Professional Documents
Culture Documents
Bahan Ajar Analisis Riil I PDF
Bahan Ajar Analisis Riil I PDF
Bukti.
(1). z + a = a ⇒ (z + a) + (−a) = a + (−a)
(penjumlahan kedua sisi dengan (−a),
eksistensinya dijamin oleh(A4))
⇔ z + (a + (−a)) = a + (−a) (sifat A2)
⇔ z+0=0 (sifat A4)
⇔ z=0 (sifat A3)
(2). Buktikan pernyataan (b)!.
Bilangan Riil
1
Teorema berikut menegaskan ketunggalan dari elemen −a dan a (bila
a 6= 0) untuk suatu elemen a ∈ R.
Teorema (2)
1 Jika a, b ∈ R sedemikian sehingga a + b = 0, maka b = −a.
1
2 Jika a, b ∈ R, dengan a 6= 0 sedemikian sehingga a · b = 1, maka b = .
a
Bukti.
(1). a + b = 0 ⇒ (−a) + (a + b) = (−a) + 0,
(tambahkan kedua sisi dengan (-a))
⇒ ((−a) + a) + b = −a
(gunakan (A2) pada ruas kiri .
dan (A3) pada ruas kanan)
⇒ b = −a
(gunakan (A4) dan (A3) pada ruas kiri)
(2). Buktikan !
Bilangan Riil
a + x = 0 dan a · x = 1 (bila a 6= 0)
Bukti
(1). a + x = b ⇒ (−a) + (a + x) = (−a) + b
(menambahkan kedua sisi dengan (−a))
⇒ ((−a) + (a)) + x = (−a) + b, (sifat A2)
⇒ 0 + x = (−a) + b, (sifat A4)
⇒ x = (−a) + b, (sifat A3)
Bilangan Riil
(−a) + (a + x1 ) = (−a) + b.
Teorema (4)
Jika a, b ∈ R, maka
1 a·0=0
2 −a = (−1) · a
3 −(a + b) = (−a) + (−b)
4 −(−a) = a
5 (−1) · (−1) = 1.
Bilangan Riil
Bukti.
Dari (M3) diketahui bahwa a · 1 = a. Selanjutnya
a + a.0 = a · 1 + a.0
= a(1 + 0)
= a.1
= a
a · 0 = 0.
Teorema (5)
1 1
1 Jika a ∈ R dan a 6= 0, maka 6= 0 dan =a
a (1/a)
2 Jika a, b ∈ R dan .a · b = 0, maka a = 0 atau b = 0.
3 Jika a, b ∈ R, maka (−a).(−b) = a.b
1 1
4 Jika a ∈ R dan a 6= 0, maka =− .
−(a) a
Bukti.
1 1
Misalkan a 6= 0, maka ada (berdasarkan sifat (M4)). Jika = 0
a a
1
maka 1 = a.( ) = a.0 = 0, yang berlawanan dengan (M3). Jadi
a
1 1
mestilah 6= 0. Karena ( ).a = 1, maka teorema 2(2)
a a
1
mengakibatkan bahwa a = .
(1/a)
Buktikan bagian (2), (3) dan (4).
Bilangan Riil
1 1
Selanjutnya juga akan ditulis sebagai a−1 dan n akan ditulis
a a
sebagai a−n .
Dapat ditunjukkan bahwa formula (*) diatas berlaku asalkan
digunakan konvensi bahwa a0 = 1 dan a1 = a.
Kita menganggap himpunan bilangan asli sebagai subset dari R,
dengan mengidentifikasi bilangan asli n ∈ N sebagai penjumlahan dari
n elemen satuan 1 ∈ R.
Dengan cara yang sama, kita identifikasi 0 ∈ Z sebagai elemen 0 ∈ R,
dan mengidentifikasi n penjumlahan dari −1 sebagai bilangan bulat
−n.
Akibatnya, kita dapat menganggap N dan Z sebagai subset dari R.
b
Elemen-elemen R yang dapat ditulis dalam bentuk dimana a, b ∈ Z
a
dan a 6= 0 disebut bilangan rasional, dan dinyatakan dengan notasi
standar Q.
Bilangan Riil
Jumlah dan hasil kali dua bilangan rasional adalah suatu bilangan
rasional (buktikan !).
