You are on page 1of 13

eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 77-89

ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id


© Copyright 2017

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK


DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC
(Studi Kasus Bank Maybank Indonesia Dan Bank Mega periode
2015-2016)

Familianus Dundang1

Ringkasan
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat kesehatan bank antara Bank
Maybank Indonesia dan Bank Mega Periode 2015-2016 dengan menggunakan
metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital).
Alat analisis yang dipergunakan adalah Metode RGEC (Risk Profiel, GCG,
Earning, Capital). Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif dengan subjek penelitian Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega
yang terdaftar dalam direktori Bank Indonesia, dan memiliki laporan tahunan
periode tahun 2015-2016. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah
teknik dokumentasi dan teknik kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan secara
keseluruhan kinerja keuangan Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega selama
periode 2015-2016 dari segi Risk Profiel yaitu dengan menganalisis risiko kredit
yang diwakili dengan rasio NPL miliki Bank Maybank Indonesia dalam kondisi
Cukup Sehat sedang Bank Mega memilki kondisi Sehat sehingga Bank Mega
dikatakan baik dan dari analisis risiko likuiditas yang diwakili dengan rasio LDR
Bank Maybank Indonesia berada pada kondisi Cukup Sehat dan Bank Mega
berada pada kondisi Sangat sehat jadi dapat dikatakan Bank Mega Likuid.
Sedangkan dari segi Good Corporate Governance (GCG) kinerja Bank Maybank
Indonesia dan Bank Mega Baik. Serta dari segi Rentabilitas (Earning) yaitu
dengan menganalisis rasio ROA dan Rasio NIM, Bank Maybank Indonesia
dikatakan Baik sedangkan Bank Mega Sangat Baik. Dan sedangkan kinerja
keuangan Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega dari segi Permodalan
(Capital) dengan menganalisis atau menghitung rasio CAR (Capital Adequacy
Ratio) Bank dikatakan Sangat Baik.

Kata kunci: Kesehatan Bank, Metode RGEC

Pendahuluan
Latar Belakang
Mengingat saat ini kepercayaan masyarakat menurun terhadap bank dan
saat ini dunia perbankan juga mengalami persaingan yang semakin ketat karena
kondisi perekonomian yang semakin terbuka maka Bank Indonesia mengeluarkan
peraturan baru dan dalam dasar hukum penilaian tingkat kesehatan bank
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 tentang penilaian

1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: Familianusddg@gmail.com
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 77-89

kinerja keuangan bank umum pada tanggal 05 Januari 2011 petunjuk teknis
pelaksanaannya mengacu ke Surat Edaran No.13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober
2011. Isi dari peraturan tersebut adalah bahwa bank diwajibkan untuk melakukan
penilaian sendiri (self assessment) terhadap tingkat kesehatan masing-masing
bank. Kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank untuk melakukan
kegiatan operasi perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara–cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku (Triandaru dan Santoso, 2006:51).
Prinsip penilaian kesehatan perbankan menurut Surat Edaran
No.l3/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 adalah berorientasi risiko,
proporsionalitas, materialitas, siginifikansi, komprehensif dan terstruktur. Adanya
aturan tentang kesehatan bank ini, diharapkan sektor perbankan selalu dalam
kondisi sehat sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan
dengan perbankan. Adapun cakupan yang digunakan dalam penilaian kesehatan
bank yang merujuk pada metode RGEC yang terdapat pada Surat Edaran
No.13/24/DPNP yaitu Risk Profile (R), Good Corporate Governance (G),
Earnings (E), dan Capital (C) untuk menghasilkan peringkat komposit tingkat
kesehatan bank.
Bank pemerintah di bagi menjadi dua yaitu Bank Swasta Asing dan Bank
Swasta Nasional. Bank Maybank Indonesia adalah bank swasta asing yang
merupakan cabang dari bank asing yang berpusat di luar negeri (membuka cabang
di Indonesia) yang dimiliki oleh negara malaysia, Maybank Indonesia merupakan
perubahan dari BII (Bank Indonesia Internasional) yang kemudian diambil alih
grup Malayan Banking Berhad (Maybank). Dan Bank Mega merupakan bank
swasta nasional yang dimiliki oleh pengusaha nasional Indonesia atau badan-
badan hukum yang peserta dan pimpinannya terdiri atas warga negara Indonesia.
Maka peneliti tertarik untuk menganalisis atau membandingkan kinerja keuangan
anatra Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega untuk diukur kesehatan banknya
dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance,
Earnings, Capital). Perhitungan komponen Risiko (Risk Profile) yang dinilai
melaui Risiko Kredit Non Performing Loan (NPL), dan Risko Likuiditas Loan To
Deposit Ratio (LDR). Rentabilitas (Earning) yang dapat dinilai melalui Return
On Asset (ROA) dan Net Interest Margin (NIM). Dan permodalan bank (Capital)
yang dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR). Untuk Good Corporate
Governance (GCG) dalam penelitian ini merupakan faktor kualitas dan tidak
menggunkan rasio keuangan tapi melibatkan rasio manajemen.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
penelitian mengenai penilaian kesehatan bank dengan judul
“Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan
Metode RGEC (Studi Kasus Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega
Periode 2015-2016)”

