Professional Documents
Culture Documents
KWN
KWN
”KETAHANAN NASIONAL”
DISUSUN OLEH:
SISTEM INFORMASI - A
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
JAKARTA
2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, ataslimpahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk penyelesain
tugas dari mata kuliah Kewarganegaraan.
Makalah ini dapat terselesaikan tidak lepas karena bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak yang dengan tulus dan sabar memberikan sumbangan baik berupa ide, materi
pembahasan dan juga bantuan lainnya yang tidak dapat dijelaskan satu persatu. Makalah ini
disusun untuk membantu proses pembelajaran mahasiswa khususnya untuk mahasiswa
Sistem Informasi. Makalah ini membahas tentang Ketahanan Nasional.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami
berharap kepada Bapak Dosen untuk memberikan kritik dan saran untuk menyempurnakan
makalah ini. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................1
1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................3
1.2 Tujuan...................................................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah...............................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
KERANGKA TEORI............................................................................................................................5
2.1 Definisi Ketahanan Nasional...............................................................................................5
2.2 Istilah Penting dalam Ketahanan Nasional........................................................................5
2.3 Metode dan Bentuk Bentuk ATHG....................................................................................6
2.4 Tolak Ukur Ketahanan Nasional........................................................................................6
2.5 Tahapan Strategi Pembinaan Ketahanan Nasional...........................................................7
2.6 Dimensi Ketahanan Nasional..............................................................................................7
BAB III..................................................................................................................................................9
PEMBAHASAN...................................................................................................................................9
3.1 Pokok – Pokok Pikiran Dasar Ketahanan Nasional..........................................................9
3.2 Hakekat Ketahanan Nasional dan Konsepsi Ketahanan Nasional.................................10
3.3 Asas Ketahanan.................................................................................................................10
3.4 Sifat Ketahanan.................................................................................................................11
3.5 Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional..................................................................12
3.6 Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional pada Kehidupan Bernegara..............................12
3.7 Beberapa Ancaman Ketahanan Dalam dan Luar Negeri...............................................15
BAB IV...............................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................17
4.2 Saran...................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………..19
BAB I
2
PENDAHULUAN
3
1.2 Tujuan
Tujuan dari Ketahanan Nasional Tujuan Pertahanan Negara Adalah Untuk
Menjaga Dan Melindungi Kedaulatan Negara, Keutuhan Wilayah NKRI Dan
Keselamatan Segenap Bangsa Dari Segala Bentuk Ancaman.
Pentingnya mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dan dalam mencapai
tujuan nasional. Seluruh warganegara suata Bangsa harus mempunyai kesadaran bahwa
pentingnya hal tersebut. Di harapkan dengan penulisan makalah ini pembaca dapat :
a. Menumbuhkan rasa cinta tanah air,
b. Memiliki kesadaran tentang pentingnya mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan,
c. Mempunyai keinginan untuk selalu mencapai atau mewujudkan apa
yang menjadi tujuan nasional,
d. Menambah wawasan dan ilmu tentang ketahanan nasional
Semoga setelah pembaca membaca makalah ini apa yang menjadi
tujuan penulisan makalah ini dapat tercapai.
e. Penulisan naskah ketahanan nasional (tanas) secara obyektif dan
sistematik, bertujuan agar dimengerti dan dimanfaatkan dalam
penyelenggaraan kehidupan nasional suatu bangsa.
4
BAB II
KERANGKA TEORI
5
9. Gangguan : Hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalang-halangi secara tidak konsepsional
6
Sedangkan Keamanan yang hendak diwujudkan merupakan kemampuan bangsa dalam
upaya melindungi seperangkat nilai-nilai nasionalnya terhadap segala macam ancaman
internal maupun eksternal, yang untuk selanjutnya lebih ditingkatkan dan dikembangkan
lagi.
Ketahanan nasional dalam realitanya bersift "Kibernetik" dalam pengertian
mempunyai kemampuan adaptasi untuk selalu mengadakan penyesuaian diri dan
sekaligus merupakan fungsi dari lingkungan (Enveronment), Ruang (Space) , waktu
(Time), dan gerak (Motion). Oleh karena itu, ketahanan nasional suatu bangsa tidak
selamanya bersifat tetap, melainkan selalu mengalami fluktuasi konjungtur dapat
meningkat atau menurun, tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi oleh bangsa
tersebut.
