You are on page 1of 24

Mini riset Pendidikan Kewarga Negaraan

HILANGNYA EKSISTENSI PERMAINAN TRADISIONAL


DILAKUKAN DI JLN. TANGKUL II, INDRA KASIH,
MEDAN TEMBUNG, KOTA MEDAN

Proposal Ini Ditulis Untuk Memenuhi tugas Pendidikan Kewarga Negaraan


Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Matakuliah PKN

Veronika Pakpahan

3151131050

B-Regtuler 2015

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Puja saya ucapkan atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga saya
bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Bermain dalam sebuah makalah yang berjudul
“Hilangnya Eksistensi Permainan Tradisional Dilakukan Di Jln. Tangkul Ii, Indra
Kasih, Medan Tembung, Kota Medan”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahw penelitian ini masih jauh dari


kesempurnaan, masih banyak kelemahan dan kekurangan. Meskipun demikian
penelitian ini dihrapkan dapat dijadikan bahan kajian, guna menambah wawasan
pembaca, serta dapat bermanfaat sebagai panduan untuk penelitian selanjutnya.

Penulisan penelitian ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan, dukungan


bibmbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan setinggi tingginya
kepada semua pihak yang telah membantu menyelaesaikan proposal penelitian ini.

Medan, Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i i


DAFTAR ISI .............................................................................................................. iiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 11
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 22
C. Tujuan ............................................................................................................ 22
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Permainan Tradisional .............................................................. 33
B. Macam-macam Permainan Tradisiona ….……………………………… 5
BAB III METOOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu ………………………………………...………………. 8
B. Jenis Penelitian ……………………………………………………………. 8
C. Populasi dan Sampel ……………………………………………………... 8
D. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………………. 8
BAB IV DESKRIPSI WILAYAH ………………………………………………… 9
BAB V HASIIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ………………………………………………………………………… 10
B. Pembahasan ………………………………………………………………. 11
A. Cara Mengatasi Anak Yang Terlalu Suka Main Game Online Dari
Pada Permainan Tradisional …………………………………………….. 15
Daftar Pustaka……………………………………………………………………… iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permainan tempo dulu sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik dan mental
anak. Secara tidak langsung anak-anak akan dirangsang kreatifitas, ketangkasan, jiwa
kepemimpinan, kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan tradisional.
Namun sayangnya seiring kemajuan jaman, permainan yang bermanfaat bagi anak ini
mulai ditinggalkan bahkan dilupakan. Anak-anak terlena oleh televisi dan video game
yang ternyata banyak memberi dampak negatif bagi anak-anak, baik dari segi
kesehatan, psikologis maupun penurunan konsentrasi dan semangat belajar.

Permainan Tradisional yang semakin hari semakin hilang di telan


perkembangan jaman, sesungguhnya menyimpan sebuah keunikan, kesenian dan
manfaat yang lebih besar seperti kerja sama tim, olahraga, terkadang juga membantu
meningkatkan daya otak. Berbeda dengan permainan anak jaman sekarang yang hanya
duduk diam memainkan permainan dalam layar monitor dan sebagainya. Setiap daerah,
atau negara memiliki permainan tradisional berbeda-beda. Berikut ini permainan
tradisional asal Indonesia yang sekarang hampir terlupakan.

Sebelum permainan-permainan tersebut berkembang pesat, dahulu permainan-


permainan tradisional sangat digemari anak-anak pada zamannya. Permainan zaman
dahulu banyak sekali mengajarkan pentingnya sebuah proses dan menyisipkan nilai-
nilai kebaikan. Permainan tradisional juga akan melatih anak dalam bersosial. Selain itu
permainan tradisional juga sangat baik untuk melatih ketangkasan dan motorik anak.
Jadi, meskipun zaman telah berubah, akan lebih baik jika anak-anak sekarang
diperkenalkan dengan permainan tradisional karena pada intinya baik permainan
modern maupun permainan tradisional sama-sama menyenangkan dan memiliki
manfaat.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan di atas, penulis


merumuskan beberapa permasalahan yang akan penulis bahas dalam makalah ini
diantaranya sebagai berikut :

1. Apa faktor yang mebuat anak anak tidak menyukai permainan tradisional lagi?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari pembahasan materi mengenai Permainan Tradisional yang


menyenangkan diantaranya adalah :

1. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mebuat anak anak tidak menyukai
permainan tradisional.

