You are on page 1of 4

PENGOLAHAN SEMEN CAIR DENGAN PENGENCER SUSU SEGAR,

SUSU SKIM, AIR KELAPA KUNING TELUR, DAN SITRAT KUNING


TELUR

Al Asmaul Husna
Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, I n s t i t u t P e r t a n i a n B o g o r , B o g o r
email: alasmaulhusnaa@gmail.com

Abstrak – Penggunaan semen cair dalam teknik Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kekurangan semen beku di daerah. Disamping pengaruh pengencer, penyimpanan semen cair
memerlukan temperatur lemari es (3-5°C) agar spermatozoa dapat bertahan cukup lama. Tujuan praktikum ini
adalah untuk mengetahui motilitas sperma pada perbedaan semen cair citrat kuning telur, air kelapa kuning
telur, susu skim, dan susu segar dalam waktu tujuh hari yang disimpan dalam temperatur lemari es. Semen yang
didapat dari sapi di kandang FKH dievaluasi secara mikroskopis untuk menentukan kelayakannya. Kemudian
semen diencerkan dengan masing-masing larutan pengencer dan ditambahkan antibiotik dan disimpan dalam
tabung falcon. Penyimpanan dilakukan dalam lemari es. Pengamatan motilitas dilakukan setiap hari pada sore
hari. Hasil praktikum menunjukan bahwa hingga hari ke-tujuh larutan pengencer sitrat kuning telur yang
mampu menjaga motilitas spermatozoa yaitu masih tersisa 15% dibandingkan larutan susu skim (8%), larutan
susu murni (5%), larutan air kelapa kuning telur (0%). Dapat disimpulkan bahwa larutan pengencer semen
sapi yang terbaik adalah larutan penegncer sitrat kuning telur yang dapat mempertahankan kualitas semen
cair.

Kata Kunci: semen cair, larutan pengencer, semen

1. PENDAHULUAN perah.
Teknik IB adalah pemasukan atau penyampaian
Kebutuhan konsumsi daging dan susu dari tahun semen ke dalam saluran reproduksi betina dengan
ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat menggunakan alat-alat buatan manusia bukan secara
dijadikan indikator prospek industri peternakan yang alam. Teknik IB dirasakan banyak memberikan
menjanjikan dimasa yang akan datang. Tingkat manfaat bagi perkembangan dunia peternakan,
populasi sapi dari tahun ke tahun tidak beranjak dari diantaranya adalah dapat mengoptimalkan
angka 11 juta ekor, angka ini tidak dapat mendukung penggunaan pejantan-pejantan unggul (Campbell et
pemenuhan kebutuhan konsumsi daging nasional. al. 2003), memperpendek calving interval, mengatasi
Akibatnya sampai saat ini Indonesia masih kendala jarak dan waktu, mencegah penularan
mengimpor daging sapi dengan jumlah 350.000 ekor penyakit menular, dan menghemat biaya
setiap tahunnya. Ketersediaan susu dari dalam negeri pemeliharaan pejantan.
juga masih rendah sehingga untuk mencukupi Keberhasilan IB ditentukan oleh berbagai faktor,
kebutuhan masyarakat pemerintah masih mengimpor diantaranya adalah faktor ternak betina, faktor
lebih dari 70% (Trobos 2008). inseminator, faktor peternak dan faktor pejantan,
Untuk meningkatkan populasi dan mutu genetik dalam hal ini adalah kualitas semen yang
ternak perlu diupayakan suatu teknologi reproduksi. dideposisikan ke dalam organ reproduksi betina.
Berbagai teknologi reproduksi seperti inseminasi Semen yang digunakan untuk IB, dapat menggunakan
buatan (IB), in vitro fertilisasi, transfer embrio, semen segar, semen cair ataupun semen beku.
sampai dengan teknik intra cytoplasmic sperm Semen cair adalah semen segar yang telah diberi
injection (ICSI) telah berkembang pesat (Foote 2000) bahan pengencer dan disimpan pada suhu 5oC dan
tetapi untuk kondisi Indonesia, IB adalah satu-satunya dapat digunakan dalam 3 sampai dengan 4 hari.
teknologi reproduksi yang paling aplikatif dan telah Prinsip utama pengawetan semen cair adalah menekan
memasyakarat secara luas terutama pada ternak sapi metabolisme spermatozoa. Menurut Mc. Kinnon
(1999), setiap penurunan suhu 10°C akan menurunkan diencerkan dengan pengencer air kelapa kuningtelur,
metabolisme spermatozoa sampai 50%. Dengan sitrat kuning telur, susu skim, dan susu segar. Semen
menghambat metabolisme spermatozoa, maka akan yang telah diencerkan disimpan pada lemari es suhu
dapat mempertahankan viabilitasnya beberapa hari 5°C dengan teknik water jacket. Untuk mengetahui
sampai saat digunakan untuk IB. Selama daya tahan hidup spermatozoa, semen cair dievaluasi
penyimpanan spermatozoa harus ditambahkan media motilitasnya setiap hari hingga hari ke-tujuh.
berupa bahan pengencer yang harus mengandung
sumber energi, buffer/larutan penyangga, komponen Analisis Data
isotonis dan pelindung terhadap kejutan dingin (cold Peubah yang diamati adalah motilitas
shock) yang terjadi selama penyimpanan pada suhu spermatozoa dengan perbedaan jenis bahan
rendah. pengencer yang dipakai. Data penurunan motilitas
Berbagai bahan pengencer telah diteliti oleh para setiap hari pengamatan dan ditabulasi diuji secara
ahli, diantaranya susu segar, susu skim, air kelapa deskriptif.
kuning telur dan sitrat kuning telur (Vishwanath dan
Shannon 2000) serta laktosa kuning telur. Praktikum 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
ini bertujuan untuk mengamati kemampuan berbagai
bahan pengencer dalam mempertahankan daya tahan Pada pengamatan motilitas spermatozoa sapi
hidup spermatozoa sapi FH. pada berbagai semen cair didapatkkan data sebagai
berikut.
2. MATERIAL DAN METODE

