You are on page 1of 10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PASANG SURUT

MODUL I METODE ADMIRALTY


DIONISIA DINI NUGRAHENI (26020210130100)1
1 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

ABSTRACT (INGGRIS)
The purpose of this practicum are to study type and component of tide, to analyse the
growth of mean sea level in territorial water of Semarang for October. The character
of this practicum is decreptive with case study desain. The main data that
collected in this research are tide data and the land degradation data in tide
station. Then the data are analysed descriptively, formulated in the tables, maps and
graphs and also search the relation among those data.This research found that that
the waters of Semarang has diurnal tide type.

ABSTRAK (INDONESIA)
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah mengkaji komponen dan tipe pasang
surut, menganalisis perkembangan kedudukan muka laut di Perairan Semarang
dalam 1 bulan yaitu bulan Oktober. Praktikum ini bersifat deskreptif dengan desain
studi kasus. Data utama yang dikumpulkan pada penelitian ini antara lain data
pasang surut dan data penurunan muka tanah di stasiun pasut. Data-data tersebut
kemudian dianalisa secara deskreptif, dijabarkan dalam bentuk tabel grafik dan peta
kemudian dicari keterkaitan antar data-data tersebut. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa perairan Semarang mempunyai tipe pasut diurnal.

KEYWORD
Pasang surut, konstanta pasang surut, bilangan Formzhal
PENDAHULUAN meramalkan pasang surut, diperlukan
Pasang surut merupakan output data amplitudo dan beda fase dari
gaya tarik gravitasi dan efek masing-masing komponen pembangkit
sentrifugal (dorongan ke arah luar pasang surut. Seperti yang telah
pusat rotasi). Pasang surut laut adalah disebutkan di atas, komponen-
gelombang yang dibangkitkan oleh komponen utama pasang surut terdiri
adanya interaksi antara laut, matahari, dari komponen tengah harian dan
dan bulan. Puncak gelombang disebut harian. Namun demikian, karena
pasang tinggi dan lembah gelombang interaksinya dengan bentuk
disebut pasang rendah. Periode pasang (morfologi) pantai, superposisi antar
surut adalah waktu antara puncak atau komponen pasang surut utama, dan
lembah gelombang ke puncak atau faktor-faktor lainnya akan
lembah gelombang berikutnya. mengakibatkan terbentuknya
Gravitasi berbanding terbalik terhadap komponen-komponen pasang surut
jarak. Sehingga meskipun ukuran yang baru.
bulan lebih kecil dari matahari, gaya Kota Semarang sebagai salah
tarik gravitasi bulan dua kali lebih satu metropolitan yang memiliki
besar daripada gaya tarik matahari wilayah pesisir di bagian utara dengan
dalam membangkitkan pasang surut garis pantai sepanjang + 13 km jelas
laut karena jarak bulan ke bumi lebih sangat terkena dampak kenaikan muka
dekat daripada jarak matahari ke bumi. laut tersebut. Adanya kenaikan muka
Pengetahuan mengenai pasang laut tersebut juga diperparah
surut tentunya sangat diperlukan dalam dengan terjadinya penurunan muka
transportasi, laut, pembangunan di tanah di Semarang dimana menurut
daerah pesisir pantai, kegiatan di Sarbidi (2002) penurunan muka tanah
pelabuhan, dan sebagainya. Pasang di wilayah pantai Semarang
surut mempunyai sifat periodik mencapai 2-20 cm/tahun.
(berulang-ulang). Oleh karena itu Penurunan tanah tersebut terjadi
pasang surut menjadi dapat diramalkan akibat peristiwa konsolidasi
terlebih dahulu. Untuk dapat (pemampatan) dan pengambilan air
bawah tanah yang berlebihan
(Sarbidi, 2002 dan BAPPEDA
Semarang, 2000). O1 + K1
F = ------------
M2 + S2
TINJAUAN PUSTAKA
Pasang surut adalah gerakan Dimana :
naik-turunnya muka air laut, dimana F = Bilangan Formhazl.
amplitudo dan fasenya berhubungan O1 = Amplitudo komponen
langsung terhadap gaya geofisika yang pasut tunggal utama yang disebabkan
periodik, yakni gaya yang ditimbulkan gaya tarik bulan.
oleh gerak reguler benda-benda K1 = Amplitudo komponen
angkasa, terutama bulan-bumi dan pasut tunggal utama yang disebabkan

matahari. gaya tarik surya.