2
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Permainan Tradisional

Permainan tradisonal merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun


temurun dan mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya, di mana
pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan permainan anak. Dengan demikian
bentuk atau wujudnya tetap menyenangkan dan menggembirakan anak karena
tujuannya sebagai media permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan
aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai persiapan menuju
dunia orang dewasa.
Permaianan digunakan sebagai istilah luas yang mencakup jangkauan kegiatan
dan prilaku yang luas serta mungkin bertindak sebagai ragam tujuan yang sesuai
dengan usia anak. Menurut Pellegrini dalam Naville Bennet bahwa permainan
didefinisikan menurut tiga matra sebagai berikut: (1) Permainan sebagai kecendrungan,
(2) Permainan sebagai konteks, dan (3) Permainan sebagai prilaku yang dapat diamati.
Menurut Mulyadi bermain secara umum sering dikaitkan dengan kegiatan anak-
anak yang dilakukan secara spontan yang terdapat lima pengertian bermain; (1) sesuatu
yang menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak memiliki tujuan
ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik (3) bersifat spontan dan sukarela, tidak
ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif
keikutsertaan anak, dan (4) memiliki hubungan sistematik yang khusus dengan seuatu
yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah, belajar bahasa,
perkembangan sosial.
Oleh karena itu, bahwa permainan tradisional disini adalah permainan anak-
anak dari bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan masyarakat.
Permainan tradisional juga dikenal sebagai permainan rakyat merupakan sebuah
kegiatan rekreatif yang tidak hanya bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai
alat untuk memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Dengan demikian bermain
suatu kebutuhan bagi anak. Jadi bermain bagi anak mempunyai nilai dan ciri yang
penting dalam kemajuan perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam
permainan tradisional. Menurut Bennet dengan ini diharapkan bahwa permainan dalam
penddikan untuk anak usia dini ataupun anak sekolah terdapat pandangan yang jelas

3
tentang kualitas belajar, hal ini diindikasikan sebagai berikut: (1) gagasan dan minat
anak merupakan sesuatu yang utama dalam permainan, (2) permainan menyediakan
kondisi yang ideal untuk mempelajari dan meningkatkan mutu pembelajaran, (3) rasa
memiliki merupakan hal yang pokok bagi pembelajaran yang diperoleh melalui
permainan, (4) anak akan mempelajarai cara belajar dengan permainan serta cara
mengingat pelajaran dengan baik, (5) pembelajaran dengan permainan terjadi dengan
gampang, tanpa ketakutan, (6) permainan mumudahkan para guru untuk mengamti
pembelajaran yang sesungguhnya dan siswa akan mengalami berkurangnya frustasi
belajar.
Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu
bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota
kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak
mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya,
tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya
disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau
bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional
tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan
pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan
mendapat kegembiraan.
Menurut Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan
untuk menghibur hati baik yang mempergunakan alat ataupun tidak mempergunakan
alat. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau
diwariskan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi permainan
tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang
diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk
menyenangkan hati.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu :
permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan
permainan yang bersifat edukatif. Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada
umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang. Permainan tradisional yang bersifat
kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan oleh paling
sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang menang dan yang
kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya. Sedangkan
perainan tradisional yag bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya.
4
Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam
ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka perlukan dalam menghadapi
kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti
terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat
non-formal di dalam masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk
anak-anak agar mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.

B. Macam-macam Permainan Tradisional

Banyak sekali macam-macam permainan tradisional di Indonesia, hampir di


seluruh daerah-daerah telah mengenalnya bahkan pernah mengalami masa-masa
bermain permainan tradisional ketika kecil. Permainan tradisional perlu dikembangkan
lagi karena mengandung banyak unsur manfaat dan persiapan bagi anak dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh permainan tradisional akan
dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut :

1. Bekel
2. Galasin
3. Congklak
4. Petak Umpet
5. Gasing
6. Kelereng
7. Egrang

5
Gambar-gambar :

Permainan Bekel

Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Di kala
senggang atau saat pulang dari sekolah mereka biasanya memainkan bekel bersama-
sama.

Bekel biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun


dengan jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau bisa
dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.

