Professional Documents
Culture Documents
Chiller Karkas Jep April 2008
Chiller Karkas Jep April 2008
ABSTRAK
Rekayasa mesin pembeku (chiller) untuk membekukan karkas ayam dilakukan untuk menjawab kebutuhan
proses pembekuan karkas ayam di tingkat peternak dan untuk mengatasi tingginya tingkat kematian ayam selama
transportasi. Selain itu transportasi ayam dalam keadaan hidup disinyalir menambah resiko terhadap penyebaran
virus flu burung. Tujuan perekayasaan adalah untuk mendapatkan konstruksi mesin pembekuan karkas yang sesuai
dengan kebutuhan peternak kecil (30 ekor ayam per hari) sebelum di kirim ke konsumen. Pengujian terhadap chiller
o
karkas dengan beban 30 kg karkas ayam mencatat suhu beku - 5 C dalam waktu 15 menit, sedang untuk mencapai
o
suhu penyimpanan yang aman untuk jangka panjang (- 20 C) dicapai dalam waktu kurang lebih 4 jam, dengan
efisiensi chiller karkas 66,8 %. Pengamatan terhadap karkas yang didinginkan menunjukkan terjadi perubahan
2 2
tingkat kekerasan dari 1,77 kg/mm (paha) dan 1,42 kg/mm (dada) menjadi stabil pada kisaran 0,20 s/d 0,30
2
kg/mm . Sementara warna karkas selama penyimpanan tidak berubah, yang ditunjukkan dari nilai whiteness (W) dan
lightness (L) ,yaitu masing-masing berada pada kisaran 30-25 dan 70-76.
ABSTRACT
Design and construction of chiller to freeze chicken carcasses was conducted to meet poultry farmers need in
order to over come the problem of high mortality, during lived chicken transportation. Lived chicken transportation
indicates will increased high risk in avian influenza virus spreads. Objective of the research is to obtain a proper
chiller that fitted with poultry farmers need (30 kg chicken/ day) before distributed to the ultimate consumer.
o
Performance test of chiller when used to freeze 30 kg carcasses noted could reached -5 C temperature in 15
o
minutes, and - 20 C in about 4 hours with chiller efficiency was 66.8 %. Observation on hardness and color
2 2
change showed that the hardness decreased from 1.77 kg/mm (thigh) and 1.42 kg / mm (breast) to 0.20 – 0.30
2
kg/mm respectively. The carcasses colour during store in chiller was relatively stable, where the whiteness index is
in range of 30 to 25, and the lightness index is 70-76.
mengandung mikroba Clostridium perfringens, unggas hidup perlu diperbaiki dalam sistem
Fecal coliforms, Enterococcus sp. dan maupun teknologinya.
Streptococcus sp.. Sehingga penggunaan air Tujuan dari perekayasaan chiller karkas
dan volumenya dalam pencucian karkas akan ayam adalah mengembangkan teknologi
berpengaruh terhadap jumlah bakteri yang pembekuan karkas untuk memperbaiki sistem
mencemari karkas. Penelitian oleh Northcutt et penyimpanan dan transportasi karkas dari
al. pada tahun 2006, menunjukkan bahwa peternak ayam potong ke konsumen, sehingga
pencucian karkas dengan 2,1 l/kg lebih baik dalam jangka panjang akan menurunkan angka
dibanding dengan 16,8 l/kg, terlihat pada kematian unggas selama transportasi.
penghitungan pencemaran bakteri.
