You are on page 1of 13

 

  BAB II
 
LANDASAN TEORI
 
2.1 Alat Penukar Panas
Alat
  penukar kalor merupakan suatu alat yang mengasilkan perpindahan panas dari
suatu fluida yang temperaturnya tinggi ke fluida yang temperaturnya rendah, proses
 
perpindahan panas tersebut dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
 
Maksudnya ialah:
  1. alat penukar kalor kontak langsung pada alat ini fluida yang panas akan bercampur

secara  langsung dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah) dalam suatu bejana atau
ruangan misalnya ejector, daerator dan lain-lain.
 
2. alat penukar kalor kontak tidak langsung pada alat ini fluida panas tidak berhubungan
 
langsung (indirect contact) dengan fluida dingin. Jadi proses perpindahan panasnya itu
mempunyai media perantara, seperti pipa, plat, atau peralatan jenis lainnya. Misalnya
kondensor, ekonomiser air.

2.2 Kondensor

Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat excharger) yang
berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Kondensor biasanya mengubah fa sa zat
gas menjadi zat cair dari temperatur yang tinggi keluar melewati dinding-dinding
kondensor melewati media kondensasi, sebagai akibatnya uap akan didinginkan hingga
fasanya berubah menjadi fasa cair pada temperatur rendah.
Kondensor berguna membuang kalor ke lingkungan dan mengubah wujud bahan
pendingin dari gas menjadi cair. Kondensor akan mengkondensasikan uap yang berasal
dari kompresor yang bertemperatur dan bertekanan tinggi menjadi refrigrean cair yang
akan mengalir ke katup ekspansi untuk diturunkan tekanannya. Kondensor harus
ditempatkan diluar ruangan yang didinginkan agar dapat membuang panasnya keluar.

2.3 Jenis-Jenis Kondensor

Kondensor memiliki beberapa jenis yang dapat di kelompokan dari tipe aliran,
bidang kontak kondensor, dan media pendinginnya.

Laporan Tugas Akhir 2012 5


  Teknik Konversi Energi
 

2.3.1 Surface
  Kondensor

 
Prinsip kerja surface kondensor steam masuk ke dalam shell kondensor melalui

  steam inlet connection pada bagian atas kondensor, steam kemudian bersinggungan dengan
tube kondensor yang bertemperatur rendah sehingga temperatur steam turun dan
 
terkondensasi.
 
Temperatur rendah pada tube dijaga dengan cara mensirkulasikan air yang
  menyerap kalor dari steam pada proses kondensasi. Kalor yang dimaksud disini disebut

  kalor laten penguapan dan terkadang disebut juga kalor kondensasi (heat of condensation)
dalam lingkup bahasan kondensor kondensat yang terkumpul di hotwell kemudian
 
dipindahkan dari kondensor dengan menggunakan pompa kondensat ke exhaust kondensor
 
ketika meninggalkan kondensor, hampir keseluruhan steam telah terkondensasi kecuali
  bagian yang jenuh dari udara yang ada di dalam sistem. Udara yang ada di dalam sistem

secara umum timbul akibat adanya kebocoran pada pemipaan, shaft seal, katup-katup, dan
sebagainya.
Udara ini masuk ke dalam kondensor bersama dengan steam. Udara dijenuhkan
oleh uap air, kemudian melewati air cooling section dimana campuran antara uap dan
udara didinginkan untuk selanjutnya dibuang dari kondensor dengan menggunakan air
ejectors yang berfungsi untuk mempertahankan vakum di kondensor. Untuk
menghilangkan udara yang terlarut dalam kondensat akibat adanya udara di kondensor,
dilakukan de-aeration. De-aeration dilakukan dikondensor dengan memanaskan kondensat
dengan steam agar udara yang terlarut pada kondensat akan menguap. Udara kemudian
ditarik ke air cooling section. Air ejector kemudian akan memindahkan udara dari sistem.

2.3.2 Kondensor Horizontal

Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam
pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian
tengah kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.