78
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Familianus)

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah yang akan diuji lebih lanjut dalam penelitian ini adalah bagaimana
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank antara Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan maka tinjauan dari
penelitain ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank antara Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega?
Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi sektor perbankan khususnya
Bank Maybank Indoensia dan Bank Mega untuk melihat kesehatan masing-
masing Bank, sehingga menjadi pembanding bagi masing-masing bank
tersebut.
2. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memberikan kontribusi bagi ilmu
pengetahuan dan bisnis mengenai perbankan khususnya mengenai faktor–
faktor dalam menganalisis tingkat kesehatan bank.

Kerangka Dasar Teori


Manajeman Keuangan
Menurut Sutrisno (2009:3) manajemen keuangan atau sering disebut
pembelanjaan dapat diartikan sebagai semua aktivitas perusahaan yang
berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana perusahaan dengan biaya
yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut
secara efisien. Usahan mendapatkan dana sering disebut pembelanjaan pasif, dan
bila kita lihat di neraca akan terlihat di sisi pasiva, sedangkan usaha
mengalokasikan dana disebut pembelanjaan aktif dan di neraca akan terlihat di
sisi aktiva.
Bank
Menurut Kasmir (2012:12) Bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang
kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.
Dimana pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak
dibidang keuangan, kegiatanya baik hanya menghimpun dana, atau hanya
menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan dana.
Kesehatan Bank
Kesehatan bank dalam pandangan secara umum Santoso dan Triandaru
(2006:51) mengartikan tingkat kesehatan bank sebagai kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara–cara yang sesuai
dengan peraturan yang berlaku.

79
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 77-89

Faktor Penilaian Tingakat Kesehatan Bank


Risk Profile atau Profil Risiko adalah penilaian terhadap risiko yaitu antara lain
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko strategik,
risiko hukum, risiko kepatuhan, dan risiko reputasi.
Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan adalah suatu tata
kelola bank yang menerapakn prinsip – prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.
Earnings atau Rentabilitas yaitu penilaian kempuan bank dalam menghasilkan
laba.
Capital atau Permodalan meliputi penilaian terhadap kecukupan permodalan dan
pengelolaan permodalan.
Kerangka Konsep

Bank Maybank Indonesia Dan Bank Mega

Tingkat Kinerja Keuangan Bank


Motode RGEC
Risk Profile
Good Coporate Governance
Earning
Capital

Analisis

Pembahasan

Hasil Penelitian

Definisi Konsepsional
Risk Profile atau Profil Risiko adalah penilaian terhadap risiko yaitu antara
lain risiko kredit (NPL) dan risiko likuiditas (LDR), dimana Non Performing
Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu fungsi bank adalah
sebagai lembaga intermediary atau penghubung antara pihak yang memiliki
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Dan Loan to Deposit
Ratio (LDR) merupakan perbandingan total kredit terhadap Dana Pihak Ketiga
(DPK) yang dihimpun oleh Bank.
Good Corporate Governance atau Tata Kelola Perusahaan adalah suatu tata
kelola bank yang menerapakn prinsip–prinsip keterbukaan, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.
Earnings atau Rentabilitas yang dinilai melalui rasio ROA dan NIM.
Return on Assets (ROA) adalah rasio keuangan perusahaan yang terkait dengan

