You are on page 1of 8

Jurnal Enjiniring Pertanian

REKAYASA CHILLER UNTUK MEMBEKUKAN KARKAS AYAM


(DESIGN OF CHICKEN CARCASSES CHILLER)

Supriyanto dan Uning Budiharti

Perekayasa pada Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian

ABSTRAK

Rekayasa mesin pembeku (chiller) untuk membekukan karkas ayam dilakukan untuk menjawab kebutuhan
proses pembekuan karkas ayam di tingkat peternak dan untuk mengatasi tingginya tingkat kematian ayam selama
transportasi. Selain itu transportasi ayam dalam keadaan hidup disinyalir menambah resiko terhadap penyebaran
virus flu burung. Tujuan perekayasaan adalah untuk mendapatkan konstruksi mesin pembekuan karkas yang sesuai
dengan kebutuhan peternak kecil (30 ekor ayam per hari) sebelum di kirim ke konsumen. Pengujian terhadap chiller
o
karkas dengan beban 30 kg karkas ayam mencatat suhu beku - 5 C dalam waktu 15 menit, sedang untuk mencapai
o
suhu penyimpanan yang aman untuk jangka panjang (- 20 C) dicapai dalam waktu kurang lebih 4 jam, dengan
efisiensi chiller karkas 66,8 %. Pengamatan terhadap karkas yang didinginkan menunjukkan terjadi perubahan
2 2
tingkat kekerasan dari 1,77 kg/mm (paha) dan 1,42 kg/mm (dada) menjadi stabil pada kisaran 0,20 s/d 0,30
2
kg/mm . Sementara warna karkas selama penyimpanan tidak berubah, yang ditunjukkan dari nilai whiteness (W) dan
lightness (L) ,yaitu masing-masing berada pada kisaran 30-25 dan 70-76.

Kata Kunci :mesin pembeku, karkas, ayam

ABSTRACT

Design and construction of chiller to freeze chicken carcasses was conducted to meet poultry farmers need in
order to over come the problem of high mortality, during lived chicken transportation. Lived chicken transportation
indicates will increased high risk in avian influenza virus spreads. Objective of the research is to obtain a proper
chiller that fitted with poultry farmers need (30 kg chicken/ day) before distributed to the ultimate consumer.
o
Performance test of chiller when used to freeze 30 kg carcasses noted could reached -5 C temperature in 15
o
minutes, and - 20 C in about 4 hours with chiller efficiency was 66.8 %. Observation on hardness and color
2 2
change showed that the hardness decreased from 1.77 kg/mm (thigh) and 1.42 kg / mm (breast) to 0.20 – 0.30
2
kg/mm respectively. The carcasses colour during store in chiller was relatively stable, where the whiteness index is
in range of 30 to 25, and the lightness index is 70-76.

Key Words: chiller, carcass, chicken

PENDAHULUAN (23%), babi (13%), dan lainnya (3%) (Anonim,


2006).
Total produksi daging unggas di Indonesia Karkas adalah bagian daging ayam
pada tahun 2005 mencapai 1.283.300 ton yang bersama kulit dan tulang-tulangnya yang
berasal dari ayam ras pedaging (68,84%), ayam diperoleh dari hasil pemotongan, setelah
buras (24,15%), ayam ras petelur (3,99%), dan dipisahkan dari kepala, kaki, dan isi rongga
itik (3,01%) (Biro Pusat Statistik, 2007). perutnya. Berat karkas rata-rata sangat
Sementara itu tingkat konsumsi daging ayam bervariasi, berkisar antara 65% (jantan) sampai
masyarakat Indonesia mencapai 56% dari total 75% (betina) dari berat hidupnya (Winarno,
konsumsi produk bahan pangan sumber protein 1993). Menurut Voidarou et al. (2007), keadaan
hewani. Konsumsi unggas jauh lebih besar paling kristis terjadi pada saat pencucian karkas,
dibanding konsumsi kambing/domba (5%), sapi dimana hampir semua air yang digunakan
Vol. VI, No. 1, April 2008  33
Supriyanto dan Uning Budiharti : Rekayasa Chiller untuk Pembekuan Karkas Ayam ...

