You are on page 1of 24

A.

Pelatihan Kader Kesehatan Jiwa

1. Pengertian kesehatan jiwa


Kesehatan jiwa merupakan suatu perasaan sehat dan bahagia
serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang
lain dengan apa adanya, dan mampu bersikap positif baik pada diri
sendiri maupun pada orang lain.
Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku
seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat
menimbulkan penderitaan dan dapat menyakiti diri sendiri, tidak
menunjukan empati terhadap orang lain dan bisa merugikan orang
lain, orang yang terkena gangguan jiwa biasanya tidak menyadari
bahwa tingkah lakunya yang menyimpang, dan juga
memperlihatkan kemampuan pengendalian diri yang amat kurang,
apabila kemampuan pengendalian diri ini sangat kurang secara
menyolok maka ia dikatakan sebagai gangguan jiwa (Sipayung, A,
2010).

2. Stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa


A. Definisi
Stigma adalah suatu usaha untuk label tertentu sebagai
sekelompok orang yangkurang patut dihormati daripada yang lain
(Sane Research, 2009).
B. Penanganan Stigma di Masyarakat
Menghilangkan stigma gangguan jiwa di masyarakat memang
tidak mudah. Namun kita perlu untuk berusaha menurunkan stigma
tersebut dengan harapan di masa yang akan datang akan hilang

STIKep PPNI JAWA BARAT Page 1


dengan sendirinya. Penanganan stigma tersebut memerlukan
pendidikan dan kemauan yang keras dari individu-individu
dimasyarakat dan memerlukan keberanian yang besar untuk ikut
serta dalam penanganan tersebut.
Beberapa kegiatan atau program yang dapat dilakukan
untuk mengurangi stigma gangguan jiwa antara lain:
1. Melakukan kampanye pendidikan kesehatan tentang kesehatan
jiwa. Kampanye tersebut dapat dilakukan di masyarakat
melalui program desa siaga ataupun dengan media massa. Kita
berikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat ataupun
wartawan secara akurat dan terbaru tentang kesehatan jiwa.
2. Menanamkan pendidikan kesehatan tentang kesehatan jiwa
sejak dini melalui sekolah-sekolah. Pendidikan tersebut dapat
dilakukan atau dimasukkan dalam kurikulum di sekolah-
sekolah atau melalui kegiatan kokurikuler. Berikut adalah hal-
hal yang dapat dilakukan sekolah untuk menurunkan stigma
yaitu:
a. Memberikan kesempatan pengembangan profesional bagi
para karyawan, mengenai keragaman, masalah kesehatan
mental dan memupuk lingkungan sekolah inklusif.
b. Tantangan tidak menghormati apapun istilah yang
digunakan dalam merujuk kepada orang-orang dengan
penyakit mental, atau terkait dengan istilah kata-kata
yang digunakan sebagai cemoohan - seperti psikopat,
gila, atau menderita skizofrenia
c. Buat suatu modul guna lebih meningkatkan pemahaman
terhadap penyakit mental.
d. Sertakan penyakit mental dalam diskusi-diskusi yang
membahas tentang keanekaragaman masyarakat

STIKep PPNI JAWA BARAT Page 2


e. Mengajak profesional kesehtaan atau orang yang
mempunyai gangguan mental untuk berbicara dengan
para siswa
3. Melibatkan keluarga ataupun masyarakat dalam pelaksanaan
tindakan terhadap pasien gangguan jiwa sehingga kesadaran
keluarga dan masyarakat tentang cara pandang mereka pada
pasien gangguan jiwa dapat berubah dan dapat membantu
menanganinya.
4. Pemerintah ataupun lembaga swasta perlu memberikan
kesempatan pekerjaan yang layak dan sesuai dengan
kemampuannya kepada orang-orang yang mengalami
gangguan jiwa ataupun orang-orang yang telah sembuh dari
gangguan jiwa.
5. Kita sebagai individu tenaga kesehatan harus menunjukkan
atau memberi contoh kepada masyarakat bahwa kita tidak
melakukan stigma tersebut. Kita harus menentang
kesalahpahaman tentang gangguan jiwa dan menunjukkan
fakta-fakta bahwa penyakit mental sangatah umum dan dapat
disembuhkan dengan management tindakan yang tepat.

