Professional Documents
Culture Documents
Ready TA
Ready TA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
memiliki keterkaitan satu sama lain. Keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan
perkembangan anak.
yang dapat dihandalkan. Selain itu cara orang tua menerapkan disiplin,
perilaku anak yang diterapkan orang tua akan berpengaruh terhadap pribadi
1
2
tertarik dengan faktor pola asuh orang tua, karena usaha orang tua dalam
perilaku anak. Sehingga dari semua faktor yang disebutkan faktor pola asuh
anak dengan cara merawat dan membimbing anak secara baik dan penuh
perhatian.
terutama untuk masa depan anak dengan harapan kelak anak akan lebih
sukses dari orang tua. Namun, harapan dan keinginan orangtua terhadap
tugas dan tanggung jawab, serta pemenuhan terhadap kebutuhan anak, baik
fisik maupun non fisik. Sehingga orangtua sering tidak memperdulikan rasa
tertekan yang dirasakan oleh anak. Rasa tertekan yang dirasakan anak akan
Ada beberapa macam pola asuh yang diterapkan orang tua untuk
pola asuh otoriter, pola asuh demokratis, pola asuh temporizer, pola asuh
tingkah laku anak sesuai dengan harapan. Pola asuh tersebut dapat
seperti dari tutur kata, sikap, perilaku, dan tindakan mereka terhadap anak.
otoriter. Pola asuh otoriter memiliki dampak positif dan dampak negatif
yang dirasakan oleh anak. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang diatas
penulis tertarik dengan dampak negatif pola asuh otoriter terhadap pribadi
Dalam pola asuh otoriter, orang tua yang berperan sebagai pengasuh
mengikuti apa yang orang tua kehendaki tanpa memberi peluang anak untuk
anaknya, serta membentuk anak dengan berbagai cara menjadi seperti yang
bahwa anak pada dasarnya suka memberontak serta ada kecemasan yang
berlebihan terhadap anak, dan jika dibiarkan mengikuti cara anak sendiri,
4
perilaku anak di dalam lingkungan sosial yang dikutip dari beberapa sumber
2018,
pengaruh pola asuh otoriter pada lingkungan sosial yang dijadikan ide
dalam pembuatan karya akhir, karena pola asuh otoriter bersifat keras,
yang juga memiliki karakteristik sifat yang sama yaitu keras, dari melihat
serta mempelajari sifat besi timbulah ide untuk menjadikan sepeda motor
sebagai visual utama dalam pembuatan karya akhir ini, sepeda motor
tersusun dari beberapa komponen yang pada umumnya terbuat dari besi
cara kerja manusia dan sangat bisa dijadikan metafora dari sifat otoriter
orang tua. Jika dilihat dari segi fungsi, sepeda motor berfungsi sebagai alat
dan filosofi yang terdapat pada sepeda motor kemudian dikaitkan dengan
otoriter orang tua terhadap anak, sepeda motor yang divisualkan dilihat dari
kontemporer.
dimetaforkan ke dalam karya seni lukis, penulis sendiri hidup dan besar di
memiliki bentuk sangat menarik dan memiliki fungsi kerja yang bisa
Penulis mengambil cabang seni lukis dalam pembuatan karya akhir ini
karena seni lukis merupakan sebuah media yang kaya dengan tanda-tanda
dan penuangan objek yang lebih luas, mulai dari titik, garis, warna dan
bentuk. Dan juga penulis selama masa studi mendalami seni lukis sebagai
selama penulis menjalankan masa studi di perguruan tinggi ini, gaya yang
mudah dicerna oleh masyarakat awam adalah gaya realis, karena objek yang
menekuni seni lukis gaya realis kontemporer dan tidak hanya dalam
Metafora Pola Asuh Otoriter Terhadap Lingkungan Sosial dalam Karya Seni
oleh orang tua terhadap anank-anaknya, dengan menerapkan salah satu dari
jenis pola asuh. Orangtua mengharapan anaknya kelak hidup lebih sukses
dari mereka, sehingga berbagai macama bentuk pola asuh digunakan. Salah
rasional atas segala aturan, kurang dihargai pendapatnya, dan orang tua
metafora pola asuh otoriter terhadap lingkungan sosial dalam karya seni
C. Orisinalitas
lukisan sepeda motor tua dengan gaya kontemporer sebagai karya akhir ini,
ide yang akan dijadikan sebagai pedoman dalam mewujudkan karya seni
lukis.
