Professional Documents
Culture Documents
Smart Grid Overview
Smart Grid Overview
Smart grid pertama kali diperkenalkan pada tahun 2003 pascagangguan total (black
out) di United States of America (USA) bagian Timurlaut (Northeast) dan disusul
antara lain inisiasi di Eropa pada tahun 2006 oleh European Technology Platform for
Smart Grid yang didukung Komisi Eropa (European Commission). Konsep smart grid
terlahir karena munculnya persoalan-persoalan antara lain ketimpangan pemenuhan
infrastruktur grid terhadap kecepatan pertumbuhan kebutuhan energi listrik,
keterbatasan sumber energi konvensional, masalah lingkungan hidup, dan
kompleksitas jaringan listrik.
Istilah smart grid ditemukan pada catatan resmi US code, Acts of Congress. US Code
2007 menyatakan dukungan terhadap modernisasi sistem transmisi dan distribusi untuk
menjaga keandalan dan keamanan infrastruktur kelistrikan yang mampu memenuhi
pertumbuhan kebutuhan tenaga listrik dan mencapai aspek-aspek smart grid dengan
karakteristik berikut:
1. Penggunaan yang meningkat informasi digital dan teknologi kendali untuk
memperbaiki keandalan, keamanan, dan efisiensi jaringan listrik.
2. Optimisasi dinamis operasi grid dan sumber-sumber dengan keamanan penuh
cyber.
3. Deployment dan integrasi sumber-sumber dan pembangkitan, termasuk sumber
energi terbarukan.
4. Pengembangan dan inkorporasi demand response, sumber-sumber sisi konsumen
(demand-side resources), dan efisiensi sumber-sumber energi.
5. Deployment teknologi smart (real time, automated, interactive yang
mengoptimasi operasi fisik peralatan dan perlengkapan konsumen) untuk
pengukuran, komunikasi operasi dan status grid, dan otomasi distribusi.
6. Integrasi peralatan smart dan perlengkapan konsumen.
7. Deployment dan integrasi penyimpanan tenaga listrik maju (advanced electricity
storage) dan teknologi pemangkas bebab puncak, termasuk kendaraan listrik dan
37
kendaraan hybrid plug-in, dan pengaturan suhu berbasis penyimpanan panas
(thermal-storage air conditioning).
8. Persyaratan ke konsumen terkait informasi rutin dan pilihan-pilihan kendali.
9. Pengembangan standar untuk komunikasi dan operasi antar peralatan dan
perlengkapan yang tersambung ke grid, termasuk infrastruktur pendukung grid.
10. Identifikasi dan penekanan hambatan yang tak beralasan dan tak pelu untuk
mengadopsi teknologi, praktik, dan pelayanan smart grid.
Terdapat berbagai ragam definisi smart grid. Redefinisi smart grid dapat dinyatakan
sebagai suatu sistem yang mengakomodasi berbagai kebijakan, kepentingan, teknologi,
untuk memperbaiki kualitas lingkungan, memberi penekanan kepada nilai listrik,
memperbaiki kualitas kehidupan atau lebih spesifik lagi untuk meningkatkan efisiensi,
keandalan, keamanan, kualitas pasokan, kualitas lingkungan, keefektifan biaya (cost
effective), dan keterlibatan konsumen antara lain melalui penerapan advanced metering
infrastructure (AMI), otomasi distribusi (distribution automation), pembangkitan
tersebar (distributed generation), otomasi gardu induk (substation automation), sistem
38
transmisi AC fleksibel (flexible AC transmission systems), dan demand response (DR).
Smart meter juga dapat berkomunikasi dengan in-home displays (IHDs) melalui home
area network (HAN) untuk membuat konsumen lebih perhatian (aware) atas
penggunaan energinya. Informasi harga rinci dan dari waktu ke waktu dapat juga
disediakan oleh penyedia layanan untuk memampukan pengguna mengatur (modify)
pemanfaatan energinya guna mengurangi biaya dan dampak lingkungan. Gerbang
HAN menyediakan kapasitas kepada penyedia layanan untuk berhubungan dengan
peralatan-peralatan rumah di sisi konsumen. Sistem AMI menyediakan fungsionalitas
tambahan dan fasilitas lebih luas dari keuntungan-keuntungan DR. Sebagai contoh,
penyedia layanan dapat menghidup-matikan daya beberapa beban secara jarak jauh
untuk mengoptimumkan penggunaan energi (Sato dkk, 2015).
