You are on page 1of 15

SYARAT-SYARAT DAN KETENTUAN TEKNIS

BAB I
LINGKUP PEKERJAAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

1.1. DATA KEGIATAN

Program : Pengembangan Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan


Kegiatan : Fasilitasi Penanganan Dan Pencegahan Kawasan Kumuh
Pekerjaan : Perencanaan Teknis Kawasan Kumuh
Tahun Anggaran : 2017
Lokasi : Kota Pasuruan

1.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Pada Kegiatan ini adalah Pembagunan Ground Reservoir Jalan Erlangga No. 4 (Kantor
PDAM) Kelurahan Purworejo Kota Pasuruan Tahun Anggaran 2017 yang dilaksanakan sesuai gambar
terlampir.

1.3. PERATURAN TEKNIS YANG DIPERGUNAKAN :


1.3.1. Uraian spesifikasi bahan-bahan dan persyaratan pelaksanaan, secara umum ditentukan pada patokan
dan kualitas bahan-bahan, cara pelaksanaannya dan lain-lain petunjuk yang berhubungan dengan
peraturan pembangunan yang sah berlaku di Republik Indonesia. Selama pelaksanaan kontrak ini,
harus betul-betul ditaati dan di laksanakan sebagai tambahan persyaratan dari semua pasal-pasal
yang diuraian.
Pada khususnya peraturan-peraturan berikut berkenaan dengan hal tersebut diatas:
a. Pedoman Pelaksanaan APBN/Keppres 80 tahun 2003 dan Keppres No. 61 tahun 2004
b. Algemene Voorwaarder Veer de uitvoering bij aanneming van open werken ( A V - 41) yang disahkan
dengan Surat Keputusan Pemerintah No.9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan lembaran Negara No.
1457.
c. Algemene Voorschriften Veer Drinkwater Instalaties 1946
d. Pedoman tata cara penyelenggaraan pembangunan Bangunan Negara yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum (Dit.Jen. CIPTA KARYA).
e. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan Bahan-bahan bangunan: H.I 3 PUBB-1966; NI-33, PUBB-
1966.
f. Peraturan Beton Indonesia; PBI.NI-2/1955; PBI.NI-2/1971.
g. Peraturan Muatan Indonesia; PMI,.NI-18/1969.
h. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia; PKKI.NI-5/1961.
i. Peraturan Instalasi Khusus Air dan Listrik; AVWI & AVE.
j. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara.
k. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia ;DTPI-1970.
l. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).
m. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja) antara lain tentang larangan
mengerjakan anak-anak dibawah umur.
n. Peraturan-peraturan Pemerintah setempat tentang Bangunan Gedung.
o. Dan Peraturan-peraturan lain yang belum tercantum diatas tetapi berkaitan dengan pekerjaan ini.
Bilamana tidak ada lagi sumber dari standar dan ketentuan-ketentuan lain yang sah berlaku di
Republik Indonesia, maka standar internasional lainnya yang biasa diperbandingkan, dapat
dipergunakan sebagai pengganti standar yang telah diperinci di atas dan harus dengan persetujuan
pemberi tugas.

1.3.2. Semua bahan-bahan yang diuraikan pada pasal-pasal ini, harus didatangkan dalam keadaan baru
sama sekali dan tanpa cacat terkecuali ditentukan lain dalam persyaratan kontrak ini.
Spesifikasi ini hanya menguraikan pekerjaan untuk spesifikasi pekerjaan struktur dan mekanikal atau
elektrikal diuraikan secara terperinci dalam spesifikasi terpisah.
1.4 JENIS DAN MUTU BAHAN
a) Jenis dan mutu bahan yang dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai
dengan keputusan bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara Tgl. 23
Desember 1980, Keppres 80/2003 dan Keppres No.61/2004.
b) Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri dari bahan yang
berkualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan masing-masing
bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-bahan yang terpakai harus diterima dan
disetujui Direksi.
c) Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam peraturan standar
yang berlaku di Indonesia. Standar Peraturan yang berlaku adalah edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan
yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus
mendapat persetujuan dari Direksi sebelum dipergunakan.
d) Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila diperlukan, Direksi
dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen, distributor yang menjual atau pabrik
yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
e) Bahan-bahan bangunan atau tenaga kerja lokal/setempat yang memenuhi syarat teknis sesuai dengan
peraturan yang ada (RKS) dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin tertulis dari
Pimpro/Konsultan Pengawas.
f) Bila bahan-bahan bangunan yang memenuhi spesifikasi teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis
(merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan dipilih satu jenis.
g) Bahan-bahan bangunan yang telah ditetapkan jenisnya, apabila bahan bangunan tersebut mempunyai
beberapa macam mutu, maka harus ditetapkan untuk dilaksanakan dipergunakan yang meiliki
mutu/kualitas kelas I (KW. 1).
h) Bila Rekanan/Kontraktor sudah menandatangani untuk dilaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan, harus ditolak dan dikeluarkan dari
lokasi Kegiatan paling lambat 24 jam setelah - ditolak atas biaya/tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
i) Contoh-contoh yang dikehendaki oleh Pemimpin Kegiatan/Kontraktor harus segera disediakan tanpa
keterlambatan atas biaya Kontraktor dan harus sesuai dengan contoh/sample, contoh tersebut diambil
disimpan sebagai dasar penolakan, bila ternyata barang yang dipakai tidak sesuai dengan contoh .

1.5. URAIAN PEKERJAAN


1.5.1. Penyediaan
Pemborong harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara sempurna
dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang dipergunakan dan
sebagainya yang diperlukan oleh pelaksana dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan
selesai karena sudah tidak berguna lagi, supaya dibersihkan dari lokasi.

1.5.2. Kuantitas dan Kualitas Pekerjaan.


 Kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus dianggap seperti apa
yang tertera dalam gambar-gambar kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi
kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu
bagaimanapun tidak boleh menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan atau interprestasi dari
apa yang tercantum dalam syarat-syarat ini.
 Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian dari gambar dan
uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak ( membatalkan ) kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki
dan dianggap suatu perubahan yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas.
 Segala pernyataan mengenai kuantitas pekerjaan yang mungkin sewaktu-waktu diberikan kepada
Pelaksana tidak boleh merupakan bagian dari kontrak ini dan harga-harga yang dimuat dalam daftar
harga tetap digunakan, meskipun ada ketidak sesuaian antara harga-harga itu dengan apa yang
tercantum dalam perkiraan manapun.
 Harga kontrak tidak boleh disesuaikan atau dirubah secara bagaimanapun selain menuruti ketetapan-
ketetapan yang tepat dari syarat-syarat ini, dan taat kepada pasal-pasal dari syarat-syarat ini segala
kekeliruan baik mengenai hitungan atau bukan perhitungan harga kontrak harus dianggap telah
diterima oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.

