You are on page 1of 10

ANALISIS HISTOPATOLOGI IKAN MAS (Cyprinus Carpio) YANG TERPAPAR

PESTISIDA DAN LOGAM BERAT


Fahmi Aziz, Hanif Marwah , M. Faujih Siregar, Nicolas Sitanggang
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jl. Raya Bandung – Sumedang Km 21 Jatinangor 45363 Sumedang

ABSTRAKS
Histopatologi adalah cabang biologi yang mempelajari kondisi dan fungsi jaringan dalam
hubungannya dengan penyakit.. Histopatologi dapat dilakukan dengan mengambil sampel
jaringan atau dengan mengamati jaringan setelah kematian terjadi. Dengan membandingkan
kondisi jaringan sehat terhadap jaringan sampel dapat diketahui apakah suatu penyakit yang
diduga benar-benar menyerang atau tidak.Ilmu ini dipelajari dalam semua bidang patologi.
Analisis histopatologi kali ini membahas tentang pengaruh paparan pestisida dan logam berat
terhdap jaringan ikan mas. Ikan mas merupakan yang bersifat reaktif yang mana dapat dilihat
dari responnya terhadap perubahan lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui perubahan internal ikan akibat bahan toksik dengan menggunakan uji
histopatologi. Adapun parameter yang diamati adalah warna, ukuran, tanda hitam, dan
karakter khusus lainnya pada sel ikan.
Kata Kunci : Histopatologi, ikan mas, jaringan, hati, ginjal, usus, insagg, fusi, necrosis,
atrofi, hiperlasia, hipertropi
ABSTRACT

Histopathology is the branch of biology that studies the condition and function of the tissue in
relation to disease . Histopathology can be done by taking a sample of tissue or by observing
the tissue after the death occurred . By comparing the condition of healthy tissue to sample
tissue can be determined whether a disease is suspected to actually attack or tidak.Ilmu was
studied in all areas of pathology . Histopathological analysis of this time talking about the
effects of exposure to pesticides and heavy metals terhdap carp tissue . Goldfish is reactive
which can be seen from the response to environmental changes . The purpose of this study
was to determine the internal changes of fish due to toxic materials using histopathological
test . The parameters measured were the color , size , black marks and other special
characters in fish cells .
Keyword : Histopathology , Common carp , tissue , liver , kidney , intestine , gill , fusion ,
necrosis , atrophy , hiperlasia , hypertrophy

1
PENDAHULUAN teknik histopatologi dengan metode
Histopatologi merupakan cabang tertentu yang dibantu dengan
ilmu yang menguraikan struktur dari menggunakan mikroskop sehingga hasil
hewan secara terperinci dan hubungan yang diperoleh lebih akurat. Pengatan
antara struktur pengorganisasian sel dan dilakukan dengan menggunakan bagian
jaringan serta fungsi-fungsi yang mereka kontrol yaitu bagian ikan yang belum
lakukan. Pada praktikum histopatologi kali terkena toksik sehingga praktikan dapat
ini yang dilakukan melihat bagian tertentu melihat perbandingan antara bagian yang
ikan yang terkena toksik. Bagian yang terkena toksik dengan yang belum terkena
dilihat adalah bagian hati, ginjal, insang. toksik. Perbandingan yang paling jelas
Ini dilakukan karena bagian yang rentan untuk dilihat adalah warna.
dan paling sering terkena racun adalah Sesua idengan Peraturan Pemerintah
bagian tersebut. Hati merupakan daerah No. 7 tahun 1973, yang dimaksud
paling rentan racun karena hati tempat Pestisida adalah semua zat kimia dan
penetralisiran racun yang ada di dalam bahan lain serta jasad renik dan virus
darah sehingga bagian tersebut banyak yang dipergunakan untuk memberantas
mengandung racun. Ginjal bagian tubuh hama-hama seperti penyakit, gulma ,
yang menyaring darah sehingga racun biinatang, dan lainnya yang dapat
yang masuk ke dalam darah disaring di merusak hasil bidang pertanian. Dalam
ginjal sehingga racun yang tersaring Undang-Undang No. 12 tahun 1992
terdapat dibagian ginjal sedangkan insang tentang Sistem Budidaya Tanaman, yang
sering terkena racun dikarenakan air dimaksud dengan Pestisida adalah zat
masuk melalui insang sehingga racun pengatur dan perangsang tumbuh, bahan
pertama kali akan menyentuh insang lain, serta organisme renik, atau virus
bahkan terserap dibagian insang. Salah yang digunakan untuk melakukan
satu bagian lagi yang termasuk ke dalam perlindungan tanaman.
fisiologi yang sering terkena racun adalah Logam berat adalah unsur logam
kulit karena kulit yang merupakan bagian dengan berat molekul yang tinggi. Dalam
tubuh yang paling sering berinterkasi keadaan atau kadar rendah logam berat
dengan dengan lingkungan dan apabila sudah bersifat racun terhadap lingkungan
lingkungan tersebut telah tercemar maka serta biota yang hidup di lingkungan
kulit akan mengalami perubahan seperti tersebut baik hewan maupun tumbuhan.
warna. Bagian tubuh ikan yang terkena Diantaranya logam berat yang sering
racun dapat dilihat dengan menggunakan mencemari adalah Hg, Cu, Fe, Cr, Cd, Pb

