You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Adapun yang melatarbelakangi penulisan makalah ini merupakan materi bahasan dalam mata kuliah
Keperawatan Medical Bedah. Adapun dalam makalah ini akan dibahas tentang “AIDS (Aquired Immuno Deficiency
Syndrome)” yang merupakan penyakit yang menyerang system kekebalan tubuh manusia, yang dapat memudahkan
atau membuat rentan si pendertia terhadap penyakit dari luar maupun dari dalam tubuh. AIDS merupakan penyakit
yang disebabkan oleh Human Immuno-deficiency Virus (HIV).
Cara penularan HIV/ AIDS dari tahun ke tahun diseluruh bagian dunia terus meningkat meskipun berbagai upaya
preventif terus dilaksanakan. Dari beberapa cara penularan tersebut, masing – masing penularan memiliki resiko
penularan cukup besar. Oleh karena itu, penularan HIV harus diberi pengobatan agar penyebaran mengalami
perlambatan.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Bagi pendidikan
a. Sebagai bahan pertanggungjawaban mahasiswa dalam mengerjakan tugas kelompok dari Mata
Kuliah Keperawatan Medikal Bedah.
b. Sebagai bahan penilaian terhadap tugas yang diberikan kepada mahasiswa baik dalam menyusun
makalah dan presentasi makalah.
2. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiwa mampu mengusai bahan makalah dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
b. Sebagai bahan pembelajaran dalam diskusi kelompok.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Imunitas
Imunitas adalah respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing atau mikroorganisme yang
menginvasinya. (KMB Vol 3, Suzzane C. Smeltzer ).
Sistem imunitas bekerja untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh mikroorganisme, membantu proses
penyembuhan dalam tubuh dan membuang atau memperbaikisel yang rusak apabila terjadi infeksi atau cedera. Ketika
sistem imun melemah atau rusak oleh virus seperti HIV, tubuh akan lebih mudah terkena infeksi oportunistik. System
imun terdiri atas organ dan jaringan limfoid, termasuk didalamnya sumsung tulang, thymus, nodus limfa, limfa, tonsil,
adenoid, appendix, darah dan pembuluh limfa. Seluruh komponen dari sistem imun adalah penting dalam produksi dan
perkembangan limfosit atau sel darah putih.
System imun dikontrol oleh sel khusus yang disebut sel darah putih. Sel darah putih melindungi tubuh dari
infeksi dan kanker serta membantu proses penyembuhan. Sel darah putih meliputi neutrofil, eosinofil, basofil, monosit
dan makrofag serta limfosit B dan T.
 Neutrofil adalah sel darah putih pertama yang datang ketempat cedera atau infeksi dan berperan penting dalam
proses peradangan.
 Eosinofil berfungsi dalam pertahanan terhadap infeksi parasit.
 Basofil bersikulasi dalam aliran darah dan apabila dan diaktifkan oleh cedera atau infeksi, mengeluarkan
histamine, bradikinin dan serotonin.
 Monosit dan makrofag
Monosit beredar dalam darah dan masuk ke jaringan yang cedera melewati membrane kapiler yang
menjadi permeable sebagai akibat dari reaksi peradangan. Monosit tidak bersifat fagositik, tetapi setelah
beberapa jam berada di jaringan, sel ini berkembang matang menjadi makrofag. Makrofag adalah sel besar yang
mampu mencerna bakteri dan sisa sel dalam jumlah yang sangat besar.
Kebutuhan tubuh di pertahankan oleh sistem pertahanan yang terdiri atas sistem imun non spisifik ( natural /
innate ) dan spesifik (adaptive / acquerd ).
1. Sistem imun non spesifik
Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, sistem imun
non spesifik sudah ada didalam tubuh manusia.
2. Sistem imun Spesifik
Berbeda dengan sistem imun nonspesifik, sistem imun spesifik didapatkan setelah sesorang terjangkit panyakit
atau mendapatkan imunisasi yang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif. Respon imun spesifik melibatkan