6
a. Alat permainan bekel

1. Bola karet. Bola ini terbuat dari karet. Besarnya kira-kira seukuran bola
pingpong atau bola golf. Bola ini biasanya berwarna-warni dengan motif yang
menarik.
2. Biji bekel. Biji bekel ini ukurannya juga kecil. Biasanya terbuat dari kuningan
yang berjumlah 10 buah. Setiap bijinya terdapat 4 muka yang berbeda.

b. Cara bermain

1. Permainan dilakukan dengan berpedoman pada peraturan sebagai berikut:


Pemain mengumpulkan sejumlah sejenis cangkang keong, tutup botol minuman
ringan di lantai, dan bola di tangan pemain.
2. Melakukan pengambilan tanpa pengembalian biji bekel pada saat bola bekel
dilempar, lalu jatuh dan memantul, selanjutnya ditangkap.
3. Setelah bola bekel dilempar pemain mengambil satu biji bekel kemudian segera
menangkap bola bekel sebelum jatuh untuk kedua kalinya.
4. Melakukan langkah ke-2.1.3 secara berulang, sampai biji bekel terambil semua
dari lantai.
5. Melakukan langkah ke-2.1.4, bedanya, pada setiap lemparan dua biji bekel
terambil, setelah habis dilanjutkan dengan 3 biji bekel, 4 biji bekel, dst.
6. Menyamakan posisi biji bekel dengan merubah posisi biji bekel satu-persatu
pada saat bola bekel dilempar, lalu jatuh dan memantul selanjutnya ditangkap.
7. Melakukan langkah ke-2.1.4 dan ke-2.1.5 sampai habis biji bekel dilantai.

7
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Dan Waktu

a. Lokasi Penelitian

Penelitian tentang Hilangnya Eksistensi Permainan Tradisional dilakukan di


Jln. Tangkul II

b. Waktu

Waktu penelitian di lakukan pada bulan Februari yang di lakukan hanya satu
hari saja dimana waktu yang di gunakan tepat pada hari jumat 08 s/d selesai
tanggal 2 Maret 2018.

B. Jenis Penelitian

Penelitian yang kami lakukan ialah Penelitian deskriptif kualitatif karena dalam
penelitian ini saya mendapat data yang kami peroleh dari hasil wawancara saya dengan
beberapa anak yang ada di Kompleks ini.

C. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono,
2008 : 80). Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006 : 130). Jadi,
populasi dalam penelitian ini adalah anak yang berada di complex Jl. Tangkul II
sebanyak 13 orang anak.

D. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Observasi (Pengamatan)

8
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada
dalam objek penelitian.

Metode observasi merupakan cara yang paling efektif dengan melengkapi


dengan format/blangko pengamatan yang disusun berisi item-item tentang
kejadian/tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2006 : 229).

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti berdasarkan pengamatan yang


berlangsung pada waktu siang hari dengan menggunakan lembar observasi aktivitas
anak-anak pada siang hari.

2. Instrumen Penelitian

`Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti
cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 : 160).

3. Lembar Observasi

Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus sesuai dengan teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data observasi (wawancara). Observasi diartikan
sebagai wawancara dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak pada
obyek penelitian (Margono, 2005). Observasi dilakukan berdasarkan pedoman,
pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.
Jadi, instrumen yang digunakan pada metode observasi yaitu ceklis. Check List (ceklis)
yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan datanya. Dalam hal ini peneliti tinggal
memberi tanda atau tally setiap pemunculan gejala yang dimaksud.

9
BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH

Lokasi penelitian ini saya lakukan di Jln. Tangkul II, Indra Kasih, Medan Tembung,
Kota Medan. Berikut adalah gambar administrasi Jl. Tangkul II

Sumber : Google Maps

Batas-batas wilayah, yaitu:

 Utara : Jln. Pendidikan


 Selatan : Jln. Dahlia
 Timur : Jln. Persatuan
 Barat : Jln. Gereja.