Antara Trigatra dan Pancagatra dalam Ketahanan nasional memiliki hubungan
timbal balik yang sangat erat, saling ketergantungan didalam seluruh aspek kehidupan
nasional. Demikian pula antar gatra/didalam gatra itu sendiri juga memiliki hubungan
timbal balik, saling ketergantungan (interdependency) secara erat yang merupakan suatu
kesatuan utuh dan serasi (integralistik). Dengan kata lain, Ketahanan nasional adalah
suatu pengertian holistik, dimana kelemahan satu gatra akan dapat mengakibatkan
kelemahan gatra lainnya dan mempengaruhi totalitas konfigurasi dan kondisi ketahanan
nasional secara keseluruhan
1. Kekuatan Nasional diukur dari Ratio Keuletan/ Ketangguhan dengan hakekat
ATHG.
Lebih besar kepada keuletan/ketangguhan daripada hakekat ATHG (kondisi
positif).
Lebih besar kepada hakekat ATHG daripada keuletan/ ketangguhan (kondisi
negatif).
Sama besar untuk keuletan/ketangguhan maupun hakekat ATHG (kondisi
statis).
7
2.6 Dimensi Ketahanan Nasional
1. Secara Konstitusional : Merupakan kondisi dinamis yang merupakan integrasi dan
kondisi dari setiap aspek kehidupan bangsa dan negara, yang pada hakekatnya
merupakan kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Dengan demikian
berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan Ketahanan Nasional. Dan
Ketahanan Nasional yang tangguh akan lebih mendorong proses daripada
pembangunan nasional.
2. Secara Politik Hukum : Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia pada hakekatnya
merupakan konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang tata tentrem karta raharja di dalam kehidupan nasional yang berdasar Pancasila
dan UUD l945. Hasil upaya dalam bidang kesejahteraan nasional menciptakan
suasana kehidupan yang kertaraharja, disertai hasil upaya yang serasi dalam bidang
keamanan nasional yang menciptakan suasana lingkungan yang tata tentrem,
memberikan kemampuan kepada bangsa Indonesia untuk dapat memelihara
kelangsungan hidup di dalam lingkungan yyang penuh dengan tantangan.
3. Secara Operasional/Pelaksanaan (Berdasarkan rumusan Lembaga Pertahanan
Nasional) : Ketahanan Nasional Indonesia merupakan kondisi dinamis bangsa
Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan, serta gangguan, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang berdasarkan
Pancasila serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional Indonesia.
8
BAB III
PEMBAHASAN
a) Manusia Berbudaya.
Sebagai salah satu makhluk Tuhan, manusia dikatakan sebagai makhluk yang
sempurna karena memiliki naluri, kemampuan berpikir, akal dan berbagai keterampilan.
Manusia senantiasa berjuang mempertahankan eksistensi, pertumbuhan dan kelangsungan
hidupnya serta berupaya memenuhi kebutuhan materil maupun spiritualnya. Karena itu
manusia berbudaya akan selalu mengadakan hubungan;
9
f. Dengan pemanfaatan alam, disebut Ilmu Pengetahuan Teknologi, dan
Tujuan Nasional menjadi pokok pikiran dalam Ketahanan Nasional karena suatu
organisasi; apa pun bentuknya, akan selalu berhadapan dengan masalah-masalah internal
dan eksternal dalam proses mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Demikian pula
halnya dengan negara dalam mencapai tujuannya. Karena itu, perlu ada kesiapan untuk
menghadapi masalah-masalah tersebut.
Falsafah dan ideology juga menjadi pokok pikiran. Hal ini tampak dari makna
falsafah dalam Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi sebagai berikut:
Alinea ketiga menyebutkan: “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan
dengan didorong oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas
maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini Kemerdekaannya.” Maknanya: bila
Negara ingin mencapai cita-cita maka kehidupan berbangsa dan bernegara harus
mendapat ridlo Allah yang merupakan dorongan spiritual.
Alinea keempat menyebutkan: “Kemerdekaan dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan social, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh bagi seluruh rakyat Indonesia.” Alinea ini mempertegas
10
cita-cita yang harus dicapai oleh bangsa Indonesia melalui wadah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Kesejahteraan dan keamanan dapa dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dalamkehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, system kehidupan nasional
tidak akan berlangsung. Dalam kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan
yang dicapai merupakan tolak ukur ketahanan nasional. Asas ini merupakan kebutuhan
yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi individu maupun masyarakat atau
kelompok.