39
TV Fire Alarm
Washing Machine
Robot Vacum
Meter Data
Smart Meter
Management System
(MDMS) Air Conditioner Water Heater
Communication Module
Smart Home & Building
AMI System Automation System
Utility System
(Service Provider)
40
jauh oleh perusaahaan listrik atau aggregator dan menanggapi secara pasif ke sinyal
kontrol. Sementara pada program-program indirect load-control yang diterapkan oleh
konsumen, operasi peralatan-peralatan rumah tangga tidak dikendalikan secara
langsung oleh perusahaan listrik. Sebagai gantinya, keputusan operasi dibuat
konsumen sendiri dan biasanya berdasarkan pada pertimbangan biaya, yaitu untuk
mengurangi biaya listrik dengan cara mematikan beberapa peralatan listrik manakala
harga listrik tinggi. Jadi, DR dapat menurunkan secara signifikan beban puncak,
sehingga mengurangi biaya keseluruhan pusat listrik dan biaya modal yang diperlukan.
Washing Machine
Robot Vacum
Electric Storage
System Air Conditioner Water Heater
DER System
Smart Home & Building
Automation System
Gambar 3.2 Diagram sistem DR dan sistem-sistem yang berhubungan (Sato dkk,
2015).
41
otomatis sepenuhnya, dan sinyal-sinyal konsisten untuk DR. Gambar 3.2 menunjukkan
sistem-sistem yang berhubungan dengan sistem DR (Sato dkk, 2015).
FDIR dapat dijelaskan melalui Gambar 3.3.a dan Gambar 3.3.b. SS adalah notasi untuk
gardu induk (substation), R mengidentifikasikan penutupbalik (recloser), dan F
mengidentifikasikan penyulang (feeder). Ganggua dapat terjadi di mana saja. Bila
terjadi gangguan permanen sehingga menyebabkan penutup balik membuka tetap (lock
out). Pada kondisi tersebut sebuah bit informasi dikirimkan ke penutupbalik-
penutupbalik di sebelahnya. Pengindera arus lebih menginisiasi peralatan
(penutupbalik) di sisi atasnya kemudian normaly open tie switch ditutup untuk
memulihkan pasokan ke segmen yang tidak terganggu.
Urut-urutan untuk Gambar 3.3.b adalah saat terjadi gangguan di antara R2-R3,
mengirimkan pesan keR2 mengindera arus tidak normal dan melakukan tindakan buka-
tutup. Setelah setelan dilampaui dan gangguan tetap dirasakan maka penutup membuka
permanen. Sectionalizer pada segmen R2-R3 juga akan membuka sehingga
memastikan segmen R2-R3 tanpa tegangan (daya). Kemudian R2 mengirimkan pesan
ke R1 dan R3 yang mengindikasikan ia telah terbuka. Sebelumnya, sensor pada R1 dan
R2 merasakan adanya gangguan. Ketika R3 menerima pesan yang dikirimkan, ia trip
karena ia tidak merasakan adanya gangguan; ketika R3 membuka, segmen terganggu
terisolasi sepenuhnya. Selanjutnya, R3 mengirimkan sebuah pesan ke sisi hulu ke R4,
yang mana R4 adalah normally open. Ketika R4 menerima pesan dari R3 yang
42
mengindikasikan telah terjadi gangguan sebagaimana di atas R4 menutup untuk
memulihkan daya pada segmen R3-R4.
F1 F2
SS1 R1 R2 R3
Normally open F3
SS2 R6 R5 R4
F5 F4
(a)
F1 F2
SS1 R1 R2 R3
Normally open F3
SS2 R6 R5 R4
F5 F4
(b)
Gambar 3.3. (a) Topologi koneksi beberapa penyulang untuk mendukung self healing
(FDIR), dan (b) Gangguan pada ruas R2-R3 (Bush, 2014).