10
BAB V

HASIIL DAN PEMBAHASAN

B. Hasil

Berikut adalah daftar ahasil wawancara yang saya dapat dari anak anak, yaitu:

NO Nama Umur Permaina Alasan tidak menyukai


tradisional permainan tradisional
Suka Tidak
1 Yanti 12  Tidak menarik seperti
yang di internet
2 Benget 14  Lebih suka permaina di
Internet
3 Fenny 12  Karena sudah ada alat
yang lebih canggih untuk
bermain.
4 Roni 13  Lebih duka main game I
internet
5 Mine 14  
6 Bintora 14  Lebih suka bermain
dengan internet
7 Nadia Munthe 12  Di internet lebih banyak
permainan
8 Rinca Wati 15  
9 Sanny 14  
10 Govindo Sitorus 12  
11 Ramy 16  Ada banyak game di
internet
12 Silva  Lebih seru min di internet
13 Jesika  

Dari ke 13 anak yang saya wawancarai kebanyakan anak lebih dominan


menyukai permainan yang ada di internet daripada permainan tradisional. Anak yang

11
menyukai permainan tradisional hasnya 5 orang anak dan slebihnya lebih menyukai
permainan yang ada di internet.

C. Pembahasan

Permaianan Tradisional, merupakan permainan atau aktivitas yang berkaitan


dengan kebugaran jasmani dalam diri seseorang dan telah memiliki tradisi yang suah
berkembang selama beberapa generasi dan berupa tradisi budaya suatu bangsa, yang
dibentuk oleh masyarakat didalamnya, karena beberapa faktor berupa nilai kearifan
lokal budaya daerah tersebut. Permainan itu sendiri dibagi menjadi dua yaitu:
permainan untuk bermain (play) dan permaianan untuk bertanding (games). Permainan
untuk bermain dilakukan guna mengisi waktu luang dan bersifat hiburan pada
umumnya dilakukan oleh anak-anak. Sedangkan permainan untuk bertanding menjadi
empat jenis yaitu :
1. Permainan yang memerlukan kekuatan / keterampilan fisik (contoh:
Enggrang, Dayung, Panah, dan pencak silat)
2. Permainan yang memerlukan suatu siasat (contoh: dakon, dam-daman)
3. Permaianan yang memerlukan kekuatan fisik dan siasat (contoh: sepak
takraw. Gobak sodor, dan kasti)
4. Permainan yang bersifat untung-untungan (contoh: karapan sapi)
Ini merupakan sebagian kecil dari permainana tradisional yang beragam dan
berbeda antara satu daerah dengan yang lainnya.
 Nilai terkandung dalam permainan tradisional
Dalam setiap kegiatan pasti memiliki, kandungan nilai-nilai didalamnya,
termasuk dalam permainan tradisional, adalah sebuah bentuk penghargaan pada usaha
keras untuk mencapai prestasi yang unggul, penghargaan, pada prestasi orang lain serta
nilai-nilai religiunitas.
Permainan edukatif adalah suatu kegiatan yang sangat menyenangkan, dapat
mendidik dan bermanfaat untuk meningkatkan permainan kemampuan berbahasa,
berpikir, serta bergaul anak dengan lingkungan. Permainan edukatif juga dapat berarti
sebuah bentuk kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan atau kepuasaan
dari cara atau alat pendidikan yang digunakan dalam kegiatan bermain, yang disadari
atau tidak memiliki muatan pendidikan yang dapat bermanfaat dalam mengembangkan
diri secara seutuhnya. Ringkasnya, permainan edukatif merupakan sebuah bentuk

12
kegiatan mendidik yang dilakukan dengan menggunakan cara atau alat permainan yang
bersifat mendidik.
1. Permainan Tradisional yang edukatif
Dapat dikatakan bahwa permainan tradisional yang dimiliki masyarakat
indonesia secara kearifan lokal masing-masing daerah di indonesia yang beraneka-
ragam permainan tradisional didalamnya, setiap permainan tentunya memiliki niali
edukasi didalmnya. Kita sadari atau tidak nilai edukasi yang tersimpan didalamnya,
adalah nilai yang timbul dalam masyrakat itu sendiri. Nilai edukasi itu sendiri terbentuk
, karena masyarakat indonesia cenderung menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan
memupuk semangat kerjasama membentuk karakter masyarakat indonesia yang ramah
dan terkenal tinggoi akan kemauan dan kerja kerasnya untuk menggapai harapan dan
cita-cita bangsa indonesia, melalui permainan/olahraga tradisionalnya.
Dari penelitian yang dilakukan para ilmuan, diperoleh bahwa bermain
mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan anak dalam hidupnya. Tujuan
Permaian Edukatif sebenaanya untuk mengembangkan konsep diri (self concept), untuk
mengembangkan kreativitas, untuk mengembangkan kopmunikasi, untuk
mengembangkan aspek fisik dan motorik, mengemabngkan aspek sosial,
mengembangkan aspek emosi atau kepribadian, mengembangkan aspek kognitif,
mengasah ketajaman pengindraan, mengembangkan keterampilan olahraga dan menari.
Manfaat permainan edukatif
Permainan edukatif itu dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak melalui proses pembelajaran
sambil belajar
2. Merangsang pengembangan daya pikir, daya cipta, dan bahasa, agar dapat
menumbuhkan sikap, mental serta akhlak yang baik.
3. Menciptakan lingkungan bermain yang menarik, memberikan rasa aman dan
menyenagnkan.
4. Meningkatkan kualitas pembelajran anak-anak

