You are on page 1of 6
PEMAKAIAN CO, SEBAGAI REFRIGERAN Willy Adriansyah', Arne M. Bredesen’, Petter Neksa? SINTEF Energy and Refrigeration and Air Conditioning Department Norwegian University of Science and Technology, NTNU, Norway Ringkasan Salah satu ypaya mengurangi pencemaran atmosfir bumi oleh senyawa-senyawa sintetik yang mengakibatkan semakin tipisnya lapisan ozon serta meningkatnya temperatur bumi adalah dengan penggunaan senyawa-senyawa alai yang telah lama bersirkulasi di biosfir Bumi Penggunaan CO sebagal refrigeran merupakan upaya ke arah tersebut. Teknologi yang digunakan relatif baru dengan siklus refrigerasi yang khas yakni “Siklus Lorentzen”. Penemuan sillus int membuka jalan yang lebar bagi perkembangan dunia refrigerasi dengan banyaknya aplikasi yang dapat dikembangkan menggunakan siklus tersebut. Tulisan ini membahas prinsip dasar siklus tersebut beserta salah satu aplkasinya yang telah dan sedang dikembangkan di Norwegian University of Science and Technology. Abstract In the present situation there is a tendency to avoid) as far as possible the use of the synthetic substances as refrigerant which ean destroy ozone layer and increase average contribute to the A much more safe philosophy must be to revert to natural refrigerants, substances which are already present in our environtment. The use of CO? as refrigerant 1s one attempt to this approach. This new refrigeration technology use special cycle called “Lorentzen Cycle”. Lorentzen's invention opened a wide way to enhance the refrigeration technology and brought a ot of applications that can use this new cycle. This paper try to explain the Basic principle of “Lorentzen Cycle” and one of such applications which has being developed at Norwegian University of Science and Technology. Keywords: Refrigeran alami, Siklus Lorentzen, Karbondioksida, 1, PENDAHULUAN Di megera-nogara maju kini tengah gencar dilakukan upaya-upaya untuk mengurangi dampak penggunaan senyawa-senyawa sintetik terhadap lingkungan, Dari banyak bidaag penggunean senyawa sintetik tersebut, refrigerasi mendapat perhatian Kimsus Karena besarnya konsumsi fluida kerja tiap tahunnya, beik karena meningkatnya peaggunaan mesin reftigerasi ataupun arena kebocoran yang tidak dapat dihindarkan dari ‘mesin tersebut. ‘Ada dua hal yang menjadi perhatian paling populer saat ini berkaitan dengan Kelangsungan lingkungan hidup manusia, yaitu ODP (Ozon Depletion Potential) serta GWP (Global Warming Potential). ODP merupaken ukuran kemampuan suatu scnyawa untuk bereaksi dengan ozon relatif terhadap suatu senyawa yang dijedikan acuan. Acuan yang umum igunakan adalah R11 (CLF). GWP merupakan ukuran Kemampnan suatu senyawa ‘untuk menyerap sinar infra merah yang berasal dari ~bumi sehingga —mengakibatkan — meningkatnya temperatur atmosfir bumi relatif terhadap suata senyawa acuan. Mengenai penggunaan senyawa acuan ini, negare-negara yang peduli terhadap lingkungen terbagi Kedalam dua Kelompok beset. Kelompok pertama menggunckan RII, sedangkan kelompok edua menggunaken CO, (Karbondioksida) scbagai senyawa actiantya. Penggunaan senyawa acuan yang berbeda ini berkaitan dengan aspek —politik perdagangan yang menyangkut monopoli produksi senyawa sintetik, Adapun senyawa-senyawa yang telsh dan aken Gihentiken produksinya adalah dari keluarga CFC (Chloro Fluoro Carbon) dan HCFC (Hydro Chloro Fluoro Carbon) karena kedua senyawa dari keluarga ini ‘memiliki ODP yang tinggi. ‘Sebagai konsekuensi dari penghentian produksi CFC serta HCFC, dunia reftigerasi dihadapkan pada masalah besar Karena fluida kerja yang umum digunakan adalah dari kedue keluarga senyawa tersebut, Terdapat dua alternatif dalam mengaiasi masalah ini, pertama dengan mencari senyawa, baik ' Mahasiswa S3 pada jurusan teknik pendingin, NTUN, Norway. 2 Professor dan dekan pada fakultas teknik mesia, NTNU, Norway. ° Doktor dan ketua pada bidang teknik pendingin, SINTEF, Norway. 