Professional Documents
Culture Documents
237 910 1 PB
237 910 1 PB
213
Zulkipli, Yakup, Sodikin dan Syawal
214
Pengaruh Interval Pengendalian Gulma dan Aplikasi Herbisida terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Tanaman Karet TBM
215
Zulkipli, Yakup, Sodikin dan Syawal
Tabel 1. Nilai SDR gulma pada awal penelitian sebelum perlakuan di kebun karet TBM
Table 1. Weed SDR Value on Pre Treatment at Immature Rubber Plantation (IRP)
Nilai SDR
Nama gulma
No SDR Value
Weed name
(%)
Daun sempit
1. Digitaria adscendets (H.B.K.) Hern 19,55
2. Scleria sumatrensis 8,31
3. Ischaemum timorense Kunth 7,08
4. Axonopus compressus (Swartz.) 4,32
5. Panicum repens 2,53
6. Paspalum conjugatum Berg. 2,13
7. Panicum maximum Jaeg. 1,65
8. Scleria bancana 0,52
SDR no. 9-12 1,15
SDR daun sempit 47,24
Daun lebar 15,16
1. Merremia umbellata 14,93
2. Borreria latifolia 4,28
3. Clibadium arboreum 2,52
4. Borreria laevis 2,35
5. Ipomea triloba 2,04
6. Eurphobia hirta 1,86
7. Sida rombhifolia 1,26
8. Urena labota 0,93
9. Mimosa invisa 0,86
10. Tetracera scandens (Linn.) Merr. 0,64
11. Asystasia coromandeliana 0,58
12. Ageratum coneyzoides 0,52
13. Tetracera scandens (Linn.) Merr. 0,48
14. Melastoma affinne (Linn.) 0,45
15. Sparganophorus vaillantii Cranz. 0,32
16. Stachytarpheta indica (Linn.) Vahl 0,3
SDR no. 17-26 3,28
SDR daun lebar 52,76
Jumlah SDR 100
47,24%). Spesies yang memiliki nilai SDR jenis gulma. Menurut Budi et al. (2008) pada
tertinggi adalah Digitaria adscendets lahan baru dibuka akan ditumbuhi dari
(H.B.K.) Hern (19,55%), diikuti Merremia jenis gulma herba dan rumput semusim,
umbellata (15,16%) dan Borreria latifolia seperti Borreria latifolia, Ageratum
(14,93%). Pada kebun karet TBM awal coneyzoides, Mimosa invisa dan Digitaria
penanaman, kondisi kebun masih cukup adscendets (H.B.K.) Hern.
terbuka dan sebagian besar faktor
pertumbuhan belum dimanfaatkan Pada kebun karet TBM diawal
tanaman pokok (karet) sehingga ruang penelitian lebih banyak ditumbuhi jenis
kosong yang ada di jalur dan gawangan gulma semusim daun lebar dan sempit yang
biasanya akan segera ditumbuhi berbagai memiliki karakteristik reproduksi bijinya
216
Pengaruh Interval Pengendalian Gulma dan Aplikasi Herbisida terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Tanaman Karet TBM
banyak dalam waktu singkat dan tumbuh gulma yang masih berjalan lambat sehingga
pesat pada musim hujan. Dari aspek jumlah bobot kering dan penutupan gulma yang
spesies jenis gulma daun lebar jauh lebih dihasilkan antar petak perlakuan di awal
banyak tetapi dari Nilai SDR kedua jenis penelitian relatif sama atau berbeda tidak
gulma tersebut hampir berimbang. Hal ini nyata. Menurut Moenandir (2010)
menunjukkan laju pertumbuhan dan pertumbuhan gulma biasanya diasumsikan
perkembangan gulma daun sempit lebih perubahan ukuran atau bobot berubah
cepat. Diduga penyebab spesies gulma dari secara sigmoid atau eksponensial
daun lebar muncul sebagai gulma lebih berdasarkan waktu.
