Professional Documents
Culture Documents
Latar Belakang
Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
memberikan hanya ASI saja tanpa memberikan makanan dan minuman lain
kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan, kecuali obat dan vitamin. Namun
bukan berarti setelah pemberian ASI eksklusif pemberian ASI dapat dihentikan,
akan tetapi tetap diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 2 tahun. Pemberian
ASI eksklusif merupakan investasi terbaik bagi kesehatan dan kecerdasan anak
(Depkes, 2007).
di Indonesia tahun 2015 sebesar 55,7%, tetapi berdasarkan data Profil Kesehatan
menjadi 54.0% pada bayi 0 – 5 bulan. Presentase tertinggi terdapat pada Provinsi
Nusa Tenggara Barat 79,7% dan terendah pada Provinsi Gorontalo 32,3%
(Kemenkes RI, 2016). Sedangkan capaian ASI ekslusif di Jawa Timur menurut
Profil Kesehatan Jawa Timur tahun 2016 sebesar 74%. Cakupan tersebut
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun sejak tahun 2011 (61,5%). Namun
(Dinkes.2016).
sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak
dan perkembangan sistem saraf (Roesli, 2000). ASI memiliki kandungan yang
berperan dalam pertumbuhan bayi seperti protein, lemak, elektrolit, enzim dan
hormon (Evawany, 2005). Manfaat pemberian ASI eksklusif sesuai dengan salah
satu tujuan dari Millenium Development Goals (MDGs) yaitu mengurangi tingkat
kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. WHO (2009) menyatakan sekitar
15% dari total kasus kematian anak di bawah usia lima tahun di negara
masalah gizi kurang maupun gizi lebih juga timbul akibat dari pemberian
ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas sebersar 61,9% belum mencapai 77%
sebagai target cakupan pemberian ASI eksklusif di Jawa Timur. Dan terdapat satu
desa yang memiliki cakupan ASI eksklusif paling rendah yaitu desa Urang Agung
(42,7%).
Desa Urang Agung, sehingga peneliti ingin meneliti pengaruh pemberian ASI
ekslusif terhadap status gizi bayi usia 6-12 tahun di Desa Urang Agung
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui status pemberian ASI ekslusif pada bayi usia 6-12
Agung.
c. Untuk menganalisis hubungan ASI eksklusif dengan status gizi bayi usia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi puskesmas
Sebagai salah satu bahan masukan bagi pihak puskesmas untuk dapat ditindak
Agung.
2. Bagi masyarakat
Sebagai masukan bagi ibu bekerja yang mempunyai bayi mengenai tujuan dan
pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif. Selain itu diharapkan ibu memiliki
penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
1. Konsep fish bone
MANUSIA INPUT
PROSES
Kurangnya
pengetahuan ibu
Materi penyuluhan Kesehatan ibu yang
kurang menarik lemah,(kondisi
lemah Kondisi
Kurangnya Dana yg di
puting yang datar Rendahnya
koordinasi nakes pendidikan
alokasikan kurang
dan lecet)
lecet
dgn masyarakat ibu
Ibu
Ibu yang
yang
bekerja di luar
bekerja di luar
Minimnya rumah
Minimnya Media rumah
peralatan Peran keluarga
peralatan penyuluhan
Media kurang
penyuluhan Peran keluarga
penyuluhan kurang
penyuluhan CAKUPAN ASI
kurang
kurang EKSKLUSIF
CAKUPAN ASI
KURANG DARI
EKSKLUSIF
Lingkungan kerja 60%
KURANG DARI
yang tidak 60%
Banyaknya iklan mendukung ASI
Susu Formula Eksklusif
Banyaknya iklan
Susu Formula
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN
a. Kelompok input
1) Dana yg dialokasikan kurang
Tahun 2018 pemerintah mengalokasikan anggaran DAK Bidang
lima milyar tiga ratus empat puluh tujuh juta enam ratus sembilan
puluh sembilan ribu rupiah) terdiri dari DAK Fisik sebesar Rp.
miliar seratus empat belas juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan
(delapan triliun lima ratus lima puluh satu milyar dua ratus tiga puluh
proses menyusui bagi mereka yang baru saja bersalin. Hal ini sesuai
Setelah itu ibu harus kembali bekerja dan sering ibu terpaksa berhenti
menyusui.
eksklusif. Hal ini akan lebih terlihat pada ibudan ayah yang baru
menjadi bau amis. Seringkali kita mendengar kata ‘ASI jahat’ karena
ASI yang dihisap bayi baru lahir jika tidak segera dibersihkan mulut
bentuk menjadi tidak menarik lagi jika memberikan ASI pada buah
hati mereka.