3. Mengenali gangguan jiwa


a. Tanda dan gejala
Gejala-gejala yang umum dijumpai meliputi:
1) Adanya pikiran tidak wajar dan aneh, yang tetap diyakini
(delusi / waham).
2) Melihat, mendengar, atau mengalami sesuatu yang
sebenarnya tidak ada (halusinasi).
3) Merasa pikirannya bisa diketahui atau dikendalikan orang
lain.

STIKep PPNI JAWA BARAT Page 3


Pada tahap awal yang akut (mendadak) biasanya dijumpai
keadaan:
1) Gaduh gelisah
2) Pikirannya kacau dan bicaranya sukar dimengerti
3) Seringkali disertai rasa curiga yang berlebihan (paranoid).

Gejala-gejala lain yang sering terlihat biasanya:


1) Sering melamun (bengong), lebih suka menyendiri
2) Tidak ada perhatian pada keluarga, dan lingkungan
3) Emosinya datar atau tidak wajar
4) Tidak mengurus diri (tidak mau mandi, tidak mau makan).
5) Bicara sendiri atau tertawa sendiri.

b. Ciri Orang Yang Sehat Jiwa


1) Merasa nyaman terhadap dirinya
2) Mampu menghadapi berbagai perasaan seperti rasa marah,
takut, cemas, cinta, iri, rasa bersalah, rasa senang dan lain-
lain.
3) Mampu mengatasi kekecewaan dalam kehidupan.
4) Mempunyai harga diri yang wajar.
5) Menilai dirinya secara nyata ,tidak merendahkan dan tidak
pula berlebihan.
6) Merasa nyaman terhadap orang lain
7) Mampu mencintai dan menerima cinta dari orang lain
8) Mempunyai hubungan pribadi yang tetap
9) Mampu mempercayai orang lain
10) Dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda

STIKep PPNI JAWA BARAT Page 4


11) Merasa bagian dari kelompok
12) Tidak mengakali orang lain dan tidak membiarkan dirinya
diakali oleh orang lain

STIKep PPNI JAWA BARAT Page 5


4. Perubahan perilaku adaptif menjadi maladaptive

Ada dua hal pokok dalam perilaku adaptif, yaitu:

 Personal living skills | menyangkut keterampilan menolong


diri (makan, berpakaian, pergi kekamar mandi) –
keterampilan sensorimotor – memelihara barang milik
sendiri.
 Social living skills | menyangkut keterampilan sosial
(keterampilan menilai lingkungan secara tepat, berhubungan
dng tata krama), menggunakan pengetahuan yang telah
dimiliki dalam kehidupan sehari-hari (memahami arah
untuk bepergian, menggunakan uang) dan keterampilan
menyesuaikan diri dengan lingkungan terdekat.

Seseorang dikatakan berperilaku maladaptive, jika:

 Tidak mampu menjaga penampilan diri (personal


appearance).
 Ketrampilan motorik kasar (beraktivitas) dan halus
(menulis) terganggu.
 Gangguan dalam berkomunikasi.
 Gangguan keterampilan personal dan sosial (bermain,
berinteraksi, partisipasi dalam kelompok,dan sebagainya).
 Penurunan fungsi kognitif; membaca, menulis, fungsi
angka, waktu, uang dan lain-lain.

STIKep PPNI Jawa Barat Page 6


 Tidak mampu melakukan perawatan kesehatan (health care)
dan kesejahteraan personal (personal welfare).
 Tidak dapat merawat pakaian (berpenampilan buruk /
kotor), keterampilan memasak, membersihkan rumah, dan
sebagainya.
 Bepergian tidak jelas, tidak mampu menggunakan telepon,
dan sebagainya.
 Mengalami gangguan dalam hal keterampilan vokasional
(vocational skills): keselamatan kerja, kebiasaan dan sikap
kerja buruk.