2
pengaktifan sel B dan T. Sel B dan T mampu merespons secara spesifik dan cermat setiap molekul asing yang terdapat
dalam tubuh sepanjang waktu.
Sel dan Mediator Sistem Imun
Limfosit mempunyai peran utama dalam sistem imun dan limfosit merupakan perangkat sistem imun spesifik.
terdapat dua jenis sel yaitu sel T dan B.
a. Sel T
Dapat secara langsung menghancurkan sasaran yang dilakukan sel T (sitotoksis) .Sel T di berasal
dari Thimus. Fungsi sel T umumnya ialah :
1. Membantu sel B dalam memproduksi antibodi
2. Mengenal dan menghancurkan sel yang terinfeksi
3. Mengaktifkan magrofag dalam fagositosis
Macam – macam sel T yaitu :
1. Sel T helper (Th) berfungsi memacu respon imun, baik humoral maupun seluler.
2. Sel T supresor (Ts) berperan menekan respon imun.
3. SelTsitotoksik merupakan penyarang langsung yang dapat membunuh mikroorganisme,bahkan
membunuh sel-sel tubuh sendiri.
b. Sel B
Sel B di produksi di Sum-sum Tulang belakang, memproduksi zat antibodi yang berperan serta dalam
imunitas dengan menetralkan baik secara langsung maupun dengan mengaktifasi komplemen dan sel
efektor untuk membunuh mikroorganisme.
Sel ini terdapat pula dalam sumsum tulang,jaringan limfoid perifer(kelenjar getah bening,limfa,dan
tonsil),serta dalam organ nonlimfoid (traktus gastrointestinal).
c. Penyakit yang berhubungan dengan sistem imun yaitu :
1. Reaksi auto imun
Dalam reaksi autoimun pertahanan tubuh yang normal akan menghancurkan dirinya sendiri karena
mengnali antigen sendiri sebagai antigen asing. sebagai contoh arthritis rematoid dan sistemik lupus
eritematosus masih tidak jelas.
2. Imunnodefisiensi
Respon imun yang tidak ada atau tertekan akan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap
infeksi. Imunodefisiensi bias primer, yang mencerminkan suatu depek pada sel T, sel B, atau jaringan
limfosit ataupun skunder yang terjadi karena penyakit atau factor dibaliknya yang menekan atau

3
menyekat repon imun. Biasanya disebabkan oleh inferksi virus atau merupakan reaksi iatrogenic
terhadap obat-obat yang digunakan sebgai terapi.
B. AIDS (Acquireed Immunodefisiensy Syndrome)
Infeksi HIV dapat menyebabkan penyakit AIDS. Walaupun ditandai oleh kerusakan yang terjadi secara
berangsur-ansur pada imunitas yang diantarai sel (Sel T) namun, penyakit ini mempengaruhi imunitas humoral dan
bahkan auto imunitas karena peranan sentral limfosit T (Helper) CD4+ dalam reaksi imun. Imunodefisiensi yang
diakibatkannya membuat pasien rentan terhadap infeksi oportunis, kanker, dan abnormalitas lain yang menandai
AIDS.
1. Pengertian HIV / AIDS
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) diartikan sebagai bentuk paling berat dari keadaan
sakit terus menerus yang berkaitan dengan infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). (KMB VOL.3 :
1715)
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah
sekumpulan gejala dan infeksi yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi
virus HIV.
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah
kekebalan pada tubuh manusia.
Acquared immunodeficiency syndrom (AIDS) atau sindrom imunodefisiensi adalah suatu penyakit virus
yang menyebabkan kolapsnya sistem imun dan, bagi kebanyakan penderita, kematian dalam 10 tahun
setelah diagnosa. AIDS disebabkan oleh infeksi virus human immunodeficiency virus (HIV).