salah satu penentu perilaku kesehatan yang timbul dari seseorang atau
(Lestari et.al, 2013). Kenyataan dari hasil penelitian ini yaitu bahwa
Hasil penelitian ini didukung juga oleh Lestari et.al (2013) yang
6) Kesehatan ibu yang lemah (kondisi puting yang datar dan lecet)
Puting susu datar yaitu, apabila areola dijepit antara jari telunjuk
dan ibu jari di belakang puting, puting yang normal akan menonjol
keluar, bila tidak, berarti puting datar. Ketika menyusui puting menjadi
dalam) yaitu, jika sebagian atau seluruh puting susu tampak terpendam
atau masuk ke dalam areola, atau tertarik ke dalam. Hal ini karena ada
dengan sendok/pipet/gelas.
meningkatkan minat peserta, dalam hal ini seperti power point, flip
chart, audio visual, koran, majalah, dan media lainnya. Dengan adanya
b. Kelompok proses
mengganti ASI dengan susu formula. Peran ahli gizi juga sangat
paling belakang dipersiapkan dan ini dapat menjadi salah satu faktor
yang baik.
c. Kelompok lingkungan
susu setiap tahun yang mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat
dari beragamnya merk, harga, dan atribut yang ditawarkan oleh produk
3. Prioritas masalah
1. Prevalence 4 4 3 4 4 4
2. Severity 4 4 3 4 4 4
3. Rate % Increase 4 3 3 3 3 3
5. Social benefit 5 4 3 5 5 4
6. Public concern 3 1 1 2 1 1
8. Resource availlability 5 4 3 5 5 5
Jumlah 32 26 21 30 28 27
Masalah C : Kesehatan ibu yang lemah, kondisi putting yang datar dan lecet
Masalah D : Ibu yang bekerja diluar rumah
B. Pembahasan
eksklusif dan bagaimana cara meningkatkan cakupan ASI eksklusif di desa Sukun
pertama kehidupannya tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk,
madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang,
pepaya, bubur susu, biskuit, dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru mulai
(Subur, 2012)
Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
ASI ekslusif selama 6 bulan pada ibu Indonesia. Pemberian ASI ekslusif pada
sampai satu jam), memberikan kolostrum (ASI yang keluar pada hari-hari
pertama);
b. Tidak memberikan makanan atau minuman (seperti air kelapa, air teh,
frekuensinya (pagi, siang, dan malam hari) dan memberikan ASI saja
plasenta tidak hanya memberikan nutrisi bagi bayi tetapi juga sangat
dan ibu tidak terputus. Pemberian ASI sedini mungkin segera setelah bayi
berat badan anak pada 6 bulan pertama kehidupan jika mendapat gizi yang
baik adalah berkisar antara 700-1000 gram/bulan pada triwulan ke II, selain
itu dari bayi yang mendapat ASI ekslusif menunjukkan rata-rata pertumbuhan
gigi sudah terlihat pada bayi usia 5 atau 6 bulan. (Subur, 2012)
Saat ini, angka kematian bayi di Indonesia masih di bawah
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, jumlah AKB sebesar 32 per 1000
Indonesia dan 10 juta kematian bayi di dunia melalui pemberian ASI eksklusif
selama enam bulan sejak jam pertama kelahirannya tanpa memberikan
ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan di Indonesia disebutkan bahwa, sebesar
48,6% ,dan pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 5,7% menjadi
54,3% untuk tahun 2014 relatif turun menjadi 52,4% sedangkan target progam
Kandungan ASI dari satu ibu dengan ibu yang lain ditiap harinya
Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak dibanding
dengan ASI matur. Dalam kolostrum kadar karbohidrat dan lemak lebih
yaitu setelah hari ke-4 sampai dengan hari ke-14, kadar protein semakin
semakin meningkat
c. ASI matur
ASI matur adalah ASI yang keluar setelah hari ke-14 dan seterusnya
ekonomis, mudah dicerna untuk memiliki komposisi zat gizi yang ideal
bermanfaat untuk :
1) Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen;
2) Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan
e. Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan
bayi.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif
Menurut Roesli (2005) bahwa terdapat faktor-faktor yang
yakni pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemberian ASI ekslusif, dukungan
a. Pengetahuan
pemberian ASI ekslusif. Hal itu karena ibu kedepannya menjadi paham
bahwa ASI ekslusif memberikan banyak manfaat bagi bayi dan menyusui
b. Dukungan keluarga
bayinya. Para suami berpendapat bahwa menusui adalah urusan ibu dan
c. Sosial budaya
lanjut pada bayi baru lahir, memberikan edukasi,dan ketrampilan pada ibu
d. Faktor psikososial
ASI ekslusif. Keyakinan atau kepercayaan diri ibu yang kuat merupakan
ekslusif. Keyakinan atau kepercayaan diri ibu yang kuat mendorong ibu
untuk mempelajari hal-hal baru termasuk tehnik menyusui yang belum di
kuasai benar oleh ibu. Beberapa ibu dengan keyakinan yang kuat lebih
permasalahan menyusui.