Secara kuantitatif, tipe pasang M2 = Amplitudo komponen
surut suatu perairan dapat ditentukan pasut ganda utama yang disebabkan
oleh nisbah (perbandingan) antara gaya tarik bulan.
amplitudo unsur-unsur pasang surut S2 = Amplitudo komponen
tunggal utama dengan amplitudo pasut ganda utama yang disebabkan
unsur-unsur pasang surut ganda utama. gaya tarik surya.
Nisbah ini dikenal sebagai bilangan Dengan demikian jika nilai F berada
Formhazl yang mempunyai formula antara :
sebagai berikut :
< 0,025 : Pasut bertipe besar daripada bulan
ganda (Ongkosongo,1989).
0,26 - 1,50 : Pasut bertipe Oleh karena posisi bulan dan
campuran dengan tipe ganda yang matahari terhadap bumi berubah-ubah,
menonjol maka resultan gaya pasut yang
1,50 - 3,00 : Pasut bertipe dihasilkan dari gaya tarik kedua
campuran dengan tipe tunggal yang angkasa tersebut tidak sesederhana
menonjol yang diperkirakan. Tetapi karena rotasi
> 3,00 : Pasut bertipe bumi, revolusi bumi terhadap matahari
tunggal dan revolusi bulan terhadap bumi
Keadaan pasang surut (pasut) di sangat teratur, maka resultan GPP
wilayah perairan Nusantara ditentukan yang rumit tadi dapat diuraikan
oleh penjalaran pasang surut dari sebagai hasil gabungan sejumlah
Samudra Pasifik dan India serta komponen harmonik pasut (Harmonic
morfologi pantai dan Batimeri perairan Constituents). Komponen harmonik ini
yang kompleks, dimana terdapat dapat dibagi menjadi tiga yaitu, tengah
banyak selat, palung dan laut yang harian, harian dan periode panjang
dangkal sampai sangat dalam (Wyrtki, (Ongkosongo,1989).
1961).
Pasangan matahari-bumi akan
menghasilkan fenomena pasut yang MATERI METODE
mirip dengan fenomena yang Materi yang dikaji dalam
diakibatkan oleh pasangan bumi bulan. penelitian ini meliputi data pasang
Perbedaan yang utama adalah GPP surut di perairan Semarang selama 20
yang disebabkan oleh matahari hanya tahun dan data penurunan muka tanah
sebesar separuh kekuatan yang di Pelabuhan Tanjung Emas.
disebabkan oleh bulan. Hal ini Data utama yang dikumpulkan
disebabkan oleh jarak matahari-bumi, dalam penelitian ini adalah :
walaupun massa matahari jauh lebih 1. Data pasang surut Semarang.
Alat dan bahan yang digunakan digunakan untuk megetahui nilai MSL,
dalam praktikum adalah : LLW, HHW dan tipe pasang surut.
No Nama Keguna Metode yang digunakan yaitu metode

Alat an Admiralty dengan cara perhitungan

dan sebegai berikut :


 Penyusunan Skema I
Bahan
Pada penyusunan skema I ini
1 Laptop Untuk proses mengolah data
ditentukan tengah pengamatan,
pasang surut
bacaan tertinggi dan terendah
2 Modul Praktikum Sebagai pedoman untuk
dari data pasang surut. Bacaan
mengolah data tertinggi menunjukkan
3 Data Pasut Sebagai data yang akan kedudukan alat tertinggi dan
diproses bacaan terendah menunjukkan
kedudukan alat terendah. Tabel
Pengambilan data pasang surut 1 yang disusun berdasarkan

bertujuan untuk mendapatkan tanggal pegamatan dan tanggal


standart GMT.
informasi mengenai
 Penyusunan Skema II
perkembangan kedudukan
Penentuan skema II, ditentukan
muka laut di perairan Semarang.
dari perhitu bacaan positif (+)
Data pasang surut yang
dan negatif (-) untuk kolom X1,
dikumpulkan merupakan data
Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 dalam
sekunder. Data tersebut antara lain: setiap hari pengamatan. Nilai X1,
1. Data pasang surut harian di Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 didapat
perairan Semarang di bulan
Oktober, dari perkalian antara nilai pada
Data tersebut dianalisa dengan Tabel 1 dengan daftar 1. Daftar
menggunakan metode Admiralty 29 1 terdiri dari bilangan pengali.

