Professional Documents
Culture Documents
Isi Oskim Praklap
Isi Oskim Praklap
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis limpahkan kepada Allah swt.
yang mana berkat rahmat dan hidayahnya penulis masih diberikan kesehatan
judul “Cara Pengambilan Sampel Air Laut dengan Menggunakan Van Dorn Botol
Sampler dan Botol Niskin” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Penulis juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada asisten pembimbing dan seluruh teman-
air laut yaitu botol van dorn dan botol niskin. Selain itu, laporan ini juga berisikan
kelebihan dan kelemahan dari botol van dorn dan botol niskin untuk dijadikan
laporan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sangat diharapkan guna untuk perbaikan penulisan laporan di masa yang akan
datang.
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
lebih dari 17.504 pulau dengan 13.466 pulau telah diberi nama. Sebanyak 92 pulau
terluar sebagai garis pangkal wilayah perairan Indonesia ke arah laut lepas telah
sepanjang 95.181 km dan terletak pada posisi sangat strategis yaitu berada di antara
Luas laut Negara Indonesia yaitu sekitar 5,8 juta km2 (75,7%), yang terdiri
2.012.392 km2 perairan pedalaman, 0,3 juta km2 laut teritorial, dan 2,7 juta km2
proses dan interaksi antara berbagai komponen, baik yang bersifat hidup (biotik)
maupun tak hidup (abiotik), seperti proses-proses biologi, fisika, kimia, dan
geologi. Berdasarkan hal tersebut, maka kajian tentang lautan berkembang menjadi
(Setiyono, 2011).
Air laut sendiri didefinisikan sebagai air dari laut atau samudra. Air laut
memiliki kadar garam rata-rata 3,5%. Artinya dalam 1 liter (1000 mL) air laut
Air laut memiliki kadar garam dikarenakan bumi dipenuhi dengan garam dan
mineral yang terdapat di dalam bebatuan dan tanah. Contohnya natrium, kalium,
kalsium, dll. Apabila air sungai mengalir ke lautan, air tersebut membawa garam-
2
garam dan mineral. Ombak laut yang memukul pantai juga dapat menghasilkan
garam yang terdapat pada batu-batuan. Lama-kelamaan air laut menjadi asin karena
Dengan luasnya perairan laut Indonesia banyak para peneliti yang melakukan
penelitian terhadap air laut dengan cara mengambil sampel air di banyak perairan
laut yang terdapat di Indonesia. Pengambilan sampel air laut dapat dilakukan
dengan berbagai cara seperti sampel sesaat yang diambil secara langsung dari badan
air yang sedang dipantau, sampel komposit yang diambil secara manual ataupun
otomatis dengan menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-
waktu tertentu dan sekaligus dapat mengukur debit air, dan sampel gabungan
tempat yang diambil seara terpisah dari beberapa tempat dengan volume yang sama.
(instrumen) diantaranya yaitu seperti botol van dorn dan botol niskin. Botol van
dorn dan botol niskin terbuat dari bahan polivinklorida (PVC). Mulut kedua tutup
(atas dan bawah) dilapisi dengan karet dan dihubungkan dengan sebuah tali karet
sehingga bagian mulut dapat terbuka dan tertutup saat masuknya air.
dengan menggunakan botol van dorn dan botol niskin serta dapat melakukan
cara pengambilan sampel air serta pengukuran kualitas perairan dan tingkat kualitas
proses dan interaksi antara berbagai komponen, baik yang bersifat hidup (biotik)
maupun tak hidup (abiotik), seperti proses-proses biologi, fisika, kimia, dan
geologi. Berdasarkan hal tersebut, maka kajian tentang lautan berkembang menjadi
(Setiyono, 2011).
bagian yaitu: oseanografi fisika adalah ilmu yang secara khusus mempelajari segala
sifat dan karakter fisik yang membangun sistem fluidanya yang terjadi antara lautan
dengan atmosfer dan daratan. Oseanografi biologi adalah ilmu yang mempelajari
dari segi sisi hayati samudera yang berguna dalam mengungkap berbagai siklus
kehidupan organisme berukuran sangat kecil sampai yang berukuran besar yang
adanya berbagai proses aksi dan reaksi antar unsur, molekul, atau campuran yang
terjadi didalam dan didasar laut. Dan oseanografi geologi adalah ilmu yang
mempelajari pada bangunan dasar samudera yang berkaitan dengan struktur dan
sampah atau limbah dari berbagai aktivitas manusia dengan cara yang
murah dan mudah. Dengan demikian maka di laut akan dijumpai berbagai
Penurunan kualitas air tidak hanya diakibatkan oleh limbah industri, tetapi
juga diakibatkan oleh limbah rumah tangga baik limbah cair maupun limbah padat
(Pujiastuti, 2013).
