Professional Documents
Culture Documents
“ANTIHISTAMIN”
Disusun Oleh:
Selvi Puspa Sari
Preseptor:
Miranti Pangestuti, dr., Sp. DV
Histamin merupakan produk dekarboksilasi dari asam amino histidin. Secara fisiologis
histamin berfungsi untuk pertumbuhan dan proliferasi sel, memodulasi inflamasi, dan
bekerja sebagai neurotransmitter. Histamin banyak ditemukan pada sel mast, basofil
dan trombosit
1. Reaksi hipersensitivitas
Pada orang normal, histamin yang keluar dirusak oleh enzim histamin dan
diaminoksidase sehingga histamin tidak mencapai reseptor histamin. Sedangkan
pada penderita yang sensitif terhadap histamin atau mudah terkena alergi jumlah
enzim-enzim tersebut lebih rendah daripada keadaan normal.
2. Rusaknya sel
Histamine banyak dibentuk di jaringan yang sedang berkembang dengan cepat
atau sedang dalam proses perbaikan misalnya luka.
3. Senyawa kimia
Banyak obat atau zat kimia bersifat antigenik, sehingga akan melepaskan histamin
dari sel mast dan basofil. Contohnya adalah enzim kemotripsin, fosfolipase, dan
tripsin.
4. Sebab lain
Proses fisik seperti mekanik, termal, atau radiasi cukup untuk merusak sel terutama
sel mast yang akan melepaskan histamin.
2
antibodi IgE. Ketika alergen menyerang untuk yang kedua kalinya, IgE berikatan
dengan alergen dan dibawa menuju sel mast. Pada sel mast kompleks IgE-alergen akan
terikat pada reseptor Fcε (Epsilon-C reseptor). Ikatan ini akan menghasilkan sinyal ke
dalam sel yang akan mengaktifkan enzim fosfolipase. Fosfolipase akan mengubah
phosphatidylinositol 4,5-bisphosphate (PIP2) menjadi inositol 1,4,5-triphosphate (IP3)
yang akan memobilisasi Ca2+ dari organel penyimpan dalam sel mast.
Ca2+ merupakan second messenger bagi terjadinya kontraksi otot atau sel. Second
messenger inilah yang memacu proses degranulasi sel mast sehingga histamin akan
terlepas.
3
JENIS-JENIS RESEPTOR HISTAMIN
iodophenpropit,
clobenpropit
4
ANTIHISTAMINE
Antihistamin adalah zat yang digunakan untuk mencegah atau menghambat kerja
histamin pada reseptornya. Antihistamin bekerja secara kompetitif inhibitor terhadap
histamine pada reseptor jaringan, sehingga mencegah kerja histamine pada target
organ.
pengobatan gejala-
Antagonist H-1 gejala akibat reaksi
alergi.
mengurangi sekresi
Antagonist H-2
asam lambung
Antihistamin
kelainan tidur,
obesitas, dan
Antagonist H-3
kelainan kognitif dan
psikiatrik
inflamasi kronis:
Antagonist H-4
asma
Anti Histamin
Alkilamin, Akrivastin,
Astemisol, Levosetirisin,
Etanolamine, Desloratadin,
Etilendiamin, Cetrizin,
Loratadin, Feksofenadin
Fenotiazin,
Piperidin, piperazin Mizolastin,
Terfenadin,
Ebastine
5
H1 reseptor antagonist
• Efek dari H1 antihistamine akan lebih efektif jika diberikan sebelum terjadinya
pelepasan histamin
6
Antagonis H-1 dibagi menjadi:
• klasik/sedatif
• non sedatif
H-1 generasi kedua dan ketiga memiliki non sedatif (karena lebih banyak dan kuat
terikat dengan protein plasma sehingga tidak menembus blood brain barrier)
• Indikasi:
• Acute urticaria
• Atopic Dermatitis
• Efek samping
mimpi buruk.
Kardiovaskular
ventrikular.
Efek antikolinergik
7
ANTIHISTAMIN KLASIK/SEDATIF
Klasifikasi:
Klorfeniramin
• Sediaan :
8
- Tablet, 2 mg dan 4 mg
Difenhidramin
• Derivat etanolamin
• Sediaan :
- Kapsul, 25 dan 50 mg
- Spray : 60 ml
Loratadin
9
• Dosis : 1 x/hari (10 mg p.o)
anak: 5mg/kgBB
• Sediaan :
- Tablet, 10 mg
Cetrizine
• Dapat menghambat eosinofil, netrofil dan basofil dan menghambat IgE serta
menurunkan prostaglandin D2
• Indikasi: utrikaria
• Sediaan :
- Tablet, 5 mg, 10 mg
ANTIHISTAMIN H2
10
khasiat histamin. Dengan menduduki reseptor-reseptor tersebut, maka efek histamin
dirintangi dan sekresi asam lambung dikurangi. Dari ketiga obat baru tersebut hanya
imetidin digunakan dalam praktek pada pengobatan borok-borok lambung dan usus.
Obat-obat lambung burimamida kurang kuat khasiatnya dan resorpsinya dari usus
buruk sedangkan metiamida diserap baik, tetapi toksis bagi darah (agranulocytosis).
AH2 diserap di traktus digestivus dan dimetabolisme di hepar serta pembuangan
melalui ginjal. AH2 bersifat lipofilik dengan penetrasi terbatas ke daerah blood-brain
barrier.
11
DAFTAR PUSTAKA
• Katzung GB, Julius DJ. Histamine, serotonin, and the ergot alkaloids. Dalam:
Katzung BG, penyunting. Basic and clinical pharmacology. Edisi ke-6. San
• Mycek MJ, Harvey RA, Champe PC. Farmakologi Ulasan Bergambar, autacoid
• Soter NA. Antihistamines. Dalam: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Austen KF,
• Kumar. Robbin’s and Cotran Pathologic Basic of Disease. Edisi ke-8. USA:
Saunders Elsevier;2010
12