You are on page 1of 5

Rekayasa Perangkat Lunak “Model Incremental”

(Model Pengembangan RPL)

Di Susun Oleh : Nama: Dwi Arianti NIM: (090010233) Kelas: F091


SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK KOMPUTER - STIKOM BALI DENPASAR –
BALI
Model Incremental Pada Model Pengembangan RPL
Incremental model adalah model pengembangan sistem pada software engineering
berdasarkan requirement software yang dipecah menjadi beberapa fungsi atau bagian
sehingga model pengembangannya secara increment/bertahap. Incremental model
termasuk kategori evolutionary software process models karena bersifat iteratif/
mengandung perulangan. Hasil proses berupa produk yang makin lama makin lengkap
atau bertambah baik sampai versi terlengkap dihasilkan sebagai produk akhir dari
proses yang dilakukan. Tahapan awal yang dilakukan pada incremental model adalah
penentuan kebutuhan (requirement). Setelah dilakukan analisis kebutuhan, maka
dilakukan spesifikasi (specification) dengan menggunakan analisis kebutuhan
tersebut sebagai acuannya. Tahap selanjutnya adalah perancangan arsitektur software
(architecture design) yang terbuka agar dapat diterapkan sistem pembangunan per-
bagian pada tahapan selanjutnya. Apabila desain telah dibuat, maka tahap
selanjutnya adalah pengkodean (coding) kemudian dilakukan uji coba (testing).
Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara berurutan. Setiap bagian yang sudah
selesai dilakukan testing, kemudian dikirim ke pemakai untuk langsung dapat
digunakan. Setelah pengembangan suatu increment dimulai, kebutuhan dibekukan dulu
hingga increment berikutnya dimulai. Pada incremental model, tiga tahapan awal
harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum tahap pembangunan tiap modul/increment.
Ada sebuah solusi yang diterapkan untuk mengantisipasi kondisi yang tidak
diinginkan pada incremental model, yaitu More Risky Incremental Model. Model ini
menerapkan sistem kerja paralel. Tahapan awal yaitu membuat daftar kebutuhan
(requirement) user kemudian dianalisis. Dari hasil analisis tersebut, tim
spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul pertama. Setelah spesifikasi pertama
selesai, tim desain membuat desain untuk modul pertama. Pada saat tim desain
membuat desain pertama, tim spesifikasi juga langsung membuat spesifikasi untuk
modul kedua dan seterusnya. Jadi, tidak harus menunggu modul pertama selesai hingga
dikirim ke user.

A. KARAKTERISTIK Berikut adalah beberapa karakteristik pada incremental model: 1.


Kebutuhan user menjadi prioritas dan prioritas tertinggi dimasukkan dalam awal
increment. 2. Merupakan kombinasi dari waterfall model, yaitu dengan melakukan
tahap-tahap waterfall model secara iteratif. 3. Hasil/produk dari iterasi atau
increment 1 menjadi dasar perbaikan untuk iterasi atau increment 2,demikian
seterusnya hingga produk dianggap sempurna. 4. Model ini cocok jika anggota tim
pengembang perangkat lunak sangat terbatas dan proyek yang dikerjakan berukuran
kecil ( tidak lebih dari 200.000 baris coding) 5. Mampu mengakomodasi perubahan
secara fleksibel. 6. Produk yang dihasilkan pada increment pertama bukanlah
prototype, tetapi merupakan produk yang sudah bisa berfungsi dengan spesifikasi
dasar. 7. Mungkin terjadi kesulitan untuk memetakan kebutuhan pengguna ke dalam
rencana spesifikasi masing-masing hasil increment. 8. Produk hasil increment
pertama biasanya produk inti (core product), yaitu produk yang memenuhi kebutuhan
dasar. Produk tersebut digunakan oleh pengguna atau menjalani review/pengecekan
detil. Hasil review tersebut
menjadi bekal untuk pembangunan pada increment berikutnya. Hal ini terus dikerjakan
sampai produk yang komplit dihasilkan. B. KELEBIHAN Incremental model memiliki
beberapa kelebihan, antara lain:   Bersifat iteratif atau perulangan. Produk yang
dihasilkan produk yang semakin lama semakin lengkap, hingga versi akhir dari sebuah
produk yang dianggap paling lengkap dan sempurna karena mengalami perbaikan yang
berkesinambungan.        Nilai penggunan dapat ditentukan pada setiap
increment sehingga fungsionalitas sistem disediakan lebih awal. Memiliki risiko
lebih rendah terhadap keseluruhan pengembagan sistem. Prioritas tertinggi pada
pelayanan sistem adalah yang paling diuji. Model ini cocok jika jumlah anggota tim
pengembang/pembangun software terbatas. Mampu mengakomodasi perubahan secara
fleksibel.

C. KEKURANGAN Tidak cocok diaplikasikan pada proyek berskala besar (lebih dari
200.000 baris coding). Butuh waktu yang relatif lama untuk menghasilkan produk yang
terlengkap.

D. KENDALA Kendala yang sering terjadi adalah sulitnya untuk memetakan kebutuhan
user (customer) ke dalam rencana spesifikasi masing-masing hasil increment. Hal ini
disebabkan pula karena seringkali user sulit menentukan kebutuhannya sendiri secara
eksplisit atau jelas.

You might also like