80
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Familianus)

potensi keuntungan mengukur kekuatan perusahaan membuahkan keuntungan


atau juga laba pada tingkat pendapatan, aset dan juga modal saham spesifik. Dan
Net Interest Margin (NIM) adalah ukuran perbedaan antara pendapatan bunga
yang dihasilkan oleh bank atau lembaga keuangan lain dan nilai bunga yang
dibayarkan kepada pemberi pinjaman mereka (misalnya, deposito), relatif
terhadap jumlah mereka (bunga produktif ) aset.
Capital atau Permodalan meliputi penilaian terhadap kecukupan
permodalan dan pengelolaan permodalan dengan penilaian menggunakan CAR,
dimana Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang
berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh bank.
Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menanggung risiko dari setiap kredit / aktiva produktif yang berisiko.

Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif pada Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega, yaitu
dengan cara menganalisis data-data laporan keuangan.
Definisi Operasional
Risk Profile (Risiko Profile)
Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah merupakan salah satu
indikator penilaian kinerja kualitas aset bank. Non Performing Loan (NPL) di
dalam penelitian ini adalah NPL Pada Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega
yang terhitung sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
Loan to Deposit Ratio (LDR), merupakan rasio untuk menilai likuiditas
suatu bank dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank
terhadap dana pihak ketiga. LDR dalam penelitian ini adalah LDR Pada Bank
Maybank Indonesia dan Bank Mega yang terhitung sejak tahun 2015 sampai
dengan tahun 2016.
Good Caporate Governance (GCG)
GCG (Good Corporate Governance) adalah suatu tata kelola Bank yang
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas
(accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi
(independency), dan kewajaran (fairness). Indikator penilaian pada GCG
menggunakan bobot penilaian berdasarkan nilai komposit dari ketetapan Bank
Indonesia.
Earning (Rentabilitas)
Return On Aseets (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam memperoleh laba. ROA dalam penelitian ini adalah ROA
Pada Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega yang terhitung sejak tahun 2015
sampai dengan tahun 2016.
Net Interest Margin (NIM) merupakan perbandingan antara pendapatan
bunga bersih terhadap rata – rata aktiva produktifnya. NIM dalam penelitian ini

81
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 77-89

adalah NIM Pada Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega yang terhitung sejak
tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
Capital (Permodalan)
Capital Adequacy Ratio (CAR), merupakan rasio permodalan yang
menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana. CAR dalam penelitian
ini adalah CAR Pada Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega yang terhitung
sejak tahun 2015 sampai dengan tahun 2016.
Jenis Dan Sumber Data
Berdasarkan sumber data penelitian ini menggunakan sumber data
sekunder. Menurut Nur dan Supomo (2013:147), Data sekunder adalah sumber
data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. Dalam penelitian ini
data sekunder diperoleh dari laporan keuangan PT. Bank Maybank Indonesia tbk
dab PT. Bank Mega Tbk, periode 2015-2016.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
tersebut dalam pelaksanaan penelitian ini adalah.
1. Teknik Kepustakaan (Library Research)
2. Teknik Dokumentasi
Teknis Analisis Data
Penilaian terhadap faktor-faktor RGEC terdiri dari:
a) Analisis Risk Profile
1) Risiko Kredit
Dengan menghitung Non Performing Loan :

2) Risiko Likuiditas
Dengan menghitung rasio sebagai berikut:

b) Analisis Good Corporate Governance (GCG)


c) Analisis Earning
1) Return On Assets (ROA)

2) Net Interest Margin (NIM)

d) Analisis Capital
CAR (Capital Adequacy Ratio).