Selain itu sifat-sifat lapangan yang ditunjukkan pada permulaan
bagian ini juga berlaku untuk Q.
Perlu diperhatikan bahwa ada elemen-elemen R yang tidak berada di
dalam Q.
Semua elemen-elemen R yang tidak rasional disebut bilangan
irrasional.
16 abad sebelum masehi, perhimpunan Yunani kuno yang dikenal
sebagai Pythagorean, menemukan bahwa diagonal dari suatu
bujursangkar dengan panjang sisi 1 satuan tidak dapat dinyatakan
sebagai rasio dari bilangan bulat.
Dengan memperhatikan teorema Pythagoras untuk segitiga siku-siku,
mengakibatkan bahwa kwadrat dari bilangan tidak rasional bisa
bernilai 2.
Bilangan Riil
Bukti.
Andaikan bahwa p, q ∈ Z sedemikian sehingga
2
p
= 2.
q
Oleh karena itu p dan q habis dibagi oleh 2 yang kontradiksi dengan
hipotesis bahwa p dan q tidak mempunyai faktor persekutuan selain
1.
Bilangan Riil
Latihan
1 Buktikan bahwa jika a, b ∈ R maka
1 −(a + b) = (−a) + (−b)
2 (−a).(−b) = a.b
1
3
(−a)
= −( a1 ) jika a 6= 0
(−a)
4 −( ab ) = b
jika b 6= 0.
2 Jika a ∈ R memenuhi a.a = a, buktikan bahwa a = 0 atau a = 1.
1
3 Jika a 6= 0 dan b 6= 0, tunjukkan bahwa (ab) = ( a1 ).( 1b )
4 Jika x dan y adalah bilangan bilangan rasional, tunjukkan bahwa x + y
dan xy adalah bilangan rasional.
5 Tunjukkan bahwa tidak ada bilangan rasional s sedemikian sehingga
s2 = 6.
Bilangan Riil
Definisi (1)
Jika a ∈ P, maka a dikatakan bilangan riil positif (strictly positive), dan
ditulis a > 0. Jika a ∈ P ∪ {0} , maka a dikatakan bilangan riil non
negatif, dan ditulis a ≥ 0. Jika −a ∈ P, maka a dikatakan bilangan riil
negatif (strictly negative), dan ditulis a < 0. Jika −a ∈ P ∪ {0} , maka
dikatakan bilangan riil non positif, dan ditulis a ≤ 0.
Notasi, a < b < c bermakna bahwa a < b dan b < c. Dengan cara
yang sama, jika a ≤ b dan b ≤ c, maka ditulis
a ≤ b ≤ c.
a ≤ b < d.
Teorema
Misalkan a, b, c ∈ R.
1 Jika a > b dan b > c, maka a > c
2 Tepat satu pernyataan berikut berlaku:
a > b, a = b, a < b.
Bukti.
1 Jika a − b ∈ P dan b − c ∈ P , maka sifat urutan (1) mengakibatkan
bahwa (a − b) + (b − c) = a − c ∈ P . Sehingga, a > c.
2 Bedasarkan sifat urutan (3), tepat satu dari yang berikut berlaku:
a − b ∈ P, a − b = 0, b − a = −(a − b) ∈ P
3 Buktikan !
Teorema
1 Jika a ∈ R dan a 6= 0, maka a2 > 0
2 1>0
3 Jika n ∈ N, maka n > 0.
Bukti.
1 Berdasarkan sifat trichotomy, jika a 6= 0 maka a ∈ P atau −a ∈ P.
Jika a ∈ P, maka berdasarkan sifat urutan (ii) diperoleh a2 = a.a ∈ P.
Dengan cara yang sama, jika −a ∈ P , maka berdasarkan sifat urutan
(ii) diperoleh a2 = (−a)(−a) ∈ P. Sehingga dalam setiap kasus
diperoleh a2 ∈ P, yaitu a2 > 0.
Bilangan Riil
Teorema
Misalkan a, b, c, d ∈ R.
1 Jika a > b, maka a + c > b + c
2 Jika a > b dan c > d, maka a + c > b + d
3 Jika a > b dan c > 0, maka ac > bc.
4 Jika a > b dan c < 0, maka ac < bc
1
5 Jika a > 0, maka > 0.
a
6 Jika a < 0, maka a1 < 0.
Bilangan Riil
Bukti.
