You are on page 1of 3

BAB IV

ANALISA KASUS

Diagnosa kejang demam sederhana pada kasus ini ditegakkan berdasarkan :


a. Anamnesis
Dari anamnesis didapatkan Os datang dengan keluhan Kejang. Kejang dengan frekuensi
1X, kejang terjadi ±10 menit hingga os os sampai di RS Rimbo Medika, os tiba-tiba kejang
ketika sedang tidur. Sebelumnya os sedang sadar penuh, selama kejang os tidak sadar. bola
mata mengarah ke atas, kedua tangan os posisi menggenggam, kaki os kaku, kedua gigi
mengatup kuat. Setelah kejang os kembali sadar. Ketika kejang, ibu os tidak mengukur suhu
os menggunakan termometer. Riwayat trauma (+) os pernah jatuh dari tangga pada usia 11
bulan, kejang sebelumnya (+) os pertama kali mengalami demam disertai kejang pada usia 7
bulan..
Dari hasil anamnesis tersebut mengarahkan os mengalami demam kejang sederhana.
Dimana kejang kejang yang terjadi selama ±10 menit menunjukkan kejang berlangsung
kurang dari 15 menit, posisi tubuh os saat kejang mengarah ke kejang tonik. Pada kejang
demam sederhana kejang berbentuk umum tonik atau klonik, tanpa adanya gejala fokal.
Ketika kejang, ibu os mengatakan bahwa os demam, Os tiba di IGD RS Rimbo Medika
dalam keadaan kejang dan suhu tubuh os menunjukkan 39,3ºC. Pada kejang demam dikatan
bahwa kenaikan suhu tubuh di atas 38°C. kejang demam sederhana terjadi pada 80% diantara
kejang demam.1,2

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit berat, suhu axila
38,8°C ( pada saat pertama kali masuk IGD), tubuh kaku. Pada pemeriksaan generalisata,
Pulmo, cor, dan abdomen dalam batas normal, pemeriksaan status neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan. Suhu tubuh lebih dari 38°C disertai adanya kaku tonik pada seluruh tubuh
yang menunjukkan adanya kejang demam sederhana di dukung oleh pemeriksaan neurologis
yang menunjukkan tidak adanya ditemukan kelainan. Dikonfirmasi lagi dengan hasil follow
up pada 24 jam pertama yang menunjukkan tidak adanya kejang berulang pada os. dari hasil
pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit yang menunjukkan adanya infeksi
yang menyebabkan demam.1

Untuk diagnosa banding pada kasus ini yaitu kejang demam kompleks. Pada kejang
demam kompleks kejang terjadi >15 menit, kejang bersifat fokal atau parsial pada satu sisi,
atau kejang umum yang didahului kejang parsial, serta kejang terjadi berulang lebih dari 1 kali
dalam waktu 24 jam. Pada kasus kejang hanya berlangsung ±10 menit, kejang bersifat tonik
dan mengenai seluruh tubuh, serta tidak berulang dalam waktu 24 jam.1,2

Untuk diagnosa banding epilepsi, epilepsi merupakan penyakit pada otak akibat
peningkatan kerentanan sel neuron terhadap kejadian kejang epileptic yang berdampak pada
aspek neurobilogis, psikologis, kognitif, dan sosial individu. Pada epilepsi ada beberapa faktor
risiko untuk terjadinya epilepsi, seperti retardasi mental, serebral palsi, ayah atau ibu dengan
epilepsi, maupun riwayat kejang tanpa demam atau tanpa di provokasi sebelumnya. Diagnosa
epilepsi dapat ditegakkan bila : terdapat minimal dua episode kejang tanpa di provokasi,,
terdapat satu episode kejang tanpa di provokasi namun risiko rekurensi dalam 10 tahun sama
dengan risiko setelah dua episode kejang tanpa provokasi, serta sindrom epilepsi ( berdasarkan
hasil pemeriksaan elektroensefalografi).2 Pada kasus jelas penyebab dari kejang adalah dipicu
oleh demam terlebih dahulu.

Tatalaksana awal yang diberikan pada kasus meliputi pembebasan jalan nafas, longgarkan
pakaian, posisikan miring. Kemudian pemberian O2 2L/menit. Lalu untuk Circulation
diberikan IVFD D5 ¼ NS 1000 mg/ 24 jam . Pada saat kejang ( di IGD RS Rimbo Medika) os
diberikan diazepam rectal. IV 0.5 mg/ kgBB bolus dalam waktu 3-5 menit, karena berat
badan os 10 Kg maka dosis diazepam yang diperlukan yaitu 5 mg. Untuk mengatasi demam,
diberikan antipiretik Paracetamol 10mg/KgBB ( 4 X 150 mg). pemberian cairan D5 ¼ NS
sebagai cairan rumatan yang bertujuan untuk menganti cairan tubuh yang hilang lewat urin,
fese, paru dan keringat. Pada saaat follow up, karena os masih demam dengan suhu >38°c os
masih mendapatkan Pemberian paracetamol. Paracetamol bekerja dengan cara menghambat
produksi prostaglandin dengan mengurangi bentuk teroksidasi dari enzim siklooksigenase
(COX), dan bekerja pada pusat pengaturan suhu di otak, tetapi mekanisme secara spesifik
belum diketahui. Pemberian antipiretik parasetamol sesuai dengan konsensus tatalaksana
kejang demam dimana dosis diberikan 10-15 mg/kg/ kali tiap 4-6 jam.1, pada kasus ini
pemberian diazepam tidak dilakukan karena setelah pemberian dosis diazepam rektal di IGD
RS Rimbo Medika kejang berhenti dan tidak berulang. Kemudian pada kasus os diberikan
diazepam dengan dosis 0,3 mg/kg/ ( 3mg) / kali sesuai dengan dosis intermiten yang
ditetapkan diberikan sebanyak 3x/ hari selama 48 jam pertama demam. Efek samping dari
pemberian diazepam adalah ataksia, mengantuk, dan hipotoni.1,12

Edukasi kepada orang tua mengenai kejang. Kecemasan tersebut harus dihindari dengan
cara mengedukasi diantaranya meyakinkan orang tua bahwa kejang demam umumnya
mempnyai prognosis yang baik, memberitahu cara penanganan kejang, memberikan informasi
kemungkinan kejang kembali, dan pemberian oabt profilaksis untuk mencegah berulangnya
kejang dengan catatan tetapi harus diingat adanya efek samping obat.1,2

Berdasarkan perhitungan antropometri anak. Pada perhitungan BB/PB >+3 SD(Sangat


Gemuk), BB/U -2SD s/d +2SD ( Gizi baik) , PB/U -2 SD s/d +2SD (Normal ), dimana nilai
tersebut bila dilihat ke dalam tabel Kemenkes menunjukkan bahwa anak berada pada kondisi
gizi baik. Indeks BB/ TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini
(sekarang). Indeks BB/ TB merupakan indeks yang independen terhadap umur.

Untuk mengatasi gizi kurang pada kasus ini, anak diberikan pemberian makanan
tambahan untuk pemulihan agar mencapai berat badan ideal. Pada anak diberikan PMT
biskuit sebanyak 3X/ hari. Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian makanan
tambahan dihentikan dan selanjutnya dilanjutkan dengan mengkonsumsi makanan keluarga
gizi seimbang.10 Kemudian pemberian asupan makanan sesuai dengan kebutuhan kalori per
hari anak. Pada kasus didapatkan kebutuhan kalori anak 1240 kal/ hari.2

You might also like