1.6. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN.


1.6.1. Gambar-gambar rencana pekerjaan
Terdiri dari gambar bestek, gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada rekanan beserta dokumen-dokumen lain.
Rekanan tidak boleh mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pemimpin
Kegiatan/Direksi. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak ada
hubungannya dengan pekerjaan pemborongan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud lain.
1.6.2. Gambar-gambar tambahan
Bila Direksi menganggap perlu, maka Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar
penjelasan) yang disahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.

1.6.3. As Built Drawing.


Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan atas perintah
Pengawas lapangan / Direksi, maka pemborong harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
apa yang telah dilaksanakan ( as built drawing ) yang jelas dengan memperhatikan perbedaan antara
gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang dilaksanakan gambar-gambar tersebut harus diserahkan
kepada Pemimpin Kegiatan dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Pemborong.

1.6.4. Gambar-gambar di tempat pekerjaan.


Rekanan harus menyimpan di tempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap termasuk
Rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik (dapat
dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar
tersedia jika Pemberi Tugas atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

1.6.5. Contoh Barang / Bahan yang ditawarkan


Dalam masa pelaksanaan pekerjaan pembangunan,bahan-bahan/barang yang akan dilaksanakan harus
sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
Barang/bahan yang ditawarkan dalam harga satuan pekerjaan dan harga satuan bahan/upah adalah
mengikat pelaksana harus sesuai dengan RKS dan Berita Acara Aanwijzing.
Contoh barang/bahan yang ditawarkan tidak dapat dipergunakan bila belum mendapatkan persetujuan
dari Direksi secara tertulis.

1.7. BANGUNAN SEMENTARA ( BOUWKEET )


Pemborong harus menyediakan bangunan sementara ( bouwkeet ) berjendela cukup terang dan berventilasi
baik untuk digunakan sebagai gudang penyimpanan dan perlindungan bahan-bahan bangunan juga dapat
digunakan untuk tempat berlindung pekerja dan koordinasi dengan Pengawas Lapangan/Direksi, serta dapat
dikunci dengan aman dan terlindung terhadap hujan dan panas. Segala biaya pembuatan Bouwkeet menjadi
tanggung jawab dan beban pemborong.
Semua bouwkeet dan perlengkapannya, pada waktu selesainya pekerjaan, maka pemborong harus segera
membongkar, atau bila ada perintah disingkirkan dari tapak juga segala pekerjaan yang terganggu harus
diperbaiki, pembongkaran bangunan sementara tersebut harus dengan persetujuan Pengawas
Lapangan/Direksi.

1.8. JADWAL PEMBORONG DI LAPANGAN


 Pada saat Rekanan akan memulai pelaksanaan di lapangan atau setelah rekanan menerima SPK dari
Pemimpin Kegiatan harus segera mengadakan persiapan antara lain berupa pembuatan jadwal
pelaksanaan yang berupa Time Schedule secara tertulis, berisi tahap-tahap pelaksanaan pekerjaan, waktu
yang direncanakan dan disesuaikan dengan jangka waktu yang ditetapkan dalam kontrak.
 Time Schedule tersebut harus selalu berada di lokasi tempat pekerjaan untuk diikuti dengan
perkembangan hasil pelaksanaan pekerjaan di lapangan dengan diberikan tanda garis tinta warna merah.
Bila terdapat terlihat hambatan, semua pihak harus segera mengadakan langkah-langkah untuk
penanggulangan hambatan yang terjadi.

1.9. KUASA PEMBORONG DI LAPANGAN


1.9.1. Prosedur Pelaksanaan.
Pemborong/ Rekanan harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan
dan perhatian sepenuhnya. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat
konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan semua bagian
pekerjaan yang berada di dalam kontrak.

1.9.2. Pegawai Pemborong yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin pelaksanaan Kegiatan sehari-hari pada pelaksanaan pekerjaan pemborong harus
dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang keahliannya, yang diberi
kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu berada di tempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari dan mendalami
semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan
konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat dilaksanakan apabila ada ijin
tertulis dari Pengawas / Pemimpin Kegiatan berdasarkan Kegiatan, menyimpang dari hal tersebut
menjadi tanggung jawab pemborong, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Pengawas berhak menolak penunjukan seorang Pelaksana ( Uitvoerder ) dari pemborong
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini pemborong harus
segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

1.10. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


 Adapun kebangsaan pemborong, Sub Pemborong, Leveransir atau penengah ( Arbitrase ) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal / menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau bagian
pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-undang yang melindungi kontrak
ini.
 Untuk memudahkan komunikasi demi untuk memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan rekanan
pemborong berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan nomor telepon rumah ( bila
ada ) kepada Pemimpin Kegiatan/Direksi.

1.11. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


1.11.1. Keamanan dan Kesejahteraan.
Selama pelaksanaan pekerjaan rekanan pemborong diwajibkan mengadakan segala yang diperlukan
untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum dan fasilitas-
fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi segala peraturan dan tata tertib, ordonansi
Pemerintah atau Pemerintah Daerah setempat.

1.11.2. Terhadap wilayah orang lain.


Pemborong harus membatasi daerah operasinya di sekitar lokasi dan harus mencegah para pekerjanya
melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.

1.11.3. Terhadap milik umum.


Pemborong harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih dari bahan-bahan
bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki
selama kontrak berlangsung. Pemborong juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang
terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebgainya yang disebabkan oleh
kegiatan pemborong, maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan menjadi tanggung
jawab pemborong.

1.11.4. Terhadap bangunan yang ada.


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak pemborong bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan
bangunan yang ada, utilitas , jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tapak, juga
kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena kegiatan pemborong dalam arti kata yang luas. Ini
semua diperbaiki (pemborong) hingga dapat diterima Pemberi Tugas.

1.11.5. Jaminan dan Keselamatan Pekerja.


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan
perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi. Pemborong harus
menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk
seluruh pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar
pekerjaan bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba
seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

1.11.6. Keamanan Terhadap Pekerjaan.


Pemborong bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan bangunan dan
perlengkapan instalasi di tapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Pemimpin Kegiatan/Direksi.