Gambar 2.1 Kondensor horizontal

Laporan Tugas Akhir 2012 6


  Teknik Konversi Energi
 

Kelebihan  kondensor horizontal adalah:


1. dapat   dibuat dengan pipa pendingin bersirip sehingga relative berukuran kecil dan
ringan.
 
2. pipa pendingin dapat dibuat dengan mudah.
3. bentuk  sederhana dan mudah dipasang.
 
4. pipa pendingin mudah dibersihkan.

 
2.3.3 Kondensor Vertikal
 
Air pendingin masuk kondensor melalui bagian bawah, kemudian masuk ke dalam
 
pipa-pipa pendingin dan keluar pada bagian atas sedangkan arus panas masuk lewat bagian
 
atas kondensor dan keluar sebagai kondensat pada bagian bawah kondensor.
 

Gambar 2.2 Kondensor vertikal


Keterangan :
1. esterfication reactor.
2. vertikal frational column.
3. vertikal kondensor.
4. horizontal kondensor.

Kelebihan kondensor vertikal adalah:


1. harganya murah karena mudah pembuatannya.
2. kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah pemasangannya.
3. bisa dikatakan tidak mungkin mengganti pipa pendingin, pembersihan harus dilakukan
dengan menggunakan deterjen.

Laporan Tugas Akhir 2012 7


  Teknik Konversi Energi
 

2.4 Kondensor
  Direct-contact

 
Kondensor direct-contact mengkondensasikan steam dengan mencampur langsung

  dengan air pendingin.Direct-contact atau open kondensor digunakan pada beberapa kasus
khusus, seperti :
 
1. geothermal powerplant.
 
2. pada powerplant yang menggunakan perbedaan temperatur di air laut (OTEC).
 
Direct-contact kondensor dibagi menjadi dua jenis lagi, yaitu:
 

2.4.1 Spray
  Kondensor

Pada
  spray kondensor, pencampuran steam dengan air pendingin dilakukan dengan

  jalan menyemprotkan air ke steam. Sehingga steam yang keluar dari exhaust turbin pada
bagian bawah bercampur dengan air pendingin pada bagian tengah menghasilkan
kondensat yang mendekati fase saturated. Kemudian dipompakan kembali ke cooling
tower, sebagian dari kondensat dikembalikan ke boiler sebagai feedwater.Sisanya
didinginkan, biasanya didalam dry-closed cooling tower. Air yang didinginkan pada
cooling tower disemprotkan ke exhaust turbin dan proses berulang.

2.4.2 Barometric dan Jet Kondensor

Ini merupakan jenis awal kondensor. Jenis ini beroperasi dengan prinsip yang sama
dengan spray kondensor kecuali tidak dibutuhkannya pompa pada jenis ini. Vacum dalam
kondensor diperoleh dengan menggunakan prinsip head statis seperti pada barometric
kondensor. Atau menggunakan diffuser seperti pada jet kondensor.

Gambar 2.3 Barometric dan jet kondensor

Laporan Tugas Akhir 2012 8


  Teknik Konversi Energi
 

2.5 Pendinginan
 

 
Pendinginan pada dasarnya merupakan usaha untuk melepaskan panas dari suatu

  bahan ke lingkungan yang bersuhu lebih rendah, tetapi kadang-kadang pada proses tertentu
dapat melepaskan panasnya pada suhu yang lebih tinggi. Pendinginan juga berarti
 
menurunkan suhu bahan sesuai kebutuhan sehingga kandungan air dalam bahan tidak perlu
 
sampai membeku (Helhman dan Singh, 1981).
  Proses pendinginan suatu bahan dapat dilakukan dengan mendekatkan pada suatu
  fluida yang lebih dingin dari bahan itu sendiri. Menurut Kamarudin (1976), fluida yang
lebih dingin (refrigran) dapat disirkulasikan dengan cara yang memungkinkan untuk
 
memindahkan panas yang diambil dari bahan yang akan didinginkan. Ditambahkan bahwa
 