2
(Am. Geol. Inst, 1975). ikan melalui preparat histopatologi dan
dapat membedakannya dengan jaringan /
DATA DAN PENDEKATAN organ ikan yang normal.
Praktikum mengenai uji Adapun prosedur pelaksanaan
histopatologi ikan berlangsung pada hari praktikum ini adalah pertama – tama
Rabu tanggal 5 November 2014. Adapun diamati preparat histologi organ insang,
tempat pelaksanaan praktikum ini adalah ginjal, hati, dan usus ikan yang normal dan
di Laboratorium Fisiologi Hewan Air, yang telah diberi pemaparan pestisida
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, maupun logam berat. Lalu dibandingkan
Universitas Padjadjaran. perbedaannya berdasarkan parameter
Alat yang digunakan pada warna, ukuran, nekrosis, dan karakter
praktikum kali ini adalah mikroskop. khusus lainnya. Kemudian, masing –
Mikroskop digunakan untuk mengamati masing preparat histologi organ ikan
obyek atau preparat dengan pembesaran tersebut didokumentasikan.
tertentu sehingga preparat tampak lebih Sedangkan prosedur pembuatan
jelas. preparat histologi adalah pertama – tama
Bahan – bahan yang digunakan organ target (insang, ginjal, hati, dan usus)
pada praktikum kali ini adalah preparat difiksasi menggunakan formalin 10%
histopatologi ikan mas akibat pemaparan minimal 24 jam. Kemudian didehidrasi
pestisida dan logam berat. Bahan – bahan dan clearing pada automatic tissue
tersebut digunakan sebagai obyek untuk processor dan setelah itu dilakukan
diamati menggunakan mikroskop. penanaman dalam paraffin (embedding).
Metode yang digunakan pada Lalu jaringan organ dipotong
praktikum ini adalah metode pengamatan menggunakan mikrotom. Setelah itu
dimana masing – masing preparat histologi dilakukan pewarnaan menggunakan
organ ikan uji berupa insang, hati, ginjal, hematoksilin dan eosin, lalu ditutup
dan usus diamati menggunakan (covering). Maka preparat histologi dapat
mikroskop. Tujuannya untuk mengetahui diamati menggunakan mikroskop.
dan memahami kerusakan jaringan / organ

3
HASIL DAN PEMBAHASAN preparat histopatologi adalah sebagai

Hasil yang telah didapat dan berikut :

diperoleh dari praktikum pengamatan

Pos : 1 (Pengamatan Histopatologi Insang)


Preparat : Insang
Tabel 1. Pengamatan Histopatologi Insang
Parameter Kontrol Patologis
Warna lebih terang lebih gelap
Ukuran lamela masih bagus, terlihat terlihat lebih besar
lebih kecil
Tanda Hitam (Necrosis) tidak ada ada
Karakter Khusus rapat, bentuknya agak hancur terjadi fusi lamella,
hyperplasia

a b

Gambar 1. a(insang kontrol) b(insang patologis)


pengamatan kontrol, bentuk insang sudah
Pada pos 1 merupakan pengamatan
agak hancur jadi terlihat tidak begitu jelas
histopatologi insang. Patologis insang ini
kelainan yang terjadi pada kontrol.
akibat pemaparan pestisida. Terlihat pada
Pengamatan pada patologis insang terjadi
tabel 1 perbedaan antara kontrol dengan
perbedaan yang signifikan pada
patologis. Pada pengamatan kontrol tidak
pengamatan preparat jaringan insang
begitu terlihat kelainan yang terjadi akibat
pemaparan pestisida namun pada patologis ikan mas. Terjadi sejumlah
kerusakan jaringan pada lamela primer dan

