You are on page 1of 31

HDL = Hitung Darah Lengkap

· RBC = Red Blood Cell = jumlah sel darah merah

· Hb = Hemoglobin = kalau kebanyakan namanya polisitemia vera, kalo kesedikitan namanya anemia

· HCT = HT= Hematokrit = persentase bagian darah yang padat dibandingkan dengan plasma
(cairnya), mengetahui kekentalan darah

· MCV= Mean corpuscular volume, MCH= Mean corpuscular hemoglobin, MCHC = Mean corpuscular
hemoglobin concentrate --------------=berkaitan dengan anemia,

· RDW = Red Blood Cell Distribution Width, mengukur lebar sel darah merah. Hasil tes ini dapat
membantu mendiagnosis jenis anemia dan kekurangan beberapa vitamin

· WBC = White blood cell = sel darah putih --> bisa menjadi penanda infeksi pada tubuh..

· PLT = platelet = angka trombosit

· EOS = Eosinofil

· BASO= basofil

· BUN = blood urea nitrogen, Tes dasar untuk fungsi ginjal

· LFT = liver function test, mengukur tingkat enzim yang terdapat dalam hati, jantung dan otot

· LED = Laju Endap Darah , mengukur kecepatan sel darah merah mengendap dalam tabung darah.

LED yang tinggi menunjukkan adanya radang. Namun LED tidak menunjukkan apakah itu radang jangka
lama, misalnya artritis, atau dsebabkan oleh tubuh yang terserang infeksi.

Istilah Laboratorium

Singkatan Istilah-istilah dalam Pemeriksaan Laboratorium

Singkatan Arti atau Kepanjangan

ALAT Alfa 1 Antitripsin

ACTH Adrenocorticotropin

ADH Anti Diuretic Hormon

ADH Anti Diuretic Hormon


AFP Alfa Feto Protein

AGD/AGDA Analisa Gas Darah Arteri

A-ds-DNA ANti Double Standed DNA

AHF Anti Hemofilic Factor (factor VIII)

AIDS Aquired Immuno Defisiensi Syndrome

ALD Aldolase enzym

ALP Alkalis Posfatase

ALT Alanin Amino Transferase (SGPT)

ANA test Anti Nuclear Antibody test

APC Antibodi Presenting Cell

AST Aspartat Aminotransferase (SGOT)

ASTO Anti Streptolisin -O

APTT Activated Partial Thromboplastin Time

BAO Basic Acid Output (pemeriksaan getah lambung)

BMP Bone Marrow Punction

BT Bleding Time (masa pendarahan)

BUN Blood Urea Nitrogen

CA Carsinoma Antigen

CD Cluster of Deferentiation / Cluster Designation

CEA Carsinoma Embrionic Antigen

CF Complemen Fixation

CG Chorionic Gonadotropin

CKMB Creatinkinase label M dan B

CO/LCS Cairan Otak/ Liquor Cerebro Spinalis

CP Cerupoplasmin
CRP Protein C Reactif

CMV Cytomegalo virus

CPK/CK Creatin Posfokinase

CT Cloting Time (masa pembekuan)

CTH Calsitonin Hormon

DIC Disseminated Intravasculer coagulation

DNA Diribio Nucleic Acid

Ds-DNA Double Stranded-DNA

E1 Estron (komponen estrogen)

E2 Estradiol (estrogen)

E3 Estriol

E4 Estretol

EBV Epstein Barr Virus

EIA Anzyme Immuno Assay

ELISA Enzyme Linked Immunosorbent Assay

FSF Fibrin Stabilized Faktor (factor XIII)

FT Fragility Test

FTA-ABS Fluorocence Treponemal Antibodi Absorption

FSH Folikel Stimulating Hormon

G6PD Glukosa 6 Posfat Dehidrogenase

Gamma GT Gamma Globulin Test

GGT Gamma Glutamil Transferase

HAI Human Aglutination Inhibitor

HB Haemoglobin

HbA1C Hemoglobin A Glikosilasi (Tingkat ikatan gula dengan Hemoglobin A)