16 MESIN Vol. XII No. 3 | ‘murai ataupun campuran, yang mempunyai sifat-sifat fisik dan Kimia yang mirip dengan senyawa yang digunakan sebagai reftigeran dan yeng kedua dengan mendesain sistem reffigerasi yang sesuai dengan sifat- sifat khas senyawa yang hendak digunakan sebagai refrigeran, Allematif pertama bertujuan ager sedapst mungkin tidak diperluken penggantian komponen-komponen penyusun sistem reffigerasi. Altemnatif ini cocok diterapkan di negata-negara berkembang mengingat besamya biaya yang hams dikeluarken apabila perlu dilakukan penggantian Komponen. Sedangkan alternatif kedua merupakan hal yang hampir tidak pemah dijamah selama ini. Pada artikel ini akan diuraikan teknologi yang relatif baru, yang merupaken penerapan altematif kedua Penggunaan CO, sebagai refrigeran serta prinsip desain sistem reftigerasi yang sesuai dengan sifatsifat khas ‘luida ini merupakan bahasan utama. Banyak hal yang terkait dengan teknologi yang relatif baru ini, untuk ita tulisan ini dibetasi pada aspek termodinamilenya yakni dengan menguraikan prinsip dasar_siklus yang digunakan serta salah satu aplikasinya yang menanjukkan hasil memusskan, 2. PENDEKATAN YANG BERBEDA Pada prinsipaya penggunaen substansi yang secara lami bersirkulasi dalam jumlah yang beser di dalam biosfir dan kita tahu merupakan substansi yang tidak berbahaya adalah solusi yang terbaik. Sebagai contohnya dapat berupa air, udara, karbondioksida, ‘amonia, hidrokarbon, nitrogen, atau gas mulia lainnya. Pada tulisan ini akan ditunjukkan bagaimana “reftigeran tua”, yang telsh dilupakan dan diasingkan selama lebih dari 40 tahun dapat secara nyata digunakan pada sistem yang didesain sesuai dengan keperiuan. Dari hukum pertama dan kedua termodinamika, kita dapat memperoleh efisiensi maksimam yang dapat Gicapai oleh suatu sistem refrigerasi yang dikenal dengan COP (Coefficient Of Performance) Carnot. Efisiensi ini sama sekali tidak tergantung pada jenis ‘luida Kerja yang digunakan melainkan semata-mata hanya tergantung pads temperatur Kerja di Iuar sistem tersebut. Efisiensi Camot tersebut tidak mungkin icapei sesuai dengan hnkcum kedua Termodinemike, ‘yang bisa dilakukan adalah mendesain sistem sehingga ‘mendekati efisiensi tersebut Kekeliruan ini membawa dampak yang sangat besar kearena anggapan di ates mengarahlan pola pikir imuwan peda usahe-usaha menemukan refrigeran bara yang dapat memberikan kinerja tertinggi untuk suati sistem yang didesain. Dapat kita saksikan menjamurnya jenis refrigeran dari senyawa sinttik MESIN Vol. XII No. 3 dengan berbagai bumbu misslnya “ramah lingkungan” “tak beracun”, “efisiensi tinggi", atau “tak mudah terbakar”. Pandangan di atas juga menjadiken dunia refrigerasi menjadi bagian dari teknologi kimia yang seharusnya merupaken—teknologi_rekayasa’ termodinamika. Ada baiknya saya kutipkan kalimat yang diucapkan oleh Profesor Gustav Lorentzen, orang yang telah mengabdiken hidupnya untuk menyadarkan mmuasyarckat’ ilmawen mengenai__pentingnya ‘memanfaatkan sebesar-besaraya apa yang tolah disediakan bumi kita: Refrigeration must be brought back to thermodynamic and engineering rather than Become a branch of chemistry. 3. CO,, REFRIGERAN YANG HAMPIR IDEAL Beberapa sifat yang penting sebagai perbandingan antara CO, dengan refrigeran yang sekarang digunakan apat ditemukan pada Tabel 1. CO, secara alam terdapat dimana-mana di dalam lingkungan kita. Udara mengandung kira-kira 0,35 permil CO, yang dalam Jumlah total sekitar 300 milyar ton di dalam seluruh ‘tmostix, dan beberapa ratus milyar ton bersirkulasi di dalam biosfir kita'. Tidak diperiukan waktu penelitian untuk memeriksa tingkat bahaye apabila CO, digunakan sebagai reftigeran, yang berarti menghemat wwaktu dan biaya, Banyak orang beranggapan bahwa CO, merupakan gas rumah kaca (greenhouse gas) dan tentu saja anggapan inj benar adanya walaupun efeknya jauh lebih kecil dibandingkan dengan keluarga halokarbon. Akan tetapi, pada Kenyataannya gas CO, yang akan digunakan sebagai reftigeran telah tersedia dalam