hari dan hasilnya dirata-rata sehingga  Penyusunan Skema III

hasil akhirnya akan diketahui Pengisian kolom X0, X1, Y1, X2,
Y2, X4 dan Y4 dalam setiap hari
komponen-komponen pembangkit
pengamatan. Kolom X0 berisi
pasang di perairan
perhitungan mendatar dari
Semarang yang dapat
hitung-an X1 pada tabel II tanpa penjumlahan semua nilai
mem-perhatikan tanda (+) dan (- Y1. Kemudian nilai X10 dan
). Kolom X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y10 ditambahkan dengan
Y4 merupakan penjumlahan nilai -29(B) dimana B
mendatar dari X1, Y1, X2, Y2, X4 adalah 2000.
dan Y4 pada tabel II dengan o Indeks 12 untuk X dan Y
memperhatikan tanda (+) dan (-) berarti X12 dan Y12 berarti
harus ditambah dengan besaran penjumlahan X1 dan Y1
B(B kelipatan 100) atau nilai pada tabel IV yang telah
2000 jika masih (-) sehingga dikalikan nilai pada kolom
menjadi positif. 2 pada daftar 3b
 Penyusunan Skema IV o Indeks 1b untuk X dan Y
Penyusunan pada tabel IV berarti X1b dan Y1b berarti
digunakan kolom-kolom pada penjumalahan X1 dan Y1
daftar 3A dikalikan dengan hasil pada tabel IV yang telah
dari tabel III. Untuk pengamatan dikalikan nilai pada kolom
29 piantan, besaran yang telah b pada daftar 3b
ditambah B dapat ditentukan dan o Indeks 4d untuk X dan Y
selanjutnya menghitung X00, Y00 berarti X4d dan Y1d berarti
sampai dengan X4d, Y4d dimana: penjumlahan X4 dan Y4
o Indeks 00 untuk X berarti pada tabel IV yang telah
X00, yang didapatkan dari dikalikan nilai pada kolom
penjumlahan semua nilai d pada daftar 3b
X0  Penyusunan Skema V
o Indeks 00 untuk Y berarti Penyusunan Skema V sudah
Y00, yang didapatkan dari mem-perhatikan sembilan unsur
penjumlahan semua nilai utama pembangkit pasang surut
Y0 (M2, S2, K2, N2, K1, O1, P1, M4
o Indeks 10 untuk X berarti dan MS4). Untuk perhitungan
X10, yang didapatkan dari pada tabel V yaitu mencari nilai
penjumlahan semua nilai X00, X10, selisih X12 dan Y1b,
X1. Serta untuk Y berarti selisih X13 dan Y1c, X20, selisih
Y10 didapatkan dari X22 dan Y2b, selisih X23 dan Y2c,
selisih X42 dan Y4b dan selisih nilai pada kolom dijum-lahkan
X44 dan Y4d. Untuk penyusunan ke bawah.
kolom sebagai berikut:  Penyusunan Skema VII dan VIII
o Kolom 1 ditulis nilai-nilai Langkahnya:
dari X00, X10, (X12-Y4b), o Menghitung P.R.cos.r pada
(X13-Yib), X20, (X22- baris 1, dilakukan dengan
Y2b), (X23-Y2c), (X42- menjumlahkan nilai pada
Y4b) dan (X44-Y4d). kolom dari 1-9 yang ada di
o Kolom 2 ditulis S0, M2, S2, tabel V.
N2, K1, O1, M4 dan MS4 o Menghitung P.R.sin.r pada
yang didapat dari daftar 3a baris 2, dilakukan dengan
dikali dengan nilai yang menjumlahkan nilai pada
ditentukan sebelumnya. kolom 1 - 9 yang ada di
Ma-sing – masing nilai tabel V.
pada kolom dijumlahkan o Mengitung PR pada baris 3
kebawah. caranya:
 Penyusunan Skema VI  Menentukan besaran P
Penyusunan skema ini perlu data (baris 4). Didapat
yang berasal dari tabel 4, serta dengan menyalin nilai
daftar 3a. Untuk perhitungan pada Daftar 3b dengan
pada tabel ini VI adalah mencari 29 plantan.
nilai Y10, jumlah Y12 dan X1b,  Menentukan besaran f
jumlah Y13 dan X1c Y20, jumlah (baris 5). Didapat
Y22 dan X2b, jumlah Y23 dan X2c, dengan cara intepolasi
jumlah Y42 dan X4d dan jumlah nilai yang berada pada
Y44 dan X4d. Kemudian hasilnya waktu tengah pada
dituliskan pada kolom pertama. daftar 4.
Sedangkan kolom 2 pada tabel  Menentukan harga
VI diisi dengan data S0, M2, S2, (1+W) dan w (baris
N2, K1, O1, M4 dan MS4 yang 6). Dengan melihat
didapat dari daftar 3a dikali tabel VIII.
dengan nilai yang ditentukan  Menentukan harga V`
sebelumnya. Masing-masing (baris 7). Didapatkan
dari interpolasi nilai  f.M4 = (f.M2)2
M2, K1, O1, K2 pada  V. M4 =(V.M2)*2
waktu tengah dengan  u. M4 = (u.M2)*2
bantuan daftar 5.  Besaran V MS4
 Menentukan harga V`  V. MS4 = V. M2
(baris 7). Didapatkan  Besaran A dan g untuk K2
dari interpolasi nilai  A. K2= (A. S2)*(0,27)
yang terdapat pada  g. K2=g.S2
waktu tengah dengan  Besaran A dan g untuk P1
bantuan daftar 6.  A. P1=(A.K1)*(0,33)
 Menentukan harga  g.P1 = g.K1
V``` (baris 8).
Didapatkan dari
HASIL
interpolasi nilai yang
terdapat pada tanggal F 3.123882
Zo 47405.16
waktu tengah dengan
MSL 47463.33
bantuan daftar 7. HHWL 47595.54
 Hubungan antara konstanta PEMBAHASAN
pasut yang diperoleh dengan W,
f, V, u, λ dan g Menurut perhitungan admiralty
 Besaran W untuk M2, O2, untuk data pasang surut Perairan
dan M4 Semarang bulan Oktober 2009, maka
 W. M2= W.O1= W.M4 = 0 dapat diketahui tipe pasang surut di
 Besaran f, V, dan u S2 Perairan Semarang adalah pasut
 f. S2 = 1
bertipe diurnal karena rata- rata nilai
 V.S2 = 0
F untuk pasut Semarang adalah >3.
 u.S2 = 0
Hasil penelitian ini diperkuat oleh
 Besaran f dan u untuk N2
hasil penelitian Adhitya (2003) dan
dan MS4
 f.N2 = f. MS4 = f. M2
Darmono (2003) yang juga

