You are on page 1of 25

LAPORAN TUGAS SURVEI

PERENCANAAN, PENGENDALIAN PROYEK DAN MANAJEMEN


KONSTRUKSI
‘‘PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH TINGGAL
DI PERUMAHAN BUKIT KENCANA JAYA’’

Disusun oleh :
KELOMPOK 8

1. Hedianto Dwi Kusuma (21010115120016)


2. Afifah Kamila (21010115120038)
3. Fairuz Adibah (21010115120029)
4. Lu’lu’ul Fahriyah (21010115120109)
5. Feni Octavia (21010115120112)

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek merupakan suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu tertentu
dengan gabungan beberapa sumber daya yang dihimpun dalam suatu
organisasi sementara untuk melaksanakan suatu tugas atau sasaran tertentu
yang telah dijadwalkan. Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek
berupa pembangunan/perbaikan sarana fasilitas atau bisa juga berupa kegiatan
penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka proyek merupakan
kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak berulang, tidak bersifat
rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu
dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Untuk mendirikan suatu bangunan rumah tempat tinggal, maka perlu
terlebih dahulu mengetahui lokasi dan luas tanah. Selain dari lokasi dan luas
tanah, letak ruang di dalam rumah dan konstruksi bangunannya juga
merupakan hal yang penting untuk diketahui di dalam mendirikan bangunan
yang sehat dan nyaman.
Kendala yang sering dihadapi dalam pembangunan konstruksi rumah
toko adalah apakah besar biaya yang tersedia cukup untuk membangun rumah
toko yang direncanakan? Oleh karena itu sebelum pekerjaan konstruksi
bangunan dikerjakan, sebaiknya siperencana menyusun terlebih dahulu rencana
anggaran biaya dari bangunan yang akan didirikan dimana hal ini menyangkut
segi ekonomis.
Anggaran Biaya dibuat agar pihak-pihak terkait dalam sebuah proyek
bangunan seperti : owner, konsultan, kontraktor dan pihak-pihak yang
bersangkutan lainnya dapat mengetahui berapa biaya yang dibutuhkan,
material-material apa yang diperlukan dan berapa lama waktu pengerjaan
bangunan tersebut.
Rencana Anggaran biaya dalam suatu pembangunan biaya yang
dikeluarkan tidak dapat diketahui jumlahnya dan lama pengerjaan tidak akan
bisa diprediksi yang akhirnya akan mengakibatkan terganggunya manajemen
suatu proyek pembangunan dan akhirnya kerugian yang akan terjadi.
Dalam penganalisaan Rencana Anggaran Biaya (RAB), khususnya
pada Analisis Anggaran Satuan Bahan dan Upah Pekerja ini koefisien yang
dipakai adalah (Standard Nasional Indonesia) SNI.
Adapun tugas ini sebagai bentuk implementasi dari materi yang
diperoleh dari proses pembelajaran di kampus terhadap apa yang
sesungguhnya terjadi dalam proyek / lapangan sehingga diharapkan bisa
menambah wawasan serta kompetensi penulis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana menyusun RAB suatu proyek agar mendapatkan harga termurah?
2. Bagaimana harga yang ada di AHSP bila dibandingkan dengan harga real yang
ada di lapangan?
3. Bagaimana cara menghitung efektivitas kerja tukang?
4. Bagaimana cara menghitung harga satuan pekerjaan berdasarkan rincian
pekerjaan pondasi?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui point-point dalam penyusunan RAB.
2. Dapat mengetahui perbandingan harga yang ada di AHSP dibadingkan dengan
harga real yang ada di lapangan.
3. Dapat mengetahui cara menghitung efektivitas kerja tukang.
4. Dapat mengetahui cara menghitung harga satuan pekerjaan berdasarkan rincian
pekerjaan pondasi.

1.4 Ruang Lingkup Survey

Untuk memperjelas masalah yang akan dibahas dan agar tidak terjadi pembahasan
yang meluas atau menyimpang, maka perlu kiranya dibuat suatu batasan masalah.
Adapun ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan Laporan
Survey ini, yaitu hanya pada lingkup pekerjaan slope bangunan pada proyek
pembangunan ruko dua lantai yang berlokasi di Jl.