1.11.7 Air minum dan air untuk pekerjaan.


a. Pemborong harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih di tempat pekerjaan untuk para
pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau menyambung pipa air
yang telah ada dengan meteran air tersendiri ( guna memperhitungkan pembayaran ) atau air sumur
yang bersih / jernih dan tawar, bila hal ini meragukan pengawas harus diperiksa dilaboratorium.

1.11.8 Kecelakaan.
a) Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan, pemborong harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain
menjadi tanggung jawab pemborong dan harus segera melaporkan kepada jawatan perburuhan dan MK.
b) Di lokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang selalu tersedia
setiap saat dan berada di tempat Pengawas Keet/Bouwkeet.

1.12. ALAT-ALAT PELAKSANAAN / PENGUKURAN.


 Selama pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan / menyiapkan alat-alat baik untuk
sarana peralatan pekerjaannya maupun peralatan-peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kualitas
hasil pekerjaan antara lain : Pemotong Pipa, Lem Pipa dan sebagainya.
 Penentuan titik duga letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar (waterpas) dan tegak lurusnya
bangunan harus ditentukan dengan memakai alat ukur waterpas instrumen (keiker).

1.13. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


 Pemborong harus selalu memegang teguh disiplin, keras dan perintah yang baik antar pekerjaannya dan
tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang
diserahkan kepadanya.
 Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan menurut
kontrak dalam keadaan baru, dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari cacat,
semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap defektif.
 Dalam pengajuan penawaran pemborong harus mempertimbangkan biaya-biaya pengujian/pemeriksaan
berbagai bahan pekerjaan. Diluar jumlah tersebut pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya
pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

1.14. PEKERJAAN TIDAK BAIK


 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar pemborong membongkar pekerjaan apa saja yang
telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan-bahan atau barang-
barang baik yang sudah maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.
 Ongkos untuk pengerjaan dan sebagainya menjadi beban pemborong untuk disempurnakan sesuai
dengan kontrak.
 Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan-pekerjaan,
bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan kontrak.
 Pemberi tugas boleh (tetapi tidak dengan secara adil atau menyusahkan) mengeluarkan perintah yang
menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

1.15. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK).


 Pemborong berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut ketentuan AV-41 pasal (2)
ayat (3) dan menurut gambar-gambar detail yang telah disahkan oleh Pengawas melaksanakan secara
keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan
pekerjaan yang baik. Pemborong selanjutnya berkwajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan
segala sesuatunya demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat, walaupun
satu sama lain tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
 Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan secara tertulis dari
Pengawas. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar
harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak tercantum daftar harga upah dan satuan
pekerjaan.
 Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seijin direksi secara tertulis adalah tidak sah dan
menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
BAB II
TATA CARA DAN SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.

1 UMUM
1.1 Keahlian
Semua pekerjaan harus dikerjakan dan diselesailkan secara mahir dan mengikuti teknologi modern terbaik di
pabrik peralatan/pipa, dan tidak menyimpang dari persyaratan ini.
Lubang baut harus bermuka rata dan bidang permukaan yang tampak harus kelihatan rapi. Semua pekerjaan
harus dilakukan dengan keahlian permesinan di bidang perdagangan yang bermacam-macam dan bila mungkin
semua unsur dibuat dengan teliti mengikuti ukuran standar sehingga memudahkan penggantian dan perbaikan.
Bidang permukaan yang perlu dicat atau dilamuri guna melindungi terhadap karatan, harus halus, bebas dari
pinggiran-pinggiran tajam, bakaran dan penyinaran serta semua las-lasan harus diasah sampai halus, pinggiran
dan sudut-sudut bagian harus dibulatkan.
Semua batangan, yang berbentuk dan pelat baja harus bersih dan lurus sebelum dikerjakan.
Pelurusan dan perataan kalau perlu harus diperkuat sekalipun dipakai untuk bagian yang kurang berarti.
Bagian-bagian yang telah rampung, harus lurus tanpa puntiran, bengkokan dan sambungan menganga.
Penyedia Jasa harus menyampaikan kepada Pengguna Jasa dengan surat keterangan bahwa bahan-bahan
tersebut telah diuji, sesuai dengan persyaratan yang ditentukan disini dengan memuaskan.
1.2 Toleransi
Toleransi dan bebas ruangnya harus tertera dalam gambar kerja, pelaksanaan toleransi dan bebas ruangnya
harus dilakukan seminimal mungkin.
Pekerjaan mesin apapun harus dilakukan dengan kemahiran tingkat tinggi dan mengikuti teknologi perbengkelan
modern terbaik untuk semua peralatan yang tercakup dalam persyaratan ini.
Dengan memenuhi persyaratan ini sehingga penggunaan peralatan tersebut terjamin betul.
1.3 Lamuran Pelindung
Semua peralatan harus diberi lamuran pelindung yang bermutu baik, buatan pabrik yang mempunyai nama baik,
kecuali ditentukan lain.
1.4 Piringan
Kecuali disetujui lain, semua piringan peralatan dan perlengkapan dengan memenuhi persyaratan ini harus
sesuai dengan ukuran-ukuran dan bor-boran di dalam daftar berikut ini :

DAFTAR PIRINGAN (Ukuran milimeter)


