R24 = curah hujan maksimum harian (mm)
Tabel 3.Hubungan Kemiringan Rerata Dasar Saluran dengan Kecepatan Rerata Aliran
(Hadihardjaja,1997 dalam Putra 2008)
Kemiringan Rerata Dasar Saluran(%) Kecepatan Rerata (m/det )
< 1,00 % 0,40
1,00 – 2,00 0,60
2,00 – 4,00 0,90
4,00 – 6,00 1,20
6,00 – 10,00 1,50
10,00 – 15,00 2,40
Analisis Perencanaan Saluran Drainase (Harmiyati)
26
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Debit Aliran.
Debit aliran adalah volume air yang dapat dialirkan per satuan waktu. debit aliran
memiliki rumus umum:
Jadi dapat dihitung pula besarnya debit aliran (Q):
Q A V .....................................................................(12)
Debit Aliran Akibat Air Hujan.
Hujan yang terjadi mengakibatkan adanya air hujan yang kemungkinan sebagian besar
menggenang dan mengalir di permukaan tanah (run off) dan sebagian kecil meresap kedalam
lapisan tanah (infiltrasi).
Debit aliran maksimum dianalisis dengan metode rasional (dalam Putra,2008)
Q 0.278 Cs I A 106 .....................................................(13)
2tc
Cs ………………………………………(14)
2tc td
Koefisien run off merupakan nilai banding antara bagian hujan yang menjadi run off di
permukaan bumi dengan total hujan yang terjadi. Berikut disampaikan nilai koefisien run off,
sebahagian besar nilai run off mempunyai nilai antara, tetapi sebaiknya untuk analisis
dipergunakan nilai terbesar dari nilai antara tersebut.
27
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
r =
ri .........................................................................(16)
n
dimana;
Untuk mencari nilai rn dipakai rumus:
t t
rn 2 1 100% ........................................................................(17)
t1
Untuk menghitung jumlah air limbah rumah tangga yang dibuang menggunakan
formulasi Deqremont (Suharjono. dalam Merianti 2004).
28
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
2,5
P 1,5 ......................................................................(19)
qm
Qlimbah = jumlah penduduk x Qpeak………………………………….(20)
Kecepatan Aliran.
Kecepatan aliran harus memenuhi persyaratan tidak boleh kurang dari kecepatan
minimum dan tidak boleh melebihi kecepatan maksimum yang di izinkan sesuai dengan tipe
dan bahan material saluran yang ditinjau. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah terjadinya
endapan dan erosi pada saluran.
Kecepatan aliran pada penelitian ini menggunakan Rumus Manning (Suripin,2004)
yaitu:
1 2 1
V R 3 S 2 .......................................................(21)
n
2
A Luas penampang saluran (m )
R = =
P Keliling basah (m)
Jadi dapat dihitung pula besarnya debit aliran (Q):
Q A V
H
h
Analisis Perencanaan Saluran Drainase (Harmiyati)
b 29
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
A b h .................................................................................................(22)
Atau,
A
B .....................................................................................................(23)
h
P B 2 h ............................................................................................(24)
h
R ...................................................................................................(25)
2
Bentuk penampang melintang persegi yang paling ekonomis adalah jika kedalaman air (h)
setengah dari lebar saluran (B=2h) atau jari-jari hidroliknya setengah dari kedalaman air
(R=h/2).
Infiltrasi.
Proses masuknya air dari permukaan tanah (surface) ke dalam tanah disebut infiltrasi.
Sedangkan laju infiltrasi (ft) adalah daya infiltrasi maksimum yang ditentukan oleh kondisi
permukaan termasuk lapisan atas dari tanah.Besarnya laju infiltrasi dinyatakan dalam
cm/jam.Pengukuran laju infiltrasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan
menggunakan ring infiltrometer. Ring infiltrometer ini merupakan suatu pipa besi berukuran
diameter 20cm s/d 100cm dan panjang 40cm s/d 60cm. Untuk pelaksanaan pengukuran
infiltrasi dengan ring infiltrometer adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan lokasi yang akan diukur laju infiltrasinya,
