Professional Documents
Culture Documents
Katarak
Katarak
KATARAK
B. Tujuan Pendidikan
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien dan keluarga diharapkan dapat
mengerti tentang penyakit Katarak dengan baik
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai katarak selama 1x30 menit klien dan keluarga
mampu:
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditujukan khususnya kepada klien dan keluarga klien
di Rumah Sakit Urip Sumoharjo
D. Hari/Tanggal
E. Tempat
F. Pelaksana
G. Waktu (Durasi)
30 menit
H. Materi
a. Pengertian katarak
b. Tanda dan gejala terkena katarak
c. Macam-macam katarak
d. Penyebab katarak
e. Penatalaksanaan dan pencegahan katarak
f. Perawatan pasien katarak setelah oprasi
I. Metode Pendidikan
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. 10 menit Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi Mendengarkan
a. Menjelaskan tentang pengertian katarak
b. Menjelaskan tentang tanda dan gejala
terkena katarak
c. Menjelaskan tentang macam-
macam katarak
d. Menjelaskan tentang penyebab katarak
e. Menjelaskan tentang penatalaksanaan dan
pencegahan katarak
-Menjelaskan tentang perawatan pasien
katarak setelah oprasi
Bertanya
Tanya Jawab
- -Memberikan kesempatan kepada peserta
untuk bertanya
3. 10 menit Evaluasi:
1. Menanyakan kembali hal-hal yang sudah Menjawab
dijelaskan mengenai katarak
Menjelaskan
2. Meminta CI dan CT untuk memberikan
Memperhatikan
tambahan, masukan dan saran pada
penyuluhan kesehatan yang sudah
dilakukan
4. 5 menit Penutup :
1. Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang telah dibahas
Menjawab salam
2. Memberikan salam penutup
L. Evaluasi :
1. Klien dan keluarga mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh
perawat
2. Klien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diajukan perawat
3. Penilaian
N. Kreteria Evaluasi
A. Pengertian Katarak
1. Dalam bahasa Indonesia disebut buyar penglihatan seperti tertutup air terjun akibat lensa
yang keruh.
2. Katarak adalah keadaan di mana terjadi kekeruhan pada serabut atau bahan lensa di dalam
kapsul lensa (Sidarta Ilyas, 1998)
3. Katarak adalah proses terjadinya opasitas secara progresif pada lensa atau kapsul lensa,
umumnya akibat dari proses penuaan yang terjadi pada semua orang lebih dari 65 tahun
(Marilynn Doengoes, dkk. 2000).
4. Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi
penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-
duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. (Kapita Selekta Jilid
Satu, 2001).
C. Macam-macam Katarak
1. Katarak yang didapat sejak lahir / defek Kongenital ( salah satu kelainan herediter
sebagai akibat dari infeksi virus prenatal, seperti German Measles )
2. Katarak yang didapat karena penyakit sistemik (DM)
3. Katarak yang didapat pada lanjut usia atau ketuaan ( Katarak Senilis )
4. Katarak yang disebabkan penyakit lain ( Uveitis )
D. Penyebab Katarak
Sebagian besar katarak terjadi karena proses bertambahnya usia seseorang. Katarak
kebanyakan muncul pada usia lanjut. Data statistik menunjukkan bahwa lebih dari 90% orang
berusia di atas 65 tahun menderita katarak. Sekitar 50% orang berusia 75-85 tahun daya
penglihatannya berkurang akibat katarak.
Walaupun sebenarnya dapat diobati, katarak merupakan penyebab utama kebutaan di dunia,
sehingga katarak akan mengakibatkan adanya kebutaan.
Penyebab katarak lainnya meliputi :
1. Faktor keturunan
2. Cacat bawaan sejak lahir
3. Masalah kesehatan, misalnya diabetes
4. Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid
5. gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus)
6. gangguan pertumbuhan
7. Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama
8. Rokok dan Alkohol
9. Operasi mata sebelumnya
10. Trauma (kecelakaan) pada mata
11. Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.
E. Penatalaksanaan dan Pencegahan katarak
Salah satu cara pengobatan katarak adalah dengan cara pembedahan ,yaitu lensa yang
telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu
lagi memakai kaca mata khusus (kaca mata aphakia).
Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan
uveitis.
Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi
lensa dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks
dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini dapat
timbul penyulit katarak sekunder.
Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena
seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan zonula zinn
telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak
imatur, yang masih memiliki zonula zinn.
Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi
kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien
meningkat.
Untuk mencegah katarak adalah dengan menjaga pola makan bergizi yang baik untuk
proses metabolisme, seperti konsumsi buah dan sayuran serta menjaga agar tidak terjadi trauma
atau kecelakaan pada mata.
1. Pengertian
Katarak adalah terjadinya opasitas dari lensa kristalina yang seharusnya jernih
(Smeltzer,2001) atau dapat dikatakan katarak adalah proses pengaburan pada lensa.
(Pearce,1999) katarak senilis adalah katarak yang terjadi pada usia lanjut
2. Etiologi
6. adanya infeksi
3. Manifestasi klinis
a. Pemeriksaan fisik
1. keratometri
2. pemeriksaan dengan ophtalmoskop untuk melihat terpendarnya cahaya
3. hitung sel endotel bila akan dilakukan operasi + 2000 sel/mm3
5. Patofisiologi
Pemajanan radiasi sinar
ultraviolet yang lama, infeksi
Penuaan
Penglihatan kabur
Resiko jatuh
6. Penatalaksanaan
Tidak ada obat untuk penyakit katarak, terapi dilakukan dengan melakukan pembedahan.
Ilyas S. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. hal: 128-
136.
Ilyas S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. ed 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 200-211
http://zonavick.blogspot.com/2010/10/laporan-pendahuluan-katarak.html