Dia. Nominal D C Jumlah Diameter Diameter Keterangan
(DN) Lubang Baut
No.
15 95 65 4 14 12 DNI
Diamet
er
20 105 75 4 14 12 Nominal
25 115 85 4 14 12 Pipa
40 150 110 4 18 16
50 165 120 4 18 16 D Diameter
80 200 160 4 18 16 Luar
100 220 180 8 18 16 Piringan
125 250 210 8 18 20
150 285 240 8 23 20 C Diameter
200 340 295 8 23 20 Lingkaran
250 395 350 12 23 20
Kedudukan
300 445 400 12 23 20 baut
350 505 460 16 23 24
400 565 515 16 27 24 d Diameter
450 615 565 20 27 24 Lubang
500 670 620 20 27 24 Baut
Garis sumbu lubang baut berdiri vertikal pada piringan.
2 PERSYARATAN UMUM PERPIPAAN
a. Bidang lingkup
Penyedia Jasa harus mengadakan dan mengirimkan pipa seperti yang dipersyaratkan. Kecuali ditentukan lain
dalam Daftar Perincian Biaya (BOQ) Penyedia Jasa harus mengadakan pipa dibuat dari sesuatu bahan yang
disyaratkan disini, ukuran-ukuran yang ditentukan seperti berikut ini :
Pipa PVC berdiameter nominal (ND) dibawah 150, kecuali pipa besi/baja (Ductile Iron atau Steel Pipe) yang
telah ditentukan dalam Daftar Perincian Biaya.
b. Ulir pipa harus sesuai dengan ISO R-7. “Uliran pipa untuk yang terdaftar sebagai pipa gas dan sambungan
yang berulir.
c. Perencanaan
Semua pipa dan perlengkapannya harus cocok dipasang di daerah tropis beriklim lembab, suhu air 35°C
tekanan kerja normal 10,5 kg/cm2 pada 35°C.
Pipa akan digunakan sampai uji tekanan hidrostatis maksimum 15,0 kg/cm2 bila terpasang di lapangan.
Untuk mengikuti persyaratan, standar berikut ini yang dipakai :
- PipaPVC, ISO–S10, seri atau sama
- Pipa DIC, ISO – 2531 atau sama, jika ada.
- Pipa CI dengan sambungan-sambungannya, ISO – R 13 atau yang sama, jika ada.
d. Dibandingkan dengan salah satu perundangan standar nasional pada persyaratan ini diharapkan mengikuti
bentuk susunan, macam dan mutu umum.
Barang barang tersebut dapat diadakan memenuhi standar Internasional yang lain yang dapat diterima, yang
mutu secara menyeluruh sedikit-dikitnya sama dengan persyaratan standar yang telah ditentukan.
e. Gambar Dagang
Sebelum dibuat di pabrik pengiriman, Penyedia Jasa menyampaikan gambar dagang kepada Direksi guna
menyetujui gambar dagang tersebut untuk semua pipa dan sambungan-sambungannya, terdiri dari :
1. Macam bahan yang dipakai, ukuran-ukuran, ketebalan, panjang, macam benda-benda khusus,
bentuk, rupa, kelas, batas toleransi dan mutunya.
2. Barang-barang yang dibuat berdasarkan standar yang sama.
3. Gambar pemasangan yang lengkap, yaitu gambar perincian-perincian benda-benda khusus,
sambungan peralihan bahan dan penyambungannya.
4. Tata cara pengujian.
5. Cara pelamuran dan pemasangan agar mengikuti garis bila ada.
f. Surat Pernyataan Air Minum
Pipa PVC harus dinyatakan untuk digunakan air minum yang tidak mengandung unsur ramuan yang terlarut
dalam air dengan jumlah yang dapat dianggap racun.
Semua pipa dari bahan ini harus dinyatakan dengan yakin aman untuk air minum oleh Laboratorium Penguji
yang bebas tidak terikat.

3 SPESIFIKASI TEKNIS PIPA


3.1. Umum
3.1.1. Referensi Standar
Referensi pada standar dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai jenis
dan kuantitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standar SNI. Semua material – material
yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat
spesifikasi teknis yang ditentukan
3.1.2. Bahan Pipa dan Fitting
Untuk pengadaan pipa dan fitting yang telah didapat maka Penyedia Jasa harus melampirkan Copy sertifikat
produk Pengguna tanda SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik
Indonesia.
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam dokumen lelang ini,
dengan syarat bahwa bahan pipa yang ditawarkan mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang –
kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam dokumen lelang ini sesuai dengan pasal 2 untuk pipa
PVC dan Fitting, Pasal 3 untuk Pipa Baja / Galvanis Steel dan Fitting.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan temperatur air antara
15˚ - 35˚ C dengan pH antara 6 - 8.
Seluruh pipa dan fitting pipa akan ditanam di dalam tanah kecuali untuk hal – hal khusus yang membutuhkan
lain.
3.1.3. Tekanan Kerja.
Tekanan Kerja dari pipa minimal 100 meter kolom air atau 10 kg/cm², dan tekanan pengujian minimal 2 (dua)
kali tekanan kerja pipa.
Penyedia Jasa harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa / fitting pipa yang
ditawarkan. Bila dianggap perlu, atas permintaan Pengguna Jasa, Penyedia Jasa harus melakukan pengujian
kekuatan tekanan kerja pipa / fitting pipa di lapangan pada pipa / fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas
biaya Penyedia Jasa.
Jumlah pipa / fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa. Bilamana
ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa harus menggantinya
dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang telah ditentukan.

3.2. Pipa PVC


3.2.1. Standar
Standar pipa PVC yang dipergunakan sesuai SNI (Standar Nasional Indonesia No. 06 – 0084 – 2002). Pipa
yang ditawarkan harus buatan pabrik yang sudah mendapat izin untuk pengguna SNI yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan Perdagangan.
Setiap pipa harus mempunyai tanda atau cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter nominal, kelas,
nama pabrik pembuat dan trade mark.
Setiap pipa mempunyai ketebalan menurut kelasnya dan merata, baik pada ujung maupun bagian tengah pipa.
Bila di lapangan terdapat material yang tidak memenuhi standar dalam kelasnya, maka Penyedia Jasa dapat
dikenakan sanksi mengganti sebagian ataupun seluruh material yang telah dikirim dan segala biaya ditanggung
Penyedia Jasa sendiri.