dominan dari jenis gulma daun sempit pada
awal penelitian dikarenakan jumlah Pengaruh perlakuan interval waktu
spesiesnya jauh lebih besar. pengendalian terhadap pertumbuhan
gulma menunjukkan pertumbuhaan gulma
Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot makin tertekan pada petak perlakuan
Kering dan Penutupan Gulma interval waktu pengendalian lebih singkat,
yang dicerminkan bobot kering dan
Hasil pengamatan terhadap bobot penutupan gulma yang dihasilkan setiap
kering dan penutupan gulma sebagai bulan. Hasil uji BNT pengaruh interval
parameter pertumbuhan pada awal pengendalian terhadap bobot kering gulma
penelitian pra perlakuan kondisi yang dihasilkan antar petak perlakuan
pertumbuhan gulma relatif seragam dan interval pengendalian satu, tiga dan enam
masih berjalan lambat. Bobot kering dan bulan sekali berbeda nyata (Juni dan
penutupan gulma antar petak perlakuan Desember 2013). Sedangkan pada bulan
pra perlakuan adalah 167,26-190,84 g/m2 Juni 2014 hanya berbeda nyata antar
dan 56,50-64,62% /m2. Hasil uji BNT perlakuan interval pengendalian enam
terhadap bobot kering dan penutupan gulma bulan sekali dengan satu bulan sekali
antar petak perlakuan pada awal penelitian sedangkan terhadap perlakuan tiga bulan
(pra perlakuan perlakuan) berbeda tidak sekali berbeda tidak nyata (Tabel 2).
nyata (Tabel 2, 3, 4 dan 5). Hal ini Pengaruh perlakuan interval pengendalian
dikarenakan kondisi gulma pra perlakuan terhadap penutupan gulma diketahui bahwa
masih pada fase awal pertumbuhan karena pentupan gulma berbeda nyata antara
pembukaan lahan dilakukan pada bulan perlakuan interval pengendalian satu bulan
Agustus dan awal musim hujan dimulai sekali dengan dengan perlakuan tiga dan
bulan Oktober. Pertumbuhan fase awal enam bulan sekali (Juni dan Desember
tumbuhan secara umum biasanya berjalan 2013). Sedangkan pada bulan Juni 2014
lambat dan akan meningkat sejalan dengan punutupan gulma antar petak perlakuan
pertambahan waktu. Kondisi pertumbuhan interval pengendalian satu bulan sekali
Tabel 2. Pengaruh interval pengendalian pada bobot kering gulma di kebun karet TBM
Table 2. Effect of weed control interval on the dry weight of weed at immature rubber
plantation
Bobot kering gulma berbagai bulan
Dry weight of weed on each month
Interval (g/m2)
pengendalian Pra Pasca perlakuan
Control interval Pre Post treatment
Des 2012 Juni 2013 Des 2013 Juni 2014
Dec 2012 June 2013 Dec 2013 June 2014
A1 (satu bulan) 172,60 709,18 a 1031,3 2 a 534,92 a
A2 (tiga bulan) 171,10 1427,8 b 2849,45 b 2181,83 b
A3 (enam bulan) 192,99 1825,00 c 4110,18 c 3165,184 b
BNT 0,05 24,64 308,89 2521,43 1164,86
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata
(Number followed by the same letter in the same column are not significantly different)
217
Zulkipli, Yakup, Sodikin dan Syawal
dengan tiga bulan sekali berbeda tidak nyata masing-masing petak perlakuan tertera
(Tabel 3). pada Tabel 4. Dari data pada Tabel 4
diketahui bahwa bobot kering gulma lebih
Pengaruh perlakuan aplikasi rendah pada perlakuan herbisida campuran
herbisida terhadap bobot kering dan glifosat + metil metsulfuron, diikuti
pentupan gulma sebagai parameter perlakuan herbisida glifosat, parakuat dan
pertumbuhan, menunjukkan bahwa secara parakuat + metil metsulfuron dan ditebas.