mengandung mikroba Clostridium perfringens, unggas hidup perlu diperbaiki dalam sistem
Fecal coliforms, Enterococcus sp. dan maupun teknologinya.
Streptococcus sp.. Sehingga penggunaan air Tujuan dari perekayasaan chiller karkas
dan volumenya dalam pencucian karkas akan ayam adalah mengembangkan teknologi
berpengaruh terhadap jumlah bakteri yang pembekuan karkas untuk memperbaiki sistem
mencemari karkas. Penelitian oleh Northcutt et penyimpanan dan transportasi karkas dari
al. pada tahun 2006, menunjukkan bahwa peternak ayam potong ke konsumen, sehingga
pencucian karkas dengan 2,1 l/kg lebih baik dalam jangka panjang akan menurunkan angka
dibanding dengan 16,8 l/kg, terlihat pada kematian unggas selama transportasi.
penghitungan pencemaran bakteri.
Pada kondisi optimum untuk pertumbuhan
mikroba pembusuk terdapat beberapa jenis BAHAN DAN METODE
mikroba yang menyerang daging segar seperti
Pseudomonas (daging berlendir), Bahan dan Peralatan
Achromobacter (noda biru), Micrococcus
(kuning), dan Penicillium (noda hijau) (Charm, Proses rancang bangun dan pengujian
1971). dilakukan di laboratorium rancang bangun Balai
Penambahan chlorine pada air yang Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian,
digunakan untuk mencuci karkas sebelum di Serpong, dengan diagram alir tahapan kerja
bekukan akan menekan cemaran bakteri, seperti disajikan pada Gambar 1. Bahan rancang
seperti Escherichia coli, coliforms, dan bangun dari chiller karkas adalah plat besi yang
salmonellae sp (Buhr et al., 2005). Perlakuan dilapisi cat anti karat pada bagian dinding,
awal terhadap karkas sebelum dibekukan perlu polyurethan (sebagai sekat dingin), amplas,
dilakukan untuk memusnahkan mikroba gerinda, dan sistem pendingin menggunakan
bawaan, salah satu cara adalah dengan kompresor 1 HP dengan refregerant R22 yang
menyemprot karkas dengan asam elektrolit atau dilengkapi kontrol digital. Pada pengujian
10% trisodium phosphate (TSP), atau kombinasi digunakan ayam potong (broiler) sebagai bahan
penyemprotan dan pencelupan (Kim et al., uji sebanyak 30 kg yang diperoleh dari pasar.
2005). Peralatan yang digunakan pada proses
Karkas ayam merupakan komoditi rancang bangun merupakan peralatan standard,
peternakan yang sangat mudah rusak akibat antara lain mesin pemotong plat, alat tekuk plat,
serangan bakteri/kapang maupun pembusukan peralatan las asetilen, dan peralatan pengecatan.
akibat reaksi kimia dari rantai proses Alat pengujian yang digunakan antara lain
penghancuran (Winarno, 1993), sehingga thermometer, jam kendali, alat pengukur
kecepatan proses pendinginan karkas akan kekerasan daging (hardnes tester), dan
sangat menentukan kualitas hasil akhir dari Instrumen pengukuran warna (Chromameter
karkas beku. Saat ini sudah banyak Minolta R-20).
berkembang teknik pembekuan cepat yang Proses rancang bangun chiller karkas
dikenal sebagai Blast Chiller. Pembekuan kapasitas 30 kg didasarkan pada parameter
karkas dengan blast chiller sangat ditentukan disain sebagai berikut :
oleh aliran udara dingin yang digunakan dan - Pengumpulan physical properties karkas
ketebalan tumpukan karkas (sebaiknya tidak ayam (sebagai bahan uji), seperti rapat
melebihi 2,5 inchi) (Bendall, 2000) . masa/berat specifik (δ), panas jenis (c),
Sistem transportasi unggas di Indonesia serta panas laten (Hfg).
pada umumnya masih dilakukan terhadap - Kapasitas chiller di dasarkan pada
unggas dalam keadaan hidup. Sistem ini kebutuhan peternak ayam broiler dalam
banyak mengadung kelemahan, antara lain skala kecil dengan tingkat pemotongan
biaya transportasi tinggi karena harus ayam 30 ekor/hari.
menggunakan wadah unggas, tingkat kematian - Pemilihan kapasitas condensing unit, tipe
di perjalanan tinggi (10%), mengakibatkan dari evaporating unit, serta cara perletakan
unggas mengalami stres, dan jangkauan evaporating unit di dalam ruang pendingin.
pemasaran relatif terbatas karena semakin jauh - Perlakukan awal terhadap karkas
semakin banyak unggas yang mati akibat stres. (dibungkus plastik crap) sebelum dibekukan
Sistem transportasi unggas dalam keadaan untuk menghindari efek terbakar (burnning).
hidup ini disinyalir menambah resiko - Cara peletakan karkas di dalam pendingin
tersebarnya virus flu burung atau Avians sehingga aliran udara dingin masih
Influenza. Sebagaimana diketahui penyebaran dimungkinkan.
virus ”Avians Influenza” (AI) merupakan
masalah aktual yang belum terpecahkan, Pengujian terhadap chiller dilakukan dalam
sehingga semua upaya, termasuk transportasi dua tahap, pertama uji fungsional untuk
34 ⊳ Vol. VI, No. 1, April 2008
Jurnal Enjiniring Pertanian