(suhu, kekeruhan, padatan terlarut), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD,
digunakan dalam menentukan status kualitas air laut adalah sebagai berikut:
Parameter Fisika
1. Suhu
perairan. Perubahan suhu berpengaruh terhadap proses fisika, kimia, dan biologi.
Peningkatan suhu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misalnya
gas O2, CO2, N2, CH4. Selain itu juga kenaikan suhu dapat menurunkan kelarutan
oksigen dalam air, menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organisme
Apabila suhu air mencapai kisaran 35° - 40° C merupakan suhu kritis bagi
Menurut Bande dan Nandedkar (2016) menyatakan bahwa suhu air adalah
salah satu dari lima faktor penting untuk pengujian kualitas air. Suhu dapat
Jika air suhu meningkat, menurun atau berfluktuasi, aktivitas ini dapat
2. Salinitas
bahwa salinitas adalah konsentrasi seluruh larutan garam yang diperoleh dalam air
dalam satuan g/kg atau promil (‰). Nilai salinitas perairan laut biasanya berkisar
transparansi periaran, yang ditentukan secara visual menggunakan secchi disk. Nilai
kecerahan dinyatakan dalam satuan meter. Nilai ini sangat dipengaruhi oleh
cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat di dalam air.
tersuspensi dan terlarut, maupun bahan anorganik dan organik yang berupa
sampai ke dasar perairan dipengaruhi oleh kekeruhan (turbidity) air. Kekeruhan air
4. Kecepatan Arus
Menurut Harahap dalam Ihsan (2017), arus air adalah faktor yang mempunyai
peranan yang sangat penting baik pada periran letik maupun pada perairan lentik.
Hal ini berhubungan dengan penyebaran organisme, gas-gas terlarut dan mineral
yang terdapat di dalam air. Kecepatan aliran air akan bervariasi secara vertikal. Arus
air pada perairan lotik umumnya bersifat tusbulen yaitu arus air yang bergerak ke
segala arah sehingga air akan terdistribusi ke seluruh bagian dari perairan.
0,25 m/dtk yang disebut arus lambat, kecepatan arus 0,25 - 0,50 m/dtk yang disebut
arus sedang, kecepatan arus 0,50 - 1 m/dtk yang disebut arus cepat, dan kecepatan
Parameter Kimia
1. pH (Derajat Keasaman)
H (Hidrogen yang terlepas dalam suatu cairan). Semakin tinggi konsentrasi ion H+,
maka semakin rendah konsentrasi ion OH+ dan pH < 7, perairan tersebut bersifat
asam. Hal sebaliknya jika konsentrasi ion OH- tinggi dan pH > 7, maka perairan
bersifat alkalis (basa). Semakin banyak CO2 yang dihasilkan dari hasil respirasi,
Menurut Hamzah dan Setiawan (2017), perairan laut maupun pesisir memiliki
pH relatif lebih stabil dengan kisaran antara 7,7 – 8,4. Derajat Keasaman
suasana basa.
menyatakan bahwa air laut mempunyai kemampuan menyangga yang sangat besar
bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 - 8,5. Perubahan pH dapat mempunyai
akibat buruk terhadap kehidupan biota laut, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
2. Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut/DO adalah total jumlah oksigen yang ada (terlarut) di air.
pada suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan
Kelarutan oksigen terlarut (DO) sangat ditentukan oleh suhu air, umumnya
jika suhu meningkat oksigen terlarut akan berkurang (Wijayanti, 2015). Tekanan
udara yang berhubungan dengan ketinggian suatu daerah juga berpengaruh pada
kadar oksigen terlarut. Semakin tinggi suatu daerah maka semakin rendah tekanan
udaranya dan kadar oksigen terlarut pun akan sedikit. Adanya biota perairan juga
3. Fosfat (PO4)
PO4 . Konsentrasi fosfat dalam ortofosfat (P-PO4) jarang melebihi 0,1 mg/liter,
meskipun pada 33 perairan eutrof. Konsentrasi fosfat total pada perairan alami
Posfor masuk kedalam perairan baiik sebagai orthoposfat atau posfat organik
terdiferensiasi. Didalam air bentuk gabungan dari beberapa unsur terus berubah
karena proses dekomposisi dan sintesa antara bentuk terikat secara organik dan
sumber termasuk tanah yang tercuci atau lapuk dari batuan beku dan limbah
domestik yang terkandung dalam kotoran manusia. Posfat diserap oleh tumbuhan
air dan alga karena posfat merupakan komponen penyusun tubuh mereka. Jumlah
posfat dalam air yang tidak tercemar sekitar 0,01 mg/l. Peningkatan posfat yang
dalam jumlah besar didalam perairan merupakan masalh serius karena dampaknya
menyebabkan proses eutrofikasi dan penurunan kualitas air (Adesuyi et al, 2015).