2. Peran Penting Permainan Tradisional


Didalam masyarakat peran penting dalam permainan tradisional, perlu kita
kembangkan demi ketahanan budaya bangsa, karena kita menyadari bahwa kebudayaan
merupakan nilai-nilai luhur bagi bangsa indonesia, untuk diketahui dan dihayati tata
cara kehidupannya sejak dahulu. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang besar
13
dalam keaneka ragaman kebudayaan didalamnya, termasuk permainan tradisional
didalamnya, keanekaragaman permainan tradisional adalah karena banyaknya daerah di
indonesia memiliki kearifan lokal kebudayaan masing-masing, sehingga membentuk
masyarakatn melakukan aktivitas kebugaran jasmani yang berbeda satu daerah dengan
yang lainnya.
Permainan tradisonal memang sudah seharusnya mendapatkan perhatian khusus
dan mendapatkan prioritas yang utama untuk dilindungi, dibina, dikembangkan,
diberdayakan dan selanjutnya diwariskan. Hal seperti itu diperlukan agar permaina
tradisional dapat memiliki ketahanan dalam menghadapi unsur budaya lain di luar
kebudayaannya.
Perkembangan kemajuan teknologi ,informasi dan komunikasi saat ini,
membuat perubahan sosial dalam masyrakat seurudh dunia. Masyarakat Indonesia
termasuk yang mendapatkan dampak seperti ini juga, Memudarnya permainan
Tradisional di era globalisasi termasuk perubahan sosial yang terjadi akibat dari
kurangnya kesadaran masayarakat lokal melestarikan dan memberdayakan permainan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Ini terjadi contohnya, pada semakin
berkembangnya games online lebih diminati dan disukai anak-anak zaman sekarang
ketimbang permainan tradisional atau anak-anak yang zaman dahulu sering kita
mainkan.

Menurut William F. Ogburn Seorang sosiologi Amerika, merupakan ilmuan


pertama yang melakukan penelitian terinci menyangkut proses perubahan sosial.
William F. Ogburn juga menyatakan bahwa perubahan sosial mencakup unsur-unsur
kebudayaan baik material maupun non material. Ogburn berpendapat bahwa budaya
material berubah lebih cepat dibandingkan dengan budaya non material yang dapat
menyebabkan terjadinya cultural lag. Sedangkan Globalisasi adalah suatu proses di
mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung,
terkait, dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas Negara . Dalam
perkembangan kemajuan teknologi, informasi dan komunikasi keterkaitan antara
perubahan sosial dan globalisasi adalah terhadap perubahan dalam budaya masyakarat
lokal yang cenderung dinamis terhadap kemajuan zaman, dan menerima masuknya
kemajuan teknologi dengan mudah dalam masyarakat.

Dalam suatu Masyarakat yang menerima perubahan sosial cenderung akan


memiliki dampak yang ditimbulkan bagi masyarakat yang menerima perubahan sosial

14
itu sendiri. Terlebih dalam Perkembangan Teknologi Informasi sudah yang sedemikian
pesatnya sangat sulit bagi kita untuk mengontrolnya. Hampir setiap detik produk
Teknologi Informasi tercipta di seluruh belahan dunia. Kita patut mengapresiasi
perkembangan Teknologi Informasi ini karena tentunya akan semakin membantu
kehidupan manusia. Dampak positif dan negatif pemanfaatan IT sudah pasti ada dan
sudah sewajarnya kita mewaspadai hal ini.

