Professional Documents
Culture Documents
Anggaran 1
Anggaran 1
2.1. Anggaran
yang akan datang baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tugas manajemen
adalah untuk merencanakan masa depan perusahaan agar sedapat mungkin semua
kemungkinan dan kesempatan di masa yang akan dating telah disadari dan
anggaran.
secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka
waktu tertentu. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi
anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen (Nafarin, 2000).
6
7
(Supriyono, 2005).
jangka pendek yang komprehensif, yang membuat tujuan dan target manajemen
target organisasional dan memberikan pedoman yang rinci untuk operasi harian
Penulisan dalam satuan moneter tersebut dapat juga didukung oleh satuan
Bukan berarti anggaran tidak dapat disusun untuk kurun waktu lebih
pendek, tiga bulanan misalnya atau untuk kurun waktu lebih panjang,
4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana
anggaran.
5. Setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus. Jadi,
tidak setiap saat dan dalam segala keadaan anggaran boleh diubah oleh
yang ada.
(Nafarin, 2000):
kapasitas tertentu.
10
perubahan.
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran
dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk
1) Anggaran penjualan
1) Anggaran kas
2) Anggaran piutang
3) Anggaran persediaan
4) Anggaran utang
5) Anggaran neraca
berikut:
manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien
investasi dana.
3. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana,
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
13
6. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan
seefisien mungkin.
operasi berbagai bagian yang ada pada perusahaan sehingga keputusan akhir
ditentukan.
efektif.
15
melibatkan berbagai pihak baik manajer tingkat atas maupun manajer tingkat
berbagai alternatif dari sasaran anggaran (Kren, 1992 dalam Keni dan Dewi,
2008). Peran manajer baik manajer bawah, manajer menengah dan atas dalam
besar pada para manajer dalam melaksanakan dan memenuhi anggaran (Welsch
sisi lain apabila anggaran terlalu mudah dicapai maka manajer akan tidak
yang disusunnya adalah wajar dan adil untuk dicapai disbanding anggaran
menyusun usulan dan revisi anggaran. Anggaran yang disusun tidak lebih
melainkan termotivasi.
disajikan dengan teliti dan tepat waktu. Laporan yang tidak teliti berakibat
laporan anggaran yang diteliti dan tepat waktu dapat merupakan early
warning bagi para manajer. Untuk itu penyusun laporan anggaran harus
memiliki keahlian dan integritas yang tinggi agar laporan yang disajikan
1. Pendekatan top-down
pendekatan ini yaitu adanya dukungan yang kuat dari manajer puncak
2. Pendekatan bottom-up
anggaran.
Salah satu alat yang dapat digunakan oleh manajemen dalam pengelolaan
alat perencanaan dan pengendalian kegiatan perusahaan. Salah satu proses dalam
19
2005). Dengan kata lain dalam penyusunan anggaran para manajer tidak
bawah, manajer tingkat menengah dan manajer tingkat atas dan mempunyai
aktivitas fisik tetapi juga sisi psikologis, yaitu seberapa besar pengaruh yang
karena diberi kesempatan untuk mewujudkan inisiatif dan daya kreatifitas. Tujuan
bersama akan lebih mudah tercapai sehingga ada keterlibatan secara pribadi dan
Raharjono, 2007).
banyak manfaat antara lain (Siegel dan Marconi, 1989 dalam Syam dan Djalil,
2006):
anggaran dapat berpengaruh terhadap motivasi, kinerja, kepuasan kerja serta sikap
dalam penyusunan anggaran membuat manajer merasa lebih produktif dan puas
yang akan meningkatkan komitmen yang dimiliki (Fahrianta dan Ghozali, 2002).
jelas tentang pekerjaan yang harus mereka lakukan (Ryninta dan Zulfikar, 2005).
tingkat partisipasi yang tinggi cenderung mendorong manajer untuk lebih aktif
didalam memahami anggaran, dan manajer akan memiliki pemahaman yang baik
Ghozali, 2002).