(1). a > b ⇒ a − b > 0 ⇒ a − b ∈ P
⇒ (a + c) − (b + c) = a − b ∈ P
⇒ (a + c) − (b + c) > 0
⇒ (a + c) > (b + c)
a>b⇒a−b>0⇒a−b∈P
(2). ⇒ (a − b) + (c − d) ∈ P
c>d⇒c−d>0⇒c−d∈P
⇒ (a + c) − (b + d) ∈ P
⇒ (a + c) − (b + d) > 0
⇒ (a + c) > (b + d)
(3). a > 0 ⇒ a 6= 0 (sifat urutan (3))
⇒ a1 ada (sifat aljabar M4)
1 1
a =0 ⇒ 1=a a = 0 (kontradiksi)
1
< 0 ⇒ 1 = a a1 < 0
a
berdasarkan teorema 9(d) (kontradiksi)
Buktikan yang lainnya !
Bilangan Riil
Teorema
Jika a, b ∈ R dan jika a < b, maka a < 12 (a + b) < b.
Akibat
Jika b ∈ R dan b > 0, maka 0 < 12 b < b.
Buktikan keduanya!
Dua teorema berikut merupakan alat untuk membuktikan beberapa
teorema lainnya.
Teorema
Jika a ∈ R sedemikian sehingga 0 ≤ a < ε untuk setiap ε > 0, maka
a = 0.
Bukti.
Andaikan bahwa a > 0. Maka berdasarkan akibat di atas, berlaku
0 < 12 a < a. Jika diambil ε0 = 12 a, maka kita peroleh 0 < ε0 < a.
Oleh karena itu pernyataan a < ε untuk setiap ε > 0 adalah salah.
Jadi kita simpulkan a = 0.
Bilangan Riil
Teorema
Misalkan a, b ∈ R dan anggaplah bahwa a − ε < b untuk setiap ε > 0,
maka a ≤ b.
1
Bukti. Anggaplah a > b. Maka untuk ε0 = (a − b) berlaku
2
1 1
a − ε0 = a − (a − b) = (a + b)
2 2
1
> (b + b) = b,
2
yang merupakan negasi dari hipotesis.
Teorema
Jika ab > 0, maka
1 a > 0 dan b > 0, atau
2 a < 0 dan b < 0.
Buktikan !
Bilangan Riil
Teorema
Jika ab < 0, maka
1 a < 0 dan b > 0, atau
2 a > 0 dan b < 0.
Buktikan !
Contoh (1)
Tentukan himpunan A ⊆ R sedemikian sehingga 2x + 3 ≤ 6.
Jawab
Perhatikan bahwa
3
x ∈ A ⇔ 2x + 3 ≤ 6 ⇔ 2x ≤ 3 ⇔ x ≤ .
2
Jadi, kita mempunyai A = x ∈ R: x ≤ 32 .
Bilangan Riil
Contoh (2)
Misalkan a ≥ 0 dan b ≥ 0. Tunjukkan bahwa
√ √
a < b ⇔ a2 < b2 ⇔ a < b.
Jawab
Akan dibuktikan untuk kasus a > 0 dan b > 0, dan kasus a = 0
dibiarkan sebagai latihan.
Anggaplah a > 0 dan b > 0, maka dari sifat urutan (i) kita
mempunyai a + b > 0.
Karena b2 − a2 = (b − a)(b + a), maka teorema 9(c) mengakibatkan
bahwa: b − a > 0 ⇒ b2 − a2 > 0.
Selain itu, teorema 13 mengakibatkan bahwa
b2 − a2 > 0 ⇒ b − a > 0.
Bilangan Riil
√ √
Jika a > 0 dan b > 0, maka a > 0 dan b > 0.
√ √
Karena a = ( a)2 dan b = ( b)2 maka
√ √ √ √ √ √
( b)2 − ( a)2 > 0 ⇒ b − a > 0 ⇒ a < b.
Kita tinggalkan pembuktian bahwa: jika a ≥ 0 dan b ≥ 0, maka
√ √
a ≤ b ⇔ a2 ≤ b2 ⇔ a ≤ b
sebagai latihan.
Contoh (3)
(2x + 1)
Tuliskan himpunan C = x ∈ R: <1 dalam bentuk yang lebih
(x + 2)
sederhana.