.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Harga Satuan Pekerjaan


2.1.1 Pengertian Harga Satuan Pekerjaan
Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga
bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan
didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar
Harga Satuan Bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi
dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan
Upah.
Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan daerah
yang lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran bahan dan
harga / upah tenaga kerja yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam menghitung
dan menyusun Anggaran Biaya suatu proyek, harus berpedoman pada harga
satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan di lokasi pekerjaan yang akan
dibuat.
Hal yang perlu dilakukan dalam menghitung besarnya RAB antara lain:
merinci semua jenis pekerjaan yang ada dan masing-masing harus dihitung,
volume pekerjaan serta menghitung harga satuan pekerjaan masing-masing.
Setiap jenis pekerjaan yang telah dirinci harus dihitung harga satuan
pekerjaan sendiri-sendiri, sesuai dengan jenis, jumlah, spesifikasi bahan dan
jenis, jumlah tenaga kerja yang akan dipakai.
Setelah itu dari hasil penglian antara volume dengan harga satuan
pekrjaan akan didapat harga per unit pekerjaan. Harga Anggaran Biaya didapat
dengan menjumlah semua harga unit pekerjaan yang telah dihitung.
Sedangkan harga penawaran dihitung dengan menjumlah hasil
perhitungan Anggaran Biaya tersebut dengan pajak pertambahan nilai (PPn),
keuntungan untuk kontraktor.
Ketelitian dan kecermatan dalam menghitung semuanya tersebut akan
sangat mempengaruhi tingkat keakuratan menghitung Rencana Anggaran Biaya.
Skema harga satuan pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor
bahan/material, upah tenaga kerja dan peralatan dapat dirangkum sebagai
berikut;

Dalam skema diatas dijelaskan bahwa untuk mendapatkan harga satuan


pekerjaan maka harga satuan bahan, harga satuan tenaga, dan harga satuan alat
harus diketahui terlebih dahulu yang kemudian dikalikan dengan koefisien yang
telah ditentukan sehingga akan didapatkan perumusan sebagai berikut :
Upah : harga satuan upah x koefisien (analisa upah)
Bahan : harga satuan bahan x koefisien (analisa bahan)
Alat : harga satuan alat x koefisien (analisa alat)

maka didapat :

2.1.2 Analisa Bahan dan Upah

Analisa bahan suatu pekerjaan, ialah yang menghitung


banyaknya/volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan.
Sedangkan analisa upah suatu pekerjaan ialah, menghitung banyaknya tenaga
yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
(H.bachtiar,1993)

SNI merupakan pembaharuan dari analisa BOW (Burgeslijke Openbare


Werken) 1921. Analisa SNI ini dikeluarkan oleh Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Pemukiman. Sistem penyusunan biaya dengan menggunakan
analisa SNI ini hampir sama dengan sistem perhitungan dengan menggunakan
analisa BOW. Prinsip yang mendasar pada metode SNI adalah, daftar koefisien
bahan, upah dan alat sudah ditetapkan untuk menganalisa harga atau biaya yang
diperlukan dalam membuat harga satu satuan pekerjaan bangunan. Dari ketiga
koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan,
kalkulasi upah yang mengerjakan, serta kalkulasi peralatan yang dibutuhkan.
Komposisi perbandingan dan susunan material, upah tenaga dan peralatan pada
satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga
material, upah dan peralatan yang berlaku dipasaran.

2.2 Produktivitas
Dalam bidang konstruksi, produktivitas dikaitkan dengan waktu pelaksanaan
proyek. Untuk mengetahui seberapa produktivitas dari seorang pekerja atau unit kerja
perlu dilakukan perhitungan durasi waktu. Dimana semakin pendek durasi yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan pekerjaan maka produktivitas semakin
tinggi (Umar, 1998).

