You are on page 1of 2

NEW PUBLIC MANAGEMENT

1. Gagasan utama
Dalam perkembangannya penyelenggaraan administrasi publik telah mengalami
berbagai polemik atau perkembangan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan
publik, mulai dari model Classic of Public Administration atau Old Public Administration
(OPA) pada tahun 1885/1887 sampai akhir 1980-an, dilanjutkan dengan paradigma New Public
Administration Pada tahun 1970, dan pada akhir tahun 1980-an muncul lah paradigma New
Public Management dikarenakan adanya kritikan yang keras yang ditujukan kepada organisasi-
organisasi sektor publik sehingga menimbulkan gerakan untuk melakukan reformasi
manajemen sektor publik.
Tokoh-tokoh pencetus gagasan paradigma NPM adalah Barzley (1992) dengan
pendekatan post-bureaucratic, Osborne dan Gaebler (1992) karyanya Reinventing government
tentang 10 prinsip pemerintahan wirausaha, pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk
mentransformasikan kinerja wiraswasta ke dalam birokrasi pemerintah, wiraswasta disini
menekankan pada upaya untuk meningkatkan sumberdaya baik ekonomi, sosial, budaya dan
politik yang dimiliki oleh pemerintah dari yang tidak produktif bisa menjadi produktif, dari
yang produktivitasnya rendah menjadi produktivitasnya tinggi. Dan Cristopher Hood dengan
karyanya Alternatif paradigm. NPM merupakan teori manajemen publik yang beranggapan
bahwa praktik manajemen sektor swasta lebih baik dibandingkan dengan praktik manajemen
pada sektor publik. Npm mulai berkembang pertama kali yaitu di negara New Zeland, Inggris
dan Amerika sebagai akibat dari munculnya krisis negara kesejahteraan (walfare state). New
Public Management diterapkan tidak hanya di negara-negara level kemakmuran tinggi tapi
juga diterapkan di negara-negara dengan tingkat kondisi yang setara dengan Indonesia.
Penekanan NPM terletak pada pelaksanaan desentralisasi, devolusi, dan modernisasi
pemberian pelayanan publik, dan memandang masyarakat yang dilayani sebagai customer dan
sebagai suatu pendekatan dalam administrasi publik yang menerapkan pengetahuan dan
pengalaman yang diperoleh dalam dunia manajemen dan disiplin yang lain untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas kinerja pelayanan publik pada birokrasi modern. Paradigma
ini sendiri berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja, bukan
berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management tersebut
menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah diantaranya adalah tuntutan untuk
melakukan efisiensi, pemangkasan biaya, dan kompetensi tender. NPM sendiri merupakan
ideologis neoliberalisme yang mencoba menerapkan mekanisme pasar dan berupaya secara
sistematis mereduksi peran pemerintah, sehingga pemerintah menurut konsep berada di
belakang kemudi kapal, sedangkan kapalnya dijalankan oleh organ-organ di luar pemerintah.
Karakteristik dari New Public Management Cristopher Hood (1991) yaitu pelaksanaan
tugas manajemen pemerintahan diserahkan kepada manjer profesional, adanya standar dan
ukuran kinerja yang jelas, lebih ditekankan pada control hasil/keluaran, pembagian tugas ke
dalam unit-unit yang dibawah, ditumbuhkannya persaingan dalam sektor publik, lebih
menekankan diterapkannya gaya manajemen sektor privat, lebih menekankan pada
kedisiplinan yang tinggi dan tidak boros dalam menggunakan berbagai sumber.
2. Respon terhadap pendekatan
New Public Management merupakan respon dari kegagalan Old Public Administration
atau Classic of Public Administration yang gagal dalam mencapai efektifitas dan efisiensi pada
sektor publik sehingga perlu adanya perubahan menuju ke arah yang berorientasi pada
pemusatan perhatian pada akuntabilitas manajer publik dan hasil kinerjanya, dan juga OPA
yang dianggap tidak sensitif terhadap kebutuhan masyarakat, penggunaan sumber daya publik
yang terkesan sia-sia akibat fokus pada proses dan prosedur daripada hasilnya, dan pada
akhirnya timbul lah pandangan negatif dari masyarakat yang menganggap administrasi publik
sebagai beban besar bagi para pembayar pajak. Dan dengan respon ini juga untuk dapat
mendorong pemerintah untuk berubah dari yang kaku dan tertutup menuju pemerintah yang
lebih fleksibel dan transparan.

3. Pendapat tentang New Public Management


Pada dasarnya paradigma NPM ini memiliki penekanan pada perilaku pemerintah agar
menjadi lebih efektif dan efisien, tetapi konsep ini jika diterapkan pada negara maju berhasil
dan akan berbeda jika NPM sendiri diterapkan di negara berkembang, dan bila diterapkan pada
negara berkembang maka akan menghadapi masalah dan tidak dapat diterapkan secara utuh,
karena sistem dan karakteristik ekonomi di negara berkembang dan maju sangat berbeda, dan
jika kita melihat dari konsepnya sendiri yaitu mewirausahakan birokrasi yang diusung oleh
NPM adalah sebuah pemikiran yang berlandaskan pada pasar yang memang hanya
menguntungkan pada dirinya sendiri bukan pada pelayanan publik, sehingga masyarakat
sebagai obyek pelayanan akan sering dijadikan sebagai konsumen dan birokrasi sebagai
pemberi pelayanan menjadi produsen. Cara kerja birokrasi diubah pada etika mekanisme pasar
dengan menjunjung tinggi keefektifan dan efisiensi, pelayanan diibaratkan sebagai hasil
produksi yang harus dibeli oleh masyarakat dimana sebuah transaksi ekonomi tercipta, rakyat
dilihat sebagai pembeli dan birokrasi sebagain produsen yang memberikan pelayanan. Jika kita
lihat, ini sangat berlawanan dengan peran birokrasi itu sendiri yang seharusnya bertugas untuk
melayani masyarakat. Tetapi karena yang terjadi adalah negara hanya memperhatikan mereka
yang memiliki tingkat perekonomian menengah ke atas sedangkan yang miskin akan semakin
terpinggirkan sehingga luput dari pandangan negara atau pemerintah.

4. Kritik

 Oluwu (2002), ketika Administrasi Publik berusaha memahami pesan yang ditawarkan oleh
pendekatan pasar maka permasalahan yang muncul adalah terkait dengan pernyataan bahwa
tidak ada perbedaan antara manajemen sektor publik dengan sektor privat dalam
mengimplementasikan NPM, model usahawan seringkali dapat mengurangi esensi dari
nilai-nilai demokratis seperti keadilan, peradilan, keterwakilan, dan partisipasi.
 Boston (1991), komponen dari manajemen sektor swasta dapat diterapkan di sektor publik
karena sejumlah persamaan antar kedua sektor tersebut. Namun, sektor publik dan swasta
juga sangat berbeda dalam beberapa aspek fungsi dan bentuk. Sebagai akibat dari perbedaan
mendasar antar sektor adalah salah jika berasumsi bahwa praktik pengelolaan sektor swasta
tentu lebih baik dari pada orang-orang di sektor publik.
 Haque (1996), NPM telah menumbuhkan sejumlah tantangan dalam penyediaan pelayanan
publik terkait dengan legitimasi pelayanan publik, etika pelayanan publik, serta motivasi
pelayanan publik, dan juga telah mengubah misi dari birokrasi publik.

You might also like