4
lamela sekunder ikan, dimana terjadi peredaran darah ikan terganggu, dan
hiperplasia.Hiperplasia gill lamella adalah terjadi pembendungan darah. Kerusakan
pertambahan ukuran (hiperplasia) lamela ini lama-lama akan menyebabkan
insang akibat peningkatan jumlah sel yaitu gangguan sirkulasi yang dapat
terjadi fusi lamella. menyebabkan kekurangan suplai oksigen
Insang berfungsi sebagai alat untuk ikan. Hal ini lama-lama akan
pernafasan pada ikan, dan lamela adalah menyebabkan efek letal pada ikan karena
tempat pertukaran oksigen. Jika terjadi terganggunya sistem pernafasan ikan.
kerusakan pada lamela tersebut, akibatnya

Pos : 2 (Pengamatan Histopatologi Hepar)


Preparat : Hati

Tabel 2. Pengamatan Histopatologi Hepar


Parameter Kontrol Patologis
Warna lebih terang lebih gelap (kemerahan)
Ukuran terlihat lebih kecil terlihat lebih besar
Tanda Hitam (Necrosis) tidak ada Ada
Karakter Khusus normal terjadi hyperplasia

a b
Gambar 2. a(Hati patologis) b(hati kontrol)
Pada pos 2 merupakan pengamatan adanya kelainan yang terjadi, sedangkan
histopatologi hepar. Patologis hepar ini pada patologis dapat diketahui bahwa
akibat pemaparan bahan pestisida. Pada mununjukan adanya kerusakan jaringan
perlakuan kontrol terlihat normal tanpa yang mengakibatkan adanya sel-sel mati

5
(nekrosis) dan tidak ada penggantian sel protein plasma, dan pemecahan oraganel
sehingga terbentuknya rongga di dalam sel. Dapat juga disebabkan karena
jaringan tersebut. terinfeksi bakterial sehingga menyebabkan
Necrosis menggambarkan keadaan terakumulasinya sel darah putih.
dimana terjadi penurunan aktivitas Pada sel hati patologis, terjadi
jaringan yang ditandai dengan hilangnya hiperplansia yang mengakibatkan sinusoid
beberapa bagian sel satu demi satu dari menyempit sehingga aliran darah
satu jaringan sehingga dalam waktu yang terganggu dan terdapat banyak nekrosis
tidak lama akan mengalami kematian. yang menyebabkan rongga pada jaringan
Necrosis dapat terjadi karena denaturasi hati tersebut.

Pos : 3 (Pengamatan Histopatologi Intestinum Ikan Mas)


Preparat : Usus
Tabel 3. Pengamatan Histopatologi Intestinum Ikan Mas
Parameter Kontrol Patologis
Warna lebih terang lebih gelap
Ukuran kecil, bentuk bulat dan lebih besar (terjadi
renggang pembengkakan sel), bentuk
oval
Tanda Hitam (Necrosis) tidak ada Ada
Karakter Khusus normal terjadi fusi

a b
Gambar 3. a(usus kontrol) b(usus patologis)

6
Pada pos 3 merupakan pengamatan jaringan pada usus ikan. Perubahan
histopatologi Intestinum pada Ikan Mas. struktur jaringan pada usus ditandai
Patologis usus ini akibat pemaparan bahan dengan terlihatnya kerusakan sejumlah sel
pestisida. Terlihat pada tabel 3 perbedaan pada vili-vili usus, warna terlihat pucat,
antara kontrol dengan patologis. Pada adanya pembengkakan pada jaringan yang
pengamatan kontrol normal, tidak terlihat di akibatkan iritasi awal sebelum
adanya kelainan yang terjadi, sedangkan terjadinya kematian sel dan adanya
pada patologis ditemukan adanya necrosis perubahan yang signifikan terjadi dimana
dan terjadi fusi atau pembengkakan pada permukaan menjadi lebih renggang pada
patologis hati. bagian tengah gambar tersebut.

Pengamatan preparat usus dengan


patologis terlihat perubahan struktur

Pos : 4 (Pengamatan Histopatologi Ren Ikan Mas)


Preparat : Ginjal
Tabel 4. Pengamatan Histopatologi Ren Ikan mas
Parameter Kontrol Patologis
Warna lebih terang lebih gelap
Ukuran lebih kecil, bentuk panjang lebih besar
Tanda Hitam (Necrosis) ada sedikit ada banyak
Karakter Khusus normal Hyperplasia

a b
Gambar 4. a(ginjal kontrol) b(ginjal patologis)
Pada pos 4 merupakan pengamatan Patologis ginjal ini akibat pemaparan
histopatologi Ren pada Ikan Mas. bahan pestisida. Terlihat pada tabel 4