Jawab
(2x + 1) (x − 1)
x∈C⇔ −1<0⇔ < 0.
(x + 2) (x + 2)
Bilangan Riil
(1 + x)n ≥ 1 + nx
untuk semua n ∈ N.
Bilangan Riil
Bukti.
Gunakan induksi matematika untuk pembuktian ini. Untuk n = 1
menghasilkan kesamaan, sehingga penegasan benar.
Asumsikan ketaksamaan benar untuk integer n = k, yakni
k
(1 + x) ≥ 1 + kx, untuk suatu k.
Latihan
1 Jika 0 < a < b dan 0 < c < d, buktikan bahwa 0 < ac < bd.
2 Jika 0 < a < b dan 0 ≤ c ≤ d, buktikan bahwa 0 ≤ ac ≤ bd.
3 Jika a, b ∈ R, tunjukkan bahwa a2 + b2 = 0 ⇔ a = 0 dan b = 0.
√ 1 1
4 Tunjukkan bahwa jika 0 < a < b maka a < ab < b dan 0 < < .
b a
Bilangan Riil
Nilai Mutlak
Sehingga domain dari fungsi nilai mutlak adalah R dan range nya
adalah P ∪ {0} .
Bilangan Riil
Teorema
1 |a| = 0 ⇔ a = 0
Bukti.
1 Jika a = 0 maka |a| = 0. Jika a 6= 0 maka −a 6= 0, sehingga |a| 6= 0.
Oleh karena itu, jika |a| = 0, maka a = 0.
2 Jika a = 0, maka |0| = 0 = |−0| . Jika a > 0, maka −a < 0 dan
akibatnya
|a| = a = −(−a) = |−a| .
Jika a < 0, maka −a > 0 dan akibatnya
|a| = −a = |−a| .
Buktikan (3), (4) dan (5)!
Bilangan Riil
Teorema
Jika a, b ∈ R, maka
Bukti.
Berdasarkan teorema 15(e) didapat |−a| ≤ a ≤ |a| dan −
|b| ≤ ±b ≤ |b| . Dengan menggunakan teorema 9(b) diperoleh:
−(|a| + |b|) ≤ a ± b ≤ |a| + |b| ,
dan dengan teorema 15(d) diperoleh
|a ± b| ≤ |a| + |b| . (**)
Garis Riil
Suatu interpretasi geometris dari sistem bilangan riil adalah garis riil.
Dalam interpretasi ini, nilai mutlak |a| dianggap sebagai jarak dari a
ke asal 0.
Secara umum, jarak antara elemen a dan b di dalam R adalah |a − b| .
Dalam diskusi selanjutnya, kita memerlukan bahasa yang lebih tepat
tentang istilah suatu bilangan riil ”dekat” dengan bilangan riil lain.
Jika a ∈ R, maka perkataan bahwa suatu bilangan riil x dekat ke a
berarti bahwa jarak |x − a| ”kecil”.
Ide ini didiskusikan dengan memperkenalkan terminologi lingkungan
(neighborhoods) yang kita definisikan berikut ini.
”Misalkan a ∈ R dan ε > 0. Maka lingkungan ε dari a, dinyatakan
dengan Vε (a), adalah himpunan
Vε (a) = {x ∈ R : |x − a| < ε} ”.
Bilangan Riil
Gambar 2.1
Teorema
Misalkan a ∈ R. Jika x ∈ Vε (a) untuk setiap ε > 0, maka x = a.
Latihan
a |a|
Jika a, b ∈ R dan b 6= 0, tunjukkan bahwa = .
1
b |b|
2 Jika a, b ∈ R, tunjukkan bahwa |a + b| = |a| + |b| jika dan hanya jika
ab ≥ 0.
3 Jika x, y, z ∈ R, x ≤ z, tunjukkan bahwa x < y < z jika dan hanya jika
|x − y| + |y − z| = |x − z| .
Pertanyaan.
1 Tuliskan, apa yang dimaksud dengan suatu bilangan bukan batas atas
(batas bawah) dari himpunan S !
2 Apakah semua himpunan mempunyai batas atas (bawah) ?
3 Apakah ada himpunan yang mempunyai batas atas, tetapi tidak
mempunyai batas bawah (sebaliknya) ?
