You are on page 1of 8

MAKALAH

PERPETAAN

Nama : Tommy Buoyma Prambadi Sihombing


NIM : 1610813210015
Prodi : Teknik Pertambangan

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2018
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peta adalah penyajian dua dimensi seluruh atau sebagian dari permukaan bumi yang
menunjukkan kenampakan alami atau yang dibuat manusia, dikonstruksi pada sebuah proyeksi
tertentu dengan skala tertentu (Atmadilaga dan Hermawan, 2010). Fungsi pembuatan peta
yaitu: untuk menunjukan posisi relatif di muka bumi, memperlihatkan bentuk, memperlihatkan
ukuran (luas, jarak), mengumpulkan dan menyeleksi data-data dari suatu daerah dan
penyajiannya di atas peta. Kelengkapan detil peta ditentukan dari skala peta. Skala merupakan
angka yang menunjukkan perbandingan jarak mendatar pada peta dengan jarak sebenarnya di
lapangan (Sanjaya, dkk, 2010). Semakin besar skala peta, maka kelengkapan detil yang
disajikan semakin baik. Peta situasi merupakan jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan
detil serta dilengkapi dengan adanya garis kontur. Sebuah peta situasi terdiri dari dua atau lebih
peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Tersedianya peta situasi skala 1:500
untuk membantu suatu perencanaan pembangunan di suatu wilayah tertentu. Kegiatan
pemetaan skala 1:500 ini dilakukan di desa Pengasih kelurahan Pengasih, kecamatan Pengasih,
kabupaten Kulon Progo. Pembangunan di daerah ini terbilang lamban dibandingkan dengan
daerah lainnya. Adanya kegiatan pemetaan skala 1:500 ini diharapkan dapat membantu dalam
perencanaan pembangunan di daerah tersebut serta membantu dalam pembuatan kebijakan-
kebijakan daerah sehingga daerah tersebut bisa menjadi lebih maju.

1.2. Rumusan Masalah


Di Indonesia, data jumlah penduduk biasanya divisualisasikan dalam bentuk peta
dengan menggunakan metode peta choropleth, peta dasimetrik, peta dot, dan peta titik
proporsional. Hal tersebut kondisinya berbeda dengan yang ada di Negara-negara maju yang
sering memanfaatkan kartogram di dalam memvisualisasikan data jumlah penduduk.
Meskipun kartogram merupakan bagian dari peta tematik, akan tetapi representasi data yang
digunakan akan mengacu pada graphic manipulation dari wilayah kajiannya, yang membuat
visualisasi yang di timbulkan tidak biasa seperti pada bentuk metode peta tematik yang lainnya
Dilihat dari latar belakang masalah dari makalah ini, maka rumusan masalah
dalam makalah yang akan dipaparkan dalam pembahasan antara lain sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari peta?
2. Manfaat dari Peta?
3. Apa saja jenis-jenis dari peta?
4. Apa saja komposisi yang ada dalam peta?
5. Bagaimana contoh aplikasi peta dan globe dalam pembelajaran ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Peta


Menurut International Cartograpic Asspiciation (ICA) peta diartikan sebagai suatu
representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih
dari permukaan bumi atau yang ada kaitanya dengan permukaan bumi atau benda-benda
angkasa dan pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau
diskalakan. Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi yang diperkecil sebagai
kenampakanya jika dilihat dari atas ditambah dengan tulisan-tulisan simbol-simbol sebagai
tanda pengenal(Raiz : 1948).
Ada beberapa konsep kunci untuk memahami peta dan membedakanya dengan media
lainya untuk menggambarkan unsur permukaan bumi, yaitu dipilih, bidang datar, diperkecil dan
simbol. Unsur-unsur yang terkait dan yang ada dipermukaan bumi sangatlah banyak dan
beragam jumlahnya. Hal ini tidak mungkin digambarkan dalam dalam satu lembar peta saja.
Apabila hal ini terjadi peta akan sangat padat isinya dan tidak dapat memberikan informasi
mengenai muka bumi secara baik. Jadi tegasnya peta mengandung unsur “pilih” (pilihan
mengenai objek yang dipilih, unsur yang menonjol wilayah tertentu dsb.) Sudah sejak lama kita
ketahui dan percaya bahwa bumi kita ini bentuknya bulat. Berarti permukaan bumi bukan
merupakan bidang datar tetapi suatu bidang lengkung (permukaan bola). Untuk mengurangi
tingkat kesalahan diperlukan suatu cara yakni sistem proyeksi peta. Proyeksi peta adalah suatu
cara untuk mempertahankan kebenaran atau memepertahankan salah satu segi kebenaran saja.
Misalnya untuk mempertahankan luas daerah supaya benar, maka bentuk wilayah itu berubah
dari kenyataan. Unsur-unsur peta digambarkan dalam bentuk simbol. Simbol ini ukuranya
dibuat lebih kecil dari kenyataan yang sebenarnya. Hal inilah yang menimbulkan pengertian
adanya skala. Oleh karena itu peta slalu lebih kecil dari kenyataan yang sebenarnya. Peta
dengan skala sama denagn kenyataan saja tidak ada. Pada sebuah peta terdapat berbagai unsur
wilayah dipermukaan bumi, seperti gunung, sungai, kota, jalan raya, jalan kereta api, dataran
rendah, dataran tinggi, dan lainya yang digambarkan dengan simbol-simbol untuk memudahkan
user map. Ada peta yang menggunakan warna-warni tertentu untuk menggambarkan keadaan
alam, seperti warna hijau untuk dataran rendah, kuning untuk dataran tinggi, biru untuk wilayah
perairan dan sebagainya. Ada pula yang menggunakan simbol seperti segitiga, untuk gunung,
lingkaran kecil untuk kota, dan sebagainya. Ilmu yang mempelajari peta disebut kartografi.

