You are on page 1of 2

Nah, setelah saya merantau dan hijrah dari kota pahlawan

Surabaya
ke ibukota Jakarta, saya menemukan banyak mentor (istilah
guru) untuk
menjadi orang kaya rezeki. Bayangkan, saya punya empat
keluarga angkat
yang selalu mengasuh saya untuk punya mental kaya. Dan
mereka semua
kaya-kaya. Hal yang selama ini tidak saya dapati dari orang tua
saya dan
lingkungan saya dulunya. Dan inilah percepatan saya berubah.
Insyaallah
dengan lebih sejahtera, orang tua dan keluarga lebih bahagia.
Namun setelah saya memilih satu mentor khusus untuk kaya
lewat
jalan pengusaha dengan serius, maka hasilnya mulai berbuah
bagus. Ya,
awalnya saya bekerja dengan beliau dan sekarang bisa
berpartner bisnis
malah. Alhamdulillah.
Pentingnya mentor ini harus bisa diakses bahkan setiap hari.
Sederhananya begini, dulu saya alhamdulillah dikaruniai otak
yang cerdas
sehingga bisa sekolah dan kuliah full beasiswa. Saya coba rajin
dan
semangat belajar. Alhamdulillah pintar dan prestasi bersinar.
Nilai bagus
dan akademik berjalan mulus dari SD, SMP, SMA, S1 bahkan S2.
Nah, apakah pintar menjamin langsung jadi kaya? Oh ternyata
tidak.
Kalau belajar ya pintar, tapi kalau mau kaya, ya harus usaha.
Salah satunya
jadi pengusaha. Pintar dan kaya adalah dua hal yang berbeda.
Nah, kalau
kita serius usaha dengan menjadi pengusaha, insyaallah akan
mudah kayanya,
akan cepat kaya-nya. Enak atau enak banget?
Nah, kalau kita punya mentor khusus pengusaha yang bisa
mengarahkan kita, ‘memarahi’ kita kalau salah, menunjuki
jalan usahanya
apa yang membuat kita kaya dan mentor tersebut sudah
terbukti kaya,
maka bersyukur sekalilah kita. Dan alhamdulillah saya punya.

You might also like