HB-S Hemoglobin sel sabit

HBcAg Antigen inti Virus Hepatitis B

HBeAg Antigen core virus Hepatitis B yang beredar

HBsAg Hepatitis B Surface Antigen

HCG Human Chorionic Gonadotropin

HCG EIA Pemeriksaan HCG dengan Enzyme Immuno Assay

HDN Hemolitic Dease of The New Born

HDL High Density Lipoprotein

HER Hemoglobin Eritrosit Rata-rata

HG Haptoglobin

HGH / STH Human Growth Hormon / Somatotropik Hormon

HIV Human Immunodefisiensi Virus

5-HIAA 5 Hidroxyndole Acetic Acid

HI test Hemaglutination Inhibition Test

HLA Human lekosit Antigen

HMT / HCT Hematokrit / Hemoconcentration

HPL Hormon laktogen Plasenta

HSV1 / HSV2 Herpes Simplex Virus 1 atau 2

IEP Immuno Electro Phoresis

Ig A, D, E, G, M Imunoglobulin jenis A,D,E,G,M

INR Internatinal Normalize Ratio

ITP Idiopatic Thrombocitopenic Purpura

KHER Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata

LDH Lacatat Dehidrogenase

LDL Low Density Lipoprotein (lemak jahat)


LED Laju Endap Darah (KEF) : Kecepatan Endap Eritrosit

LPB Limposit Plasma B

Mast Sel Sel Mastosit

MAO Maksimum Acid Output (pemeriksaan getah lambung)

MCA Mucin Like carcinoma Assosiated Antigen

MCH Mean Corpuscullar Hemoglobin

MCHC Mean Corpuscullar Hemoglobin Consentrasion

MCV Mean Corpuscullar Volume

5-NT Nucleotidase-5

PAP Prostatic Acid Fosfatase / Fosfatase Asam

PRP Platelet Rich Plasma

Pa O2 Tekanan Oksigen dalam arteri

Pa CO2 Tekanan Co2 dalam arteri

PBI Protein Bound Iodine

PPT Pregnosticon Plano Test

PSA Prostatic Specific Antigen

PT Protombin Time

PTU Propiltio Uracil

PPT Protombin Partial Time

RA Rheumatoid Arthritis

RF Rheumatoid Factor

RhF Rhisus factor

RPR Rapid Plasma Reagen

SLE Systemic Lupus Eritematosus

SDM Sel Darah Merah


SGOT Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase

SGPT Serum Glutamic Pyruvic Transaminase

SatI Saturasi Iron

SI Serum Iron

T3 Triiodothironin

T4 Thyroxin

TA Thyroid antibody

TCR T Cell Receptor

TH T Helper

TIBC Total Iron Baound Capacity

TORCH Toksoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes simplex

TPHA Treponema Pallidum Hemaglutination Assay

TSH Thyroid Stimulating Hormon

VDRL Veneral Desease Researh Laboratory

VER Volume Eritrosit Rata-rata

VHA (HAV) Virus Hepatitis A (Hepatitis Virus A)

VHB (HBV) Virus Hepatitis B (Hepatitis Virus B)

VHC (NANB) Virus Hepatitis C / Hepatitis Virus non A non B

VLDL Very Low Density Lipoprotein

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu

Hemoglobin

Hematokrit
Leukosit (White Blood Cell / WBC)

Trombosit (platelet)

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)

Platelet Disribution Width (PDW)

Red Cell Distribution Width (RDW)

Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah
Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya
dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan
terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.

Hemoglobin

Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport
oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor
umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :

Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl

Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl

Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl

Anak anak : 11-13 gram/dl

Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl

Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl

Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl


Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl

Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab
anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang,
pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).

Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran
tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi,
dll.

Hematokrit

Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml
darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3%
sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.

Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit,
sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.

Leukosit (White Blood Cell / WBC)

Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh
virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.

Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.

Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum
tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi
kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll
Trombosit (platelet)

Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah
dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet
(trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).

Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.

Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit
yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik
Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)

Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai
pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa
kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1
juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa
ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif,
perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia,
hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)

Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu
sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :

MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah
eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)

MCV = Hematokrit x 10

Eritrosit

Nilai normal = 82-92 fl

MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya
hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10

Eritrosit

Nilai normal = 27-31 pg

MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata
(KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang
lebih tepat adalah “gr/dl”)

MCHC = Hemoglobin x 100

Hematokrit

Nilai normal = 32-37 %

Laju Endap Darah

Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit
dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED
dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis),
penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).