Asas kekeluargaan
11
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang rasa
dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan kenyataan real ini
dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik yang
bersifat merusak/destruktif.
a) Mandiri
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak
mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama.
Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh
pihak lain
b) Dinamis
Maksudnya adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dan tidak
mudah menyerah. Sifat ini merupakan prasyarat untuk menjalin suatu kerjasama.
Kerjasama perlu dilandasi oleh sifat kemandirian, bukan semata-mata tergantung oleh
pihak lain Artinya tidak tetap, naik turun tergantung situasi dan kondisi bangsa dan
negara serta lingkungan strategisnya. Dinamika ini selalu diorientasikan kemasa
depan dan diarahkan pada kondisi yang lebih baik.
c) Wibawa
12
Hal ini dimaksudkan adanya saling menghargai dengan mengandalkan pada
moral dan kepribadian bangsa. Hubungan kedua belah pihak perlu diselenggarakan
secara komunikatif sehingga ada keterbukaan dalam melihat kondisi masing-masing
didalam rangka hubungan ini diharapkan tidak ada usaha mengutamakan konfrontasi
serta tidak ada hasrat mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata.
2. Fungsi :
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional
perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter – regional (wilayah),
inter – sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada
cara berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang
bahkan berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi
sebagai pola dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan
pedoman dalam pelaksanaan pembangunman nasional disegala bidang dan sektor
pembangunan secara terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
13
Ideologi adalah sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Dalam ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan
yang dicita-citakan oleh bangsa. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran
pikiran/falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri.
Ideologi-ideologi di dunia antara lain:
a. Liberalisme (individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas kontrak
semua orang (individu) dalam masyarakat (kontrak sosial). Liberalisme bertitik tolak
dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak lahir dan tidak dapat diganggu gugat
oleh siapapun termasuk penguasa terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan.
Paham liberalisme mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan
kepentingan pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak.
b. Komunisme (class theory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain. Golongan
borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu kaum buruh dianjurkan
mengadakan revolusi politik untuk merebut kekuasaan negara dari kaum kapitalis &
borjuis.
c. Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat spiritual religius.
Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab suci agama. Negara melaksanakan
hukum agama dalam kehidupan dunia.
d. Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-nilai dasar budaya bangsa
Indonesia.
Ketahanan ideologi diartikan sebagai kondisi dinamik kehidupan ideologi
bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan serta gangguan yang dari luar/dalam, langsung/tidak langsung
dalam rangka menjamin kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara
Indonesia.
14
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial dan anti penjajahan karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan
keadilan.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif. Bebas berarti Indonesia
tidak memihak kekuatan-kekuatan yang pada dasarnya tidak sesuai dengan
kepribadian bangsa. Dan aktif yang berarti Indonesia dalam pergaulan internasional
tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.
15
Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta
tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi
dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.
5. Pengaruh Aspek Hankam
Pertahanan Keamanan Indonesia : Kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia sebagai satu sistem ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan
dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan
negara RI.
Pertahanan keamanan negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan,
menggerakkan seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh
bidang kehidupan nasional secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan secara nasional merupakan salah
satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI dengan TNI dan Polri sebagai
intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan
ketahanan nasional Indonesia.
Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa
yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuan mempertahankan
kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
Postur kekuatan pertahanan keamanan mencakup:
- Struktur kekuatan
- Tingkat kemampuan
- Gelar kekuatan
16
Pada prinsipnya adanya suatu ancaman bagi ketahanan nasional suatu bangsa
yaitu ketika bangsa tersebut sudah dianggap lemah oleh si pembuat ancaman tersebut
baik berupa negara atau organisasi.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Negara Indonesia adalah negara yang solid terdiri dari berbagai suku dan
bangsa, terdiri dari banyak pulau-pulau dan lautan yang luas. Jika kita sebagai warga
negara ingin mempertahankan daerah kita dari ganguan bangsa/negara lain, maka kita
harus memperkuat ketahanan nasional kita. Ketahanan nasional adalah cara paling
ampuh, karena mencakup banyak landasan seperti : Pancasila sebagai landasan ideal,
UUD 1945 sebagai landasan konstitusional dan Wawasan Nusantara sebagai landasan
visional, jadi dengan demikian katahanan nasional kita sangat solid.
