Professional Documents
Culture Documents
Budaya
Budaya
OLEH :
DHANIEL T. FERNANDO / 0706284244
INTAN BEAUTY LEONI / 0806347082
MELISSA LAIK / 0806347145
SRI MULYANI / 0806347196
Pada hakikatnya, budaya organisasi memiliki nilai baik bagi kemajuan suatu organisasi
dimana budaya organisasi merupakan salah satu perangkat manajemen untuk mencapai
tujuan organisasi. Namun, budaya organisasi bukan merupakan cara yang mudah bagi
suatu organisasi untuk memperoleh keberhasilan, dibutuhkan strategi yang dapat
dimanfaatkan sebagai salah satu andalan daya saing organisasi. Jadi dapat dikatakan bahwa
budaya organisasi merupakan sebuah konsep sebagai salah satu kunci keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya.
Secara etimologis (asal-usul kata), budaya organisasi terdiri dari dua kata, yakni
budaya dan organisasi.
• Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari sekumpulan orang yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan &
pembagian.
Unsur-unsur organisasi:
1. Kumpulan orang
2. Kerjasama
3. Tujuan Bersama
4. Sistem Koordinasi
5. Pembagian tugas dan tanggung jawab
6. Sumber daya organisasi
• Budaya adalah suatu set nilai, penuntun kepercayaan akan suatu hal, pengertian &
cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota organisasi & diterima oleh
anggota baru.
Unsur-unsur Budaya:
1. Ilmu Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Seni
4. Moral
5. Hukum
6. Adat-istiadat
7. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
8. Asumsi dasar
9. Sistem Nilai
10. Pembelajaran / Pewarisan
11. Masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal
Banyak hal yang dapat menggambarkan tentang definisi dari budaya birokrasi.
Setiap orang biasanya memiliki pandangan yang berbeda tentang apa makna dari budaya
organisasi. Dalam konteks masyarakat, budaya biasanya didefinisikan sebagai nilai-nilai,
norma-norma, kepercayaan-kepercayaan, sikap atau sesuatu yang diyakini (attitude), dan
simbol-simbol.
f. Peter F. Drucker
Budaya Organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan
internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang
kemudian mewariskan kepada angota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait sepeti
di atas.
g. Phithi Sithi Amnuai
Budaya Organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh
anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna
mengatasi masalah-masalah adaptasi eksternal dan masalah-masalah integrasi
internal.
Budaya Organisasi menjadi salah satu instrument yang penting dalam jalannya
suatu organisasi agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif sesuai dengan
harapan. Dengan ada budaya yang luas memberikan pengaruh yang kuat terhadap struktur
dan fungsi organisasi. Dan setiap organisasi memiliki budaya organisasi yang berbeda-beda
sekalipun mereka menjalankan fungsi yang sama. contohnya adalah bisa saja terdapat Satu
organisasi yang lebih otoritarian atau demokratis dibanding dengan organisasi lainnya. Ada
juga organisasi yang sangat terikat peraturan bahkan hanya berpedoman pada peraturan
informal, dapat memberikan inovatif dan inspirasi terhadap perubahan atau menolak
perubahan, dan bahkan tidak dapat beradpatasi dengan lingkungan sekitar. Selain itu, ada
juga organisasi yang bisa menerima keragaman atau anti-keragaman atau bisa membawa
atmosfer yang bersahabat atau tidak bersahabat sehingga berpengaruh kepada lingkungan
internal ataupun eksternalnya.
Setiap organisasi bahkan setiap orang-orang yang terlibat dalam organisasi dapat
memiliki interprestasi yang berbeda-beda tentang budaya organisasi mereka. Perbedaan
interpretasi budaya tersebut dapat dilihat dari tiga pendekatan, yaitu :
a. Perspektif Integrasi
Anggota organisasi tahu betul dan tahu persis prinsip dasar yang menjadi budaya
organisasi tempat mereka bernaung sehingga mereka tahu bagaimana harus
berperilaku yang benar dan menunjang tujuan organisai yang ada.
Contoh : Jika karyawan rajin atau berprestasi maka gaji karyawan tersebut akan naik
atau mendapat bonus. (reward and punishment)
b. Perspektif Perbedaan
Dalam perspektif ini mengakui ada perbedaan interpretasi budaya organisasi atau
bahkan variasi budaya di dalam organisasi yang mencerminkan adanya kelompok
kepentingan yang berbeda dalam suatu organisasi. Dalam hal ini mengakibatkan
bisa terjadi perselisihan antara departemen yang satu dengan departemen yang lain
dalam satu organisasi.