3.2.2. Syarat Mutu


1. Bahan
Bahan utama untuk pembuatan pipa PVC adalah polivynil klorida tanpa plastisizer dengan kandungan
PVC minimum 92,5 %. Produk harus sama, tahan terhadap air, dan tidak terekstraksi oleh air dan tidak
mengandung bahan beracun (non toksik).
2. Plastisizer
Tidak boleh terdeteksi (nil).
3. Ekstraksi timbal (Pb) dan Timah (Sn)
a. Ekstraksi timbal (Pb) :
- Sesudah ekstraksi pertama maksimum 1,0 mg/liter.
- Sesudah ekstraksi ketiga maksimum 0,3 mg/liter.
b. Ekstraksi timah (Sn) :
- Sesudah ekstraksi ketiga maksimum 0,02 mg/liter.
4. Bau dan Rasa
Bau dan rasa tidak boleh terdeteksi (normal).
5. Ketahanan terhadap metilena klorida
Benda uji tidak boleh terjadi pengelupasan (delaminasi) dan pelepuhan (disintegrasi) pada bagian luar,
bagian dalam dan penampang pada suhu 16°C selama 20 menit.
6. Perubahan pembalikan arah panjang
Perubahan pembalikan arah panjang pipa PVC setelah pemanasan dalam waktu tertentu tidak boleh lebih
dari 5%
7. Sifat tampak
~ Warna pipa PVC secara umum adalah abu-abu, kecuali ada permintaan khusus, permukaan dinding
luar dan dalam harus licin/halus dan rata, tidak terdapat cacat yang berbahaya seperti retak, guratan-
guratan, gumpalan, dan cacat-cacat lainnya.
~ Pipa harus lurus dan berpenampang bulat, bidang ujung pipa harus tegak lurus terhadap sumbu pipa
8. Dimensi
Dimensi diameter luar nominal, tebal dinding nominal dan seri pipa PVC berdasarkan pada tabel 1
Tabel 1Tebal dinding nominal (e)
Seri pipa (s)
Diameter luar nominal
Tebal dinding nominal (mm)
(mm)
S.10
63 3,0
90 4,3
110 5,3
160 7,7
200 9,6
250 11,9
315 15,0
355 16,9
400 19,1
450 21,5
500 23,9
Catatan 1 : Tebal dinding didasarkan pada “induced stress” pada temperatur 20°C yaitu :
- Untuk dia. luar < 50mm,  = 100 kgf/cm²
- Untuk dia. luar ˃ 50mm,  = 125 kgf/cm²

Catatan 2 : Seri pipa (S) diturunkan dari S =
p
 adalah “induced stress”
P adalah tekanan nominal air yang mengalir dalam pipa pada 20°C
3.2.3. Kelas
Bila telah disebutkan dalam volume pekerjaan ( Bill of Quantity ) yang digunakan adalah jenis PVC dengan
kelas S – 10 menurut standar SNI No. 06 – 0084 – 2002 yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter.

3.2.4. Sambungan
Push On Rubber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa tersebut harus mempunyai bell
pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain dibavel (dibuat tirus) dengan sudut kurang lebih 15 derajat.
Pipa harus diberi tanda garis petunjuk pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis kecil.

3.2.5. Penandaan Pipa (Marking Pipa)


Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
~ Nama pabrik pembuat atau merek dagang
~ Dimensi luar pipa
~ Tekanan kerja nominal
~ Jenis material yang digunakan
~ Seri pipa
~ Tanggal produksi
~ Pada pipa yang dikirim harus diberi label

4. PEKERJAAN BETON BERTULANG


a. Standart-standart dan pesyaratan-persyaratan yang dipakai dalam spesifikasi teknis ini adalah PBI 71 atau
SKSNI – T. 15 – 1991.
b. Bahan-bahan beton yang terdiri dari semen, agregat halus (pasir) dan kasar (kerikil), air dan baja tulangan
harus memenuhi syarat-syarat pada pasal 30 peraturan ini.
c. Kualitas beton
1. Syarat kualitas
Bahan-bahan pasangan/beton yang digunakan pada umumnya bahan lokal yang memenuhi syarat
teknis, sebelumnya harus mengajukkan contoh-contoh yang mendapat persetujuan dari direksi secara
tertulis.
Kerikil beton berasal dari pecahan batu gunung (steinslag) ukuran 1/3 cm padat dan bersih dari
segala kotoran.
Pasir pasang, untuk semua pekerjaan pasangan dan plesteran harus memakai pasir pasang (bukan
pasir urug), berbutir kasar dan keras, tajam, bersih dan tidak mengandung debu/tanah.
Pasir cor, berbutir sangat kasar, tajam dan bersih dari kotoran dan khusus untuk pasir cor beton
lihat PBI 1971.
Semen Portland, menggunakan produksi lokal, tidak boleh memakai PC yang sudah keras
(swipping), khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu sejenis (Gresik).
2. Kontrol kualitas
Kontrol kualitas harus dilaksanakan terus menerus selam pekerjaan berlangsung dimana
pengontrolan tersebut harus memanuhi PBI-71 atau SKSNI-T. 15-1991.
3. Untuk beton praktis digunakan campuran 1 PC:2 PS:3 KR.
d. Penulangan beton pada umumnya
1. Ukuran dan gambar penulangan beton dapat di sesuaikan dengan gambar yang ada.
2. Besar kuran beton dan penulangan tersebut diatas tetap dilaksanakan apabila gambar rencana dan
gambar detail tidak tertulis secara detail.
3. Beton sloof dilaksanakan pada seluruh pondasi induk dan pondasi teras.
4. Balok latei dilaksanakan langsung diatas semua kusen pintu, cendela maupun BV yang mempunyai
lebar bebas lebih dari 1 m.
5. Betaon ringbalk dilaksanakan pada seluruh akhiran tembok bagian atas termasuk tembok-tembok
akhiran pada gewel.
6. Tulangan harus menggunakan besi/tulangan yang baru, bersih dari segala macam kotoran termasuk
karat-karat yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu.
7. Balok konsol beton dilaksanakan sesuai dengan gambar, bila terjadi perbedaan antara bestek dan
gambar detail, pemborong diwajibkan melapor kepada pengawas sehingga mendapatkan keputusan.
e. Beton rabat
Beton rabat dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan ketebalan 0,5 cm s/d 0,7 cm dengan
campuran 1:3:5. pada tepi-tepi dan garis-garis nat harus dibuat benangan lurus dan rapi. Pelaksanan
beton rabat harus sekaligus jadi dan halus, rata-rata dengan tidak menambahkan lapisan lain.
f. Acuan (bekisting)
1. Acuan harus menghasilkan suatu struktur akhir yang mempunyai bentuk garis dan dimensi komponen
yang sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar rencana serta uraian dan syarat teknis
pelaksanaan. Acuan harus tetap kokoh sehingga mampu mencegah kebocoran adukan.
2. Kayu acuan (bekisting) digunakan kayu meranti, berkualitas dengan ukuran tebal 2 cm (papan) dan
ntuk penguatnya dipai kayu 5/7 atau 4/6.
3. Semua sambungan-sambungan dalam pekerjaan acuan antara papan-papan dan tidak boleh bocor.
4. Bekisting harus sedemikian kuat sehingga dapat menahan gaya tekan kearah luar yang
mengakibatkan oleh bert bahan adukan yang dituangkan didalamnya.
5. Sebelum pengecoran dimulai akan dilakukan pengecekan bekisting.
6. Lantai kerja harus bersih dari kotoran, sisa-sisa kerjaan dan sebagainya, dibasahi permukaannya
sebelum beton dicor.
g. Staggert
1. Staggert (penopang) harus kuat menahan beban yang ada diatasnya oleh karena itu bahan yang
digunakan adalah kayu meranti 5/7 cm dengan kualitas yang baik. Staggert ini dipasang pada jarak
interval 60 cm untuk menghindari lendutan, beban yang diperhitungkan dalam pemasangan staggert
ini selain berat basah dari adukan beton, berat besi penulangan, beban hidup 100 Kg/m2 serta berat
dari bekistingnya sendiri. Bilamana dalam jarak interval 60 cm ternyata dibeberapa bagian masih
terdapat adanya lendutan, maka pada bagian itu harus diberi staggert lagi ditengahnya.
2. Pada ujung-ujung kaki staggert harus diberi pengikat yang dihubungkan antara kaki yang satu dengan
kaki yang lainnya agar tidak terjadi penggeseran yang dapat menyebabkan terjadinya lendutan pada
bekisting selain itu antara kaki staggert juga diberikan bracing untuk mengantisipasi tekuk. Settlement
juga perlu diperhatikan terhadap kai-kaki staggert untuk menghindari hal tersebut pada kaki staggert
diusahakan penampang pijakannya harus lebar dengan menamah potongan papan bekas sebagai
penampang pijakkannya.
3. Untuk bahan bekisting yang menggunakan multiplak maka ketebalan minimum yang dipergunakan
adalah 9 mm. Pada alas bekisting yang berhubungan dengan staggert dibuatkan rangka tempat
kedudukan multiplak dengan menggunakan papan pada arah vertikal dengan interval 60 cm.
4. Pada saat pengecoran beton harus diusahakan agar tidak terjadi keropos, segregasi dengan sistem
penjorokan/sistem penggetaran yang tepat (vibrator) dan sistem pegecoran yang benar.