2.2. Manfaat Peta


Peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang dipilih dan umumnya
digambarkan pada bidang datar dan diperkecil dengan menggunakan skala dan simbol – simbol
tertentu. Berikut ini adalah manfaat-manfaat yang didapatkan dalam menggunakan peta sebagai
berikut:
a. Dapat mengetahui jarak suatu tempat dengan tempat yang lainya. Dengan skala yang
terdapat dipeta kita dapat menghitung jarak sesungguhnya antara satu tempat dengan tempat
lainya. Setelah diketahui jarak sesungguhnya maka dapat diperhitungkan lama perjalanan jika
kita menuju suatu tempat, sehingga kita dapat juga memperhitungkan biaya dan bekal selama
dalam perjalanan.
b. Dapat menentukan arah pada suatu tempat diBumi. Misalnya: kita ingin ke Negara
Australia berarti dari Indonesia kita mengarah keselatan dan jika akan ke jepang maka arah
yang kita tuju adalah utara.
c. Peta dapat memberikan gambaran tentang kondisi lingkungan suatu tempat. Pada peta
sudah dibagi area atau kawasan sesuai dengan kondisi ikim suatu tempat, misalnya dari iklim
sehingga tropis, sub tropis sampai kutub. Indonesia dan Negara Asia Tenggara termasuk Negara
tropis sehingga keadaan lingkunganya subur dan cocok untuk usaha pertanian. Sedangkan
Negara eropa merupakan Negara sub tropis yang memilki empat musim. Selain itu dengan
warna peta didaratan juga kita bisa mengetahui ketinggian suatu daerah, misalnya: warna hijau
berarti dataran rendah sedangkan berwarna coklat berarti dataran tinggi yang suhunya lebih
dingin dari dataran rendah.
d. Dengan peta khusus atau peta tematik bisa diperoleh data-data yang diperlukan untuk
pendidikan dan menentukan kebijakan pemerintah. Misalnya : Peta kepadatan penduduk dapat
digunakan untuk pelajaran geografi, sedangkan bagi pemerintah dapat digunakan untuk
pelaksanaan kebijakan keluarga berencana (KB).
e. Dengan peta seorang pengusaha dapat membuat perencanaan bisnis, yaitu dengan
menempatkan bisnisnya pada tempat yang strategis dan untuk mencari tempat-tempat strategis
itu dapat menggunakan peta.
Komponen-komponen pada peta sebagai berikut:
1. Judul peta
2. Legenda
3. Skala
4. Simbol
5. Mata angin
6. Garis astronomis
7. Garis tepi
8. Tahun pembuatan peta
9. Insert peta
10.Tata warna

2.4. Jenis-jenis Peta


Jenis Peta berdasarkan isinya, yaitu:

1. Peta Umum

Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan bumi secara umum. Peta umum ini
memuatsemua penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik kenampakan fisis (alam) maupun
kenampakansosial budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut, danau dan lainnya.
Kenampakan sosial budaya misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya. Peta
umum ada 2 jenis yaitu: peta topografi dan peta chorografi.