82
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Familianus)

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Profil Risko (Risk Profile)
a. NPL (Non Performing Loan)

4,00% 3,67%
3,42% 3,54% 3,44%
3,50% 3,12%
3,00% 2,81%
2,50%
2,00%
1,50%
1,00%
0,50%
0,00%
Bank Maybank Indonesia Bank Mega
2015 2016 rata-rata
Sumber data diolah peneliti
Grafik diatas menunjukkan nilai NPL Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega periode tahun 2015-2016. Di ketahui pada tahun 2015 nilai NPL Bank
Maybank Indonesia lebih tinggi dari nilai NPL Bank Mega. NPL yang baik pada
tahun tersebut dimiliki oleh Bank Mega dengan nilai 2,81 persen kriteria Sehat,
sedangkan Bank Maybank Indonesia sedikit tinggi yaitu dengan nilai sebesar 3,67
persen kriteria Cukup Sehat. Pada tahun 2016 nilai NPL Bank Maybank
Indonesia berhasil menurunkan nilai NPL yaitu dengan nilai sebesar 3,42 persen
kriteria Sehat..
b. LDR (Loan to Deposit Ratio)
100,00%
86,14% 88,92% 87,53%
80,00%
65,05%
60,00% 55,35% 60,20%

40,00%

20,00%

0,00%
Bank Maybank Indonesia Bank Mega
2015 2016 rata-rata
Sumber data diolah peneliti

83
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 77-89

Grafik diatas menunjukkan nilai LDR Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega periode tahun 2015-2016. Nilai LDR yang baik pada tahun 2015 dimiliki
oleh Bank Mega dengan nilai sebesar 65,05 persen dan yang cukup buruk pada
tahun tersebut dimiliki oleh Bank Maybank Indonesia yaitu dengan nilai sebesar
86,14 persen. Di tahun berikutnya yaitu pada tahun 2016 nilai LDR yang baik
dimiliki oleh Bank Mega yaitu dengan nilai sebesar 55,35 persen, dan Bank
Maybank Indonesia meningkat dan menjadi sebesar 88,92 persen sehingga
menunjukkan Bank Maybank Indonesia menjadi nilai LDR yang cukup buruk
selama periode 2015-2016 dan yang baik dimiliki oleh Bank Mega.
Good Corporate Govarnance (GCG)

Sumber data diolah peneliti


Faktor GCG diperoleh dari hasil laporan Corporate Governance
perception Index mulai dari tahun 2015-2016. Berdasarkan grafik di atas
diketahui bahwa nilai rata-rata GCG pada Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega memiliki nilai sebesar 2, sehingga menjadi peringkat yang Sehat. Untuk
tahun 2015 Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega memiliki nilai yaitu 2
sehingga masuk dalam kategori bank Sehat. Pada tahun 2016 Bank Maybank
Indonesia dan Bank Mega juga memiliki nilai sebesar 2 masuk dalam kategori
bank Sehat. Dengan perhitungan self assessment GCG menggunakan kriteria
Bank Indonesia dan mengikuti program riset yang dilakukan pihak eksternal,
Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega menjadi bank yang Sehat dan
terpercaya dalam tata kelola perusahaan.

84
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Familianus)

Rentabilitas (Earning)
a. ROA (Return On Asset)

Sumber data diolah peneliti


Grafik diatas menunjukkan nilai ROA Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega periode tahun 2015-2016. Nilai ROA Bank Maybank Indonesia pada tahun
2015 sebesar 1,08 persen dengan kriteria Cukup Sehat. Dan nilai ROA Bank
Mega adalah sebesar 1,97 persen dengan kriteria Sehat jadi bisa dikatakan ROA
yang baik pada tahun tersebut adalah Bank Mega. Selanjut pada tahun 2016 nilai
ROA Bank Maybank Indonesia naik menjadi 1,60 persen sehingga masuk dalam
kriteria Sehat, namun nilai ROA terbaik pada tahun tersebut masih dimiliki oleh
Bank Mega dimana nilai meninggkat menjadi sebesar 2,36 persen sehingga
memiliki kriteria Sangat Sehat. Jadi selama periode tersebut yang miliki nilai
ROA yang baik adalah Bank Mega.
b. NIM (Net Interest Margin)
8,00% 7,01%
6,04% 6,52%
6,00%
4,45% 4,61% 4,53%
4,00%

