Professional Documents
Culture Documents
1. Sistem Produksi
2. Inflow Performance Relationship (IPR)
Suatu ilmu tentang peforma aliran fluida dari reservoir menuju lubang bor (sumur).
7,08𝑥10−3 . 𝑘 . ℎ
𝑞= (𝑃𝑟 − 𝑃𝑤𝑓 )
𝑟𝑒 3
𝑙𝑛 (𝑟 ) − 4
𝑤
𝑘ℎ
𝐽∗ =
𝑟 3
141.2 𝐵𝑜 𝜇𝑜 (ln 𝑟𝑒 − 4 + 𝑆)
𝑤
IPR 2 Fasa
a. Tanpa Pengaruh Skin
Untuk memudahkan perhitungan kinerja aliran fluida dua fasa dari formasi ke
lubang sumur, Vogel mengembangkan persamaan sederhana. Adapun anggapan pada
persamaan Vogel yaitu:
1. Reservoir bertenaga dorong gas terlarut.
2. Harga skin disekitar lubang sama dengan nol.
3. Tekanan reservoir dibawah tekanan saturasi.
𝑞𝑜 𝑃𝑤𝑓 𝑃𝑤𝑓 2
= 1 − 0.2 ( ) − 0.8 ( )
𝑞𝑚𝑎𝑥 𝑃𝑟 𝑃𝑟
𝑞𝑜 𝑃𝑤𝑓 2
𝑃𝑤𝑓 2
= 1.8 (𝐹𝐸) (1 − ) − 0.8 (𝐹𝐸) ( )
𝑞max (𝐹𝐸=1) 𝑃𝑟 𝑃𝑟
2 𝑛
𝑞𝑜 = 𝐶 (𝑃̅𝑟 − 𝑃𝑤𝑓 2 )
log 𝑞2 − log 𝑞1
𝑛=
log(𝑃𝑟2 )2 − log(𝑃𝑟1 )2
Future IPR
a. Faktor Skin = 0
Dalam kelompok ini digunakan metode Standing, dengan persamaan:
𝑃𝑅𝐹 2 𝑛
𝑞𝑜 (𝐹) = 𝐽 (𝑃̅𝑟 − 𝑃𝑤𝑓 2 )
𝑃𝑅𝑖
IPR Gas
Rawlins dan Schhellhardt mengembangkan persamaan empiris pada tahun 1935
yang sering disebut persamaan back pressure. Pada tes uji back pressure diperoleh nilai
Absolute Open Flow sumur. AOF adalah besarnya produksi sumur pada tekanan atmosfir.
2 𝑛
𝑞𝑠𝑐 = 𝐶 (𝑃̅𝑟 − 𝑃𝑤𝑓 2 )
Selain persamaan diatas, Metode Jones dapat juga diterapkan pada perhitungan
inflow performance pada sumur gas. Metode ini dapat diterapkan pada aliran turbulen dan
laminer.
𝐴′ = 𝐴 + 𝐵 (𝐴𝑂𝐹)
dimana,
2 0.5
−𝐴 + [𝐴2 + 4𝐵𝑃̅𝑟 ]
𝐴𝑂𝐹 =
2𝐵
3. Nodal Analysis
Merupakan analisa titik pertemuan dari 2 sistem yang berbeda. Dalam sistem sumur produksi
dapat ditemukan 4 titik nodal, yaitu:
1. Titik Nodal di Dasar Sumur
Titik nodal ini merupakan pertemuan antara reservoir dengan wellbore (titik Pwf).
4. Metode Produksi
Natural Flow
Memproduksikan sumur produksi secara alamiah dengan kemampuan pressure
reservoir untuk mendorong fluidanya hingga ke permukaan tanpa menggunakan alat
bantuan karena tekanan reservoir masih besar.
Artificial Lift
Mekanisme buatan untuk mengangkat hidrokarbon dari dalam sumur ke permukaan.
a. Gas Lift
Syarat-syarat suatu sumur yang harus dipenuhi agar dapat diterapkan metoda gas
lift antara lain:
1. Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari reservoir itu sendiri maupun
dari tempat lain.
2. Fluid level masih tinggi.
3. Minimal tekanan injeksi 250 psi.
Ada dua cara pengangkatan buatan dengan metode gas lift, yaitu penginjeksian
secara kontinyu (continuous flow gas lift) dan penginjeksian terputus-putus
(intermittent flow gas lift).
a. Continuous gas lift
b. Intermittent gas lift
PI BHP Sistem Injeksi
Electric submersible pump digunakan pada sumur-sumur yang dalam dan dapat
memberikan laju produksi yang besar. Selain untuk sumur produksi, ESP juga dapat
untuk proyek-proyek water flooding dan pressure maintenance, dimana ESP dipasang
pada sumur-sumur injeksi. Selain dari itu dapat juga digunakan pada sumur-sumur
yang tidak menggunakan tubing (tubingless completion) dan produksi dilakukan
melalui casing. Pada umumnya pompa jenis ini digunakan pada sumur-sumur artificial
lift dengan produksi besar dan GOR rendah.
Prinsip kerja electric submersible pump berdasarkan pada prinsip kerja pompa
sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal adalah motor
hidrolik dengan jalan memutar cairan yang melalui impeller pompa, cairan masuk ke
dalam impeller pompa menuju poros pompa, dikumpulkan oleh diffuser kemudian
akan dilempar ke luar. Oleh impeller tenaga mekanis motor dirubah menjadi tenaga
hidrolik. Impeller terdiri dari dua piringan yang didalamnya terdapat sudu -sudu, pada
saat impeller diputar, cairan dalam impeller dilemparkan keluar dengan tenaga
potensial dan kinetik tertentu.
Hydraulic Fracturing
Merupakan kegiatan menginjeksikan fluida bertekanan tinggi (biasanya air yang
mengandung pasir atau propan) ke dalam formasi untuk membuat rekahan tanpa merusak
formasi itu sendiri.
Aciding
Acidizing atau matrix acidizing adalah suatu proses dimana suatu asam diinjeksikan
ke dalam pori batuan di bawah tekanan rekah. Acidizing dilakukan untuk menstimulasi
suatu sumur untuk meningkatkan produksi atau mengatasi damage pada formasi.
Enhanced Oil Recovery (EOR)
Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah suatu mekanisme yang digunakan pada
tahapan tertiary recovery untuk meningkatkan produksi minyak setelah tahapan primary
dan secondary recovery.
5. Permasalahan Produksi
Sand Problem (Kepasiran)
Water Coning ( terproduksinya water berlebih ketika posisi WOC telah mencapai lubang
perforasi)
Gas Coning (terproduksinya gas berlebih ketika posisi GOC telah mencapai lubang
perforasi)
Terproduksinya gas atau water berlebih karena adanya water atau gas fingering.
Scale
Korosi
Parafin (terbentuknya endapan paraffin dan aspal)