You are on page 1of 6

JURNAL ILMIAH

RADAR SEBAGAI PENERAPAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

OLEH :

Arbie Hasyim

Ghina Aldila Cahyani

Jafar Shodiq

Muhammad Davinto Ramadhan

Nurul Shafira Darajat

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
2017
I. ABSTRAK
Penulisan jurnal ini diperuntukan untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah fisika listrik
dan magnet fakultas teknik Universitas Indonesia tentang aplikasi fisika listrik terhadap
kehidupan sehari-hari. Dalam jurnal kali ini, akan dibahas mengenai aplikasi fisika listrik
pada alat radar dan kegunaannya dikehidupan sehari-hari. Lebih spesifik yang akan dibahas
adalah radar sebagai penerapan gelombang elektromagnetik. Adapun metode yang dilakukan
dalam jurnal ini adalah pengambilan sampel informasi dari buku, artikel, dan tulisan yang
terkait dengan judul yang telah ditentukan.

II. PENDAHULUAN

A. Kajian Teori
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging,
yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem gelombang
elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-
benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar bervariasi mulai dari milimeter hingga meter.
Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan dipantulkan dari suatu benda tertentu akan
ditangkap oleh radar. Dengan menganalisis sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal
dapat ditentukan lokasinya dan melalui analisis lebih lanjut dari sinyal yang dipantulkan
dapat juga ditentukan jenisnya. Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil,
namun radio sinyal tersebut dapat dideteksi dan diperkuat oleh penerima radar.
Seorang ahli fisika Inggris bernama James Clerk Maxwell mengembangkan dasar-dasar teori
tentang elektromagnetik pada tahun 1865. Setahun kemudian, seorang ahli fisika asal Jerman
bernama Heinrich Rudolf Hertz berhasil membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang
elektromagnetik dengan menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri.
Pendeteksian keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik pertama
kali diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904. Bentuk nyata dari pendeteksian itu
dilakukan dengan memperlihatkan kebolehan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi
kehadiran suatu kapal pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala itu, pendeteksian belum
sampai pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut.
Pada tahun 1921, Albert Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar
sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil ditempatkan pada kapal kayu dan
pesawat terbang untuk pertama kalinya secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan L. C. Young
pada tahun 1922 dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat pada tahun
1930.
Istilah radar sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari
singkatan Inggris RDF (Radio Directon Finding), namun perkembangan radar itu sendiri sudah
mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari Amerika, Jerman,
Prancis dan Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang paling berperan penting dalam
pengembangan radar adalah Robert Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan
penelitiannya mengenai cikal bakal radar pada tahun 1915. Pada tahun 1920-an, ia bergabung
dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia mempelajari dan
mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio. Watson-Watt menjadi salah satu
orang yang ditunjuk dan diberikan kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian
Produksi Pesawat Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan
radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari jarak 40 mil (sekitar
64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki jaringan stasiun radar yang berfungsi untuk
melindungi pantainya.
Pada awalnya, radar memiliki kekurangan, yakni gelombang elektromagnetik yang
dipancarkannya terpancar di dalam gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini menyebabkan
radar mampu mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi yang tepat. Terobosan
pun akhirnya terjadi pada tahun 1936 dengan pengembangan radar berdenyut (pulsed). Dengan
radar ini, sinyal diputus secara berirama sehingga memungkinkan untuk mengukur antara gema
untuk mengetahui kecepatan dan arah yang tepat mengenai target.
Sementara itu, terobosan yang paling signifikan terjadi pada tahun 1939 dengan ditemukannya
pemancar gelombang mikro berkekuatan tinggi . Keunggulan dari pemancar ini adalah
ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan sasaran, tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun.
Keunggulan lainnya adalah bahwa gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang
lebih kecil, sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda lainnya. Hal ini
yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnya
di dunia. Pada tahun-tahun berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal
tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal peningkatan kemampuan
sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan militer.
Gelombang elektromagnetik adalah suatu gelombang yang dapat merambat tanpa membutuhkan
medium dan merupakan gelombang transversal. Gelombang elektromagnetik dikelompokkan
berdasarkan frekuensi. Sedangkan gelombang mikro adalah gelombang elektromagnetik dengan
frekuensi super tinggi yaitu diatas 3 GHz. Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda,
akan muncul efek pemanasan pada benda tersebut. Selain digunakan untuk memanaskan
makanan menggunakan microwave, gelombang mikro dimanfaatkan pada RADAR atau Radio
Detection and Ranging.

III. PEMBAHASAN

Prinsip kerja Radar

Konsep radar adalah mengukur jarak dari sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan
cara mengukur waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya mulai
dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor. Konsep sensor sebuah antena pemancar dan
penerima dipasang pada suatu titik untuk mengirimkan dan menangkap kembali pantulan
gelombang radio. Beberapa pantulan gelombang radio yang sudah melemah bisa dikuatkan
kembali dengan peralatan modulasi.
Gelombang radio tersebut bisa terpantul jika terdapat perbedaan kerapatan atom yang begitu
besar antara sebuah objek dengan lingkungan (dalam hal ini adalah udara) di sekitarnya.
Pantulan gelombang radio tersebut terpancar sesuai dengan besar panjang gelombangnya dan
bentuk dari objek pemantulnya. Jika panjang gelombang yang dipancarkan lebih pendek dari
ukuran objek yang ada maka gelombang tersebut akan dipantulkan kembali seperti gelombang
cahaya yang terpantul pada sebuah cermin.

Komponen sistem sensor Radar:

•Transmiter untuk membangkitkan sinyal radio dari osilator atau medan magnet yang dikontrol
durasinya oleh modulator.
•Waveguide adalah penghubung antara Transmiter dan Antena.
•Receiver adalah penerima pantulan sinyal radio (dalam hal ini sinyal dipantulkan kembali ke
Transmiter).
•Peralatan elektronik yang akan memodulasi kembali sinyal yang telah diterima dan
memprosesnya sesuai dengan software yang telah diprogram untuk menghitung jumlah
kendaraan yang lewat.
•Penghubung yang akan mengantarkan informasi ke pengguna
3. Aplikasi penggunaan radar pada kehidupan sehari-hari

1) Perkiraan cuaca

Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi
intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.

2) Militer

Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk
mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain.

Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk
mencapai sasaran/target penembakan.

3) Kepolisian

Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan


bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar
gun (radar kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.

4) Pelayaran

Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar
setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling
bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut.

5) Penerbangan

Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic
Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas
udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi
setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang
akan mendarat (landing).
6) Radar Astronomi
7) LIDAR (Light Detection and Ranging)

IV. KESIMPULAN

Terdapat aplikasi fisika listrik dan magnet pada alat radar yang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Prinsip fisika listrik dan magnet yang digunakan dalam radar
yaitu gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dalam radar berfungsi
sebagai penunjuk letak suatu benda dengan menggunakan konsep sensor.

V. DAFTAR PUSTAKA

Halliday, Resnick, Walker. 2005. Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended


Edition. NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Tipler, Paul A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik (Jilid 2). Jakarta: Erlangga.

http://www.maritimeworld.web.id/2014/07/prinsip-cara-kerja-radar-sebagai-alat-
navigasi-elektronik.html
http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?fenomena&1364039911

You might also like