BAB III
RENCANA PROGRAM
A. Rencana Program
reproduktif (sejak mendapat haid pertama dan sampai berhentinya haid), yaitu
antara usia 15 – 49 tahun, dengan status belum menikah, menikah, atau janda,
Kawengian, 2013). Pada wanita usia subur ini berlangsung lebih cepat dari
pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini
wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30-an persentasenya
berpengaruh akan cakupan pemberian ASI, karena pada usia ini sangat
ibu usia subur akan dapat memberikan ketepatan sasaran program untuk
kepercayaan diri ibu dalam memberikan ASI kepada bayi. Konselor ASI
eksklusif dan segala faktor yang terkait dengan pemberian ASI eksklusif baik
secara medis/teknis, sosial, dan budaya. Para konselor yang sudah terlatih ini
dapat memberikan pelayanan konseling bagi setiap ibu hamil dari masa
proses Inisisasi Menyusui Dini (IMD) serta selanjutnya selama ibu menyusui
anaknya karena para konselor selain dapat ditemui langsung juga dapat
dihubungi melalui telepon ataupun SMS (short message system) kapan saja
ibu membutuhkan.
praga akan membantu penyampaian materi penyuluhan lebih jelas dan mudah
dipahami.
Media penyuluhan secara garis besar dibagi menjadi media
penyuluhan terlihat contohnya : TV, Film dan bahan cetakan; yang hanya
dapat membaca, dan media penyuluhan terdengar, misalnya Radio, TV, dan
Film, yang hanya dapat digunakan jika sasaran penyuluhan tidak mengalami
satuan waktu yang sama, materi penyuluhan yang akan disampaikan, dan
penyuluhan ASI ekslusif adalah tenaga. Adapun tenaga yang dimaksud adalah
bekerja sama dengan tenaga gizi dan bidan koordinator. Hal ini karena topik
ASI ekslusif sejalan dengan pekerjaan sehari-hari tenaga gizi dan tenaga bidan
koordinator.
Materi yang diberikan saat penyuluhan ASI ekslusif diantaranya
payudara, serta cara menyusui. Dalam melakukan penyuluhan maka alat yang
leaflet, banner, poster, VCD IMD serta alat peraga boneka. Selain itu juga
disimpan dalam botol lalu diletakkan di lemari es, di mana hal ini sangat
bermanfaat terutama bagi para ibu yang memiliki tuntutan pekerjaan sehingga
karena yang memberi penyuluhan dan sasaran dapat berinteraksi secara lebih
NO KEGIATAN SASARAN TARGET VOLUME RINCIAN KEGIATAN LOKASI TENAGA JADWAL KEBUT
KEGIATAN PELAKSANAAN PELAKSANAAN PELAK
1. Rapat Koordinasi Instansi di 100% 2 kali dalam -Mendata nama instansi Kantor Kecamatan Dokter Juni 2018 -Susuna
Lintas Sektor Wilayah setahun yang hadir September rencana
Mengenai Puskesmas -Melaksanakan rapat 2018 panitia
Pelaksanaan -Mengadakan sesi tanya -Perwak
Penyuluhan ASI jawab sekitar w
Eksklusif - Peralat
dibutuhk
microph
2. Pelaksanaan -Orang tua 100% 3 kali dalam -Mendaftar nama pasutri, Balai Desa Wilayah Dokter, Bidan, April 2018 -Susunan
Penyuluhan tentang yang memiliki setahun perwakilan perusahaan, dan Puskesmas Tenaga Gizi Juli 2018 rencana
ASI Eksklusif anak usia 0-6 instansi yang hadir Oktober panitia
bulan -Menampilkan presentasi 2018 -Daftar
-Perusahaan mengenai ASI Eksklusif memilik
dan instansi di -Mengadakan sesi tanya bulan, p
sekitar wilayah jawab seputar ASI instansi
Puskesmas Eksklusif Puskesm
- Peralat
dibutuhk
brosur, l
microph
- Alat
payudara
Alat pom
Tabel III.2. Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Penyuluhan ASI Eksklusif
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
antara lain melalui inisiasi menyusu dini pada satu jam setelah kelahiran,
pada bayinya. Prioritas masalah ini diperoleh melalui teknik skoring yang
telah dilakukan.,
3. Solusi yang dapat dilakukan untuk masalah rendahnya cakupan pemberian
eksklusif.,
4. Program yang akan dilakukan adalah rapat koordinasi lintas sektor mengenai
B. Saran
ini adalah :
1. Pemerintah setempat sebaiknya tetap melanjutkan serta mengawasi segala
berkesinambungan terutama bagi wanita usia subur yang belum atau akan
menikah.,
2. Solusi dari rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif ini harus dilakukan
satu persatu agar bisa memperoleh hasil yang optimal dan dapat mengevaluasi
tersebut.