5. Pendekatan keluarga dengan gangguan jiwa


Tugas-tugas kader meliputi pelayanan kesehatan dan
pembangunan masyarakat, tetapi hanya terbatas pada bidang-
bidang atau tugas-tugas yang pernah diajarkan kepada mereka.
Mereka harus benar-benar menyadari tentang keterbatasan yang
mereka miliki. Mereka tidak diharapkan mampu menyelesaikan
semua masalah yang dihadapinya. Namun, mereka diharapkan
mampu dalam menyelesaikan masalah umum yang terjadi di
masyarakat dan mendesak untuk diselesaikan. Perlu ditekankan
bahwa para kader kesehatan masyarakat itu tidak bekerja dalam
sistem yang tertutup, tetapi mereka bekerja dan berperan
sebagai seorang pelaku sistem kesehatan.
Oleh karena itu, mereka harus dibina, dituntun, serta
didukung oleh pembimbing yang terampil dan berpengalaman.
Peran kader kesehatan jiwa meliputi:
a. Peran Kader Kesehatan Jiwa Kader kesehatan jiwa
berperan serta dalam meningkatkan, memelihara dan
mempertahankan kesehatan jiwa masyarakat.

STIKep PPNI Jawa Barat Page 7


b. Tugas Pokok kader Kesehatan Jiwa
1) Melaksanakan program Desa Siaga Sehat Jiwa.
2) Melakukan deteksi keluarga sehat, keluarga yang
beresiko mengalami masalah psikososial, dan keluarga
dengan gangguan jiwa di masyarakat.
3) Menggerakkan individu, keluarga, dan kelompok sehat
jiwa untuk mengikuti pendidikan kesehatan jiwa.
4) Menggerakkan individu, keluarga,dan kelompok yang
beresiko mengalami masalah psikososial untuk
mengikuti pendidikan kesehatan jiwa.
5) Menggerakkan individu, keluarga,dan kelompok yang
mengalami gangguan jiwa untuk mengikuti pendidikan
kesehatan jiwa.
6) Melakukan kunjungan rumah pada pasien dengan
gangguan jiwa lama dan gangguan jiwa baru.
-Dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Pengobatan apa yang pernah dijalani ?
b. Sudah berapa lama orang tersebut mengalami
gangguan jiwa ?
c. Upaya apa yang keluarga sudah lakukan dalam
mengatasinya ?
d. Apa yang menjadi kendala dalam pengobatan
orang tersebut ?
7) Membuat catatan observasi dan perkembangan klien
gangguan jiwa di wilayah tersebut.
8) Melakukan rujukan kasus masalah psikososial atau
gangguan jiwa pada Puskesmas atau Rumah Sakit
(Keliat, 2007)

STIKep PPNI Jawa Barat Page 8


6. Cara (Alur) merujuk pasien gangguan jiwa di masyarakat
ALUR

PASIEN DATANG 1. Sapa dan Salam


2. Persiapan Pasien
3. Beritahukan maksud dan
Pasien dengan keluhan tujuan tentang deteksi
utama dibedakan menjadi dini tentang gangguan
kelompok Keluhan fisik jiwa
(F), Psikosometri (PS), atau
Mental Emosional (ME).

Kelompokan pasien berdasarkan gejala (keluhan) yang dirasakan


penderita yang membuat penderita datang berobat ke Puskesmas :

a. Penderita dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan


masalah Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl),
keluhan fisik dengan keluhan mental emosional (co-morbid)
dimasukan dalam kelompok gangguan fisik ganda (F2).
b. Penderita dengan keluhan fisik yang diduga berhubungan dengan
masalah kejiwaan seperti keluhan pada jantung, perut,
pernafasan, kulit, otot, endokrin, urogenital dan cerebrovascular
dimasukan dalam kelompok gangguan Psikosomatis (PS)
c. Penderita dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran
dan perilaku Kelompokan pasien berdasarkan gejala (keluhan)
yang dirasakan penderita yang membuat penderita datang berobat
ke Puskesmas :
d. Keluhan fisik saja kelompok gangguan fisik murni (Fl), keluhan
fisik dengan keluhan mental emosional (co-morbid) dimasukan
dalam kelompok gangguan fisik ganda (F2)
e. Kejiwaan seperti keluhan pada jantung, perut, pernafasan, kulit,
otot,
STIKep PPNIendokrin, urogenital dan cerebrovaskular dimasukan dalamPage 9
Jawa Barat
kelompok gangguan Psikosomatis (PS)
f. Penderita dengan keluhan berhubungan dengan perasaan, pikiran
dan perilaku seperti adanya gangguan tidur, gangguan perilaku,
Lembar Observasi Tanda Dan Gejala
1. Pengawasan Tanda dan Gejala Perilaku Resiko Gangguan Jiwa