Pada kondisi optimum untuk pertumbuhan
mikroba pembusuk terdapat beberapa jenis BAHAN DAN METODE
mikroba yang menyerang daging segar seperti
Pseudomonas (daging berlendir), Bahan dan Peralatan
Achromobacter (noda biru), Micrococcus
(kuning), dan Penicillium (noda hijau) (Charm, Proses rancang bangun dan pengujian
1971). dilakukan di laboratorium rancang bangun Balai
Penambahan chlorine pada air yang Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian,
digunakan untuk mencuci karkas sebelum di Serpong, dengan diagram alir tahapan kerja
bekukan akan menekan cemaran bakteri, seperti disajikan pada Gambar 1. Bahan rancang
seperti Escherichia coli, coliforms, dan bangun dari chiller karkas adalah plat besi yang
salmonellae sp (Buhr et al., 2005). Perlakuan dilapisi cat anti karat pada bagian dinding,
awal terhadap karkas sebelum dibekukan perlu polyurethan (sebagai sekat dingin), amplas,
dilakukan untuk memusnahkan mikroba gerinda, dan sistem pendingin menggunakan
bawaan, salah satu cara adalah dengan kompresor 1 HP dengan refregerant R22 yang
menyemprot karkas dengan asam elektrolit atau dilengkapi kontrol digital. Pada pengujian
10% trisodium phosphate (TSP), atau kombinasi digunakan ayam potong (broiler) sebagai bahan
penyemprotan dan pencelupan (Kim et al., uji sebanyak 30 kg yang diperoleh dari pasar.
2005). Peralatan yang digunakan pada proses
Karkas ayam merupakan komoditi rancang bangun merupakan peralatan standard,
peternakan yang sangat mudah rusak akibat antara lain mesin pemotong plat, alat tekuk plat,
serangan bakteri/kapang maupun pembusukan peralatan las asetilen, dan peralatan pengecatan.
akibat reaksi kimia dari rantai proses Alat pengujian yang digunakan antara lain
penghancuran (Winarno, 1993), sehingga thermometer, jam kendali, alat pengukur
kecepatan proses pendinginan karkas akan kekerasan daging (hardnes tester), dan
sangat menentukan kualitas hasil akhir dari Instrumen pengukuran warna (Chromameter
karkas beku. Saat ini sudah banyak Minolta R-20).
berkembang teknik pembekuan cepat yang Proses rancang bangun chiller karkas
dikenal sebagai Blast Chiller. Pembekuan kapasitas 30 kg didasarkan pada parameter
karkas dengan blast chiller sangat ditentukan disain sebagai berikut :
oleh aliran udara dingin yang digunakan dan - Pengumpulan physical properties karkas
ketebalan tumpukan karkas (sebaiknya tidak ayam (sebagai bahan uji), seperti rapat
melebihi 2,5 inchi) (Bendall, 2000) . masa/berat specifik (δ), panas jenis (c),
Sistem transportasi unggas di Indonesia serta panas laten (Hfg).
pada umumnya masih dilakukan terhadap - Kapasitas chiller di dasarkan pada
unggas dalam keadaan hidup. Sistem ini kebutuhan peternak ayam broiler dalam
banyak mengadung kelemahan, antara lain skala kecil dengan tingkat pemotongan
biaya transportasi tinggi karena harus ayam 30 ekor/hari.
menggunakan wadah unggas, tingkat kematian - Pemilihan kapasitas condensing unit, tipe
di perjalanan tinggi (10%), mengakibatkan dari evaporating unit, serta cara perletakan
unggas mengalami stres, dan jangkauan evaporating unit di dalam ruang pendingin.
pemasaran relatif terbatas karena semakin jauh - Perlakukan awal terhadap karkas
semakin banyak unggas yang mati akibat stres. (dibungkus plastik crap) sebelum dibekukan
Sistem transportasi unggas dalam keadaan untuk menghindari efek terbakar (burnning).
hidup ini disinyalir menambah resiko - Cara peletakan karkas di dalam pendingin
tersebarnya virus flu burung atau Avians sehingga aliran udara dingin masih
Influenza. Sebagaimana diketahui penyebaran dimungkinkan.