Berikut ini beberapa hal yang menjadi dampak positif perkembangan Teknologi
Informasi.

 Mempermudah dan mempercepat akses informasi yang kita butuhkan.


 Mempermudah dan mempercepat penyampaian atau penyebaran informasi.
 Mempermudah transaksi perusahaan atau perseorangan untuk kepentingan
bisnis.
 Mempermudah penyelesaian tugas-tugas atau pekerjaan.
 Mempermudah proses komunikasi tidak terhalang waktu dan tempat.
Sementara itu dampak negatif perkembangan Teknologi Informasi antara lain,
 Isu SARA, kekerasan dan pornografi menjadi hal yang biasa.
 Kemudahan transaksi memicu munculnya bisnis-bisnis terlarang seperti narkoba
dan produk black market atau ilegal.
 Para penipu dan penjahat bermunculan terutama dalam kasus transaksi online.
 Munculnya budaya plagiarisme atau penjiplakan hasil karya orang lain.

3. Analisis Memudarnya Permainan Tradisional

Dari uraian penjelasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa keberagaman
permainan tradisional yang dimiliki masyarakat indonesia, merupakan aset kebudayaan
bangsa kita yang seharusnya kita jaga dan lestarikan agar tidak hilang ditelan kemajuan
zaman dengan pesatnya kemajuan dunia IT di era global. Permainan Tradisional sudah
seharusnya mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah sebagai penyelenggara
negara, dan masyrakat sebagai pembentuk kebudayaan itu sendiri, perlu adanya
pemberdayaan permainan tradisional yang pernah ada di indonesia, caranya dengan
mengajak tokoh masyarakat yang mengenal permainan tersebut untuk terus memberika
pengetahuan dan memainkan permainan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Tujuan permainan tradisional yang memiliki nilai kebersamaan dan memupuk
semangat nasionalisme bangsa merupakan nilai yang seharusnya tidak boleh

15
dihilangkan dalam masyarakat indonesia. Perubahan sosial yang mencakup unsur-unsur
kebudayaan baik material maupun non material akan berpendapat budaya material
berubah lebih cepat dibandingkan dengan budaya non material , permainan tradisional
salah satu didalamnya yang ikut terkena dampak perubahan sosial oleh arus globalisasi.
Perkembangan IT sudah sepatutnya kita apreasiasi akan tetapi perkembangan IT
jangan sampai menghilangkan kebudayaan lokal masyarakat itu sendiri, terlebih dalam
dunia olahraga seperti permainan tradisional, berkembang pesatnya games online dalam
segi pemainan modern bagi remaja dan anak-anak tentu memiliki beberapa dampak
yang dirasakan ,diantaranya: menurut Margaretha Soleman, M.Si, Psi menuliskan
dampak buruk secara sosial, psikis, dan fisik dari kecanduan bermain game online dan
cara-cara penyembuhannya.Berikut dampak games online Secara Sosial:
o Hubungan dengan teman, keluarga jadi renggang karena waktu bersama
mereka menjadi jauh berkurang.
o Pergaulan kita hanya di game on line saja, sehingga membuat para pecandu
game online jadi terisolir dari teman-teman dan lingkungan pergaulan nyata.
o Ketrampilan sosial berkurang, sehingga semakin merasa sulit berhubungan
dengan orang lain.
o Perilaku jadi kasar dan agresif karena terpengaruh oleh apa yang kita lihat
dan mainkan di game online.
Lebih banyak lagi dampak yang ditimbulkan terhadap perkembangan IT bagi
anak-anak dan remaja adalah akibat tidak dapat dibendungnya kemajuan IT didunia
tidak seimbang dengan kesiapan masyrakat menerimanya, sehingga terkadang nilai-
nilai lokal masyrakat memudar atau ditinggalkan karena dianggap kurang menarik lagi,
dan hanya mengahbiskan waktu saja. Pada permainan tradisional yang cenderung
menggunakan waktu dan fisik memang terlihat membosankan, karena apabila ada yg
lebih praktis atau mudah sebagai hiburan, bahasa kasarnya mengapa kita harus
mempersulit dengan adanya kemajuan IT .
Pemikiran seperti itu seharusnya jangan sampai terfikirkan, oleh kita. Sejatinya
permainan tradisional membentuk semangat kerjasama dan sikap saling komunikasi
antar pemain didalamnya sehingga dapat melatih kita berinteraksi sosial, apabila nilai
dasar seperti ini dihilangkan maka kita akan menjadi masyrakat yang tidak mampu
memelihara kearifan lokal masyrakatnya sendiri, terutama menjaga nilai-nilai edukasi
kelestarian permainan tradisional itu sendiri .