mengetahui berfungsinya chiller pada saat utama chiller meliputi condensing unit,
bekerja tanpa beban, serta uji kinerja chiller evaporating unit, serta ruang pendingin.
dengan beban 30 kg karkas ayam. Pengamatan
dilakukan pada capaian suhu chiller dan laju Condensing Unit
penurunan suhu. Sedang terhadap karkas
dilakukan pengamatan tingkat kekerasan, bau Komponen utama condensing unit terdiri
dan warna karkas guna mengetahui kemungkinan dari condensor, blower, filter, compressor, dan
terjadinya kerusakan karkas. ekspansi. Condensor digunakan untuk
Tingkat kekerasan karkas ayam diukur mendinginkan refrigerant setelah keluar dari
dengan menggunakan hardness tester, dimana evaporator yang terletak di dalam ruang
dan karkas ayam yang akan diukur tingkat pendingin, dimana pada saat keluar refrigerant
kekerasannya diambil pada bagian paha dan masih berada pada fase uap. Untuk kembali ke
2
dada (dalam bentuk irisan 2,5x2,5 cm dengan fase cair perlu dilakukan pendinginan terhadap
tebal 1 cm). Pengukuran warna menggunakan refrigerant, sehingga terjadi proses kondensasi.
notasi hunter system yang paling berhasil dalam Setelah refrigerant kembali ke phase cair
menentukan warna pada bahan pangan (Askar dilakukan penyaringan dengan menggunakan
and Treptow, 1993), dengan menggunakan silica gel yang sekaligus berfungsi menarik uap
chromameter Minolta R-20. air yang ada. Selanjutnya refrigerant melalui
ekspansi dan kembali dipompakan ke
evaporator dengan menggunakan compresor
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tekanan yang sangat tinggi. Refrigerant
akan ber-ekspansi dari tekanan tinggi ke
Rancangan Struktural tekanan rendah, pada saat perubahan fase
tersebut refrigerant akan menarik panas yang
Secara umum chiller karkas dioperasikan ada di dalam ruangan pendingin melalui
o
sampai tingkat suhu aman (-10 C) guna mekanisme evaporator.
penyimpanan dalam jangka menengah
(beberapa hari) maupun transportasi. Bagian

Data physical properties karkas Pembuatan Data kebutuhan di lapangan


ayam dan material pembuatan chiller gambar kerja berkait dengan pengguna

Proses rancang
bangun chiller

Uji fungsional Data hasil uji

Modifikasi Analisis Data

Uji kinerja

Analisis data serta


pembuatan laporan Selesai

Gambar 1. Tahapan kegiatan rancang bangun chiller karkas ayam

Vol. VI, No. 1, April 2008  35


Supriyanto dan Uning Budiharti : Rekayasa Chiller untuk Pembekuan Karkas Ayam ...

