Professional Documents
Culture Documents
Bab 1 2 Lumpur
Bab 1 2 Lumpur
Frankstein Arphan, Eka Harris S., Dinda Indiana B., Roby Daris, Sugeng Kurniawan,
Na’Imatul Hadi A., Satya Permana Y., Ahmad Wafi I., Kharis AuliaAlam
Departemen Teknik Geofisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum Magnetotellurik di kawasan Gunung Lumpur Sedati, Sidoarjo. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk memetakan struktur bawah permukaan di kawasan tersebut. Metode yang
digunakan pada pengukuran kali ini adalah metode Magnetotellurik. Magnetotellurik (MT) adalah
metode pasif yang mengukur arus listrik alami dalam bumi, yang dihasilkan oleh induksi magnetik dari
arus listrik di ionosfer. Metode ini dapat digunakan untuk menentukan sifat listrik bahan pada kedalaman
yang relatif besar (termasuk mantel) di dalam bumi. Peralatan yang dibutuhkan dalam pengukuran ini
adalah sensor medan listrik 4 buah, sensor medan magnet 3 buah dan sebuah unit penerima. Pengukuran
magnetotellurik ini dilakukan pada 4 titik dengan jarak masing-masing titik adalah sejauh 100 meter.
Frekuensi yang digunakan pada metode ini terdapat 2 jenis yaitu frekuensi tinggi (45 Khz) dan frekuensi
rendah (4096 Hz). Perlakuan frekuensi tinggi dilakukan untuk mendapatkan data dengan kedalaman
rendah dengan kurun waktu 30 menit dan frekuensi sedang untuk mendapatkan data dengan kurun waktu
90 menit. Berdasarkan frekuensi dan resistivitas semu yang di dapat dari pengukuran dapat diperkirakan
penetrasi kedalaman sebesar 351,5 m dan 106,04 m.
sisanya merupakan perbukitan rendah yang cekungan endapan aluvial muda hasil endapan
dibentuk oleh tanah hasil pelapukan batuan laut dan sungai, tuf dan batu pasir.
tersier atau tua. Dataran rendah meliputi wilayah (Soekardi, 1992).
Timur, Utara dan Selatan memiliki kemiringan
<3% dan terletak pada ketinggian <10m dari
permukaan laut. Dataran rendah terbentuk dari
endapan alluvial sungai dan endapan pantai.
Bagian tengah terbentuk oleh endapan Sungai
Brantas beserta cabang-cabang sungainya dan
endapan Sungai Rowo.
medan magnet, namun dalam hal ini tidak ada Besar amplitudo rekaman GPR 𝑟(𝑡) akan tampak
monopol magnetik. pada penampang rekaman GPR berupa variasi
(Telford,et al, 2004) warna. Refleksi atau transmisi di sekitar batas
lapisan menyebabkan energi hilang. Jika
Sifat-sifat dari material bumi bergantung kemudian ditemukan benda yang memiliki
dari komposisi dan kandungan air material dimensi yang sama dengan panjang gelombang
tersebut. Kedua hal ini mempengaruhi cepat dari sinyal gelombang elektromagnet maka
rambat perambatan gelombang dan atenuasi benda ini menyebabkan penyebaran energi
gelombang elektromagnet. Keberhasilan dari secara acak. Absorbsi (mengubah energi
metoda GPR bergantung pada variasi bawah elektromagnet menjadi energi panas) dapat
permukaan yang dapat menyebabkan gelombang menyebabkan energi hilang. Penyebab yang
tertransmisikan. Perbandingan energi yang paling utama hilangnya energi karena atenuasi
direfleksikan disebut koefisien refleksi (R) yang fungsi kompleks dari sifat lstrik dan dielektrika
ditentukan oleh perbedaan cepat rambat media yang dilalui sinyal radar. Atenuasi
gelombang elektromagnet dan lebih mendasar tergantung dari konduktivitas (σ), permeabilitas
lagi adalah perbedaan dari konstanta dielektrik magnetik (μ), dan permitivitas (ε) dari media
relatif dari media yang berdekatan. Hal ini dapat yang dilalui oleh sinyal dan frekuensi dari sinyal
terlihat pada persamaan berikut : itu sendiri (2πf). Sifat bulk dari material
ditentukan oleh sifat fisik dari unsur pokok yang
𝑉2 − 𝑉1 (11) ada dan komposisinya.
𝑅=
𝑉2 + 𝑉1 (Reynolds, 1996)
5
LaporanPraktikumMagnetotelurikKelompok 6