proses perpindahan panas dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
 
2.6 Unit Alat Pendingin dan Kondensator

Semua sistem pendinginan melakukan pertukaran kalor dengan cara melepaskan


kalor ke udara, tetapi ada juga dengan cara lain yaitu dengan melepaskan kalor ke udara
melalui kontak langsung dengan air (Lee dan Sears, 1959 dalam Firmansya, 2004).
Ditambahkan bahwa berdasarkan zat pendingin yang dipakai, dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu:
1. alat pendingin dengan udara. Udara sebagai zat pendingin dialirkan ke dalam pendingin
dengan bantuan kipas angin.Pendingin udara mempunyai komponen utama pipa
bersirip yang berliku-liku. Udara mengalir melalui bagian dalam pipa sedangkan
pendingin mengalir di luarnya.Kebanyakan pendingin jenis ini dilengkapi dengan kipas
angin.
2. alat pendingin dengan air. Air sebagai zat pendingin dipompakan ke dalam pendingin.
Biasanya air ini setelah keluar dari alat pendingin dialirkan lagi ke pendingin. Jika
tersedia air yang banyak, air yang keluar dari alat pendingin langsung dibuang. Alat
pendingin dengan air umumnya berbentuk suatu tabung silindris dengan jajaran pipa-
pipa yang terpasang di dalamnya.

Kondensor berfungsi sebagai tempat kondensasi refrigran pada saat proses


desorpsi, yaitu untuk membuang kalor dan mengubah wujud bahan pendingin dari gas
menjadi cair (Heldman dan Singh, 1981). Kondensor merupakan alat untuk membuat
kondensasi dengan suhu dan tekanan tinggi.Kondensor didinginkan dengan udara dingin
dan air yang di pompakan dan di sirkulasikan dalam tabung pada suhu ruang sewaktu

Laporan Tugas Akhir 2012 9


  Teknik Konversi Energi
 

bahan pendingin
  bentuk gas dengan suhu dan tekanan tinggi mengalir dalam pipa
sepanjang  kondensor.Gas tersebut dari luar didinginkan oleh udara dingin sehingga
suhunya turun. Setelah suhunya mencapai suhu kondensasi kemudian terjadi proses
 
pengembunan. Wujudnya sedikit demi sedikit berubah menjadi cair tetapi tekanannya
 
masih tetap tinggi.Waktu bahan pendingin keluar dari bagian bawah kondensor wujudnya
 
telah seluruhnya menjadi cair. Jenis-jenis kondensor berdasarkan media/zat ysng

  mendinginkannya dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:


1. air-Cooled Condensor, menggunakan udara sebagai media pendinginnya.
 
2. water-Cooled Condensor, menggunakan air sebagai media pendinginnya.
 
3. evaporative Condensor, menggunakan campuran air dan udara sebagai media
 
pendinginnya.
 
2.7 Alat Penukar Kalor Shell and Tube

Alat penukar kalor jenis shell and tube adalah alat penukar kalor yang paling
banyak digunakan dalam berbagai macam industri dan paling sederhana dibanding dengan
alat penukar kalor lainnya, hal ini karena:
1. hanya terdiri dari sebuah tube dan shell, dimana tube terletak secara konsentrik yang
berada di dalam shell.
2. kemampuannya untuk bekerja dalam tekanan dan temperatur yang tinggi.
3. kemampuannya untuk digunakan pada satu aliran volume yang besar.
4. kemampunnya untuk bekerja dengan fluida kerja yang mempunyai perbedaan satu
aliran volume yang besar.
5. tersedia dalam berbagai bahan atau material.
6. kontruksi yang kokoh dan aman.
7. secara mekanis dapat beroperasi dengan baik dan handal (reliability tinggi).

Pada jenis alat penukar kalor ini, fluida panas mengalir di dalam tube sedangkan
fluida dingin mengalir di luar tube atau di dalam shell, karena kedua aliran fluida melintasi
penukar kalor hanya sekali, maka susunan ini disebut penukar kalor satu lintasan (single-
pass), jika kedua fluida ini mengalir dalam arah yang sama, maka penukar kalor bertipe
dua lintasan (paralle flow) gambar 2.4. Jika kedua aliran itu mengalir dalam arah yang
berlawanan, maka penukar kalor ini bertipe aliran lawan (counter flow) gambar 2 (Kreith,
1997).