Tampak depan chiller karkas Rak dalam chiller karkas Evaporating unit chiller karkas

Gambar 2. Chiller karkas dan komponen evaporating unit

Evaporating Unit Jumlah karkas yang akan dibekukan 30 kg


3
dengan rapat masa karkas 0,0004 m /kg (Tabel
Komponen evaporating unit (Gambar 2) 1) maka volume karkas dapat dihitung sebagai
meliputi evaporator (penukar kalor) dan blower, berikut :
dimana pada evaporator terjadi proses 3 3
pelepasan energi dingin dan penangkapan Vkarkas = 30 kg x 0,0004 m /kg = 0,012 m
panas dengan bantuan blower yang berfungsi
mensirkulasi udara di dalam ruang pendinginan. Epavorating unit berikut blower dan
cassing mempunyai dimensi panjang (P) 0,65m,
Ruang pendinginan lebar (L) 0,43 m dan tebal (T) 0,12 m. Sehingga
volume untuk penempatannya dapat dihitung
Ruang dimana karkas ayam didinginkan sebagai berikut :
o
dirancang hingga -10 C. Perbedaan suhu luar
dan dalam ruang pendingin mengakibatkan Vepavorating unit = P x L x T
terjadinya aliran energi dingin ke arah luar dan 3
energi panas ke arah dalam. Untuk Vepavorating unit = Volume evaporating unit (m ).
menghilangkan aliran energi tersebut maka P = Panjang
ruang pendinginan karkas dirancang dengan L = Lebar
konstruksi double jacket menggunakan T = Tinggi
polyurethan sebagai penyekat.
Jadi Vepavorating unit = 0,65 m x 0,43 m x 0,12 m
3
Desain Fungsional = 0,034 m

Volume ruang tempat peletakan karkas Vtotal = Vkarkas + Vepavorating unit


3 3 3
= 0,012 m + 0,034 m = 0,046 m .
Ruang pendingin dimana karkas 3
dibekukan berisi evaporating unit (penukar kalor Berdasar kan pada Vtotal sebesar 0,046 m
dan blower), rak tempat bak berisi karkas maka diperlukan volume ruang satu setengah
3
diletakkan, serta pipa refrigerant. Berdasarkan kali lebih besar dari Vtotal, yaitu sebesar 0,069 m
peralatan pendingin dan peralatan bantu yang (guna sirkulasi udara dingin yang dikeluarkan
akan diletakkan di dalamnya, maka perhitungan oleh evaporating unit). Maka dirancang dimensi
kebutuhan ruangan dihitung dengan ruang pendinginan karkas 0,8005 m (P), 0,715
menggunakan rumus.: m (L), dan tinggi 0,1265 m (T) (Tabel 1) dengan
3
volume ruang pendinginan 0,072 m , Tebal
Vkarkas = W karkas x (δ karkas) jacket pelindung panas pada dinding tegak (kiri
Vkarkas = Volume karkas (m )
3 dan kanan) 0,07 m serta bagian atas dan
W karkas = Berat karkas (kg) bawah 10 cm (karena untuk menahan beban
δ karkas = Rapat masa/berat spesifik karkas ayam condensing unit pada bagian atas dan karkas
3
(m /kg) pada bagian dasar) (Gambar 3).

36 ⊳ Vol. VI, No. 1, April 2008


Jurnal Enjiniring Pertanian

o
Condensing dan evaporating unit E di bawah suhu beku = 66,138 lb x (32 – 14) F x
0,4 Btu/lb
Perhitungan kebutuhan energi di hitung = 476,19 Btu
berdasarkan suhu awal dan akhir karkas (Tabel
2) serta jumlah karkas yang akan dibekukan E total = 9656,67 Btu
(dalam tiga langkah), dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : Faktor keamanan 10%,
E = W karkas (lb) x ∆T x (c ) (diatas dan dibawah
suhu beku) ... ( Henderson and Pery, 1976) maka

E = W karkas (lb) x (Hfg ) (pada saat terjadi E total teoritis = 10.622,337 Btu
perubahan phase air)