a. Peta Topografi

Peta topografi yaitu peta yang menggambarkan bentuk relief (tinggi rendahnya) permukaan bumi.
Dalam peta topografi digunakan garis kontur (countur line) yaitu garis yang menghubungkan tempat-
tempatyang mempunyai ketinggian sama.
Beberapa ketentuan pada peta topografi:
1. Makin rapat jarak kontur yang satu dengan yang lainnya menunjukkan daerah tersebut semakin
curam.Sebaliknya semakin jarang jarak antara kontur menunjukkan daerah tersebut semakin landai
2. Garis kontur yang diberi tanda bergerigi menunjukkan depresi (lubang/cekungan) di puncak,
misalnya puncak gunung yang berkawah.
3. Peta topografi menggunakan skala besar, antara 1 : 50.000 sampai 1 : 100.000
a. Peta Chorografi

Peta chorografi adalah peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian permukaan bumi dengan
skalayang lebih kecil antara 1 : 250.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta chorografi
menggambarkandaerah yang luas, misalnya propinsi, negara, benua bahkan dunia. Dalam peta
chorografi di gambarkan semu kenampakan yang ada. Pada suatu wilayah di antaranya pegunungan,
gunung, sungai, danau, jalan raya, jalan kereta api, bataswilayah, kota, garis pantai, rawa dan lain-
lain. Atlas adalah kumpulan dari peta chorografi yang dibuatdalam berbagai tata warna.

1. Peta Khusus atau Tematik

Setelah memahami jenis peta umum, sekarang kita akan mempelajari jenis peta khusus atau
utematika. Disebut peta khusus atau tematika karena peta khusus atau tematika karena peta tersebut
hanya menggambarkan satu atau dua kenampakan pada permukaan bumi yang ingin di tampilkan
dengan kata lain yang di tampilkan berdasarkan tema tertentu. Peta khusus adalah peta yang
menggambarkan kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu, baik kondisi fisik maupun
sosial budaya. Contoh peta khusus/tertentu: petacurah hujan, peta kepadatan penduduk, peta
penyebaran hasil pertanian, peta penyebaran hasil tambang,chart (peta jalur penerbangan atau
pelayaran).

Jenis peta berdasarkan skalanya:

1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta
inidigunakan untuk menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah, oleh karena itu
banyak terdapat di Departemen Dalam Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 : 5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala
besar digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya peta kelurahan,
peta kecamatan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Peta
skalasedang digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas, misalnya peta propinsi
Jawa Tengah, peta propinsi maluku.
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 : 500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih.
Peta skala kecil digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas, misalnya peta negara,
benua bahkan dunia.

Jenis peta berdasarkan tujuannya:

1. Peta Pendidikan (Educational Map). Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.


2. Peta Ilmu Pengetahuan. Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
3. Peta Informasi Umum (General Information Map). Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
4. Peta Turis (Tourism Map). Contohnya: peta museum, peta rute bus.
5. Peta Navigasi. Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
6. Peta Aplikasi (Technical Application Map). Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.
7. Peta Perencanaan (Planning Map). Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta
pertambangan.
2.5. Komposisi Peta
Dalam peta terdapat beberapa komposisi, yaitu hal-hal yang penting untuk ada dalam sebuah
peta yang baik. Komposisi dari peta untuk dapat dikatakan sebagai peta yang memenuhi syarat
adalah sebagai berikut:
1. Judul peta mencerminkan isi dan tipe (jenis data) yang dituangkan pada peta.
2. Skala peta, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara jarak di peta dan
jarak sebenarnya di permukaan bumi.
3. Mata angin sebagai penunjuk arah atau orentasi peta.
4. Legenda berguna untuk memberikan keterangan tentang simbol-simbol yang ada dalam peta
agar lebih mudah dipahami.
5. Sumber peta dan tahun pembuatan peta berkaitan dengan data-data yang disajikan agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
6. Garis astronomi, yaitu garis lintang dan garis bujur untuk menentukan letak atau lokasi pada
peta.
7. Penulisan atau lettering misalnya nama perairan ditulis miring dan nama tempat lain ditulis
tegak.
8. Inset peta.