Materi Penelitian Motilitas Semen Cair Pada


Sebagai sumber semen digunakan sapi Frisien- Berbagai Larutan Pengencer
Holstein (FH), yang telah dewasa kelamin dipelihara
secara individual. 90
80
Penyiapan Bahan Pengencer 70
Pengencer semen yang digunakan dalam 60
praktikum ini adalah air kelapa kuningtelur, sitrat 50
%

kuning telur, susu skim, dan susu segar. Untuk 40


30
menghambat pertumbuhan kuman, pada bahan
20
pengencer ditambahkan antibiotik penisilin 0.2 ml
10
dan streptomisin 0.03 ml pada bahan pengencer.
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Koleksi semen
Hari ke-
Koleksi semen dilakukan pada siang hari Susu Skim
menggunakan vagina buatan dengan sapi betina Air Kelapa
Susu Murni
sebagai pemancing. Koleksi dilakukan sebanyak 1
kali ejakulat.

Evaluasi Semen
Evaluasi semen dilakukan secara mikroskopis. Penambahan bahan pengencer ke dalam semen
Evaluasi mikroskopis meliputi motilitas spermatozoa bertujuan untuk memperbanyak volume semen
dihitung secara subyektif kuantitatif dari 5 lapang sehingga jumlah betina yang dapat difertilisasi secara
pandang berdasarkan jumlah perbandingan buatan menjadi lebih banyak (Campbell et al., 2003).
spermatozoa yang motil dengan yang tidak motil Selain menambah volume, bahan pengencer harus
hyang dijadikan dalam persentase. dapat mempertahankan kelangsungan hidup
spermatozoa dalam jangka waktu tertentu.
Pengolahan Semen Pada praktikum ini, digunakan empat macam
Hanya semen yang mempunyai motilitas pengencer yaitu air kelapa kuningtelur, sitrat kuning
spermatozoa > 65% digunakan untuk pengolahan telur, susu skim, dan susu segar. Ke-empat pengencer
lebih lanjut. Semen dibagi ke dalam 4 tabung dan ini sudah dikenal luas dan telah banyak digunakan
dalam berbagai aplikasi pengenceran semen. Paulenz et pengencer ini kurang cocok untuk larutan pengencer
al. (2002) mengungkapkan bahwa masing-masing semen sapi, hal ini kemungkinan diakibatkan oleh tidak
pengencer memiliki keistimewaan dan mampu adanya unsur buffer yang cocok di dalam pengencer
memberikan pengaruh yang berbeda terhadap kualitas tersebut.
spermatozoa. Campbell et al. (2003) menyatakan Tanpa melihat jenis pengencer yang digunakan,
bahwa bahan pengencer harus memiliki nutrisi yang secara umum kualitas semen cair, menurun sejalan
cukup, pH sekitar 6,5 – 6,7, mengandung buffer dan dengan waktu penyimpanan. Hal ini disebabkan oleh
mampu memberikan proteksi terhadap kontaminasi proses metabolisme yang terjadi selama penyimpanan.
bakteri dan cold shock. Bahan pengencer juga harus Meskipun metabolisme dihambat pada penyimpanan
bebas dari bahan-bahan toksik, mudah dibuat, dapat suhu rendah, tetapi metabolisme masih tetap terjadi.
diproduksi kembali, murah dan mudah diperoleh. Menurut Best (2006), dalam proses metabolisme
Pengamatan motilitas spermatozoa sapi FH spermatozoa akan dihasilkan hasil akhir radikal bebas
dengan berbagai macam bahan pengencer didapatkan berupa derivat oksigen diantaranya adalah singlet
hasil yang berbeda untuk setiap bahan pengencer yang oxygen (1O2), triplet oxygen (3O2) superoxide anion
digunakan. Pada grafik diatas, terlihat bahwa sampai (.O2-), hydroxyl radical (.OH) dan nitric oxide ( .NO-)
dengan penyimpanan hari ke-tujuh, motilitas yang keseluruhannya disebut dengan reactive oxygen