Kuantitas pekerjaan
Produktivitas = Durasi waktu

Produktivitas diartikan sebagai efisiensi dikali efektivitas atau output per jam
tenaga kerja. Oleh karena tenaga kerja merupakan salah satu bagian besar dari biaya
konstruksi dan jumlah tenaga kerja untuk menjalankan suatu pekerjaan dalam
konstruksi lebih rentan terhadap pengaruh manajemen dari material atau modal, maka
ukuran produktivitas ini sering disebut sebagai produktivitas tenaga kerja.
Produktivitas tenaga kerja berhubungan dengan unit – unit produksi, misalnya meter
kubik atau meter persegi per jam tenaga kerja. Selain faktor tenaga kerja, produktivitas
berkaitan dengan investasi atas pendidikan atau pelatihan serta metode pekerjaan
masing – masing tenaga kerja itu sendiri.

2.3 Perencanaan Biaya Proyek


2.3.1 Tahap Perencanaan Biaya Proyek
Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang sangat
besar dan tertanam dalam kurun waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu
dilakukan identifikasi biaya proyek dengan tahapan perencanaan biaya proyek sebagai
berikut :
1) Tahapan pengembangan konseptual, biaya dihitung secara global berdasarkan
informasi desain yang minim. Dipakai perhitungan berdasarkan unit biaya
bangunan berdasarkan harga per kapasitas tertentu.
2) Tahapan desain konstruksi, biaya proyek dihitung secara agak detail
berdasarkan volume pekerjaan dan informasi harga satuan. 3. Tahapan
pelelangan , biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat
penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang
cukup dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan.
3) Tahapan pelelangan , biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar
didapat penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja
yang cukup dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan
4) Tahapan pelaksanaan, biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail
berdasarkan kuantitas pekerjaan, gambar shop drawing dan metode
pelaksanaan dengan ketelitian yang lebih tinggi.

2.3.2 Estimasi Biaya


Rekayasa pembangunan pada dasarnya merupakan suatu kegiatan yang
berdasarkan analisis dari berbagai aspek untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu
dengan hasil seoptimal mungkin. Aspek itu dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan
yaitu (Kodoatie, 1995) :
1. Tahapan studi
2. Tahapan perencanaan
3. Tahapan pelaksanaan
4. Tahapan operasi dan pemeliharaan
Estimasi biaya adalah seni memperkirakan (the art of approximating)
kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas
informasi yang tersedia pada waktu itu (Soeharto, 1997).
Estimasi biaya dibedakan menjadi estimasi biaya konseptual dan estimasi biaya
detail. Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep bangunan
yang akan dibangun. Estimasi biaya konseptual ini bisa disebut juga sebagai perkiraan
biaya pendahuluan. Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya bahwa perkiraan
biaya pendahuluan dikerjakan pada tahap konseptual di mana dalam tahap ini semua
aspek yang berkaitan dengan rencana investasi dikembangkan, dikaji dan disaring
untuk sampai pada suatu laporan yang dapat dipakai sebagai dasar pengambilan
keputusan untuk tahap berikutnya (Soeharto, 1997).
Kualitas suatu estimasi biaya yang berkaitan dengan akurasi dan kelengkapan
unsur-unsurnya tergantung pada hal-hal berikut (Soeharto, 1997) :
a. Tersedianya data dan informasi
b. Teknik atau metode yang digunakan
c. Kecakapan dan pengalaman estimator
d. Tujuan pemakaian perkiraan biaya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Lokasi Survey


3.1.1 Deskripsi Lokasi Survey Proyek Pekerjaan Pondasi
1. Data Umum Proyek
a. Nama Proyek : Pembangunan Rumah Tinggal
b. Pemilik Proyek : Bapak Aminudin
c. Luas Bangunan : 204 m2 (17 m x 12 m)
d. Lokasi Proyek : Jalan Bukit Kelapa Kopor 8 BN 29, Bukit
Kencana Jaya, Meteseh, Tembalang ,
Semarang

e. Kontraktor : PT. Garis Geometri


f. Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan Pondasi
g. Jenis Kontrak : lumpsum fixed price
h. Struktur Bawah : Pondasi setapak dan pondasi batu kali
2. Lokasi Proyek