Permainan Modern
Permainan modern ialah permainan yang berasal dari industri atau umumnya
menggunakan teknologi dalam pembuatan serta permainannya. Permainan jenis ini
menghadirkan bentuk permainan seperti video game, baik itu dalam console maupun
komputer. Ada banyak jenis console game yang memberikan kemajuan teknologi,
dalam segi tampilan gambar maupun cara memainkan yang beragam, sehingga menarik

16
perhatian kita untuk memainkannya. Pabrikan video game pun senantiasa memanjakan
kita dengan kemajuan teknologi yang semakin mengagumkan. Bahkan jenis game
online yang sedang trend saat ini telah menjadi favorit hampir di seluruh dunia.
Dampak Permainan Modern Bagi Anak

Hal yang paling sederhana ialah kita jadi malas belajar. Dari segi kesehatan
apabila kita terlalu lama duduk dan bermain mata dapat lelah atau rusak, tubuh pun
akan mengalami gangguan karena kita tidak banyak bergerak. Selain itu terlalu sering
bermain video game membuat kita lupa untuk bermain di luar, berbagi keceriaan
dengan teman bermain di alam terbuka. Hal ini dapat mengurangi rasa persaudaraan
dan toleransi kita sesama teman, padahal banyak manfaat dan pelajaran yang dapat kita
ambil dengan bermain bersama teman.

Permainan modern yang menghadirkan ilusi virtual, ternyata telah membunuh


rasa kemanusiaan anak-anak. Kebersamaan, kasih-sayang, jiwa sosial yang mereka
temui dalam permainan tradisional, akhirnya dihancurkan oleh permainan industri
modern. Anak-anak menjadi egois, introvert dan akhirnya saling curiga.

C. Cara Mengatasi Anak Yang Terlalu Suka Main Game Online Dari Pada
Permainan Tradisional
1. Berikan batasan waktu kepada anak
Anda bisa memberikan batasan waktu kepada anak anda untuk bermain gadget.
Anda dalam hal ini harus tegas dan jangan membiarkan anak anda terlalu asik bermain
gadget. Apabila anda membiarkan anak anda, maka yang ada akan semakin kecanduan,
terlebih lagi jika gadget yang anda berikan mendukung banyak game-game dan fitur-
fitur lain yang mumpuni. Maka anak anda akan sulit untuk terlepas dari gadget tersebut.

2. Berikanlah mainan alternatif


Berikanlah mainan alternatif seperti boneka atau mobil-mobilan. Pada dasarnya
cara ini kurang efektif, tetapi setidaknya anak anda masih memiliki beberapa pilihan
mainan yang bisa untuk dimainkan. Selain itu, jika anda memang melihat banyak
kawan di luar rumah, biarkanlah dia bermain dengan mereka asalkan tidak berbahaya.

17
3. Luangkan waktu anda untuk anak
Apabila anda menginginkan si anak tidak kecanduan gadget maka ada baiknya
anda meluangkan waktu untuk bermain bersama anak. Perlu anda ketahui salah satu
alasan mereka memilih bermain gadget karena merasa kesepian dan kurang perhatian
dari orang tuanya. Oleh karena itulah, jangan sibuk bekerja melulu tetapi luangkan
waktu untuk si kecil.

4. Biarkan anak anda bermain di luar


Pada umumnya orang tua tidak menginginkan si kecil bermain di luar rumah.
Memang mereka memiliki tujuan baik yakni ingin melindungi anak dari berbagai hal
yang buruk yang akan menimpanya. Seperti misalnya ajakan dari teman-temannya yang
kurang baik, bicara yang kurang baik, takut bajunya kotor dan masih banyak yang lain.
Namun ada baiknya anda memberi kesempatan walau hanya sedikit untuk bermain di
luar rumah supaya tidak kesepian dan pastinya bisa sejenak terlupa dengan gadget.