4. Amonia (NH3)
Secara alami senyawa amonia di perairan berasal dari asil metabolise hewan dan
hasil proses dekomposisi bahan organik oleh bakteri. Jika konsentrasi amonia di
perairan terdapat dalam jumlah yang terlalu tinggi (lebih besar dari 1,1 mg/liter
pada suhu 25°C dan pH 7,5) dapat diduga adanya pencemaran (Silalahi, 2015).
5. Nitrit (NO2)
Konsentrasi nitrit di perairan relatif kecil karena segera dioksidasi menjadi nitrat
(Effendi, 2013).
6. Nitrat (NO3)
pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat (blooming) (Effendi, 2013).
Menurut Palar (2014), salah satu upaya untuk mengetahui kualitas air di
pengambilan sampel air hendaknya kondisi atau konsentrasi zat dalam air tidak
berubah atau harus sama dengan kualitas perairan. Untuk itu maka harus
menggunakan alat dan metode pengambilan sampel yang tepat. Hal ini erat
Salah satu alat yang dapat digunakan untuk pengambilan sampel di perairan
adalah botol van dorn dan botol niskin. Pengambilan sampel pada kedalaman
2014).
10
Pengambilan Sampel Air Laut dengan Menggunakan Van dorn Botol Sampel dan
Botol Niskin,” dilaksanakan pada hari Senin, 5 April 2018 Pukul 10.00-12.30 WIB
Adapun alat dan bahan yang digunakan selama melakukan praktikum adalah
sebagai berikut :
sampel air secara langsung kedalam perairan dan pengukuran kualitas air secara in
situ.
4.1. Hasil
Adapun hasil yang diperoleh dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Parameter
Stasiun
Suhu Salinitas Kecepatan Keceepatan Kecerahan Kedalaman
pH
(oC) (ppt) Arus (m/s) Angin (m/s) (cm) (m)
I 29,8 - 30 11,8 2,3 65 12,8
II 30,8 7 25 0,7 3,5 50 12,9
III 30,1 7 27 0,05 5,7 50 8,6
IV 30,7 8 27 11,2 2,2 77,5 7,6
V 30,1 7 28 0,267 0,1 105 6,6
VI 30,7 - - 0,6039 3,5 105 12,3
VII 30,8 7 27 11,7 0,333 50 9
VIII 31 7 28 0,967 5 54,5 7
IX 33 7 27 17,30 4,5 - 8
X - 6 30 0,25 5 37,5 12
4.2. Pembahasan
Dari hasil yang telah diperoleh maka dapat dilihat bahwa suhu tertinggi
berada pada stasiun IX yaitu mencapai 33˚C dan suhu terendah yakni terdapat pada
stasiun I yaitu 29,8 ˚C. Suhu tersebut masih dalam keadaan normal dan tidak
menggangu kehidupan biota-biota yang berada dalam perairan tersebut. Hal ini
sebagaimana yang dinyatakan oleh Effendi (2013) yaitu, suhu kritis bagi kehidupan
organisme yang dapat menyebabkan kematian adalah berkisar antara 35° - 40° C.
angka 8 pada stasiun IV dan nilai pH terendah menunjukkan angka 6 pada stasiun
laut permukaan di Indonesia umumnya bervariasi dari lokasi ke lokasi antara 6.0 -
8,5.
Salinitas tertinggi yaitu pada stasiun X dan stasiun I yang memiliki salinitas
30 ppt, dan salinitas terendah terdapat pada stasiun II dengan salinitas 25 ppt. Pada
dalam 1 kg air laut, dan pada stasiun II menunjukkan jumlah garam terlarut
sebanyak 25 gram dalam 1 kg air laut. Nilai salinitas air laut menurut Gufran dan
Baso (2007) dalam Widiadmoko (2013) biasanya berkisar antara 30‰ - 40‰.
Kecepatan arus menunjukkan angka 0,25 (terendah) pada stasiun III dan
17,30 (tertinggi) pada stasiun IX. Hal ini menunjukkan pada stasiun III kecepatan
arus lambat, dan pada stasiun IX kecepatan arus sangat cepat. Sesuai dengan
pernyataan Harahap dalm Ihsan (2017) bahwa kecepatan arus dapat dibedakan
dalam 4 kategori yakni kecepatan arus 0-0,25 m/dtk yang disebut arus lambat,
kecepatan arus 0,05 - 0,50 m/dtk yang disebut arus sedang, kecepatan arus 0,50 - 1
m/dtk yang disebut arus cepat, dan kecepatan arus diatas 1 m/dtk yang disebut arus
sangat cepat.