4.2 Saran
Indonesia merupakan Negara yang kompleks, kaya akan sumber daya alam
dimana sangat banyak sekali kelompok yang berusaha merebutnya. Sebabnya kita
sebagai pemuda haruslah ikut aktif dalam menjaga keutuhan Indonesia, dengan
mengetahui dan memahami teori dari Ketahanan Nasional yang selanjutnya akan
dipakai untuk memperjuangkan dan mempertahankan kesatuan Indonesia. Jangan
smudah menerina ideologi dari negara asing yang malah membawa kita menjauh dari
ideologi sendiri dan berdampak pada melemahnya Ketahanan Nasional, dengan
semangat pejuang yang kita warisi penulis berharap para pemuda dapat membantu
dan mempelopori terbentuknya Ketahanan Nasional yang baik dan membawa serta
menjaga kesatuan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan
cita- cita bangsa.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://helmyhadisasono.blogspot.co.id/2012/04/hakikat-ketahanan-nasional-dan-hakikat.html
(09.40/10/09/2015)
https://ibnuhasanhasibuan.wordpress.com/ketahanan-nasional/ (14.52/01/09/2015)
https://nadillaikaputri.wordpress.com/2013/04/28/pengaruh-aspek-ketahanan-nasional-pada-
kehidupan-berbangsa-dan-bernegara/ (11.31/28/09/2015)
Muchji, Achmad, dkk.2007.Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta : Universitas Gunadarma
Zubaidi, H. Achmad, dkk.2002.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta : Paradigma
http://organisasi.org/ (16.27/28/09/2015)
https://mawarmerahtakberdurii.wordpress.com/2012/12/07/makalah-ketahanan-nasional/
(10.54/10/09/2015)
http://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=769 (11.19/28/08/2015
)
https://naynienay.wordpress.com/2007/12/05/ketahanan-nasional-2/ (09.45/10/09/2015 )
19
LAMPIRAN
( Gerakan Aceh Merdeka )
GAM lahir karena kegagalan gerakan Darul Islam pada masa sebelumnya. Darul
Islam muncul sebagai reaksi atas ketidakberpihakan Jakarta terhadap gagasan formalisasi
Islam di Indonesia. Darul Islam adalah sebuah gerakan perlawanan dengan ideologi Islam
yang terbuka. Bagi Darul islam, dasar dari perlawanan adalah Islam, sehingga tidak ada
sentimen terhadap bangsa-bangsa lain, bahkan ideologi Islam adalah sebagai perekat dari
perbedaan yang ada. Gagasan ini juga berkembang dalam gerakan Darul Islam di Aceh.
Akan tetapi, paska berhentinya perlawanan Darul Islam Aceh, keinginan Aceh untuk
melakukan Islamisasi di Indonesia menjadi lebih sempit hanya kepada Aceh. Perubahan ini
terjadi disebabkan karena kegagalan Darul Islam diseluruh Indonesia, sehingga memaksa
orang Aceh lebih realistis untuk mewujudkan cita-cita. Yang menjadi menarik adalah, GAM
yang melanjutkan tradisi perlawanan Aceh, ternyata tidak melanjutkan ideologi Islam yang
terlebih dahulu digunakan oleh Darul Islam. Sebagaimana yang disebutkan bahwa GAM
lebih memilih nasionalisme Aceh sebagai isu populisnya.
Kemunculan GAM pada masa awalnya langsung mendapat respon oleh pemerintah
Orde Baru dengan melakukan operasi militer yang represif, sehingga membuat GAM kurang
bisa berkembang. Walau demikian, GAM juga melakukan pelebaran jaringan yang membuat
mereka kuat, baik pada tingkat internasional maupun menyatu dengan masyarakat dan GAM
bisa terus bertahan.Pada masa Orde Baru GAM memankan dua wajah; satu wajah
perlawanan (dengan pola-pola kekerasan yang dilakukan), dan strategi ekonomi-politik yang
dimainkan (dengan mengambil uang pada proyek-proyek pembangunan).
20