(http://xa.yimg.com/kq/groups/20949820/117007
7778/name/Biodata) “Dalam kegiatan
berkeseniannya Yun Suroso aktif berpameran dari
diantaranya: 2009, Pameran Seni Rupa Jogja Art
Fair#2 di Taman Budaya, Yogyakarta; Pameran
Seni Rupa “Up & Hope” di D’Peak Gallery,
Jakarta; Pameran Seni Rupa Nusantara 2009 di
Galeri Nasional Indonesia, Jakarta; Pameran
memperingati 80 tahun Romo Mangun W di
Karta Pustaka Yogyakarta. 2008, Pameran
Kompetisi Lukis Nasional Jakarta Art Award
2008 di PS. Ancol, Jakarta. 2007 “Art on 0.0 Km
Gempa” bersama kelompok SIDJI di Galeri
Suraji, Bantul; Pameran bersama kelompok
Seniman Internasional Cheng Ho Baru di PRPP,
Semarang. 2003, “REPLY” dalam rangka FKY
XV di Taman Budaya, Yogyakarta; “Indonesia
Tanpa Tema” bersama kelompok SIDJI di
Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 2002, ”Lahir
Era Baru di Tanah Tradisi” bersama kelompok
SIDJI di Benteng Vredeburg, Yogyakarta. 1990,
Pameran Tugas”
9
pada komposisi yang lebih pada asimetris dan aksentuasi pada salah satu
ini jelas berbeda sebab gaya yang penulis terapkan adalah realis
berbeda-beda.
berikut:
1. Tujuan
diperlakukan.
BAB II
KONSEP PENCIPTAAN
orang tua dan pengaruhnya terhadap mental anak pada lingkungan sosal. Ide
ini timbul karena pengalaman pribadi penulis baik itu dalam kehidupan
1. Pengertian Metafora
yang dipakai, melainkan dari prediksi yang dapat dipakai baik oleh
kebahasaan itu”.
makna dari suatu nama melalui deviasi. Alasan bagi deviasi ini adalah
perempuan pada saat persalinan, semua orang mulai dari orang tua,
Ada beberapa macam bentuk pola asuh di antaranya pola asuh otoriter,
pola asuh demokratis, pola asuh temporizer, pola asuh appeasers, dan
pola asuh permisif. Beberapa bentuk pola asuh ini penulis tertarik dengan
yang tinggi”
“pola asuh orang tua yang memaksakan kehendak. Tipe orang tua ini
kehendak pada anak, tidak terbuka terhadap pendapat anak, sangat sulit
wenang” (www.kbbi.co.id)
yang ketat dijadikan sebagai pusat dan pemegang kendali, dengan dasar
sikap orang tua dalam mendidik anaknya. Salah satunya adalah pola asuh
otoriter. Sifat otoriter yang dijadikan oleh orang tua sebagai pola asuh
hukuman atas pelanggaran yang dilakukan anak. Pola asuh otoriter orang
sosial, lingkungan fisik, dan lingkungan kerja orang tua. Faktor internal
afidburhanuddin.wordpress.com).
yang diperoleh dari beberapa faktor seperti faktor eksternal dan faktor
internal.
(hhtps://id.wikipedia.org/wiki/sepeda_motor)
komponen ini tidak bergerak pada saat mesin hidup, dan ada juga
16
hidup” (www.viarohidinthea.com)
saat cuaca cerah antara lain cara membaca alur aspal yang basah, licin,
(https://beritagar.id/artikel/otogen/memahami-teknik-pengereman-
sepeda-motor)
tersebut memiliki fungsi yang berbeda dan cara kerja dengan waktu yang
kondisi jalan yang akan dia tempuh seperti kondisi jalanan yang licin,
B. Landasan Penciptaan
dipilih dalam penciptaan karya seni. Dari judul yang penulis angkat yaitu
sepeda motor sebagai metafora otoriter tehadap lingkungan dam karya seni
diantaranya:
1. Pengertian Seni
(Jazuli, 2014: 31) “Suatu defenisi seni yang relatif populer adalah seni
agar menarik.