43
III.4 Flexible Alternating Current Transmission System
Daya aktif dan daya reaktif yang ditransportasi melalui saluran transmisi masing-
masing dapat dinyatakan oleh persamaan (3-1) dan (3-2).
Us Ur
P sin( ) (3-1)
XL
2
U U U
P s s r cos( ) (3-2)
XL XL
Teknik-teknik yang digunakan untuk pengendalian daya aktif dan daya reaktif secara
luas dapat dikategorikan ke dalam switching mekanis, switching kendali thyristor, dan
switching cepat melalui konverter daya. Switching mekanis meliputi aktivitas-aktivitas
pengaturan sadapan (tap) trafo. Cara ini relatif lambat, orde beberapa detik. Switching
kendali thyristor , dapat menyaklar lebih cepat yaitu dalam orde beberapa siklus
frekuensi daya. Sedangkan switching cepat melalui konverter daya misalnya
menggunakan insulated-gate bipolar transistor (IGBT), memungkinkan mendekati
seketika (instantaneous) atau dalam orde lebih kecil daripada 1 siklus frekuensi daya.
44
thyristor controlled. Cara thyristor switched adalah menyala-hidupkan kapasitor-
kapasitor dalam seri dengan saluran transmisi. Cara kompensasi seri thyristor
controlled memungkinkan kendali secara kontinyu besar kapasitansi saluran oleh sebab
itu kendali impedansi saluran lebih baik sehingga pada gilirannya kendali aliran daya
pada saluran menjadi lebih baik.
Karena tegangan saluran dirancang dan diatur (regulated) tetap pada nilai tertentu
maka cara pengaturan variasi amplituda tegangan-tegangan ujung saluran secara umum
bukan opsi yang dipilih (Bush, 2014).
45
A. Point of common coupling
Point of common coupling (PCC) secara sederhana didefinisikan sebagai titik dimana
pembangkit disambungkan ke jaringan publik. Prinsip penyambungan pembangkit ke
suatu sistem tenaga adalah keberadaanya tidak boleh mengganggu kualitas listrik yang
diterima konsumen pada jaringan terkait karena apa yang dikirim pembangkit
terdistribusi akan langsung mempengaruhi PCC. Ini dapat dijelaskan oleh Gambar 3.4.
Dengan demikian perlu dicermati dalam mengidentifikasi atau menentukan dimana
pembangkit terdistribusi akan disambungkan.
150 kV 20 kV PCC
Trafo
Distribusi
400 V Pembangkit
Terdistribusi
B. Tegangan Sambung
Level arus hubung singkat pada PCC sebagai ukuran kekuatan jaringan adalah
parameter penting dalam perancangan bukan hanya berguna pada kondisi operasi
normal tetapi terutama untuk memprediksi pada kondisi tegangan naik. Level arus
hubung singkat pada PCC sangat berguna dalam penentuan kapasitas sistem
pembangkit terdistribusi yang akan disambungkan. Level arus hubung singkat rendah
berimplikasi tingginya impedansi jaringan sumber, dan mempengaruhi drop tegangan
pada PCC akibat ekstraksi atau injeksi daya aktif atau reaktif. Tabel 3.1 adalah
pedoman kasar kapasitas maksimum pembangkit yang boleh disambung ke lokasi
dalam jaringan.
46
Tabel 3.1 Prinsip perancangan (Freris, 2008)
Kapasitas maksimum
Lokasi dalam jaringan
pembangkit
47
ditunjukkandalam Gambar 3.5. Penaikan tegangan dapat dimitigasi melalui ekstraksi
daya reaktif di PCC.
V ( PR QX ) / V (3-3)
Zth
D. Batas Termal
Daya yang diinjeksikan pembangkit terdistribusi akan merubah pola aliran daya
eksisting, yaitu aliran daya pada masing-masing komponen boleh jadi akan naik, turun,
atau bahkan berubah arah. Aliran daya adalah berkaitan dengan aliran arus sehingga
dapat menyebabkan resiko panas pada saluran, kabel, dan trafo. Masing-masing
komponen mempunyai batas termal yang menentukan batas arus yang dapat
dilewatkan. Dengan demikian rencana penyambungan pembangkit terdistribusi perlu
dievaluasi kembali kekuatan hantar arus saluran dan kabel serta batas termal trafo dan
peralatan-peralatan terkait. Sehingga saluran, kabel, trafo, dan peralatan-peralatan
48
dapat mengakomodasi keberadaan pembangkit terdistribusi pada kondisi-kondisi yang
akan terjadi.