International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk


menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet
Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih
terdeteksi.

Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam

Perempuan : 0 – 20 mm/jam

Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)


Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis
leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah
neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang
lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah
relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel
maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.

Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%

Platelet Disribution Width (PDW)

PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell
disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang
mempunyai ukuran yang kecil.

Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang
tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia
defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang
rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.

HB (HEMOGLOBIN)

Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk mengangkut
oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar Hemoglobin.

Nilai normal Hb :

Wanita 12-16 gr/dL

Pria 14-18 gr/dL

Anak 10-16 gr/dL

Bayi baru lahir 12-24gr/dL


Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-vena (misalnya
infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika,
aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).

Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD), gagal jantung
kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat
darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit

TROMBOSIT (PLATELET)

Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan perdarahan dengan
membentuk gumpalan.

Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan
perm- bekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.ooo/Mel darah. Biasanya
dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.

HEMATOKRIT (HMT)

Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan jumlah
cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini terjadi
karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah sementara jumlah zat padat
tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai
HMT > 20 %.

Nilai normal HMT :

Anak 33 -38%

Pria dewasa 40 – 48 %

Wanita dewasa 37 – 43 %
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan darah secara
mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin
B dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).

Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan), efek
pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-Iain.

LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi untuk
membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

Nilai normal :

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3

Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3

Dewasa 4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau radang
akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak), apendiksitis (radang
usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan
misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin,
streptomycin, dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama virus,
malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen
(parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin,
kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).

Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)

Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan proporsi (%)
tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit dalam tubuh,
terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit,
dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah), dan
mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat
bereaksi terhadap radang dan luka dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase
infeksi akut.

Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan, apendiksitis
akut (radang usus buntu), dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan Iain-Iain.

EOSINOFIL

Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama parasit)
dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4%

Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis, dan
ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.

BASOFIL

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit, dan terlibat
dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o
-1%

Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan infeksi.

Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan
LIMPOSIT

Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 –
35% dari seluruh leukosit.

Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan Iain-Iain.

Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.

MONOSIT

Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari eritrosit sel
darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam
tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit.

Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-Iain.

Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

ERITROSIT

Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah dan kytos yang
berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke
jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang
tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung memiliki sel darah merah
lebih banyak.
Nilai normal eritrosit :

Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3

Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3

MASA PERDARAHAN

Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan adanya indikasi
(tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keiuarga.

Nilai normal :

dengan Metode Ivy 3-7 menit

dengan Metode Duke 1-3 menit

Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya kadar trombosit
hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit, ketidaknormalan pembuluh darah, penyakit
hati tingkat berat, anemia aplastik, kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia. Selain itu
perpanjangan waktu perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat (obat kulit untuk anti
jamur), obat antikoagulan warfarin (anti penggumpalan darah), dextran, dan Iain-Iain.

Masa Pembekuan

Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu untuk proses pembekuan darah.
Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa
pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi perdarahan.Normalnya darah membeku dalam
4 – 8 menit (Metode Lee White).

Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli pulmonal
(penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi
mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).
Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor pembekuan
darah, leukemia, gagal jantung kongestif.

LAJU ENDAP DARAH (LED)

LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan komposisi
plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan
sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis
seperti Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.

Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma, kehamilan trimester
II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif,
anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).Selain itu
penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine,
etambutol.

G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)

Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk melihat kerentanan seseorang
terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD merupakan kelainan genetik terkait gen X yang dibawa
kromosom wanita. Nilai normal dalam darah yaitu G6PD negatif

Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus, diabetes asidosis.

Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat (vitamin C)
vitamin K, asetanilid.

BMP (BONE MARROW PUNCTION)

Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas hemopoetiknya (pembentukan
sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada penderita yang dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit berinti dengan eritrosit
berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1

HEMOSIDERIN/FERITIN

Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin.
Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya kekurangan zat besi dalam tubuh yang
mengarah ke risiko menderita anemia.

PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan alkohol) dan dilakukan untuk
kepentingan medis dan hukum. Peningkatan alkohol darah melebihi 100 mg/dl tergolong dalam
intoksikasi alkohol sedang berat dan dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis hati, malnutrisi,
kekurangan asam folat, pankreatitis akut (radang pankreas), gastritis (radang lambung), dan hipo-
glikemia (rendahnya kadar gula dalam darah).

PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA

Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu dan olahannya. Laktosa oleh
enzim usus akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus dapat terjadi
karena kekurangan enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen (kejang perut), dan
flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi laktosa. dalam jumlah besar kemudian diperiksa
kadar gula darah . Apabila nilai glukosa darah sewaktu >20 mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti
laktosa diubah menjadi glukosa atau toleransi laktosa, dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar
gula darah puasa, berarti terjadi intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi produk susu. Hal
ini dapat diatasi dengan sedikit demi sedikit membiasakan konsumsi produk susu.

Nilai normal :

dalam plasma < 0,5 mg/dl


dalam urin 12-40 mg/dl

LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)

Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas pada jaringan terutama ginjal,
rangka, hati, dan otot jantung.

Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai puncaknya 24-48
jam setelah infark miokard (serangan jantung) dan tetap normal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal: 80
– 240 U/L

SGoT (Serum Glutamik Oksoloasetik

Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan
hati.

Nilai normal :

Pria s.d.37 U/L

Wanita s.d. 31 U/L

Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi minum
laktosa

Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis, infark paru, dan Iain-
lain.

Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung kongestif,
tumor hati, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan jantung), pankreatitis
akut (radang pankreas), dan Iain-lain.

SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama
hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati.

Nilai normal :

Pria sampai dengan 42 U/L

Wanita sampai dengan 32 U/L

Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.

Peningkatan 3 – 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard
(serangan jantung).

Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.

ASAM URAT

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat pada DNA dan
RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan
hasil olahannya. Pergantian purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan menghasilkan banyak
asam urat walaupun tidak ada input makanan yang mengandung asam urat.

Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin normal melalui
makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam serum dan urin bergantung
pada fungsi ginjal, metabolisme purin, serta asupan dari makanan. Asam urat dalam urin akan
membentuk kristal/batu dalam saluran kencing. Beberapa individu dengan kadar asam urat >8mg/dl
sudah ada keluhan dan memerlukan pengobatan.

Nilai normal :

Pria 3,4 – 8,5 mg/dl (darah)

Wanita 2,8 – 7,3 mg/dl (darah)

Anak 2,5 – 5,5 mg/dl (darah)

Lansia 3,5 – 8,5 mg/dl (darah)

Dewasa 250 – 750 mg/24 jam (urin)

Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran kanker, diabetes mellitus
berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan timah hitam, malnutrisi, latihan yang berat. Selain
itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya asetaminofen, vitamin C,aspirin jangka
panjang,diuretik.

Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar, kehamilan, dan Iain-Iain.
Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.

Kreatinin

Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat (protein) diproduksi dalam hati.
Ditemukan dalam otot rangka dan darah, dibuang melalui urin. Peningkatan dalam serum tidak
dipengaruhi oleh asupan makanan dan cairan.

Nilai normal dalam darah :

Pria 0,6 – 1,3 mg/dl

Wanita 0,5 – 0,9 mg/dl

Anak 0,4 -1,2 mg/dl


Bayi 0,7 -1,7 mg/dl

Bayi baru lahir 0,8 -1,4 mg/dl

Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal dan penyusutan massa
otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal ginjal, kanker, konsumsi daging sapi tinggi,
serangan jantung. Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar kreatinin nyaitu vitamin C, antibiotik
golongan sefalosporin,aminoglikosid, dan Iain-Iain.

BUN (BLOOD UREA NITROGEN)

BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada orang normal, ureum
dikeluarkan melalui urin.

Nilai normal :

Dewasa 5-25 mg/dl

Anak 5-20 mg/dl

Bayi 5-15 mg/dl

Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12 :1 – 20 :1

Pemeriksaan Trigliserida

Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan disimpan dalam bentuk lemak
hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab utama penyakit penyumbatan arteri dibanding kolesterol.

Nilai normal :
Bayi 5-4o mg/dl

Anak 10-135 mg/dl

Dewasa muda s/dl50 mg/dl

Tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl

Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi protein, kongenital (kelainan sejak
lahir). Obat-obatan yang dapat menurunkan trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin C), metformin
(obata anti diabetik oral).

Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi), sumbatan pembuluh darah
otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi karbohidrat, kehamilan. Dari golongan obat, yang dapat
meningkatkan trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.

HDL (High Density Lipoprotein)

Merupakan salah satu dari 3 komponen lipoprotein (kombinasi protein dan lemak), mengandung kadar
protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum protein dan terdapat dalam
plasma darah. HDL sering disebut juga lemak baik, yang dapat membantu mengurangi penimbunan plak
pada pembuluh darah.

Nilai normal :

Pria >55 mg/dl

Wanita >65 mg/dl

Nilai yang berisiko terhadap Penyakit Jantung Koroner (PJK) yaitu

Risiko tinggi <35 mg/dl

Risiko sedang 35 – 45 mg/dl


Risiko rendah >6o mg/dl

Peningkatan lipoprotein dapat dipengaruhi oleh obat aspirin, kontrasepsi, sulfonamide.

LDL (Low Density Lipoprotein)

Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang, protein sedang,
dan kolesterol tinggi. LDL mempunyai peran utama sebagai pencetus terjadinya penyakit sumbatan
pembuluh darah yang mengarah ke serangan jantung, stroke, dan Iain-Iain.

Nilai normal : <150 mg/dl

risiko ringgi terjadi jantung koroner >16o mg/dl

risiko sedang terjadi jantung koroner 130 -159 mg/dl

risiko rendah terjadi jantung koroner <130 mg/dl

VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung trigliserida, tinggi,fosfolipid,dan kolesterol sedang,


serta protein rendah. Tergolong lipoprotein yang punya andil besar dalam menyebabkan penyakit
jantung koroner.

Albumin

Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan hampir di
setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi untuk mempertahankan tekanan koloid
osmotik darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di dalam pembuluh darah) dapat dipertahankan.

Nilai normal :
Dewasa 3,8 – 5,1 gr/dl

Anak 4,0 – 5,8 gr/dl

Bayi 4,4 – 5,4 gr/dl

Bayi baru lahir 2,9 – 5,4 gr/dl

Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan pembuluh darah) menuju jaringan
sehingga terjadi oedema (bengkak). Penurunan albumin bisa juga disebabkan oleh :

1. Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun, sindrom malabsorpsi,


penyakit hati menahun, kelainan genetik.

2. Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus, nefrotik sindrom
(penyakit ginjal).

NATRIUM (Na)

Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler (di luar sel),
mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, mengaktifkan
enzim, sebagai konduksi impuls saraf.

Nilai normal dalam serum :

Dewasa 135-145 mEq/L

Anak 135-145 mEq/L

Bayi 134-150 mEq/L

Nilai normal dalam urin :

40 – 220 mEq/L/24 jam


Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam, gagal
ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya mengeluarkan air
dalam tubuh).

Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari makanan
tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat batuk, obat golongan
laksansia (obat pencahar).

Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan Iain-Iain.),
keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.

KALIUM (K)

Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah), 90%
dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun masukan kalium
rendah.

Nilai normal :

Dewasa 3,5 – 5,0 mEq/L

Anak 3,6 – 5,8 mEq/L

Bayi 3,6 – 5,8 mEq/L

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat terutama
golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.

Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah, pengeluaran lewat
urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.

Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan Iain-Iain.
KLORIDA (Cl)

Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar sel), tidak
berada dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa
dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium membentuk NaCI (natrium klorida).

Nilai normal :

Dewasa 95-105 mEq/L

Anak 98-110 mEq/L

Bayi 95 -110 mEq/L

Bayi baru lahir 94-112 mEq/L

Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah garam, infeksi
akut, luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan obatThiazid, diuretik, dan
Iain-lain.

Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium, gangguan
ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.

KALSIUM (Ca)

Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan tetani, dan
dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid.

Nilai normal :
Dewasa 9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet rendah Ca) ; 200 – 300 mg/24 jam (di
urin & diet tinggi Ca)

Anak 9 -11,5 mg/dl

Bayi 10 -12 mg/dl

Bayi baru lahir 7,4 -14 mg/dl.

Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan kalsium
dan vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas, diare, pecandu alkohol,
kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh penggunaan obat pencahar, obat maag,
insulin, dan Iain-Iain.

Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara, kandung
kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga berlebihan, dan Iain-Iain,
juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.

PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum
pemeriksaan (gula darah puasal nuchter) atau 2 jam setelah makan (gula darah post prandial).

Nilai normal gula darah puasa :

Dewasa 70 -110 mg/dl

Anak 60-100 mg/dl

Bayi baru lahir 30-80 mg/dl

Tes Widal

Merupakan pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosa thypus.Tes ini menggunakan antigen
Salmonella jenis O (somat/k) dan H {flagel) untuk menentukan tinggi rendahnya titer antibodi. Titer
antibodi pada penderita thypus akan meningkat pada minggu ke II. Kemudian titer antibodi O akan
menurun setelah beberapa bulan, dan titer antibodi H akan menetap sampai beberapa tahun.

Jika titer antibodi 0 meningkat segera setelah adanya demam, menunjukkan adanya infeksi Salmonella
strain O dan demikian pula untuk strain H.

PEMERIKSAAN TORCH

Pemeriksaan untuk identifikasi adanya virus Toksoplasma Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan herpes
simplek pada ibu dan bayi baru lahir, melalui sampel darah ibu. Pemeriksaan ini perlu dilakukan jika ada
riwayat sebelumnya atau dugaan infeksi kongen/tal (bawaan) pada bayi baru lahir yang ditandai dengan
hasil pemeriksaan imunoglobulin G pada janin lebih tinggi dibanding pada ibu.

Toksoplasma gondii merupakan parasit yang hidup dalam usus hewan piaraan rumah terutama anjing
dan kucing. Selain itu, diduga parasit ini juga terdapat pada tikus, merpati, ayam, sapi, kambing, dan
kerbau, sehingga mudah menular pada manusia. Jika parasit ini menginfeksi ibu hamil, maka dapat
menyebabkan infeksi pada

Nilai normal pemeriksaan TORCH pada lgG ibu hamil dan janin adalah negatif.

POSTAT SPESIFIK ANTIGEN (PSA)

PSA adalah glikoprotein dari jaringan prostat yang meningkat jika terjadi hipertropi (pembesaran) dan
meningkat lebih tinggi lagi pada penderita kanker prostat.

Pemeriksaan PSA pada pasien kanker prostat ini berfungsi untuk memonitor perkembangan sel kanker.
Pemeriksaan ini lebih sensitif daripada fosfatase prostat, namun pemeriksaan kombinasi keduanya akan
lebih akurat.

Nilai rujukan :
Tidak ada kelainan prostat 0-4 ng/ml

Pembesaran prostat jinak 4 -19 ng/ml

Kanker prostat 10-20 ng/ml

PEMERIKSAAN REDUKSI

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin dengan menggunakan reagen Benedict,
Fehling, dan Iain-lain. Hasil dinyatakan dengan :

Negatif jika warna tetap (tidak ada glukosa)

Positif 1 (+) jika warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 -1% glukosa)

Positif 2 (++) jika warna kuning keruh (terdapat 1 -1,5% glukosa)

Positif 3 (+++) jika warna jingga seperti lumpur keruh (terdapat 2 – 3,5% glukosa)

Positif 4 (++++) jika warna merah keruh (terdapat > 3,5% glukosa)

Janin dan kecacatan fisik setelah lahir, dengan gejala retinitis, hydrocephalus, microcephalus, dan Iain-
Iain.Reduksi (+) dalam unn menunjukkan adanya hiperglikemia (tingginya kadar gula dalam darah) di atas
170mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorpsi glukosa adalah 170 mg%. Jika hasii
pemeriksaan reduksi (+) disertai hiperglikemia maka menandakan adanya penyakit Diabetes Mellitus.

ANALISA SPERMA

Merupakan pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah, volume cairan, persentase
sperma matang,pergerakan, dan Iain-Iain. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan penyebab
kemandulan pada pria.

Nilai normal pada pria dewasa :

Jumlah 50-150 juta/ml


Volume 1,5-5,0 ml

Bentuk 75 % matang

Mobilitas 60 % bergerak aktif

Penyimpangan dari niTai” normaf cff atas, Dfasanya terjadi pada pasien vasektomi, kemandulan,
pengobatan kanker, dan pengobatan yang mengandung estrogen (hormon wanita).

You might also like