22
dari program jangka panjang perusahaan. Jika manajer ikut berpartisipasi dalam
tujuan antara perusahaan dengan manajer, maka manajer akan berusaha lebih
keras dan berinisiatif lebih banyak untuk mencapai anggaran yang telah
akan meningkatkan kesadaran manajer akan tugas dan tanggung jawab yang
apa yang harus dikerjakan berkaitan dengan pencapaian anggaran. Dengan kata
positif terhadap motivasi manajerial, karena dari anggaran yang disusun dengan
dalam menyusun anggaran, maka bawahan merasa terlibat dan harus bertanggung
Becker dan Green menemukan bahwa jika partisipasi tidak diterapkan secara
mencapai sasaran organisasi (Syam dan Djalil, 2006). Sedangkan menurut Siegel
& Marcaroni (1989) dalam Safitri (2006), masalah yang berkaitan dengan
dalam kenyataannya tidak, artinya para manajer ini (sebagai bawahan) ikut
2.4. Percetakan
massal tulisan dan gambar, terutama dengan tinta di atas kertas menggunakan
sebuah mesin cetak. Banyak buku, koran, brosur, flyer dan majalah sekarang ini
dicetak menggunakan teknik percetakan offset. Image yang akan dicetak di print
diatas film lalu di transfer ke plat cetak. Warna-warna bisa didapatkan dengan
menimpakan beberapa pola warna dari setiap pelat offset sekaligus. Teknik
percetakan berbasis digital seperti pita jarum, inkjet, dan laser. Dikenal pula
teknik cetak poly untuk pemberian kesan emas dan perak ke atas permukaan dan
2011).
informasi tanggal dari gambar dinding gua yang berumur lebih dari 30.000 tahun.
Pada tahun 2500 B.C., orang Mesir mengukir hieroglyphics pada batu. Akan
tetapi, percetakan yang kita ketahui sekarang tidak ditemukan hingga lebih dari
abad pertama dan moveable type yang terbuat dari tanah liat sekitar abad ke-11.
Orang Korea pertama kali membuat moveable type dari perunggu pada
pertengahan abad ke-13. Akan tetapi, tidak diketahui adanya hubungan antara
25
penemuan awal orang Asia dan penemuan percetakan di Eropa pada abad ke-15
(Wikipedia, 2011).
ditulis dengan tangan. Buku-buku dengan hati-hati disalin oleh ahli tulis (scribes)
buku. Metode ini begitu lambat dan mahal dan hanya sedikit orang yang memiliki
(Wikipedia, 2011).
ruang scriptoria, maka sejak zaman renaisans manusia mulai berpikir untuk
Teknik cetak pertama kali yang dikenal dimulai dari Kota Mainz, Jerman
pada tahun 1440 yang merupakan sentra kerajinan uang logam saat itu. Pertama
kali metode cetak diperkenalkan oleh Johannes Gutenberg dengan inspirasi uang
logam yang digesekkan dengan arang ke atas kertas. Relief uang logam
menimbulkan ide untuk membuat permukaan dengan tinggi bervariasi. Hal ini
berskala sangat variatif baik dilihat dari sisi ukuran usaha, produk maupun proses-
nya. Di Indonesia industri ini sudah bermula sejak awal abad 20, pada saat budaya
26
modern dari eropa sudah mulai mempengaruhi hajat hidup bumi putera. Pada saat
itu produk cetakan selain berupa buku-buku dan media massa juga pamflet-pamlet
iklan, bahan kemasan dan lain sebagainya. Produk-produk semacam kecap, rokok,
kain sarung, jamu dan sebagainya membutuhkan jasa percetakan untuk membuat
bahan pengemas. Saat ini industri tersebut telah berkembang pesat dan
populasinya tidak hanya di kota-kota besar saja, tetapi sudah merambah ke desa-
desa. Sedangkan skala investasinya dimulai dari angka jutaan rupiah hingga
milyaran rupiah.
ini terdiri dari 2 jenis, yakni perusahaan percetakan yang memproduksi barang
atas inisiatif sendiri, dan perusahaan yang beroperasi berdasarkan pesanan (job
mulai dari perusahaan yang hanya mencetak kartu undangan, brosur, leaflet,
sebagai pemberi order, sementara untuk hal-hal tertentu order tersebut bergantung
kepada suasana lingkungan, misalnya order akan meningkat pada saat ada
kegiatan pemilu, menjelang tahun ajaran baru serta peristiwa-peristiwa lain yang
sendiri bukan pesasan, sehingga pasarnya juga harus dirancang oleh perusahaan
itu sendiri. Industri penerbitan terutama penerbitan media cetak meledak sejak
27
awal era reformasi, dan saat ini jumlahnya sudah tergolong berlebihan, sehingga
kompetisi pasar yang sangat ketat tidak bisa dihindari, apalagi dengan hadirnya