You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan manusia sangatlah beragam. Kemajuan IPTEK menyebabkan
banyaknya inovasi produk yang dapat digunakan oleh masyarakat secara mudah dan
praktis. Inovasi produk yang dirancang tentunya memiliki aspek ergonomi. Aspek
ergonomi di dalam suatu produk akan mencerminkan keamanan, kenyamanan, dan efektif
untuk digunakan serta ukuran yang sesuai dengan dimensi tubuh pengguna.

1.2 Tujuan Praktikum


Berikut merupakan tujuan praktikum modul 4B tentang Penerapan Antropometri
dalam Perancangan Produk:
1. Mampu memahami penerapan antropometro pada perancangan produk.
2. Mampu menganalisis dan memperbaiki benda di sekitar berdasarkan antropometri
secara tepat.
3. Mampu memberikan inovasi yang signifikan dalam sisi ergonomi pada benda
yang dianalisi.

1.3 Pembatasan Masalah


Pada modul 4B tentang Penerapan Antropometri dalam Perancangan Produk,
masalah yang dibatasi yakni desain produk. Di dalam modul 4B, diminta untuk
merancang suatu produk yang dapat digunakan oleh semua orang atau membuat
rancangan desain inklusif. Desain produk yang dibuat yakni berupa payung multifungsi
yang dapat digunakan sebagai payung dan tongkat. Dimensi antropometri yang
digunakan untuk merancang desain produk yakni dimensi tinggi pinggul (D5), dimensi
lebar tangan (D29), dan dimensi panjang kepala (D26).

1.4 Sistematika Penulisan


Berikut merupakan sistematika penulisan modul 4B tenrang Penerapan
Antropometri dalam Perancangan Produk:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang latar belakang, tujuan praktikum, pembatasan
masalah, dan sistematika penulisan laporan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini berisi tentang pengertian desain produk, manfaat desain
produk, langkah – langkah desain produk, pengertian persentil, aplikasi persentil dalam
desain produk, dan software yang digunakan untuk mendesain.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang flowchart metodologi penelitian dan penjelasan
terhadap metodologi penelitian.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini berisi tentang pengumpulan data antropometri, deskripsi
produk yang akan dibuat berdasarkan persentil, dan perancangan produk tampak
sembarang, depan, samping, atas, dan belakang.
BAB V ANALISIS
Pada bab ini berisi tentang analisi produk berdasarkan data antropometri.
BAB VI PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang diambil dari analisi
produk secara garis besar serta menjawab tujuan dari praktikum tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Desain Produk


Desain produk dapat didefinisikan sebagai generasi ide, pengembangan konsep,
pengujian dan pelaksanaan manufaktur (objek fisik) atau jasa. Desainer produk konsep
dan mengevaluasi ide-ide, membuat mereka nyata melalui produk dalam pendekatan
yang lebih sistematis. Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk
muncul dari suatu kebutuhan dan memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan
terkadang dapat disebabkan oleh faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan
Telesis. Juga digunakan untuk menggambarkan produk yang kompeten secara teknis
perancang atau desainer industry.
Dalam perkembangan selanjutnya profesi ini terbagi atas beberapa kelompok
kompetensi (mungkin juga dapat berkembang sejalan dengan perkembangan jaman),
yaitu:
 Desain produk peralatan
 Desain perkakas lingkungan
 Desain alat transportasi
 Desain produk kerajinan (Kriya)
Meski dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, namun secara umum
mendesainproduk mempunyai mekanisme yang sama dalam berpikir kreatif dalam
perancangan sebuah produk, sehingga produk tersebut memenuhi nilai-nilai fungsional
yang tepat dan menjadi solusi bagi masalah yang dihadapi manusia dengan tidak
meninggalkan aspek kenyamanan user/pengguna melalui teknik-teknik dan
ketentuanketentuan tertentu dan pada akhirnya diteruskan menjadi siklus hidup produk
yang ditentukan oleh pola perancangan awal baik itu inovasi, modifikasi maupun
duplikasi (Muhajirin, 2014).
2.2 Manfaat Desain Produk
Manfaat dari desain produk ialah untuk mengembangkan sebuah strategi produk
yang dapat memenuhi permintaan pasar dengan keunggulan bersaing. Strategi produk
dapat memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui pembedaan,
biaya rendah, respons cepat, atau perpaduan dari ketiganya. Serta produk yang dihasilkan
dapat memenuhi kebutuhan pemakainya (Helmy Fareka, 2010).
Sedangkan menurut Lestari (2013), manfaat adanya desain produk antara lain:
 Memiliki dan mengetahui konsep produk baru yang sesuai dengan keinginan
masyarakat.
 Mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang diciptakan untuk mengetahui
seberapa besar produk ini berguna bagi orang-orang yang membutuhkan
 Mengurangi resiko ketidak nyaman dan adanya keluhan dari masyarakat terhadap
produk sebelumnya
 Membuat desainer produk menjadi terampil, kreatif, dan berinovasi
 Desain produk yang dibuat memiliki banyak ukuran dan variasi yang bermacam-
macam agar produk tidak cenderung membosankan dan menyenangkan minat si
pembeli.
 Dapat bersaing dengan produk manapun yang berjenis sama dimana produk
 yang didesain mencapai keuntungan maksimum, memenangkan pasar juga hati
dan minat si pembeli.