Laporan Tugas Akhir 2012 10


  Teknik Konversi Energi
 

1. aliran  sejajar (paralel flow) kedua jenis fluida masuk dari satu sisi secara bersamaan
mengalir
 
pada arah yang sama dan keluar dari satu sisi yang lain yang sama.

 
Gambar 2.4 Aliran sejajar kondensor
 
2. aliran berlawanan arah (counter flow) dua jenis fluida masuk dari arah yang
 
berlawanan dan keluar pada sisi yang berlawanan pula.
 

Gambar 2.5 Aliran berlawanan kondensor

Shell and Tube kondensor atau kondensor tipe tabung dan pipa yang digunakan
pada kondensor yang berukuran kecil hingga besar. Biasanya digunakan untuk air
pendingin berupa ammonia dan freon. Seperti pada gambar didalam kondensor tabung dan
pipa, terdapat banyak pipa pendingin, dimana air pendingin mengalir di dalam pipa-pipa
tersebut, ujung dan pangkal pipa pendingin terikat pada plat pipa, sedangkan diantara plat
pipa dan tutup tabung dipasang sekat-sekat untuk membagi aliran air yang melewati pipa
dan mengatur agar kecepatannya cukup tinggi, yaitu 1,5-2 m/s.

Gambar 2.6 Shell and tube kondensor


Air pendingin masuk melalui pipa bagian bawah kemudian keluar pada pipa bagian
atas, jumlah saluran maksimum yang dapat digunakan sebanyak 12, semakin banyak

Laporan Tugas Akhir 2012 11


  Teknik Konversi Energi
 

jumlah saluran
  yang digunakan maka semakin besar tahanan aliran air pendingin. Pipa
pendingin  ammonia biasa terbuat dari baja sedangkan untuk freon biasa terbuat dari pipa
tembaga. Jika menginginkan pipa yang tahan terhadap korosi bias menggunakan pipa
 
kuningan atau pipa cupro nikel, pipa stainless.
 
2.8 Kondensor
  Shell and Coil

  Kondensor tabung tank oil banyak digunakan pada unit pendingin dengan freon
refrigerant berkapasitas kecil, misalnya untuk penyegar udara, pendingin air, dan
 
sebagainya. Seperti gambar dibawah ini, kondensor tabung dan koil dengan tabung pipa
 
pendingin di dalam tabung yang dipasang pada posisi vertikal.Koil pipa pendingin tersebut
 
biasanya dibuat dari tembaga, berbentuk tanpa sirip maupun dengan sirip.
 

Gambar 2.7 Kondensor shell and coil


Pada kondensor tabung dan koil, aliran air mengalir di dalam koil pipa
pendingin.Disini endapan dan kerak yang terbentuk di dalam pipa harus dibersihkan
menggunakan zat kimia (detergent).
Adapun ciri-ciri kondensor tabung tank oil sebagai berikut :
1. harganya murah karena mudah dalam pembuatannya.
2. kompak karena posisinya yang vertikal dan mudah dalam pemasangannya.
3. tidak perlu mengganti pipa pendingin, tetapi hanya perlu pmbersihan dengan
menggunakan detergent.

2.9 Kondensor Tube and Tubes

Kondensor jenis pipa ganda merupakan susunan dari dua pipa coaksial dimana
refrigerant mengalir melalui saluran yang terbentuk antara pipa dalam dan pipa luar yang
melintang dari atas ke bawah.Sedangkan air pendingin mengalir di dalam pipa dalam
berlawanan arah, yaitu refrigerant mengalir dari atas ke bawah. Pada mesin pendingin
berkapasitas rendah dengan freon sebagai refrigerant, pipa dalam dan pipa luarnya terbuat

Laporan Tugas Akhir 2012 12


  Teknik Konversi Energi
 

dari tembaga.
  Gambar dibawah ini menunjukkan kondensor jenis pipa ganda, dalam
bentuk koil
 
pipa dalam dapat dibuat bersirip atau tanpa sirip.