E. Islanding
49
pembangkit hidro kecil (small hydro plants). Sedangkan menurut teknologi energi
penyimpanan dikelompokkan sistem penyimpanan energi magnetik superkonduktor
(superconducting magnetic energy storage system), bank kapasitor skala besar (large
capacitor banks), sistem penyimpanan udara tekan (storage systems for compressed
air), dan pembangkit daya penyimpanan pompa hidrolik (hydraulic pump storage
power plant).
Efisiensi listrik
25-30 20-30 30-60
(%)
20-40 5-15
Efisiensi total 80-90 80-85 80-90
(%)
Biaya instalasi
400-1200 1200-1700 1000-5000 1000-5000 6000-10.000
($/kW)
Emisi CO2
580-680 720 430-490 0 0
(kg/MWh)
Emisi NOx
0,3-0,5 0,1 0,005-0,01 0 0
(kg/MWh)
Catatan, informasi yang ditampilkan pada Tabel 3.2 adalah pada status teknologi saat
itu dengan demikian perkembangan teknologi di kemudian hari bisa mempengaruhi
informasi tersebut.
50
III.5.1 Teknologi DG Energi Terbarukan
Pada pasal ini dibahas secara sepintas DG teknologi energi terbarukan yaitu ladang
angin (wind farm), dan pembangkit hidro kecil.
A. Ladang Angin
Perkembangan ukuran turbin angin dalam kurun 30 tahun ditunjukkan oleh Tabel 3.3.
Pada tabel tersebut dapat dilihat relasi proporsional antara kapasitas turbin angi dengan
ketinggian dan diameter rotornya.
Tabel 3.3 Ukuran dan kapasitas turbin angin (Gharehpetian dkk, 2017)
Tahun 1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2012 2015
Daya 50kW 0,1MW 0,5MW 0,8MW 2MW 3MW 7,5MW 10MW 20MW
Diameter 15m 20m 40m 50m 80m 124m 126m 145m
rotor Harapan
Ketinggian 24m 43m 54m 80m 104m 114m 138m 168m
Turbin angin dapat diklasifikasikan menurut tipe instalasi sumbunya yaitu sumbu
horizontal, dan sumbu vertikal. Gambar 3.6 menunjukkan kedua tipe tersebut.
(a) (b)
Gambar 3.6 Turbin angin: (a) tipe sumbu horizontal, dan (b) tipe sumbu vertikal.
51
Berdasarkan kecepatan operasi, turbin angin dapat dibedakan menjadi turbin angin
kecepatan tetap dan turbin angin kecepatan variabel. Turbin angin kecepatan tetap
dapat menghasilkan daya hanya pada julat sangat terbatas yaitu sama dengan ± 1%
dari rating kecepatan anginnya. Sehingga setiap ada perubahan kecepatan angin akan
menyebabkan fluktuasi daya keluaran. Jenis generator yang cocok untuk tipe turbin
angin ini adalah generator induksi sangkar bajing (squirrel cage induction generators).
Diagram garis sederhana turbin angin kecepatan tetap ditunjukkan oleh Gambar 3.7.
The grid
Coupling
SCIG transformer
Stator
Rotor
Capacitor bank
Keungulan turbin angin tipe kecepatan tetap adalah murah, konstruksi sederhana, dan
mudah pemeliharaannya. Sedangkan kekurangannya adalah daya keluaran
berfluktuasi, stress mekanik tinggi, dan efisiensi konversi energi rendah. Tipe turbin
ini menyerap daya reaktif jumlah besar pada proses eksitasi oleh sebab itu perlu
ditambahkan bank kapasitor sebagai kompensasi daya reaktif.