E = Kebutuhan energy E (Btu) Dengan target pendinginan 1 jam (target


o
suhu -10 C) maka diperlukan sistem pendingin
W karkas = berat karkas yang dibekukan (lb), (condensing dan evaporating unit) yang mampu
menghasilkan energi sebesar 10.622,337 Btu
o
∆T = Selisih suhu awal (28 C) dan akhir (-10 dalam waktu 1 jam. Condensing unit yang
o o
C) F, digunakan 1,7 HP, 220 volt, single phase,
(c ) = Panas jenis (Btu/lb). dengan refrigerant R22, setara dengan 1,7 ton
Hfg = Panas laten air. refrigeration = 489.600 Btu (24 jam), maka setiap
jam nya mampu mengeluarkan energi sebesar
o
E diatas suhu beku = 66,138 lb x (82,4 – 32) F x 20.400 Btu.
0,77 Btu/lb = 2566,68 Btu
E perubahan phase = 66,138 lb x 100 Btu/lb
= 6613,8 Btu

Gammbar 3. Rancangan chiller karkas ayam


Vol. VI, No. 1, April 2008  37
Supriyanto dan Uning Budiharti : Rekayasa Chiller untuk Pembekuan Karkas Ayam ...

Tabel 1. Dimensi ruang pendingin chiller karkas

Dimensi
No. Uraian Panjang Lebar Tinggi
(mm) (mm) (mm)
1 Bagian luar 924,5 839,0 1425,0
2 Bagian dalam 800,5 715,0 1265,0

Tabel 2. Parameter desain chiller

Jenis parameter Satuan


Kapasitas chiller (Cc) 30 kg karkas ayam (66,138 lb)
Suhu awal karkas ayam 28 oC (82,4 oF)
Suhu akhir karkas ayam - 10 oC (14 oF)
Rapat masa/berat specifik karkas ayam (δ) 0,00675 m3/kg
Panas jenis karkas ayam 0,77 Btu/lb
diatas suhu beku (c1 )
Panas laten karkas ayam (Hfg). 100 Btu/lb
Panas jenis karkas ayam 0,4 Btu/lb
dibawah suhu beku (c2)
Condensing dan evaporating Tipe sirip

Proses Pabrikasi centimeter dan dijepit dengan menggunakan


alat penjepit di beberapa tempat, hal ini
Proses pabrikasi dilakukan dalam dilakukan karena polyurethan yang dimasukkan
beberapa tahap, yaitu 1). Tahap pembuatan ke dalam akan menekan ke arah luar.
pola pemotongan dan tekuk plat sehingga Selanjutnya dibuat lubang tempat
membentuk ruang pendinginan, 2). Tahap pemasukan polyurethan (adalah campuran dari
penyatuan bagian dari ruang pendingin, 3). dua cairan bahan kimia yang akan membentuk
Tahap pengisian polyurethan pada dinding bantalan gabus), kemudian dua campuran
ruang pendingin, 4). Tahap pemasangan bahan kimia polyurethan dicampurkan dan
condensing dan evaporating unit, dan 5). Tahap diaduk hingga sempurna, kemudian campuran
penyatuan seluruh komponen chiller karkas. tersebut dimasukkan ke dalam lubang, maka
polyurethan dalam beberapa menit akan
Tahap pembuatan pola, pemotongan, dan tekuk mengembang dan mengisi ruang-ruang kosong
plat di dalam dinding.

Plat yang berupa lembaran di pola terlebih Tahap pemasangan condensing dan
dahulu sesuai peruntukan, kemudian dipotong evaporating unit
sesuai pola gambar yang telah dibuat,
selanjutnya plat ditekuk sehingga membentuk Condensing unit terdiri dari berbagai
bagian dari dinding ruang pendingin. komponen alat seperti condensor, blower,
ekspansi, filter, reciver refrigerant, dan pengatur
Tahap penyatuan dinding ruang pendingin tekanan tinggi dan rendah, kesemuanya harus
dirakit terlebih dahulu untuk menjadikannya satu
Penyatuan bagian dari dinding ruang kesatuan yang kompak (unit), maka perlu
pendingin dilakukan dengan pengelasan pada dibuatkan dudukannya terlebih dahulu yang
bagian dalam, hal ini dimungkinkan karena disesuaikan dengan ukuran, posisi, serta jarak
proses tekuk penuh pada bagian belakang nya terhadap evaporating sistim yang berada di
dinding sehingga proses penyambungan tidak dalam ruang pendingin. Sedang evaporator
terlihat dari bagian luar. sudah berbentuk unit, maka tidak diperlukan
perakitan terlebih dahulu sebelum dipasang,
Tahap pengisian polyurethan akan tetapi dapat langsung dipasang pada
bagian atas dari ruang pendingin.
Setelah proses penyatuan dinding ruang
pendingin, maka akan terbentuk rongga-rongga Hasil Unjuk Kerja Chiller Karkas
dimana polyurethan akan dimasukkan.
Selanjutnya dinding dilapis terlebih dahulu Unjuk kerja chiller karkas dengan beban
dengan triplek dengan ketebalan satu 30 kg karkas dapat dilihat pada Gambar 6, uji
38 ⊳ Vol. VI, No. 1, April 2008
Jurnal Enjiniring Pertanian