7
perbedaan antara kontrol dengan patologis. permukaan glomerulus.Selain itu terjadi
Pada pengamatan kontrol terlihat normal iritasi ,warna berubah menjadi warna ungu
tidak ditemukan adanya kelainan akibat tua. Sedangkan, Necrosis menggambarkan
pemaparan bahan pestisida, sedangkan keadaan dimana terjadi penurunan
pada patologis ginjal ikan mas ditemukan aktivitas jaringan yang ditandai dengan
banyaknya necrosis dan terjadi hilangnya beberapa bagian sel satu demi
pembengkakan pada ukuran ginjal. satu dari satu jaringan sehingga dalam
Kerusakan ini berupa hyperplasia yaitu waktu yang tidak lama akan mengalami
pertambahan ukuran di mana karena kematian. Necrosis dapat terjadi karena
adanya penyumbatan akibat pemberian denaturasi protein plasma, dan pemecahan
bahan toksik, sebelumnya hyperplasia oraganel sel. Dapat juga disebabkan karena
terjadi karena adanya penambahan jumlah terinfeksi bakterial sehingga menyebabkan
volume akibat adanya penyumbatan antar terakumulasinya sel darah putih.

Pos : 5 (Pengamatan Histopatologi Penelitian Asisten)


Preparat : Insang
Tabel 5. Pengamatan Histopatologi Penelitian Asisten
Parameter Patologis A Patologis C
Warna lebih terang lebih gelap
Ukuran bentuk masih bagus bentuk lamella rusak
Tanda Hitam (Necrosis) tidak ada ada banyak
Karakter Khusus hypertropi hypertropi

a b
Gambar 5. a(patologis A) b(patologis C)

8
Pada pos 5 merupakan pengamatan lamella sekunder menjadi tebal dan tidak
histopatologi insang pada penelitian dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
asisten. Patologis insang ini akibat Sedangkan Necrosis menggambarkan
pemaparan logam berat. Terlihat pada keadaan dimana terjadi penurunan
tabel 5 perbedaan antara kontrol dengan aktivitas jaringan yang ditandai dengan
patologis. Pada pengamatan patologis A hilangnya beberapa bagian sel satu demi
kondisi insang terlihat normal namun satu dari satu jaringan sehingga dalam
terjadi hypertropi pada patologis A, waktu yang tidak lama akan mengalami
sedangkan pada patologis c terlihat begitu kematian. Necrosis dapat terjadi karena
berbeda dengan patologis A. pada denaturasi protein plasma, dan pemecahan
patologis c terdapat necrosis dan oraganel sel. Dapat juga disebabkan karena
hypertropy. pada hypertrophy ini sel-sel terinfeksi bakterial sehingga menyebabkan
pada lamella sekunder membesar, tetapi terakumulasinya sel darah putih.
jumlahnya tidak bertambah. Akibatnya
KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang dari ukuran, warna, dan sebagainya.
kelompok kami lakukan, diperoleh Sedangkan pada preparat insang dengan
kesimpulan bahwa pada pengamatan patologis terlihat perubahan struktur
kontrol preparat usus berbeda dengan jaringan pada insang ikan seperti
preparat yang terserang bahan toksik. Pada perubahan warna, ukuran (karena
kontrol usus terlihat normal baik dari hyperplasia), bentuk dan terdapat nekrosis
ukuran, warna, dan sebagainya. Sedangkan juga terjadi fusi pada lamela insang
pada preparat usus dengan patologis tersebut. Pada kontrol ginjal terlihat
terlihat perubahan struktur jaringan pada normal baik dari ukuran, warna, dan
usus ikan seperti perubahan warna, ukuran, sebagainya. Sedangkan pada preparat
dan bentuk akibat adanya fusi dari jonjot- ginjal dengan patologis terlihat perubahan
jonjot usus. Pada kontrol hati terlihat struktur jaringan pada ginjal ikan seperti
normal baik dari ukuran, warna, dan perubahan warna, ukuran (karena
sebagainya. Sedangkan pada preparat hati hyperplasia), bentuk dan terdapat
dengan patologis terlihat perubahan nekrosis. Pada hasil penelitian dari asisten
struktur jaringan pada hati ikan seperti dosen terhadap insang ikan yang terpapar
perubahan warna, ukuran (karena logam berat terlihat adanya nekrosis, fusi
hyperplasia), bentuk dan terdapat nekrosis. lamela dan juga hiperlapsia.
Pada kontrol insang terlihat normal baik

9
10

You might also like