2. Ring infiltrometer ditempatkan tegak lurus dan ditekan kedalam tanah, hingga
tersisa 10 s/d 20cm di atas permukaan tanah,
3. Air dituangkan sampai silinder penuh dan tunggu air tersebut terinfiltrasi
seluruhnya, hal ini dilakukan untuk menghilangkan retak-retak yang merugikan,
4. Air dituangkan kembali kedalam silinder hingga penuh,
5. Setelah air penuh, stop watch dihidupkan, air didiamkan selama 5 menit,
6. Setelah 5 menit didiamkan, penurunan permukaan air yang terjadi diukur dan
dicatat,
7. Air dituangkan kembali secepatnya ke dalam silinder sampai penuh, kemudian
didiamkan kembali 5 menit, setelah 5 menit diukur dan dicatat kembali,
8. Hal itu dilakukan terus menerus, sampai penurunan tersebut konstan.
Rumus umum ini dipergunakan untuk menghitung laju infiltrasi dengan metode
Konvensional (Rusli,2008).
Sn b l
f (t ) ………………………….(26)
(l b) 2(l b) (h 0,5S n )
Dengan,
f(t) = Laju Infiltrasi (cm/jam)
Analisis Perencanaan Saluran Drainase (Harmiyati)
30
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Tabel 8Jarak Minimum Sumur Resapan Air Hujan Terhadap Bangunan(SNI 03-2453-2002).
No Jenis bangunan Jarak minimum dari
1 Sumur resapan / Sumur air bersih 3m
2 Pondasi bangunan 1m
3 Sumur resapan septicktank 5m
Sunjoto (dalam Suripin, 2004), telah membuat suatu formula untuk analisis tinggi air
dalam sumur yang kemudian formula tersebut dikembangkan lagi untuk mempermudah
menganalisis secara matematis. Formula tersebut didasarkan pada imbangan air dalam sumur
dan diturunkan secara matematis dengan mendasarkan pada besaran “Faktor Geometri” yang
lazim digunakan dalam equifer atau pengujian pompa dengan formula :
F . K .T
Q 2
.R
H 1 e …………………………………………….(27)
F .K
Dengan,
H = Kedalaman efektif sumur (m)
Q = Debit air masuk (m3/det)
F= Faktor geometrik (m)
K = Koefisien permeabilitas tanah = Laju infiltrasi (m/det)
T= Waktu pengaliran (durasi dominan hujan), (det)
R= Radius sumur (m)
31
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Sumur resapan akan efektif apabila dasar sumuran berada di atas permukaan air tanah
atau pada kawasan dengan ketinggian permukaan air tanah yang berada cukup dalam dari
permukaan tanah dan dengan batasan kedalaman 4 meter (Supirin 2004).
Menurut Standard Nasional Indonesia SNI-03-2459-1991 (dalam, Surdianto dan
Susanto, 2002) yang mengatur tentang batasan diameter sumur resapan adalah minimum 80
cm sampai dengan maksimum 140 cm. Hal ini juga untuk kemudahan dan kondisi yang
memungkinkan untuk pembuatan sumur resapan terutama saat penggaliannya.
32
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
log x 2.0971
S 0.0558
Cs -0.0814
Waktu Konsentasi.
Perhitungan waktu konsentrasi didasarkan kondisi pengaliran di daerah perumahan
padat. Waktu konsentrasi ini terbagi menjadi 2 waktu yaitu waktu yang dibutuhkan air hujan
untuk mengalir sampai ke saluran (to) dan waktu yang dibutuhkan saluran untuk membuang
air pembuangan berikutnya (tc). Untuk hasil lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut
ini:
33
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Dari tabel 14catchment area terbesar terdapat pada saluran DKM Kn2 seluas 2639,00
m dan catchment area terkecil terdapat pada saluran DKM 5 sekuas 0 m2 atau tidak memiliki
2
catchment area hal ini dikarenakan DKM 5 adalah saluran tertutup dan merupakan saluran
penampung debit kiriman dari saluran yang lain.
Hasil Perhitungan Debit Limbah Rumah Tangga.