virus ”Avians Influenza” (AI) merupakan
masalah aktual yang belum terpecahkan, Pengujian terhadap chiller dilakukan dalam
sehingga semua upaya, termasuk transportasi dua tahap, pertama uji fungsional untuk
34 ⊳ Vol. VI, No. 1, April 2008
Jurnal Enjiniring Pertanian
mengetahui berfungsinya chiller pada saat utama chiller meliputi condensing unit,
bekerja tanpa beban, serta uji kinerja chiller evaporating unit, serta ruang pendingin.
dengan beban 30 kg karkas ayam. Pengamatan
dilakukan pada capaian suhu chiller dan laju Condensing Unit
penurunan suhu. Sedang terhadap karkas
dilakukan pengamatan tingkat kekerasan, bau Komponen utama condensing unit terdiri
dan warna karkas guna mengetahui kemungkinan dari condensor, blower, filter, compressor, dan
terjadinya kerusakan karkas. ekspansi. Condensor digunakan untuk
Tingkat kekerasan karkas ayam diukur mendinginkan refrigerant setelah keluar dari
dengan menggunakan hardness tester, dimana evaporator yang terletak di dalam ruang
dan karkas ayam yang akan diukur tingkat pendingin, dimana pada saat keluar refrigerant
kekerasannya diambil pada bagian paha dan masih berada pada fase uap. Untuk kembali ke
2
dada (dalam bentuk irisan 2,5x2,5 cm dengan fase cair perlu dilakukan pendinginan terhadap
tebal 1 cm). Pengukuran warna menggunakan refrigerant, sehingga terjadi proses kondensasi.
notasi hunter system yang paling berhasil dalam Setelah refrigerant kembali ke phase cair
menentukan warna pada bahan pangan (Askar dilakukan penyaringan dengan menggunakan
and Treptow, 1993), dengan menggunakan silica gel yang sekaligus berfungsi menarik uap
chromameter Minolta R-20. air yang ada. Selanjutnya refrigerant melalui
ekspansi dan kembali dipompakan ke
evaporator dengan menggunakan compresor
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tekanan yang sangat tinggi. Refrigerant
akan ber-ekspansi dari tekanan tinggi ke
Rancangan Struktural tekanan rendah, pada saat perubahan fase
tersebut refrigerant akan menarik panas yang
Secara umum chiller karkas dioperasikan ada di dalam ruangan pendingin melalui
o
sampai tingkat suhu aman (-10 C) guna mekanisme evaporator.
penyimpanan dalam jangka menengah
(beberapa hari) maupun transportasi. Bagian
Proses rancang
bangun chiller
Uji kinerja
Tampak depan chiller karkas Rak dalam chiller karkas Evaporating unit chiller karkas
o
Condensing dan evaporating unit E di bawah suhu beku = 66,138 lb x (32 – 14) F x
0,4 Btu/lb
Perhitungan kebutuhan energi di hitung = 476,19 Btu
berdasarkan suhu awal dan akhir karkas (Tabel
2) serta jumlah karkas yang akan dibekukan E total = 9656,67 Btu
(dalam tiga langkah), dengan menggunakan
rumus sebagai berikut : Faktor keamanan 10%,
E = W karkas (lb) x ∆T x (c ) (diatas dan dibawah
suhu beku) ... ( Henderson and Pery, 1976) maka
E = W karkas (lb) x (Hfg ) (pada saat terjadi E total teoritis = 10.622,337 Btu
perubahan phase air)
Dimensi
No. Uraian Panjang Lebar Tinggi
(mm) (mm) (mm)
1 Bagian luar 924,5 839,0 1425,0
2 Bagian dalam 800,5 715,0 1265,0
Plat yang berupa lembaran di pola terlebih Tahap pemasangan condensing dan
dahulu sesuai peruntukan, kemudian dipotong evaporating unit
sesuai pola gambar yang telah dibuat,
selanjutnya plat ditekuk sehingga membentuk Condensing unit terdiri dari berbagai
bagian dari dinding ruang pendingin. komponen alat seperti condensor, blower,
ekspansi, filter, reciver refrigerant, dan pengatur
Tahap penyatuan dinding ruang pendingin tekanan tinggi dan rendah, kesemuanya harus
dirakit terlebih dahulu untuk menjadikannya satu
Penyatuan bagian dari dinding ruang kesatuan yang kompak (unit), maka perlu
pendingin dilakukan dengan pengelasan pada dibuatkan dudukannya terlebih dahulu yang
bagian dalam, hal ini dimungkinkan karena disesuaikan dengan ukuran, posisi, serta jarak
proses tekuk penuh pada bagian belakang nya terhadap evaporating sistim yang berada di
dinding sehingga proses penyambungan tidak dalam ruang pendingin. Sedang evaporator
terlihat dari bagian luar. sudah berbentuk unit, maka tidak diperlukan
perakitan terlebih dahulu sebelum dipasang,
Tahap pengisian polyurethan akan tetapi dapat langsung dipasang pada
bagian atas dari ruang pendingin.