2.3 Langkah – Langkah Desain Produk


Untuk merancang suatu produk baru, maka harus memperhatikan tahapan –
tahapan sebagai berikut (Nurmianto, 2003):
1. Menetapkan anggota tubuh mana saja yang akan digunakan
Tentukan anggota tubuh yang akan ditetapkan anggota tubuh mana yang
digunakan untuk mengoperasikan rancangan tersebut.
2. Menentukan Dimensi tubuh
Tentukan dimensi tubuh sesuai dengan anggota tubuh yang digunakan dalam
proses perancangan produknya. Dalam hal ini juga perlu diperhatikan apakah
harus menggunakan data structural body dimensions ataukah functional body
dimensions.
3. Menetukan Populasi
Populasi yang digunakan harus ditentukan terlebih dahulu. Tetukan populasi
terbesar yang harus diantisipasi, diakomodasikan dan menjadi target utama
pemakai rancangan produk tersebut. Disebut juga sebagai market segmentation
seperti produk mainan untuk anak-anak, peralatan rumah tangga untuk wanita.
4. Menetapkan prinsip ukuran yang harus diikuti
Menentukan apakah rancangan tersebut untuk ukuran individual yang ekstrem,
rentang ukuran yang fleksible (adjustable), ataukah ukuran rata-rata.
5. Menentukan Persentil
Menentukan persentilnya terlebih dahulu untuk melakukan mengolah data. Pilih
presentase populasi yang akan diikuti ; 90-th, 95-th, atau nilai persentil lain yang
dikehendaki.
6. Menetapkan ukuran dimensi tubuh dari tabel data antropometri
Untuk tiap dimensi tubuh yang telah diidentifikasikan selanjutnya pilih/ tetapkan
nilai ukurannya dari tabel data anthropometri yang sesuai. Aplikasikan data tersebut dan
tambahkan faktor kelonggaran bila diperlukan , seperti misalnya: tambahan ukuran akibat
faktor tebalnya pakaian, pemakaian sarung tangan, dll.

2.4 Pengertian Persentil


Untuk penetapan data anthropometri ini, pemakai distribusi normal akan umum
ditetapkan. Dalam statistik, distribusi normal dapat diformulasikan berdasarkan harga
rata-rata (mean, x) dan simpangan standarnya (standard deviation, x s) dari data yang ada.
Dari nilai yang ada tersebut, maka “percentiles” dapat ditetapkan sesuai dengan tabel
probabilitas distribusi normal. Dengan persentil, maka yang dimaksudkan di sini adalah
suatu nilai yang menunjukkan persentase dari orang yang memiliki ukuran pada atau di
bawah nilai tersebut. Sebagai contoh 95-th persentil akan menunjukkan 95% populasi
akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut, sedangkan 5-th persentil akan
menunjukkan 5% populasi akan berada pada atau di bawah ukuran tersebut.
Dalam anthropometri, angka 95-th akan menggambarkan ukuran manusia yang
“terbesar” dan 5-th persentil sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Bilamana
diharapkan ukuran yang mampu mengakomodasikan 95% dari populasi yang ada, maka
di sini diambil rentang 2,5-th dan 97,5-th persentil sebagai batas-batasnya.
(Wignjosoebroto, 1995).