Kebutuhan air pada suatu perumahan adalah 170 liter/org/hari. Dengan demikian dapat
dihitung debit air buangan rumah tangga pada perumahan Villa Kartama Mas sebagai berikut:
1. Kebutuhan air bersih maksimum = 212,5 liter/hari/org
2. Jumlah air limbah buangan maksimum = 191,25 ltr/hari/org
3. Jumlah air limbah rata-rata perjam maksimum = 7,9687 Ltr/jam/org.
4. Debit air limabah buangan maksimum (Qpeak) = 5,281.10-6 m3/det/org
5. Asumsi Jumlah penduduk per rumah = 5 orang / rumah (SNI - 03-1733-2004)
6. Asumsi Jumlah penduduk per rumah untuk 10 tahun kemudian = 7 org/rumah
Hasil debit limbah rumah tangga untuk setiap saluran dapat dilihat pada tabel 5.9
berikut:
Tabel15. Debit Aliran Limbah Rumah Tangga
Rumah Debit
Nama
Qpeak limbah
Saluran Asumsi jml
Jml (m3/dt/jiwa) rumah
penduduk 10th akan datang (m3/dt)
34
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Luas
Nama I Q Aliran
No Catchment (α) (β) Cs
Saluran
m2 mm/jam m3/det
1 DKM Kr1 263.25 0.75 1.00 60.05 0.988 0.0032545
2 DKM Kn1 603.00 0.75 1.00 55.80 0.986 0.0069111
3 DKM Kr2 2144.25 0.75 1.00 56.32 0.946 0.0238093
4 DKM Kn2 2639.00 0.75 1.00 52.56 0.947 0.0273727
5 DKM Kr3 303.25 0.75 1.00 60.01 0.988 0.0037452
6 DKM Kn3 710.50 0.75 1.00 58.34 0.985 0.0085067
7 DKM 4 15.00 0.75 1.00 2226.7 0.667 0.0046395
8 DKM 5 0.00 0.75 1.00 4101.7 0.667 0.0000000
Dari tabel 16 dapat diketahui debit aliran akibat air hujan terbesar terdapat pada sal
DKM Kn2 sebesar 0,0273727 m3/det sedangkan debit aliran akibat air hujan terkecil terdapat
pada saluran DKM 5 sebesar 0 m3/det.
Hasil Perhitungan Debit Aliran.
Debit aliran adalah jumlah aliran yang mengairi saluran drainase yang berasal dari
debit akibat curah hujan, debit akibat debit rumah tangga, dan debit kiriman yang berasal dari
saluran sebelumnya.
Tabel 17. Debit Total
Debit Aliran
No. Nama Q Aliran QDomestik QKiriman Q Total
Saluran m3/det m3/det m3/det m3/det
1 DKM Kr1 0.0032545 0.0000739 0.0000000 0.0033284
2 DKM Kn1 0.0069111 0.0000000 0.0000000 0.0069111
3 DKM Kr2 0.0238093 0.0008872 0.0000000 0.0246965
4 DKM Kn2 0.0273727 0.0005545 0.0000000 0.0279272
5 DKM Kr3 0.0037452 0.0000739 0.0000000 0.0038191
6 DKM Kn3 0.0085067 0.0001109 0.0000000 0.0086176
7 DKM 4 0.0046395 0.0000000 0.0318441 0.0364835
8 DKM 5 0.0000000 0.0000000 0.0753000 0.0753000
35
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Dari tabel 17 diketahui debit aliran yang akan ditampung oleh saluran drainase. Pada
saluran DKM Kr1, DKM Kn1, DKM Kr2, DKM Kn2 DKM Kr3, DKM Kn3 debit aliran
berasal dari debit akibat air hujan dan debit akibat limbah rumah tangga. Pada saluran DKM 4
debit aliran akibat debit aliran air hujan dan debit kiriman dari saluran DKM Kr1, DKM Kr2
dan DKM Kr3. sedangkan pada saluran DKM 5 debit aliran berasal dari debit kiriman dari
saluran DKM 4, DKM Kn1, DKM Kn2, dan DKM Kn3. Debit aliran total terbesar terdapat
pada saluran DKM 5 sebesar 0,0753000 m3/det sedangkan debit aliran total terkecil terdapat
pada saluran DKM Kr1 sebesar 0,0033284 m3/det.
Hasil Pehitungan Laju Infiltrasi Lapangan.