 u.N2= u. MS4 = u. M2 mendapatkan tipe pasang perairan


 Besaran f, V, dan u untuk Semarang adalah campuran condong
S2 ke ganda melalui perhitungan
admiralty. Hal ini berarti di Perairan Departemen Kelautan
Semarang terjadi dua kali pasang dan Perikanan. Jakarta.

dan dua kali surut dalam sehari tetapi


Gross, M. G.1990. Oceanography ; A
berbeda dalam tinggi dan waktunya.
View of Earth Prentice Hall, Inc.
Englewood Cliff. New Jersey.
KESIMPULAN
1. Tipe pasang surut di perairan
Pond dan Pickard, 1978. Introductory to
Semarang adalah pasut bertipe diurnal Dynamic Oceanography. Pergamon
yang berarti mengalami satu kali Press, Oxford.
pasang dan satu kali surut.
2. Metode Admiralty digunakan untuk Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography
menentukan LLWL, HHWL, dan MSl of the South East

3. Nilai HHWL berada di atas LLWL, Asian Waters. Naga

agar dapat mengamankan pelabuhan Report Vol. 2 Scripps,


Institute
Tanjung Mas
Oceanography,
4. Perairan di Semarang ditentukan
California.
dari bilangan Formzhal
www.dishidros.or.id
DAFTAR PUSTAKA www.digilib.itb.ac.id
www.laut.gd.itb.ac.id
Diposaptono, S. 2007. Karakteristik Laut
Pada Kota Pantai.
www.oseanografi.blogspot.com
Direktorat Bina
Pesisir, Direktorat
Jendral Urusan Pesisir
dan Pulau-pulau Kecil.

You might also like