jumlah yang tak terbatas dari berbagai aktivitas. Apa yang kita Tskukan adalah hanya menunda pelepasan gas. ini ke atmosfir kite, Justru hel ini merupakan prinsip yang sanget baik bagi lingkungan hidup, seperti halnya —menaman —pohon untuk mengikat kkarbondioksida dalam jangka wakta tertentu. Sayang, hal ini tetap menjadi alasan utama sebagian negara ‘maju untuk menolak penggunaan refrigeran ini. Alasan yang sesungguhnye tenfu saja kita ketahui bersama ‘bahwa mereka ingin tetap memegang kendali pemasok reftigeran sintetik yang sesungguhnya hanya akan menambah aneka ragam limbah yang asing bagi lingkungan hidup kite dan apa yang telah kita alami saat ini berupa menipisnya lepisan ozon aken dialami Kembali oleh enak cucu kite di kemudian heri dengan bbencana “Tain yang kita sendiri belum bisa ‘memperkirakan bentuknye. Dari sudut pandangen keamanan penggunaanaya bagi manusia, CO, sama baiknya dengan halokarbon. CO, bersifat “tidak beracun” dan “tidale muda terbakar”. ‘Terkadang juga dijadikan alasan bahwa demikian tingginya tekanan operasi CO, dapat merupakan n Tabel 1 Karakteristik dan sifat-sifut beberapa refrigeran Refiigeran CFC-I2_| HCFC? | HFCIs4a [NAS | 00p ‘Senyawa alam ‘ukan | bukan akan ve ya ‘ODP 70. 0.05 0 o 0 GWE, 100 tahun F100 1500. 1200 = 0. TLV) (ppm ToO0 To00- 1000 35 50007 TOL) (ppm) 30,000 = ~ 300__ | 30,000, Mica torbakar Tidak Teak Wak a Tidak Beracun ye we a Tidak | “tidak larga relat 1 i 35 2 Ol ‘Massa molar 12092 _| 648 T0705 77,03 | 44,01 ‘Kap. Pendingin 2140 Baa 2860 #360 | 22600 vvolumik pada 09C (klim3) (D Giobat Warning Potential dengan ecuar CO. (2) Threshold Limit Value: Konsenias rata-ataerbadap waktu diana orang, asin bise Dekere Ulam jam pear’ stau 40 jam perminggu tanpa efek yang berbabaya. (3) Tingkat maksimum diana ‘orang asin bisa melepaskan iri dal wakiu 30 menit tanpa mengakibatkan tums stau efek Kesehatan yong tak torsombublan. bahaya tersendiri dalam hal apabila terjadi_kasus pecahnys sistem misalnya, Pada kenyataznnya, hal ini tidakiah benar Karena volume total sistem sedemikian keoilnya, Perlu ditekankan di sini bahwa energi ledakan yang . ‘ekanan pada penyerapan kalor Persamaan (1) merupakan besarnya Iaju aliran massa ‘eftigeran melalui katup ekspansi sebagai fimgsi dari Juaspenampang dan perbedaan tekanan. Untuk kepasitas kompresor yang teleh ditentukan maka jumlah reftigeran tiap satuan waktu yang dapat merunjukken hasil yang sangat menjanjikan Kinerja yang dicapai sama bahkan lebth baik dibandingkan dengen AC mobil R12 yang pada saat ini banyak digunakan. Solusi ini sécara lengkap memecahkan ‘masalah ingkungan hidup yong tercemar dari kebocoran sistem AC mobil serta menghilangkan keetidakpastian efek yang lain dari ponggunaan senyawa-senyawa yang asing bagi lingkungan, Penggunaan CO; sebagai refrigeran memberikan Derbagai tambahan keuntangan dari sisi ckonomi dan praktik. Contolnya edalah tidak diperlukannya proses daur-ulang (recycling) atau recovery, harga yang rendah, Ketersediaan yang melimpah, sifet-sifat fii serta termodinamik yang telah diketahui dengan baik, serta dimensi mesin serta Komponen yang sangat Kompak yeng merupakan fektor yang penting pada endaraan bermotor. 7. DAFTAR PUSTAKA Lorentzen, G., Revival of CO; as a refrigerant, presented at the meeting “Refrigerants beyond the crisis: Practical solutions", Institute of Refrigeration, joint one-day conference with the “Institution of” Mechanical Engineers, London, November 4, 1993. 2, Pettersen, J, Rekstad, H., The Practical Performance of RI34a in Motorcar Air Conditioning. Proc XVIIIth Int Congr Reftig ‘Montreal 1155-1160, 1991. 3. Pettersen, J., Lorentzen, G., A New, Efficient and Environtmentally Benign System for Automobile Air Conditioning, SAE. Paper 9391129. 1993 Vehicle ‘Thermal Management Systems Conference, Columbus, OF, March, 1993, 4, Lorentzen, G., Trans-critical vapour compression ‘ele device, Intemational Patent Publication WO 90107683. 81

You might also like