2,00%

0,00%
Bank Maybank Indonesia Bank Mega
2015 2016 rata-rata

Sumber data diolah peneliti


Grafik diatas menunjukkan nilai NIM Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega periode tahun 2015-2016. Nilai NIM Bank Maybank Indonesia dan Bank

85
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 77-89

Mega pada tahun 2015, yang tinggi dimiliki oleh Bank Mega dengan nilai sebesar
6,04 persen dengan kriteria Sangat Sehat selanjutnya nilai NIM yang rendah
dimiliki oleh Bank Maybank Indonesia dengan nilai 4,45 persen dengan kriteria
Sehat. Dan pada tahun 2016 nilai NIM yang baik pada tahun tersebut masih
dimiliki oleh Bank Mega dengan nilai 7,01 persen kriteria Sangat Sehat dan
diikuti oleh Bank Maybank Indonesia yang memiliki nilai NIM yang rendah yaitu
sebesar 4,61 persen dengan kriteria Sehat.
Permodalan (Capital)

Sumber data diolah peneliti


Grafik diatas menunjukkan nilai CAR Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega periode tahun 2015-2016. Diketahui bahwa pada tahun 2015 nilai CAR
yang baik pada tahun tersebut dimiliki oleh Bank Mega dengan nilai sebesar
22,85 persen, dan Bank Maybank Indonesia sebesar 15,17 persen. Selanjut pada
tahun 2016 nilai CAR yang baik pada tahun tersebut dimiliki oleh Bank Mega
dengan nilai sebesar 26,21 persen, dan Bank Maybank Indonesia sebesar 16,77
persen.
Pembahasan
a. Profil Risiko (Risk Profile)
NPL (Net Performing Loan)
Nilai rata-rata NPL menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Maybank
Indonesia berada pada kondisi yang Cukup Sehat dengan nilai sebesar 3,54 persen
dan dan Bank Mega dengan kondisi Sehat dengan nilai sebesar 3,12 persen. Nilai
NPL yang kecil disebabkan bahwa bank semakin baik dalam menyeleksi calon
peminjam, jumlah kredit yang tergolong kurang lancar, diragukan, dan macet pun
terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa upaya manajemen dalam mengelola dalam
tingkat kolektibilitas dan menjaga kualitas kredit yang tiap tahunnya membaik
dan memberikan hasil yang positif, sehingga menghasilkan pertumbuhan kredit
yang baik.

86
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Familianus)

LDR (Loan to Deposit Ratio)