Bilangan Riil
Definisi (5)
Misalkan S ⊆ R.
a. Bilangan u ∈ R dikatakan supremum (batas atas terkecil) untuk
himpunan S jika:
i. u adalah batas atas S
ii. u ≤ s untuk setiap s, dengan s adalah batas atas S.
b. Bilangan w ∈ R dikatakan infimum (batas bawah terbesar ) untuk
himpunan S jika:
i. w adalah batas bawah S.
ii. w ≥ s untuk setiap s, dengan s adalah batas bawah S.
Bilangan Riil
Lema
Misalkan S ⊆ R, S 6= ∅. Suatu bilangan u adalah supremum untuk
himpunan S jika dan hanya jika u memenuhi 2 syarat berikut:
i. tidak ada s ∈ S dengan u < s
ii. jika v < u, maka ada suatu sv ∈ S sedemikian sehingga v < sv .
Bukti.
Misalkan u memenuhi syarat i dan ii. Syarat ii mengakibatkan bahwa u
adalah batas atas S. Jika v adalah bilangan sebarang dengan v < u,
maka sifat ii menunjukkan bahwa v bukan batas atas S. Sehingga u
adalah supremum dari S.
Sebaliknya, misalkan u adalah supremum dari S, maka u adalah batas
atas S. Akibatnya, syarat i berlaku. Jika v < u, maka v bukan batas
atas S. Akibatnya ada s0 ∈ S sedemikian sehingga v < s0 .
Bilangan Riil
sup S,
inf S.
Lema
Misalkan S ⊆ R, S 6= ∅. Suatu batas atas u dari S adalah supremum dari
S jika dan hanya jika untuk setiap ε > 0 ada suatu sε ∈ S sedemikian
sehingga u − ε < sε .
Bukti.
Anggaplah u adalah batas atas S dan untuk setiap ε > 0 ada suatu
sε ∈ S sedemikian sehingga u − ε < sε .
Akan dibuktikan bahwa sup S = u.
Jika v < u dan kita ambil ε = u − v, maka ε > 0.
Akibatnya ada suatu bilangan sε ∈ S sedemikian sehingga
v = u − ε < sε .
Oleh karena itu, v bukan batas atas S.
Karena v adalah sebarang bilangan yang lebih kecil dari u, kita
menyimpulkan bahwa u = sup S.
Sebaliknya, anggaplah bahwa u = sup S dan misalkan ε > 0.
Karena u − ε < u, maka u − ε bukan batas atas dari S.
Oleh karena itu, suatu elemen sε ∈ S haruslah lebih besar dari u − ε;
yaitu u − ε < sε .
Bilangan Riil
Bukti (2).
Ambil himpunan tak kosong sebarang A ⊆ R, dan misalkan A
terbatas di bawah. Akan dibuktikan inf A ada.
Misalkan B = {b ∈ R|b batas bawah A} .
Karena A terbatas di bawah, maka B 6= ∅.
Untuk menunjukkan bahwa A mempunyai infimum, perlu ditunjukkan
bahwa B mempunyai elemen terbesar, dengan memperlihatkan bahwa
B terbatas di atas dan sup B ∈ B.
Misalkan y ∈ A, maka x ≤ y ∀ x ∈ B. Ini menunjukkan bahwa setiap
y ∈ A adalah batas atas himpunan B. Karena A 6= ∅, maka B
terbatas di atas. Akibatnya sup B ada (berdasarkan sifat supremum).
Definisikan α = sup B.
Bukti (2).
Ambil himpunan tak kosong sebarang A ⊆ R, dan misalkan A
terbatas di bawah. Akan dibuktikan inf A ada.
Misalkan B = {b ∈ R|b batas bawah A} .
Karena A terbatas di bawah, maka B 6= ∅.
Untuk menunjukkan bahwa A mempunyai infimum, perlu ditunjukkan
bahwa B mempunyai elemen terbesar, dengan memperlihatkan bahwa
B terbatas di atas dan sup B ∈ B.
Misalkan y ∈ A, maka x ≤ y ∀ x ∈ B. Ini menunjukkan bahwa setiap
y ∈ A adalah batas atas himpunan B. Karena A 6= ∅, maka B
terbatas di atas. Akibatnya sup B ada (berdasarkan sifat supremum).
Definisikan α = sup B.
Bukti (2).