2. Seni Lukis
seperti tinta, cat/pigmen, tanah liat, semen dan berbagai aplikasi yang
dimensi.
tujuan yang lebih hidup. Pada umumnya para pelukis realis akan melukis
apa yang dilihat dengan menggabungkan bakat agar lukisan terlihat lebih
4. Pengertian kontemporer
masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi saat dimana karya
maupun harapan yang dikaitkan dengan situasi dan kondisi pada waktu
yang dibuat masa kini, jadi berkaitan dengan waktu, dengan catatan
idiom baru. Lebih jelasnya dikatakan bahwa tidak semua seni masa kini
sesuatu keadaan atau kondisi yang terjadi saat ini, yang disimpulkan
bahwa seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh aturan-aturan
sebelumnya.
a. Titik
sebuah alat yang paling mendasar seperti dalam teori, Yayat (2004:34)
Titik adalah unsur seni rupa yang paling mendasar dan bila
b. Garis
nyata dan garis semu. Garis nyata adalah garis yang dihasilkan dari
yang muncul karena adanya kesan batas dari satu bidang , warna atau
ruang. Dengan adanya garis dalam karya seni lukis merupakan suatu
karya lukis itu sendiri, karena adanya garis pada lukisan, menjadikan
karakter si perupa”.
c. Warna
Indonesia, 1989:269).
cahaya yang di pancarkan, tanpa cahaya warna tidak akan ada. Secara
yang di jelaskan :
d. Bidang
unsur rupa yang terjadi karena pertemuan dari beberapa garis yang
e. Tekstur
permukaan semua benda yang dapat dilihat secara nyata dan diraba
f. Ruang
dari dua dan tiga dimensi dan dapat pula merupakan kesan batas yang
C. Tema/Ide/Judul
sebuah pemikiran. Suatu tema tergantung pada suatu hal yang menarik
pengaruh pola asuh otoriter orang tua terhadap anak, ide mengungkapkan
tentang psikolog seorang anak akibat pola asuh otoriter. Judul yang
25
Kontemporer”
D. Konsep Perwujudan
berkaitan dengan pola asuh otoriter dan pengaruh terhadap mental anak di
dari pola asuh otoriter yang diterapkan oleh orangtua, bahkan penulis sendiri
mengalaminya.
dampak dari pola asuh otoriter terhadap mental anak di dalam lingkungan,
yang terlihat seperti kurangnya percaya diri dan lebih memilih untuk
bagian dari motor yang di dominasi bagian kilat dari sepeda motor.
sapuan tebal. Bahan yang digunakan dalam pembuatan karya ini adalah
kanvas dan cat akrilik. Karya ini dibuat dengan merujuk pada karya lukis
26
masanya, dimana media dan teknik tidak terikat oleh aturan-aturan, dan
BAB III
METODE/PROSES PENCIPTAAN
sesuai dengan tujuan dan manfaat yang diinginkan. Tahap proses penciptaan
penyelesaian.
1. Persiapan
salah satunya, melalui informasi media sosial dan fakta yang penulis
2. Tahap Elaborasi
baru memikirkan bentuk objek yang akan dibuat serta teknik yang akan
27
28
pembuatan karya.