umum pertumbuhan gulma lebih terhambat Hasil uji BNT menunjukkan terhadap bobot
antara perlakuan herbisida dengan cara kering gulma yang dihasilkan pada
ditebas, antara perlakuan herbisida tunggal perlakuan glifosat + metil metsulfuron
(glifosat) dengan parakuat dan antara dengan perlakuan ditebas dan kontrol
herbisida campuran glifosat + metil berbeda nyata sedangkan terhadap
metsulfuron dengan parakuat + metil perlakuan lainnya berbeda tidak nyata (Juni
metsulfuron. Pengaruh perlakuan aplikasi 2013). Bobot kering gulma yang dihasilkan
herbisida terhadap bobot kering gulma pada (Desember 2013) pada perlakuan glifosat +
Tabel 3. Pengaruh interval waktu pengendalian gulma terhadap penutupan gulma di kebun
karet TBM
Table 3. Effect of weed control interval on the cover of weed at immature rubber plantation
Penutupan gulma berbagai bulan
Interval Cover of weed on each month
pengendalian (% per m2)
Control interval Des 2012 Juni 2013 Des 2013 Juni 2014
Dec 2012 June 2013 Dec 2013 June 2014
A1 (satu bulan) 62,88 (7,93) 12,17 (3,56)a 14,32 (3,85)a 20,38 (4,57)a
A2 (tiga bulan) 60,02 (7,78) 21,06 (4,59)b 49,76 (7,09)b 24,90 (5,04)a
A3 (enam bulan) 60,65 (7,82) 21,40 (4,68)b 67,06 (8,22)c 70,22 (8,4)b
BNT 0,05= 0,42 0,49 0,37 0,72
Nilai yang ada dalam kurung ( ) merupakan hasil tranformasi (√ x + 0,5)
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti tidak berbeda nyata
(Number followed by the same letter in the same column are not significantly different)
Tabel 4. Pengaruh aplikasi herbisida terhadap bobot kering gulma di kebun karet TBM
Table 4. Effect of herbicide application on the dry wieght of weed at IRP
Bobot kering gulma setiap bulan
Dry weight of weed on each month
Aplikasi
(g/m2)
herbisida
Pra perlakuan Pasca perlakuan
Herbicied
Pre treatment Post treatment
aplication
Des 2012 Juni 2013 Des 2013 Juni 2013
Dec 2012 June 2013 Dec 2013 June 2013
B1 (gli) 167,26 894,60 a 1244,17 ab 934,63 ab
B2 (par) 170,15 1025,40 a 1769,38 bc 859,74 ab
B3 (gli + mm) 165,98 818,10 a 897,70 a 596,81 a
B4(par+ mm) 170,83 967,80 a 1884,79 bc 1269,71 a
B5 (ditebas) 189,31 1632,20 b 3241,66 d 1735,89 b
B6 (kontrol) 190,84 2587,8 c 8380,90 e 4975,39 c
BNT 0,05 34,85 436,82 682,65 1165,45
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata
(Number followed by the same letter in the same column are not significantly different)
218
Pengaruh Interval Pengendalian Gulma dan Aplikasi Herbisida terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Tanaman Karet TBM
metil metsulfuron berbeda nyata terhadap gulma tahunan serta untuk gulma rumput
perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan (Syawal & Yakup, 2002). Penjelasan tersebut
glifosat. Sedangkan pada bulan Juni 2014, sebagai alasan yang menyebabkan bobot
bobot kering gulma yang dihasilkan kering gulma di petak perlakuan herbisida
perlakuan glifosat + metil metsulfuron lebih rendah dibanding pada petak
hanya berbeda nyata dengan perlakuan perlakuan ditebas.