2.6. Contoh Aplikasi Peta dan Globe dalam Pembelajaran


Contoh aplikasi dari penggunaan peta dan globe sebagai media pembelajaran cenderung
dapat digunakan dalam mata pelajaran sejarah Islam, karena di dalam mata pelajaran sejarah Islam
perlu untuk menunjukkan daerah-daerah yang sedang menjadi topik pembicaraan, contohnya yaitu
ketika mata pelajaran sejarah Islam sedang membahas daerah-daerah yang menjadi pusat
peradaban Islam pada masa lampau. Sebagai contoh adalah pada pembahasan “Kejayaan Islam
pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia”, perlu untuk ditunjukkan letak Andalusia supaya
peserta didik dapat mengetahui di manakah letak Andalusia.
Selain peta, lebih baik lagi dengan didukung globe, sehingga peserta didik diharapkan dapat
lebih memahami daerah Andalusia, letak dan posisinya secara geografis, posisi belahan dunia
Andalusia, dapat pula menunjukkan posisi Andalusia terhadap Indonesia, dengan menunjukkan
keadaan yang terlihat lebih nyata, dan lebih mudah dibayangkan oleh peserta didik. Selain itu,
dengan globe, maka dapat dilihat pembagian darat dengan lautan secara jelas. Dengan
menggunakan globe dalam pembelajaran PAI, khususnya sejarah Islam dapat ditunjukkan:
1. Benua satu dengan benua lain secara keseluruhan. Jika dicontohkan pada
pembahasan “Kejayaan Islam pada Masa Daulah Umayyah di Andalusia” maka dapat dilihat
batas-batas kekuasaan secara keseluruhan.
2. Bagian bumi yang berputar pada sumbunya, maka dapat diketahui tentang musim yang ada di
Andalusia dan yang berhubungan dengan perputaran bumi pada sumbunya.
3. Garis Khatulistiwa, garis lintang utara dan selatan, garis bujur barat dan timur, sehingga dapat
diketahui letak Andalusia secara geografis.

2.7. Kelebihan Media Peta


Dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran, media peta dan memiliki beberapa
kelebihan, yaitu antara lain sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi tentang permukaan bumi.
2. Dapat memberikan pengetahuan relatif dan tetap tentang posisi suatu wilayah.
3. Dapat melengkapi pengetahuan dan informasi tentang arah, jarak, bentuk dan ukuran suatu
wilayah.
4. Dapat menambah arti dari suatu bahan deskriptif.
5. Dapat memperlihatkan bentuk bumi yang mendekati kebenarannya.
6. Dapat mendemontrasikan gerakan rotasi bumi dari barat ke timur dan menunjukan suatu
lokasi walaupun tidak sedetail peta.

2.8 Kekurangan Media Peta


Selain memiliki kelebihan dalam penggunaannya sebagai media pembelajaran
media peta juga terdapat beberapa kekurangan, antara lain sebagai berikut: Hanya
berupa visual saja. Ukuran gambar kadang tidak sesuai dengan kelompok besar. Dapat
sangat membingungkan bagi orang yang ingin mengartikannya. Hanya dapat digunakan
dalam pembahasan-pembahasan yang terbatas saja.

KESIMPULAN

1. Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan skala tertentu.
2. Peta dapat digolongkan berdasarkan isi (content), skala (scale) dan tujuannya (purpose).
Berdasarkanisinya peta dibedakan menjadi peta umum dan peta khusus. Berdasarkan skalanya
peta dibedakan menjadi peta kadaster/teknik, peta skala besar, peta skala sedang dan peta skala
kecil. Sedangkan berdasarkantujuannya ada peta pendidikan (education map), peta ilmu
pengetahuan (science map), peta informasiumum (general information map), peta navigasi
(navigation map) dan sebagainya berdasarkan tujuan pembuatan peta itu.
3. Secara umum fungsi peta adalah untuk menunjukkan lokasi, ukuran (luas, jarak dan sudut),
bentuk,kondisi fisik, karakter daerah, alat perencana dan lainnya.
4. Peta yang baik harus dilengkapi dengan komponen-komponen kelengkapan peta agar si
pemakaimudah membacanya. Komponen-komponen tersebut adalah: judul peta, skala peta,
legenda, tanda arah, sumber peta, tahun pembuatan, proyeksi peta, simbol-simbol, warna, garis
tepi (border), garis lintang dangaris bujur, inset peta.
5. Dalam pembuatan peta ada beberapa prinsip pokok yang harus diperhatikan yaitu:
menentukandaerahnya, membuat peta dasar, mencari data, membuat simbol-simbol,
menempatkan simbol peta,membuat legenda, melengkapi dengan tulisan yang baik dan benar.
6. Dalam membaca peta orang harus memahami dengan baik semua simbol dan informasi yang ada
pada peta. Membaca peta pada hakekatnya mempelajari medan/lapangan lewat simbol-simbol
yang ada.Faktor-faktor yang dapat dibaca pada peta antara lain, kenampakan alam, sosial dan
ekonomi, jarak, arah,lokasi, ketinggian.

You might also like