3.1.2 Deskripsi Lokasi Survey Bahan Bangunan


Dikarenakan adanya keterbatasan data yang kami peroleh dari proyek terkait
harga bahan material yang digunakan pada pekerjaan pondasi maka kami melakukan
survey harga bahan bangunan di toko bangunan berikut :
- Nama Toko: UD. TANJUNG JATI
- Alamat : Jl. Durian Raya Banyumanik, Semarang
- Telp. 70124868

3.2 Data Teknis Pekerjaan Pondasi


Waktu Pekerjaan: 1 minggu
Jumlah Pekerja : 15 orang

HARGA
SAT.
NO URAIAN PEKERJAAN VOL SAT. BAHAN JUMLAH
I. PEKERJAAN PONDASI

1 Pekerjaan Galian Tanah Pondasi 30 m3 53,000 1,590,000

2 Urugan pasir bawah pondasi 10 m3 285,000 2,850,000

3 Pasangan Pondasi Lajur Batu Kali 13 m3 1,025,000 13,325,000


Pekerjaan Pondasi Plat beton
4 setempat 0.5 m3 3,250,000 1,625,000

5 Pekerjaan Sloof / Tie beam 3.5 m3 3,250,000 11,375,000

Rincian Pekerjaan :

1. Pekerjaan Galian Tanah Pondasi

Penggaliaan 1 m3 tahan biasa

Volume pekerjaan = 30 m3

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Jumlah


Satuan
(Rp) Harga
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.75
75,000.00 56,250.00
Mandor L.04 OH 0.025
90,000.00 2,250.00
JUMLAH TENAGA
KERJA 58,500.00
B BAHAN
-
C PERALATAN

Pacul 59000 885000


Sekop 30000 450000
JUMLAH HARGA 1335000
ALAT
D Jumlah (A+B+C)
1,393,500.00
E Overhead & Profit
196,500.00
F Harga Satuan Pekerjaan (D+E)
1,590,000.00

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi


Volume Pekerjaan = 10 m3

Harga Jumlah
No Uraian Kode Satuan Koefisien Satuan Harga
(Rp) (Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 0.3 80000 240000
Mandor L.04 OH 0.01 100000 10000
JUMLAH TENAGA
250000
KERJA
B BAHAN 0
Pasir urug 1.2 200000 2400000
JUMLAH HARGA
2400000
BAHAN
D Jumlah (A+B+C) 2650000
E Overhead &Profit 200000
F HargaSatuanPekerjaan (D+E) 2850000

3. Pasangan Pondasi Lajur Batu Kali

Pemasangan 1 m3 Pasangan Pondasi Batu Kali

Campuran 1SP : 5PP

Volume total = 13 m3

No Uraian Kode Satuan Koefisien Harga Jumlah


Satuan
(Rp) Harga
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.5 75000 1462500
Tukang Batu L.02 OH 0.75 85000 828750
Kepala Tukang L.03 OH 0.075 100000 97500
Mandor L.04 OH 0.075 90000 87750
JUMLAH 2476500
TENAGA KERJA
B BAHAN
Batu belah m3 1.2 240000 3744000
Semen Portland Kg 136 1125 1989000
Pasir Pasang m3 0.544 260000 1838720
JUMLAH 7571720
HARGA BAHAN
C Jumlah (A+B) 10048220
D Overhead & Profit 3276780
E Harga Satuan 13325000
Pekerjaan (D+E)

4. Pekerjaan Pondasi Plat Beton Setempat

Harga
No Uraian Kode Satuan Koefisien Jumlah
Satuan
(Rp) Harga
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.2 75000 45000
Tukang besi L.02 OH 1.4 90000 63000
Kepala tukang L.03 OH 0.323 100000 16150
Mandor L.04 OH 0.283 90000 12735
JUMLAH TENAGA
KERJA 136885

B BAHAN
Kayu kelas III 4m 0.27 80000 10800
Paku 5 cm – 12
kg 2 12000 12000
cm
Minyak bekisting Liter 0.6 9000 2700
Besi beton polos Kg 210 8500 892500
Kawat beton Kg 3 13500 20250
Semen Portland Kg 336 1420 238560
Pasir Beton m3 0.54 320000 86400
JUMLAH HARGA
BAHAN 1263210