ditebas dan kontrol sedangkan terhadap
perlakuan lainnya berbeda tidak nyata. Bobot kering dan penutupan gulma
lebih rendah pada petak perlakuan
Pengaruh perlakuan aplikasi herbisida sistemik (glifosat) lebih rendah
herbisida terhadap penutupan gulma dibanding pada petak perlakuan herbisida
selama penelitian memperlihatkan bahwa kontak (parakuat). Hal ini disebabkan
penutupan gulma lebih rendah pada perbedaan daya berantas dan durasi
perlakuan glifosat + metil metsulfuron, pengendalian dari kedua jenis herbisida
diikuti perlakuan glifosat sedangkan tersebut. Herbisida glifosat merusak atau
penutupan gulma lebih tinggi pada membunuh organ di atas tanah dan dalam
perlakuan ditebas dan kontrol. Penutupan tanah sedangkan herbisida kontak tidak
gulma pada perlakuan herbisida campuran bisa mengendalikan organ di bawah tanah
glifosat + metil metsulfuron selalu berbeda seperti akar dan rizoma gulma. Selanjutnya
nyata terhadap perlakuan lainnya selama Adnan, Hasanuddin, & Manfarizah (2012)
penelitian (Tabel 5). Pertumbuhan gulma menyatakan bahwa herbisida parakuat
lebih terhambat pada petak perlakuan durasi efektif pengendalian lebih pendek (4,0
pengendalian dengan herbisida dibanding -11,75 minggu) dibandingkan dengan
pengendalian gulma dengan cara ditebas, herbisida glifosat (14,5 -15,00 minggu).
karena herbisida dapat membunuh seluruh Konsekuensi durasi efektif pengendalian
organ gulma yang terkena semprotan yang pendek menyebabkan dalam waktu
termasuk akar. Sedangkan pengendalian lebih singkat pertumbuhan gulma lebih
dengan cara ditebas hanya membunuh cepat.
bagian organ yang terpotong dan bagian
gulma yang tidak terpotong dalam waktu Perlakuan herbisida campuran
singkat akan membentuk tunas baru. glifosat + metil metsulfuron lebih efektif
Penebasan gulma hanya efektif untuk gulma menekan pertumbuhan gulma dibanding
perdu setahun dan kurang efektif untuk dengan perlakuan lainnya. Hal ini
Tabel 5. Pengaruh aplikiasi herbisida terhadap penutupan gulma di kebun karet TBM
Table 5. Treatment effect of herbicide application on the cover of weed at IRP
Penutupan gulma bebagai bulan
Cover of weed on each month
Aplikasi
( % per m2)
herbisida
Pra perlakuan Pasca perlakuan
Herbicide
Pre treatment Post treatment
application
Des 2012 Juni 2013 Des 2013 Juni 2013
Dec 2012 June 2013 Dec 2013 June 2013
B1 (gli) 64,62 (8,07) a 4,88 (2,32)b 26,54 (5,20)b 19,75 (4,50) b
B2 (par) 56,50 (7,55)a 9,61 (3,18)c 31,08 (5,62) b 26,74(5,22)bc
B3 (gli + mm) 58,32 (7,67)a 1,72 (1,49)a 20,93 (4,63) a 10,72(3,35) a
B4(par+ mm) 59,64(7,75) a 7,62 (2,85)bc 26,74(5,22) b 32,10(5,71) c
B5 (ditebas) 63,66(8,01) a 40,33 (6,39)d 59,25(7,73) c 51,92(7,24) d
B6 (kontrol) 62,01(7,90)a 87,86(9,43)e 98,10(9,93) d 99,99(10,02)e
BNT 0,05 0,59 0,69 0,53 1,02
Nilai yang ada dalam kurung ( ) merupakan hasil tranformasi (√ x + 0,5)
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata
(Number followed by the same letter in the same column are not significantly different)
219
Zulkipli, Yakup, Sodikin dan Syawal
dicerminkan dari bobot kering dan pentupan sekali terhadap perlakuan interval
gulma yang dihasilkan lebih rendah pengendalian enam bulan sekali (Tabel 6).
dibandingkan dengan petak perlakuan
herbisida lainnya. Pertumbuhan gulma lebih Pada perlakuan interval
terhambat pada perlakuan herbisida pengendalian lebih singkat (setiap bulan)
campuran glifosat + metil metsulfuron yang dilakukan secara terus menerus dapat
karena perlakuan tersebut memperluas menekan pertumbuhan gulma dan lama
spektrum kerja herbisida yakni kelamaan jenis gulma yang peka akan mati.
menghasilkan daya berantas yang lebih baik Berbeda pada perlakuan interval lebih lama
terhadap gulma berdaun sempit dan (enam bulan sekali) gulma sempat untuk
berdaun lebar. Hal lainnya adalah tingkat tumbuh dan berkembang di kebun karet.