3. Sintesis
konsep atau ide yang telah ada sehingga menghasilkan satu kesatuan
ditetapkan pada tahap elaborasi sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh
dalam wujud karya seni lukis realis kontemporer dengan media kanvas dan
unsur dan prinsip-prinsip seni rupa karena hal ini merupakan dasar dalam
4. Realisasi Konsep
ada dalam media kanvas dalam bentuk lukis realis kontemporer dan
5. Penyelesaian karya
a. Membuat sketsa
pembimbing.
b. Memindahkan sketsa
Persiapan alat dan bahan, seperti: kanvas, kuas, palet, cat dan
1) Alat
a. Kuas
b. Palet
2) Bahan
a. Cat
b. Kanvas
d. Proses berkarya
e. Finishing
5. Penyelesaian
Tahap penyelesaian ini adalah tahap akhir dari proses berkarya yaitu,
B. Kerangka Konseptual
Kajian Literatur
Elaborasi
Membuat sketsa,
memindahkan sketsa, bahan
Realisasi
dan alat, proses berkarya,
konsep
finishing.
Pameran
Penyelesaian Dokumentasi
Pelaporan
33
BAB IV
satu sama lain di sebut dengan keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan
anak. Generasi yang baik dan berkualitas akan tumbuh dari keluarga yang
menjalankan fungsi dalam keluarga, penulis tertarik dengan faktor pola asuh
orang tua, karena usaha orang tua dalam mendewasakan anak sangat
semua faktor yang disebutkan di atas faktor pola asuhlah yang sangat
demokratis, pola asuh temporizer, pola asuh appeasers dan pola asuh
permisif. Beberapa pola asuh di atas, penulis tertarik dengan pola asuh
otoriter. Di dalam pola asuh otoriter ada dampak positif dan dampak negatif,
dari kedua dampak tersebut penulis tertarik dengan dampak negatif pola
34
terutama untuk masa depan anak dengan harapan kelak anaknya akan lebih
sukses dari orangtuanya sendiri akan tetapi harapan dan keinginan orangtua
anak, baik fisik maupun non fisik. Sehingga orangtua sering tidak
memperdulikan rasa tertekan yang dirasakan oleh anak. Rasa tertekan yang
33
35
karya,
Karya Pertama
tampak dari belakang dengan aksentuasi 2 lampu sen berwarna orange dan
Lukisan ini menggunakan teknik sapuan tebal. Beberapa unsur rupa yang
yang terdapat pada lukisan antara lain: titik, garis, warna, tekstur, ruang,
bidang. Kesan yang diperoleh dari mata dan cahaya sehingga terbentuknya
warna gelap dan terang yang ada pada lukisan. Dua lampu sen menjelaskan
lampu belakang yang menandakan berhenti, namun hal itulah yang tidak
ada, seperti halnya sebuah permasalahan yang tidak tahu kapan berakhirnya.
Peran anak disini adalah sebagai motor itu, ketika anak disalahkan oleh
orangtua yang otoriter tidak akan ada yang benar atau pembenaran karena
Bagaimanapun pembelaan diri anak, tetap saja yang benar terletak pada
Karya Kedua
hanya pada bagian depan sepeda motor atau bagian kepala sepeda motor,
bagian belakang dilihat dari prespektif motor terlihat buram atau blur.
teknik sapuan tebal. Tekstur ini tercipta karena media yang digunakan yaitu
untuk melakukan apa yang diinginkan. Bentuk kepala sepeda motor yang
meskipun anak secara batin menolak, tetapi anak harus menuruti semua
perintah orangtua. Warna yang gelap pada latar belakang karya menjelaskan
bahwa rasa percaya diri anak yang hilang karena harus mengalah atas semua
anak.
39
Karya ketiga
motor berwarna putih tulang yang hanya terlihat sebahagian atau bentuk
objek yang tidak utuh. Objek dilihat dari depan. Latar belakang pada lukisan
berwarna gelap.
pada lukisan, antara lain: titik, garis, warna. tekstur, ruang, bidang.
dimaksudkan agar objek terlihat menonjol dan menjadi titik fokus dalam
karya.