spermatozoa tertinggi hari ke-enam pengamatan species (ROS). Singlet oxygen dapat merusak ikatan
terdapat pada pengenceran Sitrat kuning telur (15%), rangkap pada asam lemak sehingga dapat
diikuti oleh susu skim (8%), lalu oleh susu murni (5%), menyebabkan kerusakan pada DNA dan protein.
dan motilitas spermatozoa terendah terdapat pada air Singlet oxygen jika bereaksi dengan asam amino
kelapa kuning telur (0%). histidin akan membentuk enzim yang dapat
Perbedaan hasil motilitas semen pada tiap-tiap menyebabkan denaturasi protein.
pengencer dipengaruhi oleh perbedaan komposisi yang Kerusakan spermatozoa saat preservasi pada suhu
terkandung dalam bahan pengencer. Skim milk adalah 5°C, selain akibat ROS juga akibat terjadinya cold
bagian yang tertinggal setelah susu diambil krimnya. shock. Dengan menurunkan suhu penyimpanan sampai
Skim milk yang digunakan pengencer dengan harga 4-5°C, metabolisme akan dihambat dan dapat
yang murah, kadar lemak yang rendah dan mempertahankan hidup spermatozoa lebih lama
memudahkan pemeriksaan menggunakan mikroskop. dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu ruangan.
Pengencer skim milk kerap digunakan dengan Akan tetapi suhu yang rendah tersebut akan
ditambahkan kuning telur, sedangakn pengunaan menyebabkan terjadinya kejutan dingin pada
kuning telur sebagai krioprotektan ekstraseluler. Bahan spermatozoa yang dikenal dengan cold shock. Pada
pengencer susu segar dan susu skim mengandung praktikum ini selain perbedaan kandungan bahan
protein dan glukosa yang digunakan sebagai nutrisi pengencer, kerusakan akibat ROS dan juga cold shock,
bagi spermatozoa, akan tetapi di dalam protein susu menyebabkan semen cair sapi FH hanya bisa bertahan
mengandung albumin yang berupa lactenin, suatu zat hingga hari ke-enam.
anti streptococcus pada air susu dan dapat menurunkan
kualitas sperma. Untuk menetralkan lactenin harus 4. KESIMPULAN
dipanaskan secara tidak langsung pada suhu 92 sampai
98°C selama 10 menit (Salisbury dan Van Demark Pada pembuatan semen cair sapi FH, pengencer
1985). Pada kuning telur merupakan sumber lesitin dan sitrat kuning telur merupakan pengencer terbaik
phospholipid, yang bekerja melindungi membran sel dalam mempertahankan motilitas spermatozoa
dari cekaman dingin. Pengenceran dengan sitrat sampai enam hari pengamatan dalam penyimpanan di
didapatkan motilitas yang lebih kecil dibandingkan lemari es dengan suhu (3-5°C).
dengan pengencer tris. Sitrat mempunyai kemampuan
sebagai larutan penyangga. Air kelapa mengandung 4% DAFTAR REFERENSI
bahan padat, yang antara lain mengandung 1-2% gula
berupa sukrosa, glukosa, dan fruktosa (Qomariah [1] W . L . R a h a l , N . Benabadji, A.H.
2000). air kelapa dan sitrat harus ditambahkan kuning Belbachir, ” Software And Hardware
telur, karena di dalam kuning telur terdapat lipoprotein Implements For Tracking Low Earth Orbit (LEO)
dan lesitin yang dapat mengurangi efek cold shock bagi Satellites”, Revue Teledetection, vol 8, no 2, 2008,
spermatozoa, sehingga mengurangi kerusakan pada p.137-146.
saat pengenceran, pendinginan dan pembekuan. Pada [2] E. Pitowarno, Robotika: Desain, Kontrol Dan
pengencer air kelapa kuning telur, terlihat bahwa
Kecerdasan Buatan, Penerbit Andi, Yogyakarta, [3] T.S. Kelso, NORAD Two-Line Element Sets,
2006. http://celestrak.com/NORAD/element

You might also like