Gambar Struktur Virus HIV

2. Siklus Hidup Virus HIV


Sel pejamu yang terinfeksi oleh HIV memiliki waktu hidup sangat pendek, hal ini berarti HIV secara
terus menerus menggunakan sel pejamu yang baru untuk mereplikasi diri. Serangan pertama HIV akan
4
tertangkap oleh sel dendrit pada membran mukosa dan kulit pada 24 jam pertama setelah paparan. Sel yang
terinfeksi tersebut akan membuat jalur ke nodus limfa dan kadang – kadang ke pembuluh darah perifer selama
5 hari setelah paparan, dimana replikasi virus menjadi semakin cepat.
Siklus HIV dapat dibagi menjadi 5 fase, yaitu :
1. Masuk dan mengikat
2. Reverse transkriptase
3. Replikasi
4. Budding
5. Maturasi
3. Etiologi
AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga
tubuh mudah diserang penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat fatal. Padahal, penyakit-penyakit tersebut
misalnya berbagai virus, cacing, jamur protozoa, dan basil tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada
orang yang sistem kekebalannya normal. Selain penyakit infeksi, penderita AIDS juga mudah terkena kanker.
Dengan demikian, gejala AIDS amat bervariasi.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus HIV (Human Immuno-deficiency Virus). Dewasa ini
dikenal juga dua tipe HIV yaitu HIV-1 dan HIV-2. Sebagian besar infeksi disebabkan HIV-1, sedangkan infeksi
oleh HIV-2 didapatkan di Afrika Barat. Infeksi HIV-1 memberi gambaran klinis yang hampir sama. Hanya infeksi
HIV-1 lebih mudah ditularkan dan masa sejak mulai infeksi (masuknya virus ke tubuh) sampai timbulnya
penyakit lebih pendek.
HIV dapat terjadi apabila adanya :
1. Pertukaran cairan tubuh termasuk darah, semen, cairan vagina.
2. Air susu ibu yang terkena HIV
3. Penggunaan jarum suntik secara bergantian
4. Transfusi darah
(patofisiologi corwin :172 )
4. Tanda dan gejala
a. Sesak napas/napas pendek
b. Demam
c. Diare
d. Kekurangan cairan elektrolit (dehidrasi)
e. Mual muntah
f. Hilangnya selera makan
g. Penurunan Berat Badan

5
h. Lemah
Gejala klinis pada stadium AIDS yaitu :
Gejala Utama/ mayor :
a. Demam berkepanjangan lebih dari tiga bulan
b. Diare kronis lebih dari satu bulan berulang maupun terus menerus
c. Penurunan berat badan lebih dari 10 % dalam tiga bulan.
d. TBC
Gejala Minor :
a. Batuk kronis selama lebih dari satu bulan
b. Infeksi pada mulut dan tenggorokan disebabkan jamur candida albicans
c. Pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh.
d. Munculnya Herpes Zoster berulang dan bercak – bercak gatal diseluruh tubuh.
5. Komplikasi
Berdasarkan data-data hasil penilaian komplikasi yang mungkin terjadi mencakup : (Suzanne C.
Smeltzer, Brenda G. Bare, Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth ed. 8, EGC, Jakarta, 2001: 1734)
1) Infeksi oportunistik
2) Kerusakan pernapasan atau kegagalan respirasi
3) Syndrome pelisutan dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
4) Reaksi yang merugikan terhadap obat-obatan.
6. Penyakit penyerta
Dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh, penderita menjadi lebih mudah terserang penyakit
infeksi maupun kanker. Bahkan penyakit-penyakit inilah yang sering menjadi penyebab kematian penderita.
Infeksi yang timbul karena melemahnya kekebalan tubuh ini disebut infeksi oportunistik. Sebagian besar
penyakit infeksi yang timbul merupakan reaktivasi (pengaktifan kembali) kuman yang sudah ada pada
penderita, jadi bukan merupakan infeksi baru. Sementara itu, untuk infeksi parasit/jamur tergantung prevalensi
parasit/jamur di daerah tersebut. Berikut penyakit yang ditemukan pada penderita AIDS :
• Kandidiasis oral dan esophagus,
• Tuberkulosis paru/ekstrapulmoner,
• Infeksi virus sitomegalo,
• Pneumonia rekurens,
• Ensefalitis toksoplasma,
• Pneumonia P. Carinii,

6
• Infeksi virus herpes simplek
C. Prosedur Diagnostik
1. Segera setelah infeksi, jumlah sel T dapat menurun, tetapi hal ini segera pulih ke normal karena respon imun awal
dapat menahan infeksi.
2. Antibodi terhadap HIV biasanya muncul antara 4 sampai 6 minggu setelah infeksi, tapi dalam beberapa kasus
memerlukan waktu lebih dari setahun.
3. Hitung sel T4 menurun secara progresif selama periode laten infeksi. Sewaktu kadar mencapai kurang dari 300
sel T4 per ml darah, timbul infeksi-infeksi oportunistik
4. Hitung sel T4 terus berkurang pada pasien AIDS. Perkembangan penyakit dan keberhasilan berbagai pengobatan
dapat diikuti dengan mengukur sel T4 pasien secara berkala.
5. Uji darah pengidap HIV untuk mengukur beban virus
Tes untuk diagnosa infeksi HIV AIDS :
a. ELISA
b. Western blot
c. P24 antigen test
d. Kultur HIV