5. PEKERJAAN PASANGAN.
A. Pasangan Pondasi
1. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar, seperti pasangan batu atau lapisan
batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan homogen menurut persetujuan
direksi/pengawas dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat / ketidaksempurnaan
lainnya.
2. Pasangan Batu
Pasangan batu harus terdiri dari batu yang dipecah dengan palu secara kasar dan berukuran sembarang,
sehingga kalau dipasanga bisa saling menutup. Setiap batu harus berukuran antara 6 Kg s/d 15 Kg, akan
tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan direksi, ukuran maksimum harus
memperhatikan tebal dinding. Tetapi juga harus memperhatikan batasan berat seperti tercantum diatas.
3. Alas dan Sambungan
Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dulu sebelum dipakai dan harus diletakkan
dengan alasnya tegak lurus kepada arah tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan (speci),
semua sambungan diisi padat dengan adukan speci pada waktu pekerjaan berlangsungtebal adukan speci
tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu berhimpit satu sama lain. Pasak tidak boleh
disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
4. Penyelesaian Sambungan
Kecuali jika titentukan lain, sambungan dengan adukan (speci) semen:pasir = 1:4 yang kelihatan harus
disiar rata dan halus pada waktu pekerjaan sedang berlangsung dengan menjaga supaya dijamin adanya
keseragaman warna. Semua sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.
5. Perlindungan Perawatan
Dalam melaksanakan pekerjaan pasangan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan dalam
melindungi dan merawat pekerjaan yang telah diselesaikan. Pemborong harus memenuhi persyaratan-
persyaratan yang lazim dipakai atau ditentukan oleh direksi. Pekerjaan pasangan tidak boleh dilakukan
pada waktu hujan deras atau hujan yang cukup lama sehingga mengakibatkan speci larut. Speci yang elah
dipasang dan larut karena hujan, harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan selanjutnya
diteruskan. Pekerjaan batu kosong yang belum mantap
B. Pasangan Batu Bata
1. Untuk pasangan batu bata adukan yang dipergunakan adalah 1 PC:4 PS.
2. Semua bata sebelm dipasang harus direndam dalam air dan bata harus utuh (tidak patah) sehingga akan
diperoleh hasil pemasangan yang rata, lurus dengan siar-siar yang sama.
3. Pasangan batu bata tidak diperkenankan memakai batu bata bekasp.
4. Pasangan batu bata hanya diperbolehkan maksimum setinggi 1 m untuk tiap-tiap hari kerja dan maksimum
setiap 12 m2 harus diberi kolom praktis.
5. Pasangan tembok batu bata trasram adukan yang digunakan 1 PC:2 PS dipasang diatas sloof setinggi 40 cm
dan dipasang pada semua tembok dan tempat-tempat lain yang dianggap perlu oleh direksi.

6 PEKERJAAN PLESTERAN

1. Untuk plesteran beton, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan maka permukaan beton yang akan
diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu (dilukai) dengan beteldan kemudian dibersihkan dan disaput
dengan air semen.
2. Pekerjaan plesteran baru dapat dikerjakan setelah pekerjaan instalasi listrik/air sudah terpasang dengan
campuran 1:4 (1 PC:2 PS untuk pasangan kedap air dan 1 PC:4 PS untuk pasangan tidak kedap air).
3. Seluruh permukaan dinding tembok yang akan diplester harus dibasahi atau disiram dengan air bersih
terlebih dahulu sampai rata. Serta dinding yang telah diplester harus harus selalu dibasahi sekurang-
kuirangnya selam 7 hari. Hal iini dilakukan untuk mencegah pengeringan plesteren sebelum waktunya.
4. Semua pekerjaan plesteran, baik beton maupun dinding tembok harus rata, harus merupakan satu bidang
tegak lurus dan siku, pekerjaan plesteran yang selesai harus bebas dari retak-retak atau noda dan cacat
lainnya.
5. Plesteran dinding dikerjakan dengan tebal manimal 1 cm, maksimal 2 cm dan harus mempunyai kuat tekan
minimal 30 Kg/cm2 untuk benda uji kubus yang berusuk 5 cm pada umur 28 hari.
6. Pekerjaan plesteran harus dikoordinasikan dengan pekerjaan pemasangan instalasi listrik/air, maupun
instalasi lain yang terletak dibawah plesteran.
Plesteran dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian akhir sesudah diaci dan dalam keadaan setengah
kering digosok dengan kertas semen.

7. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Lingkup pekerjaan
1.1 Umum
a. Pengadaan bahan-bahan dan alat sampai ditempat lokasi
b. Pemasangan bahan dan alat tersebut sampai bisa beroperasi dengan sempurna, sampai
mendapat persetujuan dari pihak direksi.
c. Pengujian dan perbaikan yang diperlukan selama masa pemeliharaan

1.2 Pemasangan sistem distribusi daya listrik


a. Pemasangan panel distribusi tegangan rendah
b. Pemasangan panel penerangan dan panel tenaga seperti pada gambar
c. Dan pekerjaan lainnya yang nyata harus dipasang menurut yang dinyatakan dalam gambar dan
RKS
d. Pemasangan sambungan listrik sampai menyala
1.3 Pemasangan instalasi penerangan dan tenaga
a. Pemasangan instalasi penerangan dari jenis, tipe dan ukuran serta cara pemasangan sesuai
dalam gambar
b. Pemasangan armateur lampu, kotak lampu dan stop kontak lampu dari macam dan jenis yang
sesuai dalam gambar atau RKS
c. Pemasangan pekerjaan lainnya yang nyata-nyata menurut gambar dan RKS harus dipasang

2. Bahan-bahan
2.1 Persyaratan umum
a. Semua bahan dan peralatan harus baru, san sesuai dengan syarat-syarat yang dimaksudkan
dalam gambar dan RKS
b. Sebelum mendatangkan bahan/material terlebih dahulu diajukan contoh atau brosur dan
gambar kerjannya

2.2 Bahan dan peralatan untuk sistem distribusi daya listrik


a. Panel dan sub panel dari sistem plat baja minimal tebal 2 mm, dicat dasar tahan karat bagian
luar dan dalam sebalum dicat akhir dengan cat oven warna abu-abu
b. Circuit breaker merek klocker-moller, siemens atau AEG atau yang sekwalitas
c. Alat ukur (voltmeter, ampermeter dll) merek klocker-moller, siemens atau AEG atau yang
sekwalitas
d. Saklar pemutusan aliran listrik
e. Busbar dari logam

2.3 Kabel tegangan menengah/rendah


a. Kabel-kabel instansi dari kualitas terbaik produksi dalam negeri
b. Merek adalah kabel metal, kebel indo, supreme yang semuanya bersertifikat LMK dan telah
disetujui oleh direksi
c. Jenis ukuran sesuai dengan gambar

2.4 Pipa instalasi dan persilangan


a. Pipa kabel digunakan pipa PVC dengan ukuran yang sesuai atau minimal diameter 5/8”
b. Persilangan pipa disambung dengan T doss dengan bahan PVC dilengkapi dengan penutupnya
c. Sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan dop bahan keramik atau PVC

2.5 Saklar dan stop kontak


a. Armatur saklar dan stop kontak merek Broco
b. Untuk stop kontak yang ada dibawah merek MK lengkap dengan steker kontaknya
c. Stop kontak dengan beban 16 amper atau lebih merek MK lengkap dengan steker kontaknya
d. Doos digunakan tipe inbouw (tertanam dalam dinding) dengan bahan logam yang khusus untuk
itu, yaitu hubungan doos dengan saklar disekrup (sistem kuku atau cakar yang mengembang
tidak diperbolehkan).

3. Syarat-syarat pekerjaan
3.1 Persyaratan umum
a. Gambar rencana penunjukkan tata letak secara umum dari peralatan-peralatan yaitu panel dll.
Penyesuaian dilakukan dilapangan, jarak dan ketinggian ditentukan dilapangan
b. Gambar pelaksanaan yang dibuat oleh instalatir harus diserahkan ke direksi setelah pekerjaan
selesai dengan segala catatannya
c. Gambar untuk pengajuan ke PLN dan gambar jaringan yang terpasang dibuat oleh kontraktor
sesuai gambar rencana
d. Perubahan atas gambar rencana harus melalui persetujuan direksi, setelah ada pengajuan
tertulis dari kontraktor
e. Instalatir memberikan jaminan yang dikerjakan

3.2 Panel utama tegangan rendah atau sub panel


a. Konstruksi panel induk atau sub panel harus kokoh , mempunyai pintu yang dapat dibuka
dengan mudah dan dikunci
b. Pada panel dipasang pilot lamp warna merah,kuning dan hijau untuk fase R, S, T dan
dilengkapi sekring kecil untuk masing-masing lampu
c. Saklar untuk memutuskan arus dari distribusi induk sebagai perlengkapan standart panel induk
dan panel distribusi
d. Untuk panel induk setidaknya dipasang meter penunjuk amper dan voltase
e. Busbar harus dipasang dengan kokoh dengan bahan isolator didalam panel dengan ketentuan
sebagai berikut :
 Busbar netral dan busbar pertanahan dipasang pad posisi bersebrangan (atas dan bawah /
kanan dan kiri)
 Busbar diberi tanda untuk fase R, S, T dan pentanahan
 Busbar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-bagian yang harus tidak
bertegangan
 Yang menghantarkan arus listrik harus dari bahan yang tidak mudah teroksidasi atau
dilapisi dengan bahan yang mencegah oksidasi antara lain ”Silver Plated”
f. Kabel-kabel sambungan daya maupun kabel distribusi dipasang sesuai dengan fase masing-
masing (R,S,T, nol dan pentanahan), pada busbar yang telah disediakan
g. Ujung-ujung kabel berkas (standart) harus mempunyai sepatu kabel (lug) tipe compresion yang
sesuai dan ujung-ujung kebel harus masuk semua kesepatu kebel

3.3 Kotak armateur


a. Kotak armateur pada TL maupun model barret tempat ballast, kapasitor (kondensator),
dudukan starter dan terminal blok harus cukup besar
b. Ventilasi pada blok harus dibuat sempurna dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang
ditimbulkannya tidak menganggu kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu
sendiri
c. Kabel dalam blok harus saluran atau klem tersendiri sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor (kondensator)
d. Penyambungan kabel dalam box harus menggunakan terminal kabel
e. Semua armeteur yang terbuat dari metel harus mempunyai terminal petanahan (graunding) dan
ditanahkan dengan kabel berwarna kuning strip hijau (PUIL 1987, pasal 720, B.1)

3.4 TL dan armateur


a. semua lampu floresent dan lampu discharge lannya harus dikompensasi dengan ”power factor
correction” yang cukup untuk mencapai power faktor sekitar 80% - 85%
b. kapisitor/kondensator harus dipasang sempurna dan dilenhkapi dengan sekring kecil untuk
menghindarkan bahaya kebocoran kapasitor/kondensator
c. satu TL menggunakan satu kondensator dan satu ballast dan lampu TL produksi ARTOLITE
jenis RMO/setara
d. reflektor harus mempunyai pemantul cahaya berwarna putih derajat pemantulan yang tinggi