2.5 Aplikasi Persentil dalam Desain Produk


Pada umumnya aplikasi persentil data anthropometri untuk perancangan
produk/fasilitas kerja akan menetapkan nilai 5-th percentile untuk dimensi maksimum,
dan 95-th untuk dimensi minimumnya (Wignjosoebroto, 1995).
a. Perancangan berdasarkan individu ekstrem
Nilai persentil individu ekstrem akan menjadi dasar nilai yang dipakai
b. Prinsip perancangan produk yang dapat dioperasikan diantara rentang tertentu
Disini rancangan dapat diubah-ubah ukurannya sehingga cukup fleksibel
dioperasikan oleh tiap orang yang memiliki berbagai macam ukuran tubuh. Pada
umumnya aplikasi data anthropometri untuk perancangan produk/fasilitas kerja
akan menetapkan nilai 5-th s/d 95-th percentile.
c. Prinsip perancangan produk dengan ukuran rata -rata
Prinsip perancangan produk didasarkan pada rata-rata ukuran manusia.
Permasalahan pokok yang ada disini adalah sedikit sekali mereka yang berbeda
dalam ukuran rata-rata. Mereka yang berada dalam ukuran ekstrem akan
dibuatkan rancangan tersendiri.

2.6 Software yang Digunakan


Software CATIA (Computer Aided Three Dimensional Interactive Applicaton)
merupakan perangkat lunak untuk CAD/CAM/CAE. Software ini sangat berguna untuk
membantu proses desain (CAD), rekayasa (CAE) maupun manufaktur (CAM), yang
memungkinkan proses-proses pemodelan seluruhnya dilakukan secara digital sehingga
tidak diperlukan lagi gambar manual maupun model fisik. Software ini juga handal dalam
memenuhi kriteria artistik, kelayakan mekanis, kenyamanan (ergonomis) dan juga
kelayakan secara bisnis dari suatu desain produk. CATIA memiliki aplikasi yang sangat
lengkap (140 aplikasi) untuk berbagai keperluan disiplin ilmu teknik (teknik.ums.ac.id).
Software CATIA menyediakan solusi terpadu untuk menyederhanakan dan
memudahkan proses desain dan analisa sebuah struktur. Solusi terpadu tersebut berarti bahwa
semua proses dikerjakan oleh satu mesin dan satu software, sehingga transfer data dari satu
desain/software ke mesin/software yang lain tidak diperlukan. Dengan proses tersebut,
hilangnya data atau informasi dapat dihindari dan waktu untuk proses analisa juga menjadi
lebih singkat. (elib.unikom.ac.id)
Berikut adalah contoh tampilan program CATIA yang digunakan

Gambar 2.1 Tampilan Software CATIA


BAB II
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi

Mulai

Tabel Antropometri

Analisis Produk

Perancangan Pengembangan
Produk

Menginterpretasikan rancangan

Selesai

Gambar 3.1 Metodologi Praktikum

3.2 Penjelasan Metodologi


Langkah pertama yakni membaca tabel antropometri yang berkaitan dengan
rancangan produknya nanti. Kemudian melakukan analisis terhadap produk yang akan
dibuat sesuai dengan aspek ergonomi. Setelah dilakukan analisis produk, tahap
selanjutnya melakukan perancangan dan pengembangan produk. Kegiatan perancangan
dan pengembangan produk berkaitan dengan perbaikan desain, bentuk, maupun ukuran
benda yang dianalisis sesuai dengan antropometri. Setelah itu merancang pengembangan
produk yang signifikan sesuai dengan aturan persentil antropometri. Tahap akhirnya
melakukan implementasi rancangan dengan mendesainnya menggunakan software.
BAB IV
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data (

You might also like