Contohnya : Manajer dapat memiliki pemahaman/pendapat yang berbeda dengan
bawahan mengenai sikap tidak berat sebelah (fairness) dan tanggung jawab.
c. Perspektif Fragmentasi
Perspektif perbedaan tidak melihat ada konsensus di tingkat organisasi, yang ada
hanya konsensus di tingkat subkultur dan pandangan ini cenderung menekankan
bagaimana kelompok bawahan melihat organisasi untuk membedakan dengan
pandangan integrasi. Perspektif ini sering digunakan untuk meneliti konflik dan
keengganan yang tidak muncul dalam penelitian organisasi yang menekankan kerja
tim, harmoni, dan kerja sama
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai suatu organisasi. Menurut Tosi,
Rizzo, Carrol terdapat berbagai factor yang mempengaruhi organisasi, yaitu:
Dengan adanya budaya organisasi yaitu dengan adanya nilai-nilai yang dimengerti,
ditanamkan, dan dilakukan oleh pelaku organisasi budaya organisasi dapat memberikan
manfaat yang baik bagi jalannya suatu organisasi agar dapat terus berjalan dengan
produktif dan memberikan perkembangan yang positif dari hari ke hari.
Menurut Stephen P. Robbins, budaya organisasi membawa manfaat bagi organisasi, yaitu :
a. Budaya Organisasi menciptakan sesuatu pembedaan yang jelas antara organisasi
yang satu degan yang lain.
b. Budaya Organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya Organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih
luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya Organisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan.
e. Budaya Organisasi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh karakteristik ini, akan diperoleh
gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk
perasaan pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi itu,
bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya, dan cara para anggota berperilaku (Robbins,
1996 : 289).
Selain itu dapat dilihat bahwa Budaya Organisasi merupakan sistem nilai yang diyakini
dan dapat dipelajari, dapat diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus. Budaya
Organisasi juga berfungsi sebagai perkat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemacu-
pemicu (motivator ), pengengmbangan yang berbeda dengan organisasi lain yang dapat
dipelajaridan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan dapat dijadikan acuan prilaku
manusia dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang
ditetapkan.
Filsafat
Filsafat Pendiri
Pendiri
Organisasi
Organisasi
Penjelasan:
Filsafat pendiri organisasi merupakan sumber utama sebuah budaya organisasi. Artinya
para pendiri organisasi secara tradisional mempunyai dampak yang penting dalam
pembentukan budaya wal organisasi. Mereka memiliki visi & misi mengenai bagaimana
bentuk organisasi tersebut seharusnya. (Robbins, 1990: 486).
Adapun tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut:
Seseorang mempunyai gagasan untuk mendirikan organisasi.
Ia menggali dan mengarahkan sumber-sumber baik orang yang sepaham dan
setujuan dengan dia (SDM), biaya dan teknologi.
Mereka meletakan dasar organisasi berupa susunan organisasi dan tata kerja.
Contoh, Ray Kroc dengan McDonald-nya. Sejak dirintis pada tahun 1955 sampai
dengan abad 21 ini, pegawai McDonald seolah masih “diawasi” Kroc dengan prinsip-
prinsip dasar organisasinya. Misalkan komitmen terhadap kualitas pelayanan,
kebersihan & nilai. Juga penggunaan bumbu & peralatan yang baik, kebersihan kamar
mandi, dan jangan kompromi. Inilah filosofi pendiri penjual hamburger, fries & shakes
yang masih diikuti sbg pedoman manajemen.
Sekali Budaya itu ada, akan terdapat kekuatan-kekuatan dalam organisasi yang
bertindak untuk mempertahankannya dengan cara memberikan sejumlah pengalaman
yang sama kepada para pegawai. Ketiga kekuatan yang mempertahankan budaya
organisasi ialah sebagai berikut:
1. Seleksi untuk menentukan kriteria yang dianggap paling tepat untuk menjadi anggota
organisasi. Ini merupakan kekuatan dalam mempertahankan budaya organisasi. Tujuan
utama dari proses seleksi adalah menemukan & mempekerjakan individu yg memiliki
pengetahuan, kepandaian & kemampuan untuk berprestasi dalam pekerjaan di dalam
organisasi.
Dalam proses seleksi ini, ketika terdapat banyak calon yang memenuhi criteria,
maka pengambil keputusan akan menentukan siapakah yang nantinya akan
dipekerjakan berdasarkan pertimbangan tentang sejauh mana calon-calon tersebut
akan cocok dengan organisasinya. Selain itu, proses seleksi ini juga member informasi
kepada para pelamar mengenai organisasi itu, dan jika mereka merasakan adanya
konflik antara nilai mereka dengan nilai organisasi tersebut, maka mereka dapat
mengundurkan diri dari pencalonannya. Sehingga, proses seleksi tersebut, menyaring
individu yang mungkin akan menyerang atau mengacaukan nilai-nilai intinya.
2. Manajemen puncak menunjukkan pada perilaku & tindakan dari manajemen puncak
akan berpengaruh terhadap budaya organisasi. Para pegawai memperhatikan perilaku
manajemen dimana kejadian-kejadian yang diamati oleh para pegawai dalam kurun
waktu tertentu dapat menetapkan norma-norma yang kemudian meresap ke bawah
melalui organisasi. Adanya sosok Leadership sebagai panutan dalam bertindak
merupakan cara untuk mempertahankan Budaya Organisasi yang telah ada.
