You are on page 1of 4

A.

Definisi
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin, dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml
darah. Dengan demikian, anemia bukan suatu diagnosis melainkan
pencerminan dari dasar perubahan patofisiologis, yang diuraikan oleh
anamnesa dan pemikiran fisik yang teliti, serta asi didukung oleh
pemeriksaan laboratorium.
Anti anemia merupakan suatu senyawa baik sintesis maupun alamiah yang
bekerja untuk meningkatkan pasokan oksigen dalam darah baik dengan
meningkatkan volume plasma darah ataupun dengan meningkatkan proses
pembentukan SDM.
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit)per100mldarah(Price,2006:256).
pengertian anemia gravis - Anemia adalah berkurangnya kadar Hb
dalam darah sehingga terjadi gangguan perfusi O2 ke jaringan tubuh.
Disebut Anemia gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl
sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi. Anemia adalah
berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).
B. Anatomi dan Fisiologi
C. Etiologi
kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi,
vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat,
dan sebagainya.
D. Patofiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-
sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor,
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah
(disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam system
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses
ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran
darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia
merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya
lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki
(Sjaifoellah, 1998).
E. Pathway
F. Manifestasi Klinik

Secara umum gejala klinis anemia yang muncul merefleksikan gangguan


fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik,
gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku,
anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang
abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan
fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia
dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa
dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna
pucat pada bagian kelopak mata bawah). Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Namun pada anemia berat,
bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).

G. Komplikasi
1. Daya tahan tubuh kurang
2. Mudah terkena infeksi
3. Serangan jantung
4. Mudah lelah
5. Gagal Ginjal Akut
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar Hb
2. Hematocrit
3. indek sel darah merah
4. penelitian sel darah putih
5. kadar Fe
6. pengukuran kapasitas ikatan besi
7. kadar folatvitamin B12
8. hitung trombosit
9. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut
10.kronis serta sumber kehilangan darah kronis.
I. Penatalaksaan Medis
1. Transpalasi sel darah merah
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah
4. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
J. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
2. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

J. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul 1. Intoleransi Aktivitas b.d


Ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen, kelemahan umum NOC:
klien mentoleransikan aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukkan dengan daya
tahan penghimatan energi, dan perawatan diri, kritria evaluasi: 1.
mengedentivikasikan aktivitas/situasi yang menimbulkan kecemasan 2.
mengungkap secara verbal pemahaman tentang kebutuhan oksigen,pengubatan dan
perawatan yang dapat meningkatkan aktivitas 3. menampilkan aktivitas
kehehidupan sehari-hari (AKS)&beberapa bantuan NIC: - Terapi Aktivitas -
Pengelolaan energi Aktivitas keperawatan: 1. Kaji respon,sosial dan spritual
terhadap aktivitas 2. Tentukan penyebab keletihan 3. pantau pola istirahat klien dan
lamanya waktu tidur 4. Kaloborasikan dengan ahli okupasi,fisik atau rekreasi
untuk merencenakan dan memantau aktivitas,sesuai dengan kebutuhan. 2. Ketidak
seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis (anemia)
NOC: Klien diminta menunjukkan status gizi, asupan makanan, cairan dan zat gizi.
Kriteria Evaluasi : - Mempertahankan berat badan. - Menjelaskan komponen
keadekuatan diet bergizi - Menyatakan keinginan untuk mengikuti diet. - Toleransi
terhadap diet yang dianjurkan. - Mempertahankan massa tubuh dan berat badan
dalam batas normal. - Melaporkan keadekuatan tingkat energi. NIC: - Pengelolaan
gangguan makan - Pengelolaan nutrisi - Bantuan menaikkan berat badan. Aktivitas
Keperawatan : 1. Tentukan motivasi klien untuk mengubah kebiasaan makan. 2.
Ajarkan metode untuk perencanaan makan. 3. Ajarkan klien / keluarga tentang
makan yang bergizi dan tidak mahal. 4. Bantu makan sesuai dengan kebutuhan. 5.
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan. 6. Dukung anggota
keluarga untuk membawa makanan kesukaan klien dari rumah 3. Mual b.d Biofisik
(anemia) NOC: - Menunjukkan keseimbangan cairan - Menunjukkan status nutrisi:
asupan makanan dan cairan Kriteriaevaluasi : 1. Klien akan melaporkan terbebas
dari mual 2. Klien akan mengidentifikasi tindakan yang dapat menurunkan mual
NIC: - Penatalaksanaan cairan - Pemantauan cairan - Pemantauannutrisi
Aktivitaskeperawatan: 1. Pantau gejala subjektif mual pada klien 2. Pantau jumlah,
kuantitas, dan berat jenis urine 3. Pantau turgor kulit 4. Pantau asupan kalori dan
makanan 5. Pantau adanya peningkatan atau penurunan berat badan 4.
Ketidakefektifan pola nafas, factor risiko gangguan kognitif dan keletihan 5.
Risiko syok, factor risiko hipovolemia 6. Risiko ketidak efektifan perfusi ginjal,
factor risiko hipovolemia

Daftar pustaka

1. http://azmalardianto.blogspot.com/2014/05/definisi-anemia.html
2. ml.scribd.com/doc/47185494/Definisi-dan-Kriteria-Anemia
3. sadasn.blogspot.com/2012/09/laporan-pendahuluan-anemia-gravis.html
4. http://postkesehatan.blogspot.com/2012/05/laporan-pendahuluan-anemia-
gravis.html
5.

You might also like