efektivitas pengendalian ditentukan durasi Menurut Syawal dan Yakup (2002)
pengendalian, adanya pencampuran dengan kehadiran gulma akan menguras sumber
bahan aktif sistemik (metil metsulfuron) daya yang ada dengan cepat, jika
akan meningkatkan durasi pengendalian berlangsung dalam waktu yang lama
lebih lama. Hasil penelitian ini sejalan ketersediaan faktor pertumbuhan makin
dengan hasil penelitian Sinuraya dan berkurang sehingga akan terjadi kompetisi
Simanjuntak (2004) yang melaporkan pada dalam penggunaan faktor pertumbuhan
perlakuan herbisida glifosat tunggal bobot tersebut. Tanaman karet merupakan
kering gulma adalah 4,03 g/m2 sedangkan tanaman yang memiliki tipe pertumbuhan
pada perlakuan glifosat + metil metsulfuron, ritme, yang proses pertumbuhannya segera
bobot kering gulma yaitu 3,87 g/m2. terganggu jika faktor pertumbuhan
terbatas. Jika berlangsung dalam waktu
Pengaruh Perlakuan Terhadap lama maka pertumbuhan akan terhenti
Pertumbuhan Lilit Batang Tanaman Karet secara temporer atau permanen (Aidi-
Daslin, 2014). Pertumbuhan lilit batang
Keragaman pertumbuhan lilit batang karet ditentukan oleh proses pertumbuhan
tanaman karet mulai terlihat antar interval sekunder atau pertumbuhan ke samping
pelakuan pada umur 14 bulan. pada batang yang sangat dipengaruhi
Pertumbuhan lilit batang tanaman karet ketersedian faktor pertumbuhan (Cambell et
makin tertekan pada interval pengendalian al., 2012). Diduga faktor pertumbuhan
lebih lama. Hasil uji BNT pengaruh cukup tersedia pada petak perlakuan
perlakuan terhadap lilit batang karet interval pengendalian 1-3 bulan sekali dan
menunjukan berbeda tidak nyata antara kurang tersedia pada petak perlakuan
perlakuan interval pengendalian setiap interval pengendalian 6 bulan sekali. Hal ini
bulan dengan perlakuan interval yang menyebabkan pertumbuhan lilit
pengendalian tiga bulan sekali. Berbeda batang pada karet lebih tinggi pada petak
nyata antara perlakuan interval perlakuan interval pengendalian lebih
pengendalian setiap bulan dan tiga bulan singkat.
Tabel 6. Pengaruh interval waktu pengendalian gulma terhadap pertumbuhan lilit batang
tanaman karet
Table 6. The effect of weed control interval on the girth of rubber plant
Lilit batang pada berbagai umur
Interval The girth on each age
pengedalian (cm)
Control interval 2 bulan 8 bulan 14 bulan 20 bulan
(2 month) (8 month) (14 month) (20 month)
A1 (satu bulan) 2,03 4,86 10,37 b 15,72 b
A2 (tiga bulan) 2,22 4,88 9,73 b 14,61 b
A3 (enam bulan) 2,04 4,95 8,94 a 13,15 a
BNT 0,05= tn tn 0,70 1,13
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata
(Number followed by the same letter in the same column are not significantly different)
220
Pengaruh Interval Pengendalian Gulma dan Aplikasi Herbisida terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Tanaman Karet TBM
Tabel 7. Pengaruh aplikasi herbisida terhadap pertumbuhan lilit batang tanaman karet
Table 7. The effect of herbicide application on the girth of rubber plant
Lilit batang pada berbagai umur
Aplikasi
The girth on each Age
herbisida
(cm)
Herbicede
2 bulan 8 bulan 14 bulan 20 bulan
application
(2 month) (8 month) (14 month) (20 month)