Sementara turbin angin kecepatan variabel dapat beroperasi pada julat kecepatan angin
lebar dengan efisiensi konversi daya maksimum. Keunggulan turbin tipe ini efisiensi
tinggi, kualitas daya (power quality) baik, dan stress mekanik rendah. Kekurangannya
52
kontruksinya rumit, dan mahal. Kecepatan rotor generator induksi selalu diatur untuk
menjaga daya pada ratingnya bahkan pada saat kecepatan angin berubah tinggi.
Pengaturan kecepatan rotor dilakukan melalui pengaturan arus rotor dalam hal ini
mengatur karakteristik torka-kecepatan. Pengaturan arus rotor dilakukan melalui
sistem konverter daya.
Dari sudut pandang sistem konverter daya, turbin angin kecepatan variabel dapat
dibedakan menurut sistem konverter yang digunakan yaitu:
o Generator indusksi rotor belitan dengan resistansi kecepatan variabel (wound
rotor induction generator (WRIG)(Gambar 3.8).
o Generator indusksi doubly fed (doubly fed induction generator (DFIG))(Gambar
3.9).
o Turbin angin kecepatan variabel dengan konverter daya penuh (full power
converter)(Gambar 3.10).
The grid
Coupling
WRIG transformer
Stator
Soft
Rotor
starter
Capacitor bank
Power
converter
Pada generator tipe WRIG konverter daya digunakan untuk mengatur resistansi rotor
dan oleh karenanya mengatur arus rotor dan karakteristik torka-kecepatan. Perbedaan
utama DFIG dengan WRIG koneksi antara rotor dan interkoneksi grid. Dalam hal ini
turbin angin dihubungkan dengan grid melalui trafo tiga belitan yang mana stator
53
dihubungkan dengan grid melalui trafo 2 belitan dan belitan ke-3 digunakan untuk
menghubungkan rotor dengan grid melalui konverter AC/DC/AC. Teknologi turbin
angin kecepatan variabel dengan konverter daya penuh dapat digunakan SCIG, DFIG,
dan generator sinkron (sinchronous generator (SG)). Pada tipe ini tidak ada koneksi
antara generator dan grid. Keunggulan tipe ini memberikan kualitas daya baik yang
mana daya keluaran ditransfer ke grid sepenuhnya melalui sistem konverter.
Keunggulan utama penggunaan SG pada turbin angin kecepatan variabel dengan
konverter daya penuh adalah kebebasan mau menggunakan gear box atau tidak.
Komponen-komponen turbin angin antara lain adalah (i) rotor, (ii) pitch dan controller,
(iii) gear box, (iv) sistem pengereman, (v) generator turbin angin, (vi) anemometer dan
baling-baling, (vii) yaw system, dan (viii) menara.
Rotor
Rotor turbin angin terdiri dari dua bagian, yaitu sebuah hub dan bilah (baling-baling).
Hub menghubungkan bilah dengan bagian yang lain, sedangkan bilah digunakan untuk
mengkoversi energi kinetik angin ke gerakan rotasi. Gerakan putar bilah dihasilkan dari
perbedaan tekanan udara antara permukaan atas dan bawah bilah. Perbedaan dalam
tekanan sebagai akibat dari kecepatan udara di atas bilah menjadi lebih besar daripada
kecepatan udara bawah permukaan bilah. Dengan mengontrol sudut rotor turbin angin
dapat diatur.
54
The grid
Coupling
transformer
Stator
Rotor Grid
Rotor side side
converter converter
Gear Box
Fungsi dasar gear box adalah mengkonversi kecepatan rendah rotor turbin angin (pada
sumbu kecepatan rendah), yang sesuai dengan operasi generator. Ratio antara
kecepatan rotor turbin dan kecepatan rotor generator disebut ratio gear box, Gr , dan
dinyatakan dengan persamaan (3-4). Yang mana T adalah kecepatan rotor turbin, g
adalah kecepatan generator, s adalah slip generator dan biasanya 1% untuk IG dan nol
untuk SG, f adalah frekuensi (50 Hz atau 60 Hz), dan PT adalah jumlah pasang
kutub, biasanya 4 atau 6,. Biasanya gear box memiliki beberapa Gr untuk
meningkatkan konversi daya.
g (1 s)120 f
Gr (3-4)
T P T
Sistem Pengereman
Sistem pengereman digunakan untuk mendukung kondisi pengereman ketika
diperlukan untuk memperlambat atau menghentikan turbin angin pada saat kecepatan
angin tinggi atau untuk keperluan pemeliharaan. Sistem pengereman biasanya dipasang
pada sumbu kecepatan rendah untuk menghindari torka pengereman yang tinggi.