Lembar 1

Status Mental Deskripsi Tanda & Gejala Tanggal Frekuensi Keterangan

Perilaku Kemarahan yang  Mengancam


Kekerasan di ekspresikan  Mengumpat
secara berlebihan  Bicara keras dan
dan tidak kasar
terkendali baik  Memukul
secara verbal  Melukai
maupun tindakan  Merusak
dengan
 Berteriak-teriak
mencederai diri,
 Muka tegang
orang lain, dan
merusak  Mata melotot

STIKep PPNI Jawa Barat Page 10


lingkungan  Mondar-mandir

Defisit Dimana  Penampilan tidak


Perawatan Diri seseorang tidak rapih
mau atau tidak  Terlihat kotor
mampu  Bau badan
melakukan  Bau mulut
kegiatan sehari  Berpakaian tidak
hari seperti sesuai/ tidak mau
mandi, berhias/ menggunakan
berdandan, pakaian
makan dan  BAB/BAK
minum, dan disembarang
menggunakan tempat
toilet untuk
 Tidak mau makan
BAB/BAK
 Makan dan minum
dengan benar.
berantakan
 Rambut gimbal/
tidak disisir

STIKep PPNI Jawa Barat Page 11


 Kuku panjang dan
kotor
Halusinasi Dimana  Berbicara sendiri
seseorang  Tertawa sendiri
mendengar,  Sering menyendiri
melihat,  Melamun
mencium, dan  Sulit bertatap mata
merasakan  Mengatakan
(dimana bahwa mendengar
seseorang bisikan
merasakan
 Mengatakan
sesuatu baik di melihat bayangan
kulit maupun
 Mengatakan
dilidah yang
mencium bau-
sebenarnya tidak
bauan
nyata).
 Mengatakan
merasakan suatu
rasa pada mulut
bibir dan lidah

STIKep PPNI Jawa Barat Page 12


 Mengatakan ada
yang menyentuh
dan meraba

Isolasi Sosial Suatu keadaan  Mengatakan malas


dimana seseorang untuk berbicara
tidak mau dengan orang lain
mengobrol dan  Senang menyendiri
berkumpul dalam ruangan
dengan orang lain  Tidak bisa
memulai
pembicaraan
 Tidak melakukan
kontak mata
 Merasa curiga
dengan orang lain
 Merasa malu untuk
berbicara dengan
orang lain
 Merasa takut untuk

STIKep PPNI Jawa Barat Page 13


berbicara dengan
orang lain
 Banyak menunduk
saat diajak
berbicara

Harga Diri Perasaan negatif  Mengeluh hidup


Rendah pada diri sendiri tidak bermakna
 Merasa tidak
memiliki kelebihan
apapun
 Mengeluh tidak
berguna
 Mengeluh tidak
bisa berbuat apa
apa
 Sering malas-
malasan

STIKep PPNI Jawa Barat Page 14


 Merasa jelek
 Merasa putus asa
 Mengatakan ingin
mati saja

STIKep PPNI Jawa Barat Page 15


Waham Gangguan isi  Merasa curiga
pikir dimana  Merasa cemburu
orang tersebut  Merasa diancam /
menganggap diguna-guna
dirinya sesuatu  Merasa sebagai
yang bukan orang hebat
semestinya  Merasa sudah mati
(merasa dirinya  Merasa dijauhi
orang paling orang lain
hebat, merasa
 Merasa tidak ada
dirinya sebagai
yang mau mengerti
tuhan atau nabi,
 Marah-marah
curiga akan
tanpa sebab
disakiti orang
lain, menganggap  Marah-marah
karena alasan
dirnya sudah
sepele
meninggal).
 Banyak berbicara
 Menyendiri