Budaya asli diturunkan dari filsafat pendirinya, selanjutnya budaya ini akan
mempengaruhi criteria yang akan digunakan dalam memperkerjakan karyawan.
Tindakan dari manajemen puncak akan menentukan iklim umum dari perilaku yang
dapat diterima atau tidak. Manajemen puncak juga menentukan cara karyawan
mengalami sosialisasi, baik dalam hal mencocokkan nilai-nilai karyawan baru dengan
nilai-nilai organisasi, maupun pada preferensi manajemen puncak akan metode
sosialisasi.
Salah satu permasalahan pokok dari budaya organisasi adalah pengelolaan budaya
organisasi. Jika kita membicarakan tentang mengelola budaya, kita maksudkan mengubah
budaya tersebut. Ini telah menjadi definisi sekarang yang berlaku.
Mengubah budaya sebuah organisasi bukanlah sebuah pekerjaan mudah, karena memang
memerlukan cara mengukur budaya organisasi dalam hubungannya dengan perubahan
organisasi. Schwartz dan Davis merancang sebuah cara pengukuran budaya dalam hal
deskripsi bagaimana tugas – tugas manajemen ditangani dalam skala perusahaan dan
hubungan antara atasan bawahan, rekan kerja dan antar bagian agar dapat dinilai tingkat
kesesuaian budaya dengan setiap rencana perubahan strategis.
Merubah Budaya
Banyak model perubahan terencana, salah satunya adalah enam langkah perubahan efektif
yang diajukan oleh Beer:
3. Perkuat konsensus pada visi baru, kompetensi untuk mewujudkannya dan kohesi
untuk menggerakkannya
4. Sebarkan revitalisasi pada semua bagian tanpa harus memaksakannya dari atas
5. Review semua sistem kerja, seperti promosi karyawan, manajemen kinerja, dan
pemilihan karyawan untuk memastikan mereka sesuai dengan budaya yang
diinginkan. Misalnya, organisasi tidak bisa memberikan reward kinerja individu jika
persyaratan budaya organisasi menentapkan team work. Bonus total eksekutif tidak
bisa digunakan sebagai reward sasaran departemennya tanpa mengenali pentingnya
peran dia dalam tim eksekutif untuk mencapai tujuan organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
http://budpar/go.id /filedata/2661_922-kaizen.pdf
http://www.pengusahamuslim.com/strategi-bisnis/sumber-daya-manusia/456-
bagaimana-mengubah-budaya-anda-perubahan-budaya-organisasi.html
http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/42004-12-
469096483926.doc
www.repository.ui.ac.id/dokumen/lihat/1962.pdf
http://www.rosyid.info/2009/03/budaya-organisasi.html
http://slideshare.net/anggihafiz/budaya-organisasi
ISSN: 1410 – 2420 Chairumam Armia, Pengaruh Budaya terhadap Efektifitas Organisasi: Dimensi
Budaya … 114 JAAI VOLUME 6 NO. 1, JUNI 2002.
Robbins, Stephen P. Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. 1994. Penerbit
Arcan.
RESUME:
Budaya organisasi merupakan hal yang ada di dalam satu organisasi yang sudah
dapat diterima oleh seluruh anggota dalam organisasi tersebut. Sehingga organisasi
tersebut dapat mencapai sebuat tujuan yang telah diinginkan secara bersama-sama.
Budaya organisasi mempengaruhi bagaimana anggota dalam organisasi dapat bekerja, dan
secara tidak langsung budaya yang mungkin tidak diperkenalkan secara resmi bahwa cara
kerja atau sistem yang ada adalah budaya dalam organisasi tersebut akan menjadi bagian
dari cara kerja mereka. Budaya organisasi yang ada di organisasi memiliki banyak fungsi
yang diutarakan oleh Stephen P. Robbins, yaitu :
a. Budaya Organisasi menciptakan sesuatu pembedaan yang jelas antara organisasi
yang satu degan yang lain.
b. Budaya Organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
c. Budaya Organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih
luas daripada kepentingan diri individual seseorang.
d. Budaya Organisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh
karyawan.
e. Budaya Organisasi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
dan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
Ada beberapa organisasi yang dapat menyebutkan bahwa organisasi mereka
memiliki budaya mereka, namun yang perlu kita ketahui sebuah organisasi memiliki
beberapa ciri-ciri yang dapat mengindikasikan organisasi tersebut telah memiliki budaya
organisasi atau belum memilikinya, ciri-cirinya antara lain:
1. Inovasi dan pengambilan resiko.
2. Inovasi dan pengambilan resiko.
3. Perhatian terhadap detail
4. Orientasi hasil.
5. Orientasi orang.
6. Orientasi tim.
7. Keagresifan.
8. Kemantapan.
Ciri-ciri diataslah yang dapat mengindikasikan bahwa sebuah organisasi memiliki budaya
dalam organisasinya. Jadi, budaya organisasi merupakan suatu bagian yang cukup penting
dalam pencapaian sebuah tujuan yang dimiliki oleh organisasi.