  Gambar 2.8 Kondensor tube and tubes


 
Kecepatan aliran di dalam pipa pendingin kira-kira antara 1-2 m/s. sedangkan
perbedaaan
  temperatur air keluar dan masuk pipa pendingin (kenaikan temperatur air
pendingin di dalam kondensor) kira-kira mencapai suhu 10° C. laju perpindahan panas
 
relatf besar.
Adapun ciri-ciri kondensor jenis pipa ganda adalah sebagai berikut :
1. konstruksi sederhana dengan harga yang memadai.
2. dapat mencapai kondisi yang super dingin karena arah aliran refrigerant dan air
pendingin yang berlawanan.
3. penggunaan air pendingin relatif kecil.
4. sulit dalam membersihkan pipa, harus menggunakan detergen.
5. pemeriksaan terhadap korosi dan kerusakan pipa tidak tidak mungkin dilaksanakan.
Penggantian pipa pun sulit dilaksanakan.

2.10 Komponen Alat Penghasilan Asap Cair

2.10.1 Pirolisis

Pirolisis adalah pengembangan dari teknik karbonisasi kayu atau bahan sejenis
yang berkembang di masyarakat umumnya dengan pembakaran kayu atau bahan
sejenisnya langsung dalam suatu tungku, drum, lubang yang ditutup sehingga tidak
menggunakan oksigen dengan suhu tinggi dalam waktu tertentu, dimana asap yang
dihasilkan dari pembakaran tidak dilepaskan ke udara, tetapi dikondensasi sehingga
terbentuk cairan hitam yang disebut asap cair atau cairan pirolygneous liquor/crud
(Hendra, 1992).
Pirolisis berasal dari dua kata yaitu pyro berarti panas dan lysis berarti penguaraian
atau degradasi, sehingga pirolisis berarti penguraian biomassa karena panas pada suhu
lebih dari 150°C (Kamaruddin et al. 1999). Menurutnya dalam pirolisis terdapat dua
Laporan Tugas Akhir 2012 13
  Teknik Konversi Energi
 

tingkatan  proses, yaitu pirolisis primer dan pirolisis sekunder dan dapat di definisikan
sebagai berikut:
 
1. pirolisis primer adalah pirolisis yang terjadi pada bahan baku dan berlangsung pada
 
suhu kurang dari 600°C, hasil penguraian yang utama adalah karbon (arang). Pirolisis
 
primer dibedakan atas pirolisis primer lambat dan cepat. Pirolisis primer lambat terjadi
pada   proses pembuatan arang. Pada laju pemanasan lambat (suhu 150 °C-300 °C)

  proses pirolisis ini bekerja.


2. pirolisis sekunder yaitu pirolisis yang terjadi atas partikel gas/uap hasil pirolisis
 
primer dan berlangsung diatas suhu 600°C.
 
2.10.2 Asap
  Cair

  Asap cair merupakan cairan hasil kondensasi asap hasil pirolisa kayu atau bahan
sejenis untuk memberikan aroma dan rasa. Asap cair berwarna coklat muda sampai coklat
tua yang mempunyai daya bunuh terhadap mikroba dan mempunyai daya anti oksidan
yang berefek terhadap keawetan produk (Purnama, 1997).

2.10.3 Reaktor Pirolisis

Reaktor Pirolisis adalah alat pengurai senyawa-senyawa organik yang dilakukan


dengan proses pemanasan tanpa berhubungan langsung dengan udara luar dengan suhu
0
300-600 C. Reaktor pirolisis dibalut dengan selimut dari bata dan tanah untuk
menghindari panas keluar berlebih, memakai bahan bakar kompor minyak tanah atau gas.
Proses pirolisis menghasilkan zat dalam tiga bentuk yaitu padat, gas dan cairan
(Buckingham, 2010).
Cara penggunaan alat ini yaitu dengan memasukkan sampel ke dalam reaktor
pirolisis dan ditutup rapat.Reaktor kemudian dipanaskan selama 5 jam.Destilat yang keluar
dari reaktor ditampung dalam dua wadah.Wadah pertama untuk menampung fraksi berat,
sedangkan wadah kedua untuk menampung fraksi ringan.Fraksi ringan ini diperoleh
setelah dilewatkan tungku pendingin yang dilengkapi pipa berbentuk spiral.