40
orangtua harus diikuti anak sebab kendali anak dipegang erat oleh
orangtua. Warna gelap pada latar belakang merupakan bentuk dari rasa
bisa terkendali kemudian mengarahkan kemana kita ingin pergi, baik itu
harus belok kiri, belok kanan atau berbalik arah. Namun kendali tersebut
Karya keempat
sepeda motor yang terlihat dari atas. Terlihat hanya bahagian lampu dengan
bisa dikatakan dengan warna stanlis. Warna yang digunakan secara visual
42
memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda. Sama halnya dengan
sepeda motor yang dilukiskan. Lampu yang tampak dari atas bagian tengah
memilki fungsi sebagai penerang jalan disaat gelap. Lampu yang ditepi
lampu yang mengkilat ini merupakan visual dari bentuk pengaruh peran
orangtua dalam mengasuh anak. Peran orang tua dalam mengarahkan anak
dengan pola asuh otoriter menjadikan anak harus patuh dan tidak bisa
memaparkan kemana anak ingin pergi karena peran itu sudah dikuasai oleh
orangtua sehingga anak tidak memiliki tujuan kecuali tujuan yang semata
memberikan pengasuhan pada anaknya, mungkin saja anak dalam kasus ini
memang harus di didik keras. Hal itu akan disadari anak ketika telah
Karya Kelima
terdapat pada bagian bawah sepeda motor, yaitu rantai dan lampu rem.
Karya yang dibuat tidak jauh berbeda dengan karya lainnya, masih berkaitan
teknik sapuan tebal. Tekstur ini diciptakan karena media yang digunakan
yaitu kanvas dan juga didukung dengan penggunaan warna yang terbentuk
44
dari penerapan cahaya serta kelenturan bentuk subjek. Dalam karya lukis
banyak tenaga, waktu dan pikiran. Namun hal itu dapat diatasi dengan
beristirahat sejenak dan memulainya lagi dengan tenaga baru. Rantai sepeda
tanda berhentinya motor itu, lampu rem yang terletak di sebelah rantai
sepeda motor menjelaskankan bahwa letak lampu rem yang tidak wajar
memungkinkan dan harus berhenti dan berisitrahat namun orang tua selalu
memaksakan untuk terus bergerak dan menuruti dengan cepat apa yang
Adapun pesan yang ingin penulis sampaikan di dalam karya ini adalah
agar orang tua khususnya bisa memantau sebatas mana anak mampu
menjalankannya.
45
Karya Keenam
bentuk mesin sepeda motor dengan dua knalpot sebagai aksentuasi. Latar
terus menerus secara teratur. Ketika suatu siklus atau proses melenceng dari
siklus maka akan timbul permasalahan. Tiga aspek utama yang sangat
penting dalam mesin motor yaitu bahan bakar, pengapian, dan kompresi.
Ketika aspek itu ada maka mesin yang akan beroperasi dengan baik dan
berjalan normal. Tetapi ketika peran orangtua lebih besar dari peran diri
sendiri maka permasalahan yang akan ditemui oleh anak serta bisa membuat
teman sebaya.
siklus itu dapat berjalan baik dengan cara menyeimbangkan peran yang ada
Karya Ketujuh
Objek yang divisualkan yaitu sepeda motor yang tampak dari depan.
pada karya ini . Latar belakang berwarna hijau gelap. Namun antara objek
dengan latar belakang, ada suatu masalah yang seharusnya tidak demikian
yaitu latar belakang tampak lebih luas di bandingkan dengan objek utama.
48
senirupa diantaranya : titik, garis, warna, tekstur, ruang, dan bidang. Kesan
yang diperoleh dari mata dan cahaya sehingga terbentuknya warna gelap
adalah kemampuan yang seharusnya dimiliki anak akan tetapi tidak dapat
Karya Kedelapan
shok/skop dengan warna putih mengkilap atau chrome, dan satu peredam.
untuk masa depan yang ingin diraih. Skop atau shok motor menggambarkan
peran orangtua untuk mewujudkan keinginan anak tersebut. Dua buah skop
maupun aspek yang akan merugikan diri sendiri atau orang lain, di sisi lain
sebuah harapan tidak hanya bersifat personal tetapi juga ada terselip
keinginan orang lain terhadap kita. Itu bisa di lihat dari perbandingan besar
keinginan anak itu jangan terlalu di kesampingkan oleh keinginan orang tua
yang belum tentu anak bisa mewujudkan keinginan tersebut, karena setiap
Karya Kesembilan
senirupa diantaranya : titik, garis, warna, tekstur, ruang, dan bidang. Kesan
yang diperoleh dari mata dan cahaya sehingga terbentuknya warna gelap
harus ada aturan yang menjadi pedoman agar tidak terjadi pelanggaran
sepeda motor menggambarkan aturan yang tidak jelas tetapi harus dipatuhi.