B1 (gli) 2,02 5,12 c 10,78 cd 16,26 cd
B2 (par) 2,05 5,07 c 10,30 c 15,54 c
B3 (gli + mm) 2,35 5,34 cd 11,44 d 16,95 cd
B4 (par+mm) 2,10 5,51 d 11,07 cd 17,15 d
B5 (ditebas) 1,94 4,60 b 8,41 b 12,65 b
B6 (kontrol) 2,10 3,74 a 6,05 a 8,41 a
BNT 0,05= tn 0,31 0,70 1,59
Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama berarti berbeda tidak nyata
(Number followed by the same letter in the same column are not significantly different)
221
Zulkipli, Yakup, Sodikin dan Syawal
Gambar 1. Hubungan antara bobot kering gulma dengan lilit batang tanaman karet
Figure 1. Relationship between dry weight of weed to the girth of rubber plant
KESIMPULAN
UCAPAN TERIMA KASIH
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
hasil penelitian ini adalah bahwa Penulis mengucapkan terimakasih
pertumbuhan gulma daun lebar lebih kepada Kepala Badan SDMP, Kepala Pusat
222
Pengaruh Interval Pengendalian Gulma dan Aplikasi Herbisida terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Tanaman Karet TBM
Pendidikan Pertanian, Kepala SMK-PP Fatonah, S., Asih, D., Mulyanti, D., & Iriani,
Sembawa dan Staf atas bantuannya selama D. (2013). Penentuan waktu
ini. Kepala dan Staf Laboratorium pembukaan stomata pada gulma
Kesuburan Tanah Fakultas Pertanian melastoma malabathricum L. di
Universitas Sriwijaya atas fasilitas penelitian perkebunan gambir, Kampar Riau.
yang disediakan. Biospecies, 6(2), 15-22.
223
Zulkipli, Yakup, Sodikin dan Syawal
Salisbury, F. B., & Ross, C. W. (1995). Suryaningtyas, H., & Kuswanhadi. (1994).
Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Pengaruh sistem dan frekuensi
Perkembangan Tumbuhan dan penyiangan gulma terhadap
Fisiologi Lingkungan. Edisi Keempat. pertumbuhan tanaman karet muda
Bandung, Indonesia: ITB. belum. Prosiding Konferensi XII
Himpunan Ilmu Gulma Indonesia (p.
Sari, H. F. M., & Rahayu, S. S. B. (2013). 491-496). Padang, Indonesia:HIGI.
Jenis-jenis gulma yang ditemukan di
perkebunan karet (Hevea brasiliensis) Suryaningtyas, H. (2014). Pengendalian
Desa Rimbo Datar Kabupaten 50 Kota Gulma Sapta Bina Usaha Karet Rakyat
Sumatera Barat. Biogenesis, 1(1), 28- (p. 79-89). Palembang, Indonesia:
32. Balai Penelitian Sembawa.
Sembodo, D. R. J. (2010). Gulma dan Syawal, Y., & Yakup. (2002). Gulma dan
Pengelolaannya. Yogyakarta, Teknik Pengendaliannya. Edisi Revisi.
Indonesia: Graha Ilmu. Jakarta, Indonesia: PT. Raja Grafindo
Persada.
Sinuraya, G., & Simanjuntak, K. (2004).
Pengaruh aplikasi beberapa herbisida Syarifah, A. P., Suhendry, I., & Sayurandi.
terhadap munculnya suksesi gulma (2014). Genotipe terpilih berdasarkan
pada tanaman karet. Prosiding karakteristik pertumbuhan dan hasil
Konferensi Nasional XVI. Himpunan lateks dari UP/03/96. Jurnal
Ilmu Gulma Indonesia (p. 173-183). Penelitian Karet, 32(1), 98-108.
Bogor, Indonesia: HIGI.
Wibowo, A., & Nazif, M. (2007). Efektivitas
Steel, R. G. D., & Torrie, J. H. (1995). Prinsip herbisida monoamonium glifosat
dan Prosedur Statistika Suatu untuk pengendalian gulma di bawah
Pendekatan Biometrik. Jakarta, tegakan sengon di Parung Panjang
Indonesia: PT Gramedia Pustaka Jawa Barat. Jurnal Penelitian Hutan
Utama. Tanaman, 4(1), 37-50.
224