You are on page 1of 2

BAB 1

PENDAHULUAN

Hepatitis berasal dari bahasa Yunani kuno “hepar”, dengan akar kata
“hepat” yang berarti hati (liver), dan akhiran –itis yang berarti peradangan,
sehingga dapat diartikan peradangan hati.1 Hepatitis adalah istilah umum yang
berarti peradangan sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri,
parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang
berlebih dan penyakit autoimmune. Hepatitis dapat disebabkan oleh berbagai
macam virus seperti virus hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C
(HCV), hepatitis D (HDV) dan hepatitis E (HEV).1,2
Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
termasuk Indonesia. Indonesia merupakan Negara dengan endemisitas tinggi
Hepatitis B terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah
Myanmar. Virus Hepatitis B (VHB) telah menginfeksi sejumlah 2 milyar orang di
dunia, sekitar 240 juta orang diantaranya menjadi pengidap Hepatitis B kronik.
Sebanyak 1,5 juta penduduk meninggal dunia setiap tahunnya karena Hepatitis.3
Menurut Rinkesdas 2013, prevalensi hepatitis 1,2% dari penduduk di Indonesia,
dimana 1-5% merupakan ibu hamil dengan virus hepatitis B.4
Penularan infeksi VHB dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu penularan
horizontal dan vertikal. Penularan horizontal VHB dapat terjadi melalui berbagai
cara yaitu penularan perkutan, melalui selaput lendir atau mukosa.5
Mother-to-child-transmission (MTCT) terjadi dari seorang ibu hamil yang
menderita hepatitis B akut atau pengidap persisten HBV kepada bayi yang
dikandungnya atau dilahirkannya. Penularan HBV vertikal dapat dibagi menjadi
penularan HBV in-utero, penularan perinatal dan penularan post natal. Penularan
HBV in-utero ini sampai sekarang belum diketahui dengan pasti, karena salah satu
fungsi dari plasenta adalah proteksi terhadap bakteri atau virus. Bayi dikatakan
mengalami infeksi in-utero jika dalam 1 bulan postpartum sudah menunjukkan
HbsAg positif. 5,6
Penularan perinatal adalah penularan yang terjadi pada saat persalinan.
Sebagian besar ibu dengan HbeAg positif akan menularkan infeksi HBV vertikal
kepada bayi yang dilahirkannya sedangkan ibu yang antiHbe positif tidak akan
menularkannya. Penularan post natal terjadi setelah bayi lahir misalnya melalui
ASI yang diduga tercemar oleh HBV lewat luka kecil dalam mulut bayi. Pada
kasus persalinan lama cenderung meningkatkan penularan vertikal (lebih dari 9
jam).7
Kehamilan tidak akan memperberat infeksi virus, akan tetapi jika terjadi
infeksi akut bisa mengakibatkan hepatitis fulminan yang dapat menimbulkan
mortalitas tinggi pada ibu dan bayi. Jika penularan virus hepatitis B dapat dicegah
berarti mencegah terjadinya kanker hati secara primer yang dipengaruhi titer DNA
virus hepatitis B tinggi pada ibu (semakin tinggi kemungkinan bayi akan tertular).
Infeksi akut terjadi pada kehamilan trisemester ketiga, persalinan lama dan mutasi
virus hepatitis B.7

You might also like