Nilai rata-rata LDR yang baik dan menghasilkan kriteria Sangat sehat
dimiliki oleh Bank Mega dengan nilai sebesar 60,2 persen dan yang cukup buruk
pada tahun tersebut dimiliki oleh Bank Maybank Indonesia yaitu dengan nilai
sebesar 87,53 persen. Sehingga menunjukkan Bank Maybank Indonesia menjadi
nilai LDR yang cukup buruk selama 2 tahun dan berbeda dengan Bank Mega
memilki nilai LDR yang sangat baik selama periode tersebut. Karena apabila
memiliki nilai LDR yang terlalu tinggi akan menunjukkan bahwa bank terlalu
agresif dalam menyalurkan kredit sehingga dapat meningkatkan eksposur risiko
yang dihadapi. Namun apabila nilai LDR terlalu rendah hal ini mengidikasikan
bahwa jumlah kredit yang disalurkan menurun. Dengan menurunnya kredit yang
disalurkan, maka menurun pula laba yang dihaslikan oleh bank.
b. Good Corporate Governance (GCG)
Sesuai dengan peneliti di atas tingakt kesehatan bank ditinjau dari nilai
Good Corporate Governance pada Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega
selama tahun 2015-2016 yakini memperoleh nilai 2 dengan kriteria Sehat. Karena
Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega melakukan penilaian sendiri (self
assessment) dengan prinsip-prinsip GCG dengan baik, sehingga selama periode
tersebut Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega pun tergolong bank yang
terpercaya. Penerapan GCG yang baik akan meningkatkan kepercayaan
Stakeholder untuk melakukan transaksi pada bank yang bersangkutan, karena
dengan melihat nilai GCG suatu bank Stakeholder dapat mengetahui risiko yang
mungkin terjadi apabila melakukan transaksi dengan bank tersebut.
c. Rentabilitas (Earning)
ROA (Return On Asset)
Nilai rata-rata ROA Bank Maybank Indonesia sebesar 1,34 persen dengan
kriteria Sehat. Sedangkan nilai rata-rata ROA Bank Mega dengan nilai sebesar
2,16 persen dengan kriteria Sangat Sehat jadi bisa dikatakan ROA yang baik pada
periode tersebut adalah Bank Mega. Walaupun miliki nilai ROA yang tergolong
sehat Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega tetap perlu menunjukkan bahwa
kemampuan memperoleh laba dengan mengandalkan aset bisa lebih meningkat
dengan baik.
NIM (Net Interest Margin)
Nilai rata-rata NIM Bank Maybank Indonesia sebesar 4,53 persen dengan
kriteria Sehat dan Bank Mega sebesar 6,52 persen dengan kriteria Sangat Sehat.
walaupun Bank Maybank Indonesia memilki nilai NIM yang sedkit rendah
namun Bank Maybank Indonesia memperoleh pendapatan bunga bersih yang
baik. Sehingga dapat diindikasikan bahwa selama periode tersebut Bank Maybank
Indonesia dan Bank Mega memiliki kemampuan manajemen bank sangat baik
dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih perusahaan. Memiliki pendapatan bersih yang sedikit kecil atau rendah dan
masih tergolong sehat atau baik, Bank Maybank Indonesia tetap perlu
meningkatkan pendapatan bersih dan mengelola akitva produktif dengan baik.

87
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 77-89

d. Permodalan (Capital)
Capital Adequacy Ratio (CAR) yang besar juga dapat meningkatkan
kepercayaan dari masyarakat untuk menyalurkan dana ke Bank. Bank Maybank
Indonesia dan Bank Mega, diketahui bahwa pada tahun 2015 nilai CAR yang baik
pada tahun tersebut dimiliki Bank Mega dengan nilai sebesar 22,85 persen, dan
Bank Maybank Indonesia sebesar 15,17 persen. Selanjut pada tahun 2016 nilai
CAR yang baik pada tahun tersebut dimiliki oleh Bank Mega dengan nilai sebesar
26,21 persen, dan Bank Maybank Indonesia sebesar 16,77 persen. Meskin pun
Bank Maybank Indonesia memiliki nilai CAR yang rendah dari Bank Mega, nilai
CAR yang dimiliki Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega selama tahun 2015-
2016 berada di atas standar yang telah ditetapan sehingga bank dinilai telah
mampu memenuhi kewajiban penyedian modal minimum.

