You are on page 1of 9

KASUS UJIAN

SNAKE BITE

Disusun oleh:
ESTERLITA DESSY DJULIANA
406171056

Pembimbing:
dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 18 JANUARI 2018 – 17 MARET 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Esterlita Dessy Djuliana

NPM : 406171056

Universitas : Fakultas Kedokteran Tarumanagara

Judul : Sake Bite

Bagian : Ilmu Bedah RSUD K.R.M.T Wongsonegoro

Pembimbing : dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B

Semarang, 14 Maret 2018

dr. Radian Tunjung Baroto, Sp.B


STATUS ILMU BEDAH
SMF BEDAH
RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

NamaMahasiswa : Esterlita Dessy Djuliana


NIM : 406171056
DokterPembimbing :dr. Radian Tunjung Baroto, MSi Med, SpB
Tanggal : 12 Maret 2018

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : M. Noor Jenis Kelamin :Laki-laki
Usia : 33 tahun Suku Bangsa : Jawa
Status Perkawinan : Menikah Pendidikan :-
Pekerjaan :- No. CM : 430591
Alamat : Mragen Semarang Tgl Masuk RS : 9 Maret 2018

II. ANAMNESIS (SUBJEKTIF)

Dilakukan alloanamnesis dengan pasien pada tanggal 12 Maret 2018 pukul 07.15 WIB di
bangsal Nakula 1 dan di dukung dengan rekam medis pasien di RSUD
K.R.M.T.Wongsonegoro.

A. Keluhan Utama
Bengkak pada tungkai bawah kanan

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang pada


tanggal 9 Maret 2018 pukul 10.39 WIB dengan keluhan bengkak pada tungkai
bawah sebelah kanan, awalnya bengkak timbul disekitar luka gigitan ular yang
berada pada punggung kaki kanan dan lama kelamaan menyebar hingga
tungkai bawah kanan. Kronologis kejadiannya saat itu pasien lagi jalan kaki
disekitar semak-semak untuk pergi ngaji, tiba-tiba pasien merasa kaki sebelah
kanannya digigit ular. Saat di gigit ular, pasien langsung menendang ular
tersebut. Pasien mengaku tidak melihat bentuk ularnya, tetapi pasien
mengatakan ukuran ularnya cukup besar dan digigit ular hanya sekali. Setelah
digigit ular, pasien langsung mengikat kakinya dengan kain dibagian atas luka
dan pasien terasa nyeri, bengkak (+) dan pegal pada punggung kaki sebelah
kanan, sesak (-), mual (-), muntah (-), perdarahan di luka gigitan (-), berderbar-
debar (-), kesemutan (-), lemah anggotagerak (-), demam (-), BAB (+), BAK
(+).
Pasien mengaku belum pernah berobat sebelumnya atas keluhan ini.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, anemia,


penyakit kelainan darah, alergi obat dan makanan disangkal pasien.

D. Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat keluarga dengan keluhan serupa di sangkal. Riwayat tekanan darah
tinggi, kencing manis, asma dan alergi di keluarga disangkal.

E. Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien saat ini bekerja sebagai pegawai swasta. Tinggal bersama anak dan
istrinya. Biaya pengobatan pasien ditanggung oleh BPJS PBI.

F. Riwayat asupan nutrisi


Pasien mengaku makan sehari-hari dengan lauk yang bervariasi seperti tahu,
tempe, telur dan sayur. Nafsu makan pasien masih baik, makan tiga kali sehari.

G. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak pernah merokok. Pasien tidak memiliki riwayat mengkonsumsi alkohol.
I. PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Generalis
 Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
 Kesadaran : Compos Mentis
E4 V5 M6 (GCS 15)
 Tanda Vital
- Nadi : 92 kali/menit
- Tekanan Darah : 118/85 mmHg
- Suhu : 36,5 C
- Pernapasan : 22 kali/menit
 Antropometri
- Berat Badan : 55 kg
- Tinggi Badan : 155 cm
- IMT(BB/TB2) : 22,8 kg/m2 (normoweight)

