You are on page 1of 3

PENDAHULUAN

Mikosis merupakan penyakit yang disebabakan oleh jamur. Mikosis kutan


disebabkan oleh jamur yang hanya menginvasi jaringan superfisialis yang
terkeratinisasi (kulit, rambut dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam.1,3

Bentuk yang paling penting adalah dermatofita, suatu kelompok jamur


serumpun yang diklasifikasika menjadi 3 genus Epidennophyton, Microsporum
danTrychopyton. Pada jaringan keratin yang tidak hidup, bentuk-bentuk ini adalah
bila dan artrokonidia. Ada dua golongan jamur yang menyebabkan mikosis
superfisialis yaitu non dermatofita dan dermatofita. Perbedaan antara
dermatofitosis dan nondermatofitosis adalah disebabkan karena letak infeksinya
pada kulit. 1,3

Golongan dermatofitosis menyerang atau menimbulkan kelainan di dalam


epidermidis mulai dari stratum komeum sampai stratum basalis, sedangkan
golongan non-dermatofitosis hanya bagian superfisialis dari epidermidis. Hal ini
disebabkan karena dermatofitosis mempunyai afinitas tehadap keratin yang
terdapat pada epidermidis, rambut, kuku, sehingga infeksinya lebih dalam. 1,3

Dermatofitosis adalah sekelompok penyakit jamur kulit superfisial yang


menyerang jaringan dengan zat tanduk, misalnya stratum korneum pada
epidermis, rambut, dan kuku, yang disebabkan oleh jamur golongan dermatofita
yang dapat mencernakan keratin.(1,5) Infeksi dermatofitosis dikenal dengan nama
tinea dan dibagi berdasarkan lokasi.(1,3)

Tinea kruris (ekzema marginatum) dalah salah satu dermatofitosis yang


ditemukan pada pangkal paha, genital, pubis, serta perineum dan kulit
perianal.(2,3,4)

Tinea kruris adalah jenis kedua dari dermatofitosis yang paling umum di
seluruh dunia, namun lebih sering terjadi pada zona tropis, seperti Indonesia.2,4,5

Penyakit ini merupakan salah satu bentuk klinis tersering di Indonesia dan
ditemui terutama pada musim panas dengan tingkat kelembaban tinggi.3
Tinea kruris dapat bersifat akut ataupun kronis, dan dapat diderita seumur
hidup.1 Tinea kruris lebih sering diderita oleh orang dewasa dibanding anak dan
menyerang laki-laki tiga kali lebih sering dibanding wanita, salah satu alasannya
karena skrotum menciptakan kondisi yang hangat dan lembab. Penularan tinea
kruris dapat melalui kontak langsung, baik dengan manusia maupun binatang, dan
dari serpihan jamur pada pakaian, handuk, dan lain-lain.2,4,5

Faktor predisposisi lain yang mempengaruhi terjadinya tinea kruris, antara


lain obesitas dan derajat perspirasi yang berlebih.5

Tinea kruris disebabkan oleh infeksi jamur golongan dermatofita.


Dermatofita adalah golongan jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Menurut
Budimulja tahun 2010, dermatofita termasuk kelas Fungi imperfecti, yang terbagi
dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton,
mempunyai sifat mencerna keratin.1 Penyebab tersering tinea kruris adalah
Epidermophyton floccosum, diikuti Tricophyton rubrum dan Tricophyton
mentagrophytes.2,4

Efloresensi terdiri atas macam-macam bentuk (polimorfik), baik primer


maupun sekunder.1 Tinea kruris mempunyai lesi yang khas berupa plak
eritematosa berbatas tegas meluas dari lipat paha hingga ke paha bagian dalam
dan seringkali bilateral. Skrotum biasanya jarang terlibat.3 Lesi disertai skuama
selapis dengan tepi yang meninggi.2

Apapun penyebab tinea kruris, keluhan gatal merupakan salah satu gejala
umum yang menonjol. Nyeri juga sering dirasakan pada daerah yang terjadi
maserasi dan infeksi sekunder.2,5 Peradangan di bagian tepi lesi lebih terlihat
dengan bagian tengah tampak seperti menyembuh (central healing). Pada tepi lesi
dapat disertai vesikel, pustul, dan papul, terkadang terlihat erosi disertai keluarnya
serum akibat garukan. Pada lesi kronis dapat ditemukan adanya likenifikasi
disertai skuama dan hiperpigmentasi .
DAFTAR PUSTAKA

1. Budimulja U. Mikosis. Dalam Sri Luniwih, Menaldi,Hamzah M, dan Aisah,


Kusmarinah. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-7. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2016. Hal. 89-100
2. Schieke SM, Garg A. Fungal disease: superficial fungal infection. In:
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K, eds.
Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 8th Ed: Volume 2. New York:
McGraw-Hill;2015. p.2277-97
3. Prof. dr. R.S Siregar. Penyakit Jamur Kulit Ed;2. 2005
4. Prof. dr. R.S Siregar. Atlas BerwarnaSaripati Kulit Ed;2. 2005
5. Yosella T. Diagnosis and treatment of tinea cruris. J MAJORITY, 4(2): 2015.
Hal. 122-28
6. James WD, Berger TG, Elston DM, eds. Andrews’ Disease of the Skin, Clinical
Dermatology. 11th Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2011.
7. Sobera JO, Elewski BE. Infections, investations, and bites: fungal disease. In:
Bolognia, Jean L, Jorizzo JL, Rapini RP. eds. Dermatology. 2nd Ed: Volume 1.
Philadelphia: Churchill Livingstone Elsevier. p.1135-62
8. James WD, Berger TG, Elston DM, eds. Andrews’ Disease of the Skin, Clinical
Dermatology. 11th Ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2015.
9. Kurniati CRSP. Etiopatogenesis dermatofitosis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit
dan Kelamin, 20(3):2013, Hal 243-50
10. Mulyaningsih S. Tingkat kekambuhan tinea kruris dengan pengobatan krim
ketokonasol 2% sesuai lesi klinis dibandingkan dengan sampai 3 cm di luar
batas lesi klinis (Laporan Penelitian). Semarang: Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro; 2014
11.Gambaran wood lamp’s pada tinea kruris
http://www.utmb.edu/pedi_ed/core/dermatology/page_55.htm
12. Media Saboroud Agar pada tinea
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fupload.wikimed
ia.org%2Fwikipedia%2Fcommons%2Fd%2Fdf%2FTrichophyton_terrestre_P
HIL_4300_lores.jpg&imgrefurl=https%3A%2F%2Fen.wikipedia.org%2Fwik
i%2FSabouraud_agar&docid=NgNe4Bhv1Y-
kAM&tbnid=3RFFENIzCn1BTM%3A&w=700&h=486&bih=667&biw=136
6&ved=0ahUKEwjSgfSctujMAhWkMaYKHctPDiMQMwgcKAAwAA&iact
=mrc&uact=8
13. Gambaran wood lamp’s pada eritrasma
http://www.skinsight.com/adult/erythrasma.htm
14. Koloni agar darah pada Corynaebacterium minutissum 36 jam
http://www.microregistrar.com/corynebacterium-sp-2/
15. Gambaran Kerokan KOH pada Candida sp.
https://quizlet.com/77464040/mycology-flash-cards
16.Gambaran biakan Candida sp. Pada media saboroud agar
http://www.himedialabs.com/intl/en/products/Veterinary/Media-for-
Fungi/Sabouraud-Dextrose-Agar-M063

You might also like