C PERALATAN
D Jumlah (A+B+C) 1400095
Overhead &
E 224905
Profit
Harga Satuan
F 1625000
Pekerjaan (D+E)

5. Pekerjaan Sloof/ Tie Beam


Membuat 1 m3 sloof beton bertulang (200 kg besi + bekisting)
Volume pekerjaan : 3,5 m3

Kod Satua Koefisie


No Uraian e n n Harga Satuan Jumlah
(Rp) Harga
(Rp)
A TENAGA
Pekerja L.01 OH 1.2 75000 315000
Tukang batu L.02 OH 0.275 85000 81812.5
Tukang kayu L.02 OH 1.56 80000 436800
Tukang besi L.02 OH 1.4 90000 441000
Kepala tukang L.03 OH 0.323 100000 113050
Mandor L.04 OH 0.283 90000 89145
JUMLAH TENAGA KERJA
1476807.5
B BAHAN
Kayu kelas III 4m 0.27 80000 75600
Paku 5 cm –
12 cm Kg 2 12000 84000
Minyak
bekisting Liter 0.6 9000 18900
Besi beton
polos Kg 210 8500 6247500
Kawat beton Kg 3 13500 141750
Semen
Portland Kg 336 1420 1669920
Pasir Beton m3 0.54 320000 604800
Kerikil m3 0.81 280000 793800
JUMLAH HARGA BAHAN
9636270
PERALATA
C N
Jumlah
D (A+B+C) 11113077.5

3.3 Komparasi Harga Satuan Pekerjaan Menggunakan Analisa Bina Marga


dengan Analisa Harga Hasil Survey

PT. Garis
Geometri AHSP BINA MARGA
Tenaga Kerja Upah /Hari Upah /Hari
Pekerja Rp 75.000,- Rp 65.000,- s.d. Rp 75.000,-
Tukang Kayu Rp 80.000,- Rp 65.000,- s.d. Rp 75.000,-
Tukang Besi Rp 90.000,- Rp 80.000,- s.d. Rp 90.000,-
Tukang Batu Rp 85.000,- Rp 80.000,- s.d. Rp 90.000,-
Kepala
Tukang Rp 100.000,- Rp 90.000,- s.d. Rp 110.000,-
Mandor Rp 90.000,- Rp 85.000,- s.d. Rp 95.000,-

TB. Tanjung
Material Satuan Jati AHSP
Semen Portland kg Rp. 45.0000,- Rp 41.000,- s.d. Rp 44.000,-
Pasir Beton m3 Rp. 320.000,- Rp 350.000,- s.d. Rp 500.000,-
Kerikil m3 Rp. 320.000,- Rp 300.000,- s.d. Rp 400.000,-
Besi beton polos kg Rp . 8.500,- Rp 8.500,- s.d. Rp 9.000,-
Pasir Pasang m3 Rp. 260.000,- Rp 250.000,- s.d. Rp 370.000,-
Batu belah m3 Rp. 240.000,- Rp 250.000,- s.d. Rp 300.000,-
Paku 5 cm – 12
cm kg Rp. 12.000,- p 13.000,- s.d. Rp 15.000,-
Kawat beton kg Rp. 13.500,- Rp 12.000,- s.d Rp 15.000,-
BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan
Dari hasil survey dan analisis hasil yang kami lakukan diperoleh kesimpulan:
1) Harga satuan upah pekerja antara di proyek Pembanguana Rumah Tinggal
dengan standar yang diterapkan di AHSP Binamarga relative sama.
2) Harga material yang kami survey di TB. UD Tanjung Jati diperoleh harga
satuan material yang berbeda (lebih murah atau lebih mahal) dari AHSP
Binamarga.
LAMPIRAN

1. Gambar - gambar pelaksanaan survey proyek


Gambar material pekerjaan pondasi

Gambar Tahap Galian Tanah untuk Pondasi Batu Kali

Gambar Pembuatan Pondasi Batu Kali


Gambar Pembesian Pondasi Telapak

Gambar Persiapan Sloof


Gambar Tahap Pekerjaan Pondasi Finish
Gambar – gambar selama survey

2. Gambar Pelaksanaan Survey Toko Bangunan

You might also like