Penutup
Hasil penilaian Profil Risiko (Risk Profile) yang menggunkan faktor risiko
kredit dengan menggunkan rasio NPL dan risiko likuiditas dengan rasio LDR.
Selama tahun 2015-2016 rasio NPL dan LDR Bank Maybank Indonesia berada
dalam kondisi yang cukup sehat, sedangkan Bank Mega memiliki kondisi rasio
NPL sehat dan rasio LDR sangat sehat. Jadi bisa dikatakan bahwa Bank Mega
berhasil menjaga kredit macet dan dana pihak ketiga dengan baik selama tahun
2015-2016.
Hasil penilaian Good Corporate Governance (GCG) Bank Maybank
Indonesia dan Bank Mega pada tahun 2015-2016 memperoleh nilai GCG sebesar
2 berada dalam peringakat 2, yang artinya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG pada
periode tersebut terlaksana dengan baik.
Hasil penilaian Rentabilitas (Earning) yang menggunakan dua rasio yaitu
ROA dan NIM. selama tahun 2015-2016 rasio ROA Bank Maybank Indonesia
berada dalam kondisi cukup sehat dan rasio NIM sehat. Sedangkan Bank Mega
memiliki kondisi rasio ROA sehat dan rasio NIM sangat sehat. Jadi Bank Mega
berhasil menjalankan kegiatan operasional dengan efektif sehingga mampu
menghasilkan profitabilitas yang tinggi selama tahun 2015-2016.
Hasil penilaian permodalan (Capital) Bank Maybank Indonesia dan Bank
Mega selama tahun 2015-2016 berada dalam kondisi sangat sehat, hal ini
dibuktikan dengan nilai rata-rata CAR Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega
selama periode tersebut adalah 19,01 persen dan 21,46 persen dengan kriteria
sangat sehat.
Kepada bank yang berstatus swasta asing dan swasa nasional sebaiknya
Bank Maybank Indonesia dan Bank Mega mampu mempertahankan dan terus
meningkatkan kesehatan bank pada tahun-tahun berikutnya. Tingkat kesehatan
bank yang sangat sehat akan meningkatkan kepercayaan masyarakat, nasabah,
karyawan, pemegang saham, dan juga pihak lainya terhadap bank.
Kepada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti Bank Swasta
Asing dan Bank Swasta Nasional yang terdapat di indonesia dengan metode

88
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode RGEC (Familianus)

RGEC, sehingga bisa dilihat perbeda antara bank swasta asing dan bank swasta
nasional lainnya yang berada di indonesia.

Daftar Pustaka
Budisantoso, Totok, dan Triandaru, sigit, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain, Salemba Empat, Jakarta.
Fahmi, Irham, 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Konsep,
ALFABETA. Bandung.
Fahmi, Irham, 2015. Pengantar Manajemen Keuangan, Teori Dan Soal Jawab.
ALFABETA. Bandung.
Hasibuan, Malayu S. P, 2009. Dasar-Dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta.
Harahap, Sofyan Safri, 2009. Analisis Kristis Atas Laporan Keuangan, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Ismail, 2010. Manajemen Perbankan : Dari teori Menuju Aplikasi, Kencana,
Jakarta.
Indrianto, Nur, Supomo, Bambang, 2013. Metode Penelitian Bisnis, BPFE,
Yogyakarta.
Kasmir, 2012. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Grup,
Jakarta.
Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi 2008. PT Raja
Grafindo Grup, Jakarta.
Kieso, Donald E, 2008. Akuntansi Intermedite Jilid: 1 Edisi:12 1, Erlangga,
Jakarta.
Santoso, Imam, 2007. Akuntansi Keuangan Menegah, (intermedit accounting), PT
Refika Aditama, Bandung.
Suwardjono, 2007. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan.
Yogyakerta : BPFE Yogyakarta.
Sutrisno, 2007. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi 1,
EKONISIA, Yogyakerta.
Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep Dan Aplikasi. EKONISIA,
Yogyakarta.
Sumbramanyan, K. R, Wild, Jhon, J. 2010. Analisis Laporan Keuangan (financial
statement analysis), edisi 10, Salemba Empat, Jakarta.
Taswan, 2008. Akuntansi Perbank Transaksi dalam Valuta Rupiah (edisi 3), UPP
STIM YKPN, Yogyakarta.
Weygandt, Jerry J. Kieso, Donald E. dan Kimmel, D Paul, 2007. Accounting
Principles, (pengantar akuntansi), Salemba Empat, Jakarta.
Jayanti Mandasari tahun (2015) “Analisis Keuangan Dengan Pendekatan Metode
RGEC Pada Bank BUMN (BNI, BRI, BTN dan Bank Mandiri) periode
2012 – 2013”
http://eprints.uny.ac.id/38950/1/SKRIPSI_TUTI%20ALAWIYAH_12804244
027.pdf
http://eprints.uny.ac.id/17380/1/SRIPSI%20FULL.pdf

89

You might also like