Ambil himpunan tak kosong sebarang A ⊆ R, dan misalkan A
terbatas di bawah. Akan dibuktikan inf A ada.
Misalkan B = {b ∈ R|b batas bawah A} .
Karena A terbatas di bawah, maka B 6= ∅.
Untuk menunjukkan bahwa A mempunyai infimum, perlu ditunjukkan
bahwa B mempunyai elemen terbesar, dengan memperlihatkan bahwa
B terbatas di atas dan sup B ∈ B.
Misalkan y ∈ A, maka x ≤ y ∀ x ∈ B. Ini menunjukkan bahwa setiap
y ∈ A adalah batas atas himpunan B. Karena A 6= ∅, maka B
terbatas di atas. Akibatnya sup B ada (berdasarkan sifat supremum).
Definisikan α = sup B.
Bukti (2).
Ambil himpunan tak kosong sebarang A ⊆ R, dan misalkan A
terbatas di bawah. Akan dibuktikan inf A ada.
Misalkan B = {b ∈ R|b batas bawah A} .
Karena A terbatas di bawah, maka B 6= ∅.
Untuk menunjukkan bahwa A mempunyai infimum, perlu ditunjukkan
bahwa B mempunyai elemen terbesar, dengan memperlihatkan bahwa
B terbatas di atas dan sup B ∈ B.
Misalkan y ∈ A, maka x ≤ y ∀ x ∈ B. Ini menunjukkan bahwa setiap
y ∈ A adalah batas atas himpunan B. Karena A 6= ∅, maka B
terbatas di atas. Akibatnya sup B ada (berdasarkan sifat supremum).
Definisikan α = sup B.
Bilangan Riil
Contoh (5)
Misalkan S1 = {x ∈ R: x ≥ 0}. Tunjukkan bahwa himpunan S1
mempunyai batas bawah, tetapi tidak mempunyai batas atas dan bahwa
inf S1 = 0.
Bukti.
i. Akan ditunjukkan bahwa himpunan S1 mempunyai batas bawah.
Karena x ≥ 0, maka semua y ∈ R dengan y ≤ 0 adalah batas bawah
himpunan S1 .
ii. Akan ditunjukkan bahwa himpunan S1 tidak mempunyai batas atas.
Andaikan S1 mempunyai batas atas, dan sebutlah u adalah batas atas
S1 .
Maka u ≥ 0. Karena u + 1 > u ≥ 0, maka u bukan batas atas S1 .
Oleh karena itu S1 tidak mempunyai batas atas.
iii. Akan ditunjukkan bahwa inf S1 = 0.
Karena x ≥ 0, maka 0 adalah batas bawah himpunan S1 . Jika v > 0,
v v
maka ada ∈ S1 dengan < v. Oleh karena itu inf S1 = 0.
2 2
Bilangan Riil
Bukti.
a. Akan ditunjukkan bahwa sup S3 = 1.
1
Karena ≤ 1 untuk semua n ∈ N, maka 1 adalah batas atas S3 .
n
Karena 1 ∈ S3 maka sup S3 = 1 berdasarkan contoh 2.
Bilangan Riil
Contoh (7)
Misalkan S adalah himpunan terbatas tak kosong dalam R. Misalkan pula
a > 0 dan definisikan himpunan
aS = {as : s ∈ S} .
Bukti.
Anggaplah kesimpulan bahwa ada nx ∈ N 3 nx > x salah.
Maka x adalah batas atas untuk N.
Oleh karena itu, berdasarkan sifat supremum, maka N mempunyai
supremum u ∈ R.
Bilangan Riil
Buktikan !
Bilangan Riil
Bukti.
Misalkan
S = y ∈ R|0 ≤ y, y 2 ≤ 2 .
S 6= ∅ karena 1 ∈ S.
Akan dibuktikan bahwa himpunan S terbatas diatas oleh 2.
Andaikan 2 bukan batas atas, maka ada s ∈ S sedemikian sehingga
2 < s.
Bilangan Riil
x = sup S
Teorema
Misalkan x, y ∈ R dengan x < y.
a. Maka ada r ∈ Q 3 x < r < y
b. Jika ξ > 0 adalah sebarang bilangan irrasional, maka ada r ∈ Q
sedemikian sehingga bilangan irrasional rξ memenuhi
x < rξ < y.