5. Batasi pengunaan jaringan internet di rumah


Pada dasarnya bukan hal yang baru lagi jika para orang tua memasang koneksi
internet di rumahnya yang membuat mereka akan mudah dalam mengakses internet.
Namun perlu anda ketahui bahwa hal itu juga yang dapat menyebabkan anak anda
kecanduan gadget. Sambungan internet yang mudah mereka dapatkan akan mendukung
aksi mereka untuk semakin mencintai kehidupan dunia maya. Maka tak heran jika anak
anda akan indifidualis mengurung diri di kamar bermain internet. Maka dari itulah anda
patut untuk membatasi penggunaan jaringan internet di luar kebutuhan anda.

6. Sibukan waktu kegiatan anak


Semakin banyak waktu yang dimiliki oleh anak maka akan semakin banyak
peluang untuk merasa bosan. Ketika sudah bosan maka anak akan cenderung memilih
untuk bermain gadget. Dari situlah anak akan merasa kecanduan dan sulit untuk lepas.
Maka tidak ada salahnya anda memberi kesibukan yang bermanfaat untuk anak anda
seperti: les bernyanyi, les piano, les bahasa inggris dan lain sebagainya.

7. Diskusikan pada anak-anak anda


Cara yang paling efektif untuk menghilangkan kecanduan gadget adalah
mendiskusikan kepada anak-anak anda. Jelaskan pada anak anda mengapa anda
membatasi penggunaan gadget, katakan padanya bahwa hal itu dilakukan semata-mata

18
untuk kebaikan mereka. Selain itu, berikanlah pemahaman yang logis kepada mereka
jika sudah kecanduan dengan gadget maka akan banyak dampak yang ditimbulkan,
seperti: insomia, indifidual yang nantinya akan menyulitkan kehidupannya dimasa yang
akan datang.

8. Ajaklah anak untuk bermain mengenali alam semesta


Ketika anda sudah tidak ada pekerjaan di kantornya maka tidak ada salahnya
untuk mengajak anak-anak anda untuk jalan-jalan di waktu sore hari. Tentu dengan
menikmati pemandangan yang indah disekitar rumah atau dimana saja yang dirasa
indah ketika sore tiba. Dengan begitu mereka akan sejenak lupa dengan gadgetnya,
karena asik menikmati pemandangan alam yang sangat menyenangkan.

9. Berikanlah spirit atau reword kepada anak anda


Berikanlah motifasi kepada si anak ketika bisa berhasil untuk mengurangi
jumlah frekuensi bermain gadgetnya. Berikanlah hadiah secara bertahap, sehingga anak
anda akan memiliki keinginan kuat untuk tidak terlalu intens bermain gadget.

10. Ajaklah anak anda untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya


Bisa jadi anak bermain gadget karena tidak ada aktifitas bermain dengan teman
yang menyenangkan dengan teman sebayanya. Maka dari itulah orang tua perlu
mengajak anak untuk bermain kepada teman sebayanya, anda bisa mengundang teman-
temannya untuk ke rumah atau bisa mengajaknya untuk berkunjung ke rumah
sahabatnya di sekolah. Dengan banyak teman maka dia akan memiliki kesibukan baru
dan bisa lupa dengan gadgetnya.

19
BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi kesimpulan yang saya dapat ari penelitian ini adalah bahwa anak lebih suka
bermain dengan menggunakan internet(permainan modern) kearena dengan duduk saja
mereka bias melakukan permainan. Permainan modern yang menghadirkan ilusi
virtual, ternyata telah membunuh rasa kemanusiaan anak-anak. Kebersamaan, kasih-
sayang, jiwa sosial yang mereka temui dalam permainan tradisional, akhirnya
dihancurkan oleh permainan industri modern. Hal ini berdampak padam segi kesehatan
apabila anakterlalu lama duduk dan bermain mata dapat lelah atau rusak, tubuh pun
akan mengalami gangguan karena kita tidak banyak bergerak. Selain itu terlalu sering
bermain video game membuat kita lupa untuk bermain di luar, berbagi keceriaan
dengan teman bermain di alam terbuka.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.uinsby.ac.id/11024/3/bab1.pdf

https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=HrKRVq6JAZKLuATJio2ACw#q=damp
ak+permainan+modern+terhadap+anak

http://trisatriaprapipsunj.blogspot.co.id/2014/02/memudarnya-permainan-tradisional-
akibat.html

21

You might also like