chiller diawali dengan pendinginan ruang chiller tercapai dalam waktu 31 menit. Akan tetapi
o
sampai suhu -20 C. Ketika karkas dimasukkan, pada pengujian tercapai setelah 36 menit,
o
terlihat suhu meningkat menjadi 11 C (akibat berarti efisiensi chiller karkas adalah sebesar
pintu dibuka). Dalam 15 menit suhu sudah 86,54 %.
o
kembali ke posisi -5 C, pada titik ini dapat Pengamatan terhadap karkas yang
dipastikan karkas sudah membeku. Untuk didinginkan menunjukkan perubahan tingkat
o 2
mencapai suhu -20 C chiller membutuhkan kekerasan dari 1,77 kg/mm (paha) dan 1,42
2
waktu 242,9 menit dihitung dari pintu dibuka kg/mm (dada), menurun menjadi pada kisaran
2
untuk memasukkan karkas ke dalam chiller , 0,20 s/d 0,30 kg/mm (Tabel 3) dan cenderung
dengan demikian laju penurunan suhu 0,13 stabil, Menurut Thielke et al. (2005), proses
o o o
C/menit (dihitung dari suhu 11 C sampai -20 C pengerasan karkas terjadi pada awal
dengan waktu 242,9). penyimpanan berkait dengan proses rigor
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan mortis, dan setelah 8-9 jam proses tersebut
energi untuk mendinginkan 30 kg karkas ayam akan berakhir. Sementara pada warna karkas
sebesar 10.622,337 Btu (untuk mencapai suhu selama penyimpanan tidak terjadi perubahan
o
-10 C). Sementara kemampuan condensing unit warna yang berarti, hal ini ditunjukan pada
untuk menghasilkan energi dingin sebesar notasi warna W (whiteness) dan L (lightness),
489.600 Btu (24 jam) setara dengan 20.400 yaitu nilai W berada pada kisaran 30-25, nilai L
o
Btu/jam. Secara secara toritis suhu -10 C akan berada pada kisaran 70-76 (Tabel 3).

15

10

5
Suhu (oC)

0
0 1.0 1.4 2.1 3.3 4.6 9.7 13.1 16.4 21.1 29.1 43.1 67.5 106.8 185.0
242.9
-5

-10

-15

-20

-25
Waktu (menit)

Gambar 3. Grafik penurunan suhu chiller karkas

Tabel 3. Data pengamatan kekerasan, warna dan bau selama penyimpanan

Hari Bagian Kekerasan Warna


Bau Keterangan
Ke- Karkas (Kg/mm2) W L
Paha 1.77 25.49 75.06
0 Normal
Dada 1.42 28.05 72.81
Paha 0.44 29.06 71.09
8 Normal Setelah malam mati lampu + 3 jam
Dada 0.22 26.93 73.82
Paha 0.31 28.68 72.13
10 Normal
Dada 0.22 28.00 76.13
Paha 0.22 27.88 72.41
13 Normal Suhu chiller -12 s.d -16 o C
Dada 0.23 27.58 74.19
Suhu chiller -12 s.d -14 o C
Paha 0.18 30.14 70.58
15 Normal Setelah pagi mati lampu + 5 menit
Dada 0.29 29.27 72.99
Bocor dikran freon belakang
Suhu chiller -12 o C
Paha 0.22 27.89 72.19
16 Normal Suhu / RH lingk. (pagi) : 33.4 o C / 28 %
Dada 0.23 29.46 72.21
Suhu / RH lingk. (sore) : 32.9 o C / 47 %
Suhu chiller -4 s.d -9 o C
Paha 0.22 28.47 72.17
17 Normal Suhu / RH lingk. (pagi) : 30.9 o C / 53 %
Dada 0.23 27.17 74.43
Suhu / RH lingk. (sore) : 34.3 o C / 54 %

