Professional Documents
Culture Documents
Bik 2
Bik 2
1.Pendahuluan
Tumbuhan obat yang bekerja pada sistem imunitas bukan hanya bekerja sebagai
efektor yang langsung menghadapi penyebab penyakitnya, melainkan bekerja melalui
program imunitas. Apabila mengobati penyakit yang di sebabkan oleh
mikroorganisme dengan obat yang bersifat imunodulator, maka imunodulator tidak
bekerja secara langsung terhadap mikroorganisme melainkan dengan cara sistem
imunitas akan di dorong untuk menghadapi nya melalui efektor sistem imunitas
(Subowo,1996).
Salah satu tanaman yang dikenal dapat meningkatkan sistem imun tubuh adalah
sambiloto (Andrographus Paniculata). Yaitu tumbuhan semusim yang termasuk
dalam family Acanthaceae. Sambiloto adalah tumbuhan herbal berdiri tegak, tumbuh
secara alami di daerah dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Sambiloto
2
tergolong tambaham tema (perdu) yang tumbuh di berbagai habitat, seperti pinggiran
sawah, kebun, atau hutan (yusron,etal2005).
Khasiat sambiloto sebenarnya sudah di kenal luas sejak zaman dulu, baik oleh
orang indonesia maupun bangsa-bangsa di dunia. Sejak pertengahan akhir abad ke-
20, berbagai studi telah dilakukan yang sebagian besar konsentrasinya untuk
mengetahui komposisi, keamanan, khasiat dan mekanisme kerja sambiloto.
1.3 Tujuan
2. Bahasan
3
Tumbuhan sambiloto dapat di ketahui ciri fisiknya yaitu berdiri tegak, dan tinggi
yang dapat mencapai 90 cm dan memiliki batang berkayu berbentuk bulat dan segi
empat serta memiliki banyak cabang (monopodial). Daun tunggal (lanset) dengan tepi
rata (interger) dan permukaannya halus berwarna hijau. Keberadaan tumbuhan ini
tersebar meluas di kawasan asia, mulai dari india, siam, semenanjung malaya, dan
pulau jawa di indonesia.
Salah satu bagian yang bermanfaat pada tumbuhan sambiloto itu terdapat pada
daun. Tumbuha sambiloto mengandung Andrographolide yang paling banyak terdapat
di daun. Zat inilah yang menyebabkan tumbuhan sambiloto memiliki rasa pahit.
Sebenarnya semua bagian tumbuhan sambiloto, seperti daun, batang dan daun terasa
sangt pahit jika di makan atau di rebus untuk di minum. Akan tetapi kami hanya
menggunakan daun saja.
Beberapa zat kimiawi lainnya meliputi flavonoid dan laktone. Pada laktone
komponen utamanya adalah andrographolide, yang juga merupakan zat aktif utama
dari tumbuhan ini. Andrographolide sudah diisolasi dalam bentuk murni dan
menunjukkan berbagai aktivitas farmakologi. Zat aktif ini dapat di tentukan dengan
high performance liquid chromatography. Berdasarkan penelitian lain yang telah di
lakukan, kandungan pada tumbuhan sambiloto di antaranya diterpenelakton dan
glikosidanya, seperti andrographolide, dexyyandrographolide, 11,12-didehydro-14-
eoxyyando-grapholide, dan neoandrographolide. Daun dan percabangannya lebih
banyak mengandung laktone sedangkan komponen flavonoid dapat di isolasi dari
akarnya, yaitu polimetok-siflavon, androrafin, panikulin, mono-0-metilwithin dan
apigenin-7,4 dimetileter. Selain komponen lakton dan flavonoid, pada tumbuhan
sambiloto juga terdapat komponen alkane, keton, aldehid, mineral (kalsium, natrium,
kalium), asam kersik dan damar.
Dari berbagai percobaan yang di lakukan secara in vito terhadap sel kanker,
terbukti bahwa senyawa Andrographolide bekerja menghambat sel tumor dan sel
kanker. Kemampuan anti-kanker yang di miliki tumbuhan sambiloto terungkap dalam
percobaan tersebut, dimana tumbuhan sambiloto terbukti melawan sel kanker
skuomusa dan juga sel-sel limfosit yang sudah terkena leukimia. Tumbuhan
sambiloto memiliki keistimewaan yaitu mampu menghambat proses sintesis DNA sel
kanker.
Efek hipoglikemik sambiloto sudah di teliti dengan berbagai cara. Salah satunya
penelitian Borhanuddin, dkk. Pada kelinci menunjukkan bahwa ekstrak air sambiloto
dengan dosis 10 mg/kg berat badan dapat mencegah hiperglikemia yang di induksi
dengan pemberian glukosa per oral dengan dosis 2 mg/kg berat bada secara
signifikan. Mekanismenya kemungkinan sambiloto mencegah absorpsi glukosa dari
usus.
Distribusi yang luas di jaringan dan organ tubuh serta adanya khasiat yang
berfungsi mengatur dan menungkatkan sistem imun yang menyebabkan tumbuha
sambiloto menjadi obat ideal untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit.
Sampai detik ini tidak ada ilmuan yang dapat membuat obat untuk penderita kanker
dan HIV dari tumbuhan ini. Hanya saja para ilmuan meneliti apa kandungan
tumbuhan sambiloto dan ternyata terdapat anti-tumor, anti-kanker, anti-HIV.
3. Penutup
3.1 Simpulan
3.1 Saran
a) Di dalam tumbuhan tidak hanya ada manfaatnya saja, tetapi juga terdapat efek
samping apabila di gunakan tidak tepat dan di konsumsi dalam jangka panjang.
Salah satu efek sampingnya adalah sakit kepala. Itu terjadi karena
menggunakannya dalam jangka panjang. Apabila penyakit sudah mereda,
kurangi jumlah konsumsi atau hentikan penggunaanya.
b) Bagi yang memiliki tekanan darah normal atau hipotensi, sebaiknya tidak
meminum ramuan obat terutama sambiloto. Efek sampingnya bisa membuat
tekanan darah menurun drastis dan ini akan sangat berbahaya bagi pengonsumsi
dengan riwayat kesehatan tersebut. Itu di karenakan menurut suatu penelitian,
terbukti bahwa tekanan darah dapat di turunkan oleh sambiloto ini.
Daftar Rujukan
Prapnza, E dan Marianto, L M, 2003. Khasiat dan Manfaaat Sambiloto. Raja Pahit
Penakluk Aneka Pahit. Agromedia pustaka,hal : 3-9
8
Yusron, M, janowati dan Rini, E.P. Budidaya Tanaman Sambiloto. Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Obat dan
Aromatika. Sirkuler, II. Di akses dari : http//www.balittro.go.id.
Sukandar, E. Y, 2004. Sembilan Tanaman Obat Unggul Hasil Uji Klinis Badan POM.
Di akses dari : http//www.beritabumi.or.id.
Lukas, R. 1998. Rahasia Herbalis Cina, Ramuan Tanaman Obat Cina. Pustaka
Delapratasa. Jakarta.