2.10.4 Pipa Penghubung

Pipa penghubung merupakan bagian komponen dari alat penghasil asap cair yang
berfungsi sebagai penghubung antara reaktor pirolisis dengan kondensor. Asap dari proses
pembakaran pirolisa akan mengalir menuju kondensor akibat adanya perbedaan tekanan
yang disebabkan oleh perbedaan temperatur antara reaktor piirolisis dengan kondensor.
Laporan Tugas Akhir 2012 14
  Teknik Konversi Energi
 

2.11 Perhitungan
  Energi pada Proses Kondensasi di Kondensor

 
Pada prinsipnya asap cair merupakan asap (fasa gas) yang terkondensasi menjadi

  cair (fasa cair), percobaan ini difokuskan pada proses kondensasi asap cair untuk
memprediksi proses kondensasi asap cair dapat digunakan persamaan sebagai berikut:
 
1. energi yang dibutuhkan untuk menurunkan temperatur uap asap dari temperatur
 
pirolisis (200-400◦C) sampai titik didih air (100 ◦C) dengan menggunakan persamaan
  sebagai berikut :
  Q1 = m .Cp .( Tu2 – Tu1 )…………………………………….(2.1)
Q1 = energi yang dibutuhkan
 
M = massa asap cair yang diharapkan (diperhitungkan)
 
Cp = panas sensible air
  Tu1 = temperatur air mendididh
Tu2 = temperatur pirolisa
2. energi yang dibutuhkan untuk perubahan uap asap menjadi cair dapat digunakan
persamaan sebagai berikut :
Q2 = m.Lp……………………………………………………..(2.2)
Q2 = Energi yang di butuhkan untuk mencair
M = massa asap cair yang diharapkan (diperhitungkan)
Lp = panas latent untuk mengembun.
3. energi yang dibutuhkan untuk menurunkan temperatur asap cair dari temperatur titik
didih air (100◦C) sampai temperatur proses kondensasi yang diharapkan yaitu 20 ◦C.
Q3 = M .Cp . (Tu2 – Tu3)………………………………………(2.3)
Q3 = energi yang dibutuhkan
m = massa asap cair yang diharapkan (diperhitungkan)
Cp = panas sensibel air
Tu2 = temperatur air mendidih
Tu3 = temperatur proses kondensasi yang diharapkan
4. energi Total
Qtot = Q1 + Q 2 + Q3................................................................(2.4)

2.11 Asas Black

Asas black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh
Joseph Black (Wikipedia.com). Asas ini menjabarkan :

Laporan Tugas Akhir 2012 15


  Teknik Konversi Energi
 

1. jika dua
  buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas
member
 
kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama.
2. Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
 
panas.
3. Benda  yang idinginkan melepasa kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
 
dipanaskan

 
Asas black berbunyi :
  “pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi

sama dengan
  banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih
rendah”(Wikipedia.com)
 
Secara umum rumus Asas Black adalah
 
Qlepas= Qterima
Dimana :
Qlepas adalah jumlah kalor yang dilepas oleh zat
Qterima adalah jumlah kalor yang diterima oleh zat
Rumus penjabaran dari rumus diatas :
M1 x Cp x ΔT = M2 x Cp x ΔT
Keterangan
M1= adalah massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Cp1= adalah kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1= adalah temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur yang lebih tinggi

Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda

M2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

2.12 ΔT (Log Mean Temperature Difference)

Perubahan suhu pada penggabungan dua fluida yang berbeda antara fluida asap dan fluida
air yang digunakan untuk mengetahui energi panas pada proses kondensasi

T asap,i − T air,o − ( T asap,o − T air,i )


ΔTLMTD=
ln T asap,i − T air,o ∶( T asap,o − T air,i )

Laporan Tugas Akhir 2012 16


  Teknik Konversi Energi
 

1. T (asap,
  i) : temperatur asap input
2. T (asap,o) : temperatur asap output
 
3. T (air, i) : temperatur air input
 
4. T (air, o) : temperatur air output
 

Laporan Tugas Akhir 2012 17


  Teknik Konversi Energi

You might also like