7
BAB III
PENATALAKSANAAN
A. Penatalaksanaan Medis
Apabila terinfeksi oleh HIV, maka pengobatannya adalah :
1. Nucleosida reverse transcription inhibitor (NRTI), obat ini misalnya Azidotimidin, mengganggu traskripsi virus
ke dalam DNA dengan menghambat kerja enzim.
2. Terapi HAART tidak menyembuhkan AIDS , tetapi dapat secara dramatis memperpanjang usia dan
meningkatkan kualitas hidup penderita AIDS.
3. Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat-obat terlarang. Makanan yang sehat dan gaya hidup yang bebas
stres sangatlah penting.
4. Menghindari infeksi lain, karena infeksi tersebut dapat mengaktifkan sel T dan dapat mempercepat replikasi HIV.
Untuk mencegah infeksi, harus diberikan vaksin-vaksin yang ada sepanjang tidak digunakan Vaksin Virus hidup.
5. Terapi untuk kanker dan infeksi spesifik apabila penyakit-penyakit tersebut muncul.
B. Penatalaksanaan Diet
1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10 – 25 % lebih banyak dari kebutuhan minimun yang dianjurkan.
2. Diberikan dalam porsi kecil tapi teratur.
3. Mengonsumsi protein yang berkualitas tinggi dan mudah dicerna.
4. Mengonsumsi sayuran dan buah – buahan dalam bentuk jus.
5. Minum susu setiap hari, susu yang rendah lemak dan sudah dipasteurisasi; jika tidak dapat menerima susu sapi
diganti dengan susu kedelai.
6. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan beragi ( tape, brem ).
7. Makanan harus bersih bebas peptisida dan zat kimia.
8. Rendah laktosa dan rendah lemak jika ada diare
9. Menghindari rokok, kafein dan alkohol
10. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi penyakit yang menyertai (TB , diare, sarkoma, oral kandidiasis)
11. Jika oral tidak bisa, berikan dalam bentuk enteral dan parenteral secara aman (Naso Gastric Tube = NGT) atau
intravena (IV)
12. Bila Klien mendapatkan obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat di mana
ada obat yang diberikan saat lambung kosong, pada saat lambung harus penuh, atau diberikan bersama-sama
dengan makanan
13. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman (untuk mencegah mual)
14. Rendah serat, makanan lunak/cair, jika ada gangguan saluran pencernaan

8
PENUTUP

Kesimpulan
Generasi muda adalah generasi yang baru saja menginjakkan kakinya di dunia dewasa.
Pada umumnya mereka masih mencari jati diri sebagai manusia yang ingin dianggap dewasa.
Sehingga setiap langkah yang diambil pada umumnya cenderung mencoba – coba karena sifat
keingintahuan manusia terhadap hal – hal yang dianggap baru. Jika ternyata langkah yang
mereka ambil salah tentunya akan berakibat sangat fatal.
Hal-hal tersebut adalah masa-masa rawan yang merupakan langkah awal yang sangat
harus diwaspadai oleh generasi muda. Generasi muda juga sangat mudah terbujuk oleh hasutan
orang-orang di sekitarnya. Selain itu generasi muda adalah masa di mana persahabatan adalah
segalanya, dan melakukan sesuatu bersama, jadi apabila salah satu dari mereka ada yang
memakai narkoba maka teman lainnya akan penasaran dan akhirnya mereka mencoba juga.
Dimana narkoba sangatlah dekat kaitanya dengan miras, rokok, dan seks bebas yang
menyebabkan HIV/AIDS .
Pada umumnya pengguna narkoba dengan jarum suntik adalah jenis ketergantungan
yang paling banyak digunakan oleh kaum muda. Dan cara ini pulalah yang paling rentan terhadap
penularan virus HIV/AIDS, sehingga banyak tunas – tunas bangsa yang layu sebelum
berkembang dan akhirnya memudarkan harapan untuk menjadi penerus bangsa.

9
DAFTAR PUSTAKA

Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare, Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Sudarth ed. 8, EGC, Jakarta,
2001.
Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson, Patofisioloi Konsep Klinis Proses – proses penyakit, edisi 6 volume 1, EGC,
Jakarta, 2005
Nursalam, M. Nurs, Ninuk Dian Kurniawati, Asuhan Keperawatan pada pasien terinfeksi, edisi 1, Jakarta, 2011.
Corwin, Elizabeth J, Buku saku patofisiologi, Edisi Revisi 3, EGC, Jakarta, 2009.

10

You might also like