You are on page 1of 6

PENUGASAN BLOK XI

“ANEMIA MEGALOBLASTIK DEFISIENSI B12”

DOSEN PEMBIMBING
dr. Mohammad Rizki, M.Pd.Ked, SpPK

DISUSUN OLEH
Alfian Rahman Hadi
H1A016004

Fakultas Kedokteran Universitas Mataram


Nusa Tenggara Barat
2018
A. DEFINISI
Anemia megaloblastik adalah salah satu anemia makrositik yang khas ditandai oleh
adanya sel megaloblast dalam sumsum tulang. Sel megaloblast adalah sel precursor
pembentuk eritrosit, dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kesenjangan pematangan
sitoplasma dan inti, di mana sitoplasma maturasinya normal tetapi inti besar dengan susunan
kromosom yang longgar. Hal ini terjadi karena adanya gangguan sintesis DNA dari sel
eritrosit, sehingga menghasilkan sel eritrosit
dalam bentuk megaloblas.[9]

B. ETIOLOGI
Anemia Megaloblastik disebabkan utamanya
oleh defisiensi Vitamin B12 atau Asam Folat di dalam tubuh. Pada Anemia Megaloblastik
yang disebabkan oleh defisiensi Vitamin B12, beberapa penyebabnya adalah sebagai
berikut :
a. Anemia Pernisiosa (Addisonian)
Kekurangan protein faktor intrinsik yang seharusnya membantu penyerapan Vitamin B12
sehingga menyebabkan gangguan penyerapan Vitamin B12.[1]
b. Diit (Vegetarian)
Konsumsi makanan mengandung Vitamin B12 yang kurang, sehingga menyebabkan
defisiensi Vitamin B12. Vitamin B12 biasanya banyak di daging hewan dan ikan,
sehingga individu vegetarian sangat beresiko untuk kekurangan Vitamin B12.[2]
c. Tropical sprue
Penyakit yang melibatkan gangguan pada villi usus halus sehingga menyebabkan
gangguan penyerapan beberapa jenis nutrisi dan mineral penting bagi tubuh seperti
Vitamin B12.[3]
d. Gastrektomi
Pemotongan organ pencernaan menyebabkan penurunan kemampuan penyerapan
berbagai nutrisi dan mineral penting seperti Vitamin B12.[7]
C. GAMBARAN KLINIS
Gambaran umum Anemia Megaloblastik sebagai berikut:
-
Anemia perlahan dan progresif
-
Lelah, lemah, lemas, letih, dan lesu
-
Terkadang disertai ikterus ringan
-
Glositis berwarna merah seperti daging (buffy tounge)
-
Poikilositosis Berat[2]
Anemia Megaloblastik akibat defisiensi vitamin B12 dan akibat defisiensi Asam Folat
memberikan gambaran gejala dan tanda klinis yang sama, namun Anemia Defisiensi B12
biasanya disertai dengan kelainan neurologis. Gejala kelainan neurologis yang
ditimbulkan oleh Anemia Defisiensi Vitamin B12 adalah neuropati, gejalanya adalah
sebagai berikut :
-
Neuritis perifer : mati rasa, rasa terbakar pada jari
-
Kerusakan columna posterior: gangguan posisi, vibrasi, dan tes Romberg
positif
-
Kerusakan columna lateralis: spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan
gangguan serebrasi[2]

D. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Cek Darah Lengkap :
-
Hb menurun
-
leukopenia ringan
-
trombositopenia ringan/trombosit menurun sedikit[2]
2. Cek Morfologi Darah Tepi :
-
MCV meningkat/Gambaran
Makrositik (110-125 fl)
-
ditemukan “oval macrocyte”
-
hipersegmentasi neutrofil[6]

3. Cek Aspirasi Sumsum Tulang


ditemukan :
-
hiperplasia eritroid dengan sel
megaloblast
-
giant metamyelocyte
-
sel megakariosit besar
-
cadangan besi sumsum tulang meningkat[8]

E. PEMERIKSAAN KHUSUS
1. Pengukuran kadar Vitamin B12 serum (Vitamin B12<100 pg/ml)[4]
2. Respon terhadap terapi pemberian Vitamin B12 fisiologis
3. Ekskresi methymalonic acid urine meningkat
4. Tes supresi deoxyuridine (+)[2]
5. Tes penyerapan Vitamin B12 (Schilling test)[3]

F. DIAGNOSIS
Diagnosis Anemia Megaloblastik Defisiensi Vitamin B12 ditegakkan dengan beberapa
kriteria berikut :
-
Ditemukan gejala, tanda, indikasi laboratorium dari anemia
-
MCV meningkat (110-125 fl)
-
Terdapat gambaran Makrositik pada Cek MDT
-
Terdapat sel megaloblast pada Cek MDT
-
Ditemukan gejala neurologic
-
Dapat dilakukan Pemeriksaan Khusus
-
Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang untuk menentukan etiologi[2]
G. TATALAKSANA
 Terapi
-
Hydroxycobalamin intramuskular 200 mg/hari
-
Vitamin B12 oral 1000 mg/minggu selama 7 minggu
-
Konsumsi makanan tinggi Vitamin B12
 Respon Terapi
-
Retikulosit naik 2-3 hari dan mencapai puncak pada hari 7-8.
-
Hb naik 2-3 g/dl setiap 2 minggu
-
Neuropati membaik, tetapi kerusakan medulla spinalis biasanya ireversibel[9]

H. PROGNOSIS
Prognosis dari Anemia Megaloblastik Defiesiensi B12 adalah baik apabila etiologinya
dapat diketahui dan diberikan penanganan yang tepat.

I. DAFTAR PUSTAKA
1. AA A, AH A, AP S, FH A. Prevalence of pernicious anemia in patients with
macrocytic anemia and low serum B12 . Pakistan Journal of Medical Sciences.
2014;30(6):1218-1222. doi:10.12669/pjms.306.5413.
2. Bakta IM. 2006. Hematologi Klinik Ringkas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
3. Fernández-Bañares F, Monzón H, Forné M. A short review of malabsorption and
anemia. World Journal of Gastroenterology : WJG. 2009;15(37):4644-4652.
doi:10.3748/wjg.15.4644.
4. Hannibal L, Lysne V, Bjørke-Monsen A-L, et al. Biomarkers and Algorithms for the
Diagnosis of Vitamin B12 Deficiency. Frontiers in Molecular Biosciences. 2016;3:27.
doi:10.3389/fmolb.2016.00027.
5. Health Quality Ontario. Vitamin B12 and Cognitive Function: An Evidence-Based
Analysis. Ontario Health Technology Assessment Series. 2013;13(23):1-45.
6. Kaferle J, Strzoda CE. Evaluation of Macrocytosis. American Family Physician.
2009: Feb 1;79(3):203-208.
7. Lim C-H, Kim SW, Kim WC, et al. Anemia after gastrectomy for early gastric
cancer: Long-term follow-up observational study. World Journal of
Gastroenterology : WJG. 2012;18(42):6114-6119. doi:10.3748/wjg.v18.i42.6114.
8. Rodrigues V, Dias A, Brito MJ, Galvão I, Ferreira GC. Severe megaloblastic anaemia
in an infant. BMJ Case Reports. 2011;2011:bcr0220113835.
doi:10.1136/bcr.02.2011.3835.
9. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. 2014. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi Kelima. Jilid II. Jakarta: InternaPublishing.
10. Schick P. 2017. Megaloblastic Anemia. Medscape. Retrieved 9/05/2018
from https://emedicine.medscape.com/article/204066-overview#a6

You might also like