Karena banyak aturan anak akan menjadi terbebani dan takut akan
melakukan hal baru sehingga ketika anak sudah mulai dewasa pikiran-
Karya Kesepuluh
senirupa diantaranya : titik, garis, warna, tekstur, ruang, dan bidang. Kesan
yang diperoleh dari mata dan cahaya sehingga terbentuknya warna gelap
memerlukan proses yang baik, dan begitu juga sebaliknya. Knalpot yang
telah mencapai titik temu. Dalam pola asuh otoriter hasil yang didapatkan
memiliki dua dampak yaitu dampak positif dan negatif. Semua itu akan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep tugas akhir karya seni ini berawal dari keresahan penulis
terhadap apa yang penulis alami dalam mendapatkan pola asuh dari
orangtua dan banyak kasus lain yang tidak jauh berbeda dengan apa yang
penulis rasakan. Berbagai macam bentuk pola asuh yang diterapkan oleh
orangtua terhadap anak dengan harapan anak akan lebih sukses dari mereka.
Namun rasa perhatian dan rasa cemas yang berlebihan oraangtua terhadap
anak membuat orangtua memberikan bentuk pola asuh yang salah terhadap
demokratis, pola asuh temporizer dan pola asuh appesier. Dari beberapa
bentuk pola asuh ini penulis tertarik dengan pola asuh otoriter. Pada pola
merasakan dampak negatif dari pola asuh otoriter ini, rasa tertekan dengan
anak.
sebagai metafora pola asuh otoriter terhadap lingkungan sosial dalam karya
53
56
B. Saran
lukisan dengan tema metafora pola asuh otoriter terhadap lingkungan dalam
karya seni lukis kontemporer memiliki banyak manfaat dan bisa dijadikan
sebagai teman bicara bagi orang tua, remaja,guru, pendidik, dan penimat
seni dengan siap saja yang peduli terhadap perkembangan generasi dan juga
pola asuh kepada anak. Setiap anak mempunyai hak untuk bisa merasakan
kasih sayang dari orang tua yang memang benar-benar dirasakan oleh anak.
57
DAFTAR RUJUKAN
Djamarah, Bahri, Syaiful.2014. Pola Asuh Orang Tua Dan Komunikasi Dalam
Edwards, C. D. 2006. Ketika Anak Sulit Diatur: Panduan Bagi Para Orangtua
Rahardjo, Buddy. 1984. Pendidikan Seni Rupa Untuk Kurikulum 1984. Bandung:
CV Yrama.
Rasjoyo. 1997. Pendidikan Seni Rupa Untuk SMU Kelas 1. Jakarta: Erlangga.
Sunarti, Euis. 2004. Mengasuh Dengan Hati. Jakarta: PT Elex Media Kompitindo
Yayat. 2004. Tinjauan Seni Rupa Modern (Buku Ajar). Surakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
55
58
http://lifestyle.kompas.com/read/2014/03/10/1455563/Kasus.Ade.Sara.Dampak.S
alah.Asuh.Orangtua. di akses tanggal 09/11/2017
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-
lingkungan-pendidikan/ diambil pada tanggal 07 Februari 2017.
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/pengertian-fungsi-dan-jenis-
lingkungan-pendidikan/ diambil pada tanggal 07 Februari 2017.
https://beritagar.id/artikel/otogen/memahami-teknik-pengereman-sepeda-motor
diambil pada tanggal 22 April 2018
https://nasional.tempo.co/read/391560/empat-dari-lima-anak-alami-tekanan-batin
diambil pada tanggal 12 Maret 2018
Mei 2017.
LAMPIRAN
1. Sketsa