Rupat, juga dilakukan pengambilan air sampel dengan menggunakan alat yakni
Botol Nansen/Van dorn adalah alat untuk mendapatkan sampel air laut pada
kedalaman tertentu. Botol, lebih tepatnya disebut silinder logam atau plastik,
diturunkan dengan tali ke dalam laut dan ketika telah mencapai kedalaman yang
pemberat (messenger) mencapai botol, maka botol akan tertutup oleh sebuah pegas
13
katup di bawah dan diatas botol lalu menjebak sampel air di dalamnya. Botol dan
sampel kemudian diambil oleh surveyor menggunakan kabel atau tali, sampel air
yang ada didalam botol ini lah yang akan digunakan nantinya untuk diteliti lebih
lanjut. Messenger dapat diatur ketika akan dijatuhkan, dan diturunkan ke bawah
kabel / tali sampai mencapai botol Nansen. Dengan memperbaiki kedalaman dan
Untuk mengukur suhu air laut di kedalaman air sampling dicatat melalui suatu
thermometer reversing tetap ke botol Nansen. Ini adalah air raksa termometer
Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler terbuka diturunkan pada
kedalaman tertentu. Tabung Van Dorn atau Nansen Bottle Sampler akan ditutup
dengan meluncurkan ring atau besi pemberat sehingga bagian atas dan bawah akan
tertutup.
digunakan untuk keperluan yang lebih luas dan sensistif (parameter logam renik,
senyawaan gas dan senyawaan yang bersifat volatil), Niskin Bottle Sampler sangat
cocok digunakan untuk mengambil contoh air dengan keperluan. Sama seperti Van
dorn, alat ini dapat dipasang secara seri dan paralel (lebih dari satu)
14
5.1. Kesimpulan
pada suhu tertinggi 33˚C pada perairan yaitu terletak di stasiun X dan suhu terendah
29,8 ˚C terletak di stasiun I. pH yang didapatkan dari hasil praktikum, yang paling
angka 6 pada stasiun X. Salinitas tertinggi yaitu pada stasiun X dan stasiun I yang
memiliki salinitas 30 ppt, dan salinitas terendah terdapat pada stasiun II dengan
salinitas 25 ppt. Kecepatan arus menunjukkan angka 0,25 (terendah) pada stasiun
III dan 17,30 (tertinggi) pada stasiun IX. Hal ini menunjukkan pada stasiun III
kecepatan arus lambat, dan pada stasiun IX kecepatan arus sangat cepat.
Untuk mengambil sampel air laut dapat menggunakan botol van dorn (nansen
water sampler) cara pengambilan sampel air dengan menggunakan botol van dorn
adalah dengan diturunkannya tabung van dorn dengan tali ke dalam laut dan ketika
telah mencapai kedalaman yang diperlukan, berat kuningan atau disebut pemberat
(messenger) terjatuh ke tali pemberat (messenger) mencapai botol, maka botol akan
tertutup oleh sebuah pegas katup di bawah dan diatas botol lalu menjebak sampel
air di dalamnya. Botol dan sampel kemudian diambil oleh surveyor menggunakan
kabel atau tali. sampel air yang ada didalam botol ini lah yang akan digunakan
5.2. Saran
15
DAFTAR PUSTAKA
Adesuyi, A.A., Valerie C.N., Kelechi L.N., Anuoluwapo and Jolaoso. Nitrate and
Phospate Pollution in Surface Water of Nwaja Creek, Port Harcourt, Niger
Delta, Nigeria. International Journal of Geology, Agriculture and
Enviromental Sciences Vol.3.
Damaianto, B., A. Masduqi. 2014. Indeks Pencemaran Air Laut Pantai Utara
Kabupaten Tuban dengan Parameter Logam. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember : Surabaya. Volume 3 (1) : 15 hal.
Effendi, Hefni. 2013. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius( Anggota IKAPI ), Jakarta.
Hamzah, F dan A. Setiawan. 2017. Akumulasi Logam Berat Pb, Cu, dan Zn di
Hutan Mangrove Muara Angke, Jakarta Utara. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Kelautan Tropis, 2(2): 41-52.
Palar, H., 2014, Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat, Penerbit Rineka Cipta,
Jakarta.
Pujiastuti, P. 2013. Hubungan Antara Kualitas Air Limbah Industri Batik dengan
Kualitas Air Tanah Dangkal pada Kawasan Sentra Industri BatikSurakarta.
Tesis. Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan UNS : Surakarta.
Susana, T. 2016. Tingkat Keasaman (pH) dan Oksigen Terlarut Sebagai Indikator
Kualitas.
LAMPIRAN
18