STIKep PPNI Jawa Barat Page 16


Resiko Bunuh Adanya  Merasa hidupnya
Diri kemungkinan tidak berguna lagi
untuk melakukan  Ingin mati
tindakan  Mengatakan sudah
mencederai diri bosan hidup
sendiri untuk mati  Menyatakan lebih
baik mati saja
 Ingin mencoba
untuk bunuh diri
 Mengancam ingin
bunuh diri
 Ekspresi murung
 Sering menyendiri
 Malas beraktivitas
 Wajah tampak
sedih
 Tidak bergairah
 Adanya bekas
percobaan bunuh
diri
STIKep PPNI Jawa Barat Page 17
Keterangan:

1. Kolom status mental dan kolom deskripsi bertujuan untuk membantu dalam menentukan jenis
gangguan jiwa.
2. Berikan tanda ( √ ) pada kolom tanda dan gejala, jika ODGJ menunjukan perilaku tersebut.
3. Catat pada kolom tanggal, kapan waktu terjadinya tanda dan gejala tersebut.
4. Catat kembali pada kolom frekuensi, seberapa sering perilaku tersebut muncul dalam 1 hari.
5. Berikan keterangan secara jelas dan tuliskan perkataan maupun perbuatan pasien.

STIKep PPNI Jawa Barat Page 18


Lembar Pengawasan Minum Obat

Lembar 2

Jenis Obat Januari


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Februari


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Maret


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat April


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

STIKep PPNI Jawa Barat Page 19


Jenis Obat Mei
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Juni


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Juli


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Agustus


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

STIKep PPNI Jawa Barat Page 20


Jenis Obat September
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Oktober


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat November


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Jenis Obat Desember


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

STIKep PPNI Jawa Barat Page 21


Alasan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………

Keterangan:

1. Lembar 2 diisi jika ODGJ sudah melakukan pengobatan / mendapatkan obat dari dokter
2. Jika sudah, maka tuliskan nama obat yang telah diberikan oleh dokter.
3. Berikan tanda √ apabila ODGJ sudah minum obat, dan apabila obat diminum lebih dari sekali dalam sehari maka beri tanda √ sesuai
dengan berapa kali minum obat. ( contoh : CPZ…. Tanggal 5 diberikan 2xsehari, maka beri tanda √√ sebanyak dua kali.
4. Bila ODGJ tidak minum obat maka kolom tanggal tidak boleh di √ , serta berikan alasan kenapa obat tidak diminum

STIKep PPNI Jawa Barat Page 22


Lembar Observasi Tingkat Kemandirian Klien

Lembar 3

No Pola Aktivitas Kegiatan Tanggal Frekuensi Keterangan

1 Makan / Minum  Tidak mampu makan dan minum


sendiri
 Tidak merapikan peralatan makan
dan minum sendiri

2 BAB / BAK  Sehabis BAB / BAK tidak


dibersihkan
 BAB / BAK tidak pada tempatnya

3 Mandi  Tidak mandi sendiri


 Mandi tidak mengunakan sabun /
shampo
 Tidak menyikat gigi

4 Berpakaian  Berpakaian tidak rapih


 Baju tidak pernah diganti
 Berpakaian tidak semestinya
 Tidak berpakaian
5 Tidur  Waktu tidur tidak teratur
 Tidur di sembarang tempat

6 Aktivitas luar  Tidak mau beraktivitass sama sekali


rumah  Melakukan kegiatan yang
meresahkan orang lain

STIKep PPNI Jawa Barat Page 23


Keterangan Cara Pengisian Lembar 3:

1. Lembar 3 tidak perlu diisi jika ODGJ masih mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
2. Lembar 3 diisi jika perilaku ODGJ termasuk dalam kategori di atas
3. Pada kolom kegiatan beri tanda √ jika termasuk dalam kategori di atas.
4. Catat pada kolom tanggal, kapan waktu terjadinya tanda dan gejala tersebut.
5. Catat kembali pada kolom frekuensi, seberapa sering perilaku tersebut muncul dalam 1 hari.
6. Berikan keterangan secara jelas dan tuliskan alasan mengapa tindakan tersebut tidak dilakukan oleh ODGJ.

STIKep PPNI Jawa Barat Page 24

You might also like