Setelah proses penyatuan dinding ruang
pendingin, maka akan terbentuk rongga-rongga Hasil Unjuk Kerja Chiller Karkas
dimana polyurethan akan dimasukkan.
Selanjutnya dinding dilapis terlebih dahulu Unjuk kerja chiller karkas dengan beban
dengan triplek dengan ketebalan satu 30 kg karkas dapat dilihat pada Gambar 6, uji
38 ⊳ Vol. VI, No. 1, April 2008
Jurnal Enjiniring Pertanian
chiller diawali dengan pendinginan ruang chiller tercapai dalam waktu 31 menit. Akan tetapi
o
sampai suhu -20 C. Ketika karkas dimasukkan, pada pengujian tercapai setelah 36 menit,
o
terlihat suhu meningkat menjadi 11 C (akibat berarti efisiensi chiller karkas adalah sebesar
pintu dibuka). Dalam 15 menit suhu sudah 86,54 %.
o
kembali ke posisi -5 C, pada titik ini dapat Pengamatan terhadap karkas yang
dipastikan karkas sudah membeku. Untuk didinginkan menunjukkan perubahan tingkat
o 2
mencapai suhu -20 C chiller membutuhkan kekerasan dari 1,77 kg/mm (paha) dan 1,42
2
waktu 242,9 menit dihitung dari pintu dibuka kg/mm (dada), menurun menjadi pada kisaran
2
untuk memasukkan karkas ke dalam chiller , 0,20 s/d 0,30 kg/mm (Tabel 3) dan cenderung
dengan demikian laju penurunan suhu 0,13 stabil, Menurut Thielke et al. (2005), proses
o o o
C/menit (dihitung dari suhu 11 C sampai -20 C pengerasan karkas terjadi pada awal
dengan waktu 242,9). penyimpanan berkait dengan proses rigor
Berdasarkan hasil perhitungan kebutuhan mortis, dan setelah 8-9 jam proses tersebut
energi untuk mendinginkan 30 kg karkas ayam akan berakhir. Sementara pada warna karkas
sebesar 10.622,337 Btu (untuk mencapai suhu selama penyimpanan tidak terjadi perubahan
o
-10 C). Sementara kemampuan condensing unit warna yang berarti, hal ini ditunjukan pada
untuk menghasilkan energi dingin sebesar notasi warna W (whiteness) dan L (lightness),
489.600 Btu (24 jam) setara dengan 20.400 yaitu nilai W berada pada kisaran 30-25, nilai L
o
Btu/jam. Secara secara toritis suhu -10 C akan berada pada kisaran 70-76 (Tabel 3).
15
10
5
Suhu (oC)
0
0 1.0 1.4 2.1 3.3 4.6 9.7 13.1 16.4 21.1 29.1 43.1 67.5 106.8 185.0
242.9
-5
-10
-15
-20
-25
Waktu (menit)