 Kepala
Mesocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah dicabut, kulit kepala tidak ada
kelainan.
 Mata
Bentuk simetris, pupil ODS bulat, isokor, refleks cahaya (+/+), konjungtiva
anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
 Hidung
Bentuk normal, sekret (-/-),deviasi septum (-).
 Telinga
Normoti, discharge (-/-).
 Mulut
Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak hiperemis.
 Leher
KGB tidak teraba, trachea di tengah, kelenjar tiroid tidak membesar
Thorax
a. Paru
o Inspeksi: bentuk normal, simetris saat statis dan dinamis,
o Palpasi: stem fremitus sama kuat pada seluruh lapang paru
o Perkusi: sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
b. Jantung
o Inspeksi : pulsasi iktus kordis tidak tampak
o Palpasi : iktus kordis teraba
o Perkusi :
Batas atas jantung di ICS II midclavicula line sinistra
Batas kanan jantung sejajar ICS IV parasternal line dextra
Batas kiri jantung di ICS V midclavicula line sinistra.
Batas Apek melebar di ICS VI Linea axillaris anterior
o Auskultasi : bunyi jantung I/II regular, murmur (-), gallop (-)

Abdomen
o Inspeksi : datar
o Auskultasi : bising usus (+)
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-)
o Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
 Kulit : Tidak tampak kelainan
 Kelenjar Getah Bening : Tidak teraba membesar
 Genitalia : Tidak terdapat kelainan
Ekstremitas :Akral hangat, CRT < 2 detik

B. Status Lokalis
Regio Dorsalis Pedis Dextra
a. Look : bengkak (+), fang marks (+), darah (-),deformitas (-), luka terbuka (-),
terlihat bercak merah kebiruan (+)
b. Feel : nyeri tekan (+), suhu sama dengan kulit sekitar
c. Move : ROM tidak terbatas, gerak aktif (+), nyeri ketika menapak
II. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (2 Februari 2018)

Pemeriksaan Hasil Nilai normal

HEMATOLOGI

Hemoglobin 19,8 g/dL (L) 11 – 15 g/dL

Hematokrit 56,10 % 40 - 52 %

Leukosit 13,1 /uL 3,6 - 10,6 /uL

Trombosit 275/uL (L) 150 - 400 /uL

GDS 112 70-115 mg/dL

III. RESUME
Telah diperiksa seorang laki-laki dengan usia 33 tahun dengan keluhan
bengkak pada tungkai bawah sebelah kanan, awalnya bengkak timbul disekitar
luka gigitan ular yang berada pada punggung kaki kanan dan lama kelamaan
menyebar hingga tungkai bawah kanan. Kronologis kejadiannya saat itu pasien
lagi jalan kaki disekitar semak-semak untuk pergi ngaji, tiba-tiba pasien
merasa kaki sebelah kanannya digigit ular. Saat di gigit ular, pasien langsung
menendang ular tersebut. Pasien mengaku tidak melihat bentuk ularnya, tetapi
pasien mengatakan ukuran ularnya cukup besar dan digigit ular hanya sekali.
Setelah digigit ular, pasien langsung mengikat kakinya dengan kain dibagian
atas luka dan pasien terasa nyeri, bengkak (+) dan pegal pada punggung kaki
sebelah kanan, sesak (-), mual (-), muntah (-), perdarahan di luka gigitan (-),
berderbar-debar (-), kesemutan (-), lemah anggotagerak (-), demam (-), BAB
(+), BAK (+).
Pasien mengaku belum pernah berobat sebelumnya atas keluhan ini.
Pada pemeriksan fisik diregio dorsalis pedis dextra terdapat bengkak (+), tanda
gigitan ular (+), nyeri (+),nyeri tekan (+).
Status Lokalis
Regio Dorsalis Pedis Dextra
d. Look : bengkak (+), fang marks (+), darah (-),deformitas (-), luka terbuka (-),
terlihat bercak merah kebiruan (+)
e. Feel : nyeri tekan (+), suhu sama dengan kulit sekitar
f. Move : ROM tidak terbatas, gerak aktif (+), nyeri ketika menapak

IV. DIAGNOSIS
 Diagnosa Kerja
Snake bite dorsalis pedis dextra
 Diagnosis Banding
- Scorpion sting
- Luka infeksi
- DVT

V. KOMPLIKASI
Sindrom kompartmen
Kematian

VI. TATALAKSANA
 Primary Survey
 Informed consent dan edukasi kepada pasien
 Mencegah penyebaran toksin : Insisi
 Pemberian Anti Bisa Ular (ABU)
 Perawatan luka
 Inf. RL 20 tpm
 Injeksi dexamethason 3x1 ampul
 Injeksi ketorolac 3 x 30 mg
 Injeksi raitidin 2x1 ampul
VII. PROGNOSIS
- Ad Vitam : ad bonam
- Ad Funcionam : ad bonam
- Ad Sanationam : ad bonam

You might also like