Vol. VI, No. 1, April 2008  39


Supriyanto dan Uning Budiharti : Rekayasa Chiller untuk Pembekuan Karkas Ayam ...

KESIMPULAN Edition. The Avi Publishing Company.


Inc., Westport Connecticut. 192 -197, 302
1. Chiller untuk pembekuan karkas ayam – 335.p.
mampu mencapai suhu penyimpanan
o
beku hingga suhu -20 C dengan laju Kim, C., Y-C Hung and S.M. Russell. 2005.
o
penurunan suhu 1,06 C/menit. Efficacy of Electrolyzed Water in the
Prevention and Removal of Fecal Material
2. Efisiensi chiller karkas sebesar 66,8 % Attachment and Microbicidal Effectiveness
o
terjadi pada penurunan suhu dari 11 C During Simulated Industrial Poultry
o
hingga -10 C, akan tetapi setelah Processing. Poultry Science, Vol.84, Iss.
o
melampaui -10 C efisiensi akan semakin 9; pg. 1499, 6 pgs.
rendah, hal ini disebabkan oleh
perbedaan antara suhu luar dan dalam Northcutt, J.K., J.A. Cason, D.P. Smith, R.J.
yang semakin besar akibatnya laju Buhr and DL. Flecther. 2006. Broiler
pelepasan dingin melalui dinding akan Carcass Bacterial Counts After Immersion
meningkat. Chilling Using Either a Low or High
Volume of Water. Poultry Science. Vol.
3. Pengamatan terhadap karkas yang 85, Iss. 10; pg1802, 5 pgs.
didinginkan menunjukkan perubahan
m2
tingkat kekerasan dari 1,77 kg/m (paha) Thielke, S., S.K. Lhafi and M. Kuhne. 2005.
m2
dan 1,42 kg/m (dada) menjadi 0, 20 s/d Effect of Aging Prior to Freezing on
m2
0,30 kg/m dengan kecenderungan Poultry Meat Tenderness. Poultry
stabil. Sementara pada warna karkas Science. Vol. 84, Iss. 4, pg. 607,6 pgs.
selama penyimpanan tidak terjadi
perubahan warna yang berarti, hal ini Voidarou, C., D. Vassos, T. Kegos and A.
ditunjukan pada notasi warna W Koutsotoli. 2007. Aerobic and Anaerobic
(whiteness) dan L (lightness), yaitu nilai W Microbiology of the Immersion Chilling
berada pada kisaran 30-25, nilai L berada Procedure During Poultry Processing.
pada kisaran 70-76. Savoy. Poultry Science, Vol. 86 Iss. 6; pg.
1218, 5 pgs.

DAFTAR PUSTAKA Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi


dan Konsumen. P.T. Gramedia Pustaka
Anonim. 2006. Statistik Indonesia. Biro Pusat Utama, Jakarta.
Statistik, Jakarta.

Askar, A., and H.Treptow. 1993. Quality


Assurance in Tropical Fruit Processing.
Springer-Verlag Berlin Heiderberg.
Germany.

Bendall, D. 2000. Blast Chillers. Food


Management, vol.35 Iss.9; pg.73, 4 pgs.

Buhr, R.J., D.V. Bourassa, J.K. Northcutt and A.


Hinton. Jr. 2005. Poultry Science, Vol;.84,
Iss.9; pg.1999,6 pgs.

Charm, S.E. 1971. The Fundamentals of Food


Engineering. Second Edition, Westport,
Connecticut. The Avi Publishing
Company, INC, Boston Massachusetts.

Henderson, S.M., and R.L. Pery. 1976.


Agricultural Process Engineering. Third
40 ⊳ Vol. VI, No. 1, April 2008

You might also like