3.5 Stop kontak


a. Seluruh stop kontak satu fase atau tiga fase harus memiliki terminal fase netral dan pentanahan
(graunding
) yang semua dihubungkan dengan kabel-kabel yang sesuai ukuran dan warnanya sesuai PUIL
1987.
b. Pemasangan stop kontak tertanam pada dinding (model in blow).
c. Penanaman box stop kontak pada dinding harus kokoh sehingga tidak mudah tercabut,
selanjutnya panel stop kontak disekrup pada kotak tersebut.
d. Semua kotak stop kontak daya satu fase dan tiga fase tipe splash proof/dust proof dipasang
satu setengah meter dari lantai.
e. Apabila dipasang dibawah ± 125 cm harus menggunakan tutup atau kunci pengaman (WD).
f. Semua kotak satu fase harus mempunyai rating 10A/16A – 250V/380V.
g. Semua kotak stop kontak daya harus menggunakan bushing.

3.6 Saklar
a. Pemasangan dan penempatan jenis saklar tunggal dan saklar ganda sesuai gambar.
b. Pemasangan saklar tertanam dalam dinding (model in blow).
c. Penanaman box saklar pada dinding harus kokoh sehingga tidak mudah tercabut, selanjutnya
panel saklar disekrupkan pada kotak tersebut.
d. Tinggi pemasangan kotak kontak ± 150 cm dari muka lantai.
e. Saklar harus terpasang kuat pada doss saklar yang khusus itu.
3.7 Jaringan kabel
a. Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran dan jenis yang dinyatakan pada gambar.
b. Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1987 pasal 720 E.1.2
Fasa Warna
R Merah
S Kuning
T Hitam
Netral/O Biru
Pentanahan Kuning/Hijau
c. Pemasangan jaringan kabel dalam betn atau sinding harus dilewatkan dalam pipa dengan
pertemuan sambungan pada T doss yang dapat dibuka.
d. Penanaman pipa dilaksanakan sebelum beton dicor atau sebelum dinding sebelum diplester.
e. Tidak diijinkan adanya sambungan kabel didalam pipa.
f. Pipa yang didalam beton diusahkan sewaktu proses pengecoran beton tidak terjadi kebocoran
sehingga adukan beton cair masuk kedalam pipa atau kerusakan lainnya akibat pengecoran
g. Pipa yang ditanam dalam dinding harus diklem dan kuat selama pelaksanaan pekerjaan
plesteran.
h. Pemasangan jaringan kabel diatas plafon dapat dengan cara terbuka (tanpa melalui pipa)
i. Pemasangan jaringan terbuka pada setiap jarak maksimal 1 meter harus dipasang pengikat
dari porselain, dan diikat dengan kencang dan kabel harus tegang.
j. Kabel-kabel daya yang menuju kontak stop kontak/saklar dari bawah lantai/kabel trench harus
dilindungi galvailench stell conduct pipe (pipa baja khusus instalasi yang digalvanis) dan diklem.
k. Penyambungan kabel dari jaringan listrik kompleks ke panel induk menggunakan kabel tanah
tipe NYFGBY dan tidak boleh menggunakan sambungan. Apabila terpaksa menggunakan
sambungan maka harus seijin pengawas ahli listrik.

3.8 Pengujian dan instalasi


a. Kontraktor harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya untuk
menyelengarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment serta instalasinya, untuk
memperlihatkan seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan dengan baik, memenuhi syarat dan
apa-apa yang dimaksud.
b. Semua pengujian diselengarakan atas biaya kontraktor.
c. Biaya perbaikkan atas kerusakan yang terjadi akibat pengujian menjadi tanggung jawab
kontraktor.
d. Setip bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi dan gambar harus segera
diganti, tanpa membebankan ongkos tambahan pada pemberi tugas.
e. Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi sebelum dan sesudah dipasang, yaitu
tes insu
f. lasi, tes kontinyuitas dengan disaksikan oleh direksi dan catatan hasilnya.
g. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemerikasaan berikut :
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai denga yang dimaksud
 Pemerikasaan kekuatan mekanis
 Pemeriksaan Kontiunitas rangkaian

8. PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan pengecatan ini mencakup semua pekerjaan pengecatan bangunan antara lain :
a. Pengecatan kaca kayu pada pekerjaan list plafon fan pekerjaan kayu yang lain, yang tidak diplitur
dengan cat pengencer minyak.
b. Pengecetan dinding tembok untuk seluruh dinding dalam serta langit-langit dengan cat Decolith atau
selera.

2. Bahan-bahan
a. Warna untuk setiap pengecatan ditentukan kemudian oleh pemilik proyek dengan menggunakan cat
Decolith atau selera.
b. Cat tembok
 Cat penutup tembok Decolith
 Palmir tembok buatan sendiri.
3. Syarat-syarat pelaksanaan
a. Cat tembok
 Untuk pekerjaan cat tembok dan plafon permukaan dinding dan plafon yang akan dicat harus
diplamir terlebih dahulu dengan menggunakan plamir buatan sendiri kualitas baik dengan
campuran 1 kg lem rajawali:1 kg semen putih:4 kg kalsium mesh 800.
 Setelah permukaan diplamur kemudian digosok dengan kertas gosok hingga mendapatkan
bidang dinding atau plafon rata.
 Untuk pekerjaan neut-neut pada pekerjaan cat plafon besarnya neut tidak boleh melebihi dari 0,3
cm.
 Setelah pekerjaan palmir dinding dan plafon selesai selanjutnya pekerjaan pengecatan dinding
dan plafon diulang hingga rata minimal 3 kali kuas.
 Pekerjaan pengecatan tersebut dapat menggunakan kuas cat ,aupun roll cat.

5. PENUTUP
Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) tidak disebut hal yang dipasang, dibuat, dilaksanakan
dan disediakan, tetapi dalam pelaksanaan harus dikerjakan oleh rekanan, harus dianggap sebagai telah dibuat
didalam spesifikasi ini, jadi tidak terhitung sebagai pekerjaan tambah ( Meer werk )

Di Buat Oleh :
CV. BIMA SAKTI KONSULTAN

DANI SULAKSONO, ST. MM


Direktur

You might also like