55
Generator Turbin Angin
Generator Turbin Angin digunakan untuk mengkonversi gerakan putaran ke energi
listrik. Saat ini generator sinkron magnet permanen (magnet synchronous generator
(PMSG)) telah masuk ke pasar energi angin dengan dukungan konverter daya. DFIG
dan PMSG adalah tipe yang lebih favorit di pasar energi angin daripada SCIG, tetapi
SCIG sangat lebih murah dibandingkan DFIG dan PMSG.
Menara
Pada Tabel 3.3 dapat dilihat bahwa daya yang dihasilkan turbin angin proporsional
dengan ketinggian menara. Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya kecepatan angin
bertambah dengan peningkatan ketinggian dari permukaan tanah. Hubungan antara
ketinggian dan kecepatan angin diberikan oleh persamaan (3-5).
h a
vh v0 ( ) (3-5)
h0
Yang mana vh adalah kecepatan angin pada ketinggian h , v0 adalah kecepatan rata-
rata pada h0 , biasanya sama dengan 10m, dan adalah koefisiaen friksi atau
eksponensial Hellman. Koefisien ini bergantung pada topografi pada lokasi tertentu
dan ia dapat diambil sebagai 1/7 (=0,143) untuk tanah terbuka. Perlu diketahui
bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dengan kisaran 0,143 pada siang hari ke 0,5
pada malam hari.
Sedangkan daya yang dapat ditangkap oleh turbin angin mengikuti persamaan (3-6).
1
P r 2v3C p (3-6)
2
Yang mana C p (koefisien daya) secara teori sama dengan 0,59 tetapi dalam
kenyataannya bervariasi antara 0,2 ke 0,5, densitas udara, dan v kecepatan angin.
56
B Pembangkit Hidro
Pembangkitan daya hidro dikategorikan sebagai barikut:
o Impoundment: sistem daya hidro yang mana air disimpan pada reservoir
menggunakan dam. Pembangkitan tenaga listrik dilakukan dengan
memanfaatkan air yang disimpan dalam dam tersebut.
o Diversion: sistem daya hidro yang tidak memerlukan dam dan menggunakan
fasilitas diversi bagian dari sungai.
o Run-of-river: sistem daya hidro yang memerlukan sedikit persyaratan, dengan
cara memanfaatkan aliran air dalam pembangkitan listriknya.
Konversi tekanan air ke daya mekanik adalah operasi dasar dari sistem daya hidro skala
kecil (small hydro power system (SHPs)) yang kemudian digunakan untuk memutar
generator listrik. Secara umum data hidraulik bruto adalah sesuai persamaan (3-7).
P0 gQH (3-7)
E0 P gQH t (3-8)
Yang mana P0 (kW) dan E0 (kW) pada interval t masing-masing adalah daya dan
energi hidraulik bruto. Ketinggian dan debit air masing–masing H (m) dan Q (m3 /s).
(kg/m3) dan g (m/s2) masing-masing adalah densitas air dan percepatan gravitasi.
Powerout
(3-9)
Powerin
PR
h (3-10)
PW
PS
m (3-11)
PR
hm (3-12)
57
Efisiensi didefinisikan sebagai perbandingan daya keluar dengan daya masuk
dinyatakan oleh persamaan (3-9). Efisiensi hidraulik dinyatkan oleh persamaa (3-10),
efisiensi mekanik dinyatkan oleh persamaan (3-11). Sehingga efisiensi total dinyatakan
oleh persamaan (3-12). Yang mana PR , PW , dan PS masing-masing adalah daya runner,
daya air, dan daya sumbu. Sedangkan h , m , dan masing-masing adalah efisiensi
hidraulik, efisiensi mekanik, dan efisiensi total turbo-generator (Gharehpetian dkk,
2017).
58