Dari data pengukuran laju infiltrasi di lapangan, dianalisa dengan metode Hortonyang
hasil nya ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 18. Perhitungan Laju Infiltrasi Titik I
t Penurunan f lap fc f-fc Ft
(jam) (cm) (cm/jam) (cm/jam) (cm/jam) log (f-fc) k (-k x t) (cm/jam)
0.0833 5.7 68.4 60 8.4 0.9243 22.36 -1.863 61.303
0.1667 5.4 64.8 60 4.8 0.6812 22.36 -3.727 60.115
0.2500 5.2 62.4 60 2.4 0.3802 22.36 -5.591 60.009
0.3333 5 60 60 0 - 22.36 -7.455 60.000
0.4167 5 60 60 0 - 22.36 -9.319 60.000
0.5000 5 60 60 0 - 22.36 -11.183 60.000
0.5833 5 60 60 0 - 22.36 -13.047 60.000
Kemudian grafikkan nilai log (fo-fc) terhadap waktu (t) pada rumus Horton.
0.7000
0.6000
0.5000
0.4000
T (jam)
0.3000
0.2000
0.1000
0.0000
-0.2000 0.0000 0.2000 0.4000 0.6000 0.8000 1.0000
Log (fo-fc)
Gambar 1. Grafik hubungan Log (fo – fc) terhadap waktu (t) pada rumus Horton
Dari grafik dan perhitungan di atas dengan cara interolasi linier didapatkan nilai
perpotongan (x) sebesar = 0,178
36
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
m 0,250
0,1667 t
Log (fo-fc)
0,681 0,530 0,380
m
0,1784 0,0833 0,1029
0,9243
1
m
k log e
1
k log e
0,1029
k log e 9,710
k log 2,718 9,710
9,710
k 22,36
log 2,718
Dari nilai k di atas maka rumus laju infiltrasi terhadap waktu dapat dihitungan dengan
memasukkan nilai k, yaitu:
f (t ) f c ( f o f c ) e kt
37
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
61.400
61.200
Laju infiltrasi (cm)
61.000
60.800
60.600
60.400
60.200
60.000
59.800
0.0000 0.1000 0.2000 0.3000 0.4000 0.5000 0.6000 0.7000
Waktu (jam)
Untuk perhitungan jumlah sumur resapan dipergunakan nilai rata-rata laju infiltrasi
dari ke tiga titik pengamatan yaitu 0,00017 m/det.
Hasil Perhitungan Dimensi Saluran Drainase.
Hasil Perhitungan dimensi saluran drainase untuk perumahan Villa Kartama Mas
adalah sebagai berikut.
Tabel. 20 Dimensi Saluran Drainase
h w H b
no saluran Q n S
(cm) (10%.h) (cm) (cm)
1 DKM Kr1 0.0033284 0,020 0,0002 12.29 3.07 16 25
2 DKM Kn1 0.0069111 0,020 0,0002 16.17 4.04 21 33
3 DKM Kr2 0.0246965 0,020 0,0002 26.06 6.52 33 53
4 DKM Kn2 0.0279272 0,020 0,0002 27.29 6.82 35 55
5 DKM Kr3 0.0038191 0,020 0,0002 12.94 3.24 17 26
6 DKM Kn3 0.0086176 0,020 0,0002 17.56 4.39 22 36
7 DKM 4 0.0364835 0,020 0,0002 30.17 7.54 38 61
8 DKM 5 0.0753000 - - - - - -
Pada tabel 20 Nilai H dan b sudah mengalami pembulatan. Dimensi saluran terbesar
terdapat pada saluran DKM 4 sebesar H=38cm dan b=61cmsedangkan dimensi saluran
terkecil terdapat pada saluran DKM Kr1 sebesar H=16cm dan b=25cm.
Hasil Perhitungan Dimensi dan Jumlah Sumur Resapan.
38
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Dari perhitungan di atas didapatkan jumlah sumur resapan adalah 12 unit. Jumlah
tersebut adalah jumlah maksimum yang dapat dibuat pada lokasi perencanaan yang
ditentukan, jumlah 12 sumur resapan mampu menampung 97,50% debit aliran total yang ada.
Gambar perencanaan letak 12 unit sumur resapan sesuai dengan syarat jarak yang ditentukan
di dalam SNI-03-2453-2002 dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini.
Pemilihan pembuatan sumur resapan kolektor pada perumahan Villa Kartama Mas
didasarkan oleh ketidak tersediaan lahan untuk pembuatan sumur resapan individual pada
setiap rumah. Pemilihan lokasi perencanaan pembuatan sumur resapan kolektor didasarkan
pada nilai ekonomis lokasi perencanaan yang lebih rendah dari lahan yang lain yang ada di
area perumahan Villa Kartama Mas. Alasan lain adalah dikarenakan lahan tersebut lebih
Analisis Perencanaan Saluran Drainase (Harmiyati)
39
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
rendah dari pada lahan yang lain dan juga dekat dengan saluran drainase yang telah ada yang
mengalirkan air limpasan ke sungai kecil di dekat perumahan Villa Kartama Mas tersebut.
Hasil Perencanaan Pemipaan.
Perencanaan dimensi pipa penghantar air kedalam sumur resapan menggunakan
metode Hazen – Williams. Perhitungan diameter untuk pipa adalah sebagai berikut:
Diketahui:
Q = 0,0753 m3/det (debit saluran DKM5)
CHW = 140 (Tabel 3.10 pipa PVC)
S = 0,03 (kemiringan rencana)
Q
D 2, 63
0,2783 C HW S 0,54
0,0753
D 2,63 0,1953m 19,53cm 20cm
0,2783 140 0,030,54
Dari perhitungan di atas menggunakan pipa PVC berdiameter 20cm untuk seluruh
pipa yang ada, karena debit yang masuk pada setiap pipa dianggap sama.
Pembahasan.
Dari hasil analisa perhitungan didapatkan dimensi saluran drainase sebagai berikut;
DKM Kr1 (b=25cm, H=16cm), DKM Kn1 (b=33cm, H=21cm), DKM Kr2 (b=53cm,
H=33cm), DKM Kn2 (b=55cm, H=35cm), DKM Kr3 (b=26cm, H=17cm), DKM Kn3
(b=36cm, H=22cm), DKM 4 (b=61cm, H=38cm), DKM 5 (D=20cm), dan untuk dimensi
sumur resapan adalah D=1.4 m dan H=4m dengan jumlah sumur 12 sumur resapan. Hasil
nanlisa tersebut sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran dan laju infiltrasi. Kecepatan aliran
sangat berhubungan erat dengan kemiringan lahan dan kemiringan saluran, sedangkan laju
infiltrasi berhubungan erat dengan jenis tanah, vegetasi, permeabilitas tanah dan faktor-faktor
lain.
Apabila kecepatan aliran dipercepat dengan memperbesar kemiringan lahan dan
kemiringan saluran maka debit aliran juga akan semakin besar yang akan memperkecil
dimensi saluran namun menambah besar dimensi dan atau menambah jumlah sumur resapan.
Apabila laju infiltrasi besar maka dimensi dan atau jumlah sumur resapan akan semakin kecil
begitu juga sebaliknya apabila laju infiltrasi semakin kecil maka dimensi dan atau jumlah
sumur resapan akan semakin besar. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi hasil analisa
ini, faktor kecepatan aliran yang dapat direncanakan sesuai dengan kebutuhan. Dikarenakan
kecepatan aliran dapat diubah-ubah dengan cara memperbesar kemiringan saluran, jenis
bahan dasar dan dinding saluran, serta memperlambat kecepatan aliran pada lahan dengan
menanami lahan dengan vegetasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa penelitian, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Debit maksimal yang harus dialirkan oleh saluran drainase dan ditampung oleh sumur
resapan yang akan direncanakan adalah 0.0753000 m3/det.
2. Laju infiltrasi rata-rata di perumahan Villa Kartama Mas 0,00017 m/det.
3. Dimensi saluran drainase terkecil terdapat pada saluran DKM Kr1 dengan lebar (b)=25
cm dan kedalaman (H)=16 cm, sedangkan untuk dimensi saluran drainase terbesar
terdapat pada saluran DKM 4 dengan lebar (b)=61cm dan kedalaman (H)=38cm. dan
untuk dimensi sumur resapan adalah diamater (D)=1.4 m dan kedalaman (H)=4m dengan
jumlah sumur 12 sumur resapan. Jumlah tersebut dapat menampung 97,50% debit aliran
yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Perencanaan Saluran Drainase (Harmiyati)
40
J. Saintis Volume 14 Nomor 1, April 2014
Badan Standarisasi Nasional, Tata Cara Perncanaan Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Pekarangan SNI-03-2453-2002, Jakarta
Harto. S.B, 